Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH METODE HARGA POKOK PROSES

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya


Dosen : Ida Ayu Ratih Manuari, SE., MSi

OLEH :

Ni Putu Ocik Riantini (1902622010178)


Ni Putu Tiara Mirayanti (1902622010179)
Ni Kadek Indah Mas Sukreni (1902622010180)
Bagus Made Dwi Adnyana (1902622010181)
Ni Putu Rina Widyastuti (1902622010182)
Ni Komang Sri Bintang Apriani (1902622010183)

KELAS A - REGULER MALAM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Makalah Metode Harga Pokok Proses” ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam tugas makalah ini penulis membahas tentang
metode harga pokok produksi. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak ada kekurangan,
untuk itu kritik dan saran serta dukungan penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu dan kita
semua.

Denpasar, 8 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................iii
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................iii
BAB II.............................................................................................................................................1
2.1 Cara Menghitung Harga Pokok Produk apabila Terdapat Persediaan Produk dalam Proses
Awal dengan Menggunakan Metode Rata-Rata Tertimbang.......................................................1
2.2 Cara Menghitung Harga Pokok Produk apabila Terdapat Persediaan Produk dalam Proses
Awal dengan Menggunakan Metode MPKP...............................................................................3
2.3 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan Baku dalam
Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunakan Metode Rata-Rata Tertimbang.........4
2.4 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan Baku dalam
Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunakan Metode MPKP..................................9
BAB III..........................................................................................................................................13
KESIMPULAN..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode harga pokok proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini,
biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya
produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses
tertentu, selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang sederhana, yaitu
yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen
produksi dan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu
departemen produksi. Dan diuraikan pula pengaruh apabila terdapat tambahan bahan baku
dalam departemen setelah departemen pertama dengan metode rata-rata tertimbang dan
metode MPKP.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat persediaan produk
dalam proses awal dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang ?
2. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat persediaan produk
dalam proses awal dengan menggunakan metode MPKP ?

3. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat tambahan bahan baku
dalam departemen setelah departemen pertama menggunakan metode rata-rata tertimbang
?

4. Bagaimana cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat tambahan bahan baku
dalam departemen setelah departemen pertama menggunakan metode MPKP?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat persediaan produk
dalam proses awal dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang
2. Mengetahui cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat persediaan produk
dalam proses awal dengan menggunakan metode MPKP ?

3. Mengetahui cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat tambahan bahan baku
dalam departemen setelah departemen pertama menggunakan metode rata-rata tertimbang

4. Mengetahui cara menghitung harga pokok produk apabila terdapat tambahan bahan baku
dalam departemen setelah departemen pertama menggunakan metode MPKP

iii
iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Menghitung Harga Pokok Produk apabila Terdapat Persediaan Produk
dalam Proses Awal dengan Menggunakan Metode Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Cost
Method) harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada
biaya produksi sekarang dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk
untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini
kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang dengan cara mengalikannya dengan jumlah
kuantitasnya. Contoh dalam metode ini adalah :

Rumus untuk perhitungan harga pokok rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut :

Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen produksi setelah departemen produksi


yang pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga
pokok dari departemen-departemen sebelumnya dengan biaya produksi yang ditambahkan
dalam departemen yang bersangkutan. Dalam metode harga pokok rata-rata tertimbang,
untuk menghitung harga pokok per satuan kumulatif produk yang dihasilkan departemen
setelah departemen produksi pertama, perlu dihitung rata-rata harga pokok per satuan

1
produk yang berasal dari departemen sebelumnya dan harga pokok rata-rata yang
ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama yang bersangkutan.
Rumus perhitungan kedua macam harga pokok per satuan tersebut adalah sebagai berikut :

Harga pokok produk per unit yang ditambahkan dalam Dept setelah Dept pertam

2.2 Cara Menghitung Harga Pokok Produk apabila Terdapat Persediaan Produk
dalam Proses Awal dengan Menggunakan Metode MPKP
Metode ini menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kalil digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya
digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode sekarang.
Contoh soal :

Misalnya, pada awal periode terdapat persediaan produk dalam proses sebanyak 200 kg
dengan harga pokok yang dibawa dari periode sebelumnya sebesar Rp 800.000.
Misalnya, dalam periode sekarang produk yang dihasilkan sebanyak 3.200 kg.
Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode sekarang berjumlah Rp
9.600.000.
Biaya tersebut untuk menyelesaikan persediaan produk dalam proses awal maupun untuk
mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode  sekarang.

Jika produk jadi yang dihasilkan dalam periode tersebut berjumlah 2.800 kg.
Harga pokok produksi per kg manakah yang akan digunakan untuk menghargai produk jadi
tersebut?

Pembahasan perhitungan harga pokok:


Persoalannya adalah penentuan harga pokok produk jadi yang dihasilkan dalam periode

2
sekarang.
Karena ada dua jenis harga pokok produksi per kg yang berbeda, yaitu:

1: Harga pokok per kg persediaan produk dalam proses awal:


= Rp 800.000 : 200 kg
= Rp 4.000

2: Harga pokok per kg produksi periode sekarang:


= Rp 9.600.000 : 3.200 kg
= Rp 3.000

Harga pokok produksi per kg manakah yang akan digunakan untuk menentukan harga pokok
2.800 kg produk jadi tersebut?
Seperti halnya dengan contoh pemakaian bahan baku dalam contoh tersebut, maka dalam
metode harga pokok proses juga digunakan anggapan aliran biaya produksi.

Jika digunakan metode masuk pertama, keluar pertama, maka harga pokok produk jadi
sebanyak 2.800 kg tersebut dihitung sebagai berikut:

 Harga pokok persediaan produk dalam proses awal:


= 200 kg @ Rp 4.000
= Rp 800.000
 Harga pokok produksi sekarang:
= 2.000 kg @ Rp 3.000
= Rp 7.800.000
 Harga pokok produk jadi 2.800 kg:
= (a) + (b)
= Rp 800.000 + Rp 7.800.000
= Rp 8.600.000
Dalam akuntansi biaya, harga pokok persediaan pokok dalam proses awal menimbulkan
masalah penentuan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari suatu departemen ke
departemen produksi berikutnya atau ke gudang.
2.3 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan Baku
dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunakan Metode Rata-Rata
Tertimbang
PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: departemen 1
dan Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2108 di kedua
departemen produksi tersebut disajikan dalam gambar berikut:

PT RISA RIMENDI
3
Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 2008
Dep 1 Dep2
Data produksi
Produksi dalam proses awal:
Biaya bahan baku 100 %; BK 40 % 4.000 kg -
Biaua tenaga kerja 20 %; BOP 60% - 6.000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini 40.000 kg -
Unit yang ditransfer ke departemen 2 35.000 kg -
Unit yang diterima dari departemen 1 - 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang - 38.000 kg
Produk dalam proses akhir;
Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 % 9.000 kg -
Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80% - 3.000kg
Harga pokok produk dalam proses awal; Rp 11.150.000
Harga pokok dari departemen 1 - -
Biaya bahan baku Rp 1.800.000 1.152.000
Biaya tenaga kerja 1.200.000 4.140.000
Biaya overhead pabrik 1.920.000
Biaya produksi
Biaya bahan baku Rp 20.200.000
Biaya tenaga kerja 29.775.000 Rp 37.068.000
Biaya overhead pabrik 37.315.000 44.340.000
Rumus perhitungan harga pokok per unit produk departemen pertama dengan menggunakan
metode harga pokok rata-rata tertimbang

Biaya bahan baku yang + Biaya bahan baku yang


Biaya bahan = melekat pada produk dalam dikeluarkan dalam periode
baku proses sekarang
Per unit Unit ekuivalensi biaya Bahan baku
Biaya tenaga kerja yang + Biaya tenaga kerja yang
Biaya tenaga = melekat pada produk dalam dikeluarkan dalam periode
kerja proses awal sekarang
Per unit Unit ekuivalensi biaya Tenaga kerja

Biaya produk yang melekat + Biaya overhead pabrik yang


Biaya overhead = pada produk dalam proses dikeluarkan dalam periode
awal sekarang
Per unit Unit ekuivalensi biaya Overhead pabrik

4
Perhitungan biaya produksi per satuan departemen 1 bulan Januari 2018
Unsur biaya Yang Yang Total Unit Biaya
produksi melekat dikeluarkan biaya ekuivalensi produksi
pada produk dalam periode per kg
dalam sekarang
proses
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan baku 1.800.000 20.200.000 22.000.00 44.000 500
0
Biaya tenaga 1.200.000 29.775.000 30.975.00 41.300 750
kerja 0
Biaya overhead 1.920.000 37.315.000 39.235.00 41.300 950
pabrik 0

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 1
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Rp 77.000.000
departemen 2 = 35.000 unit @ Rp 2.200
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku = 100 % x 9.000 units x Rp 500 Rp 4.500.000
Biaya tenaga kerja = 70 % x 9.000 units x Rp 750 4.725.000
Biaya overhead pabrik = 70 % x 9.000 unit x Rp 950 5.985.000
15.210.000
Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 1 92.210.000

Metode harga pokok rata-rata tertimbang – departemen setelah departemen pertama


Rumus perhitungan harga pokok per unit produk Departemen ke dua dengan menggunakan
Metode harga pokok rata-rata tertimbang
Harga pokok Harga pokok produk dalam Harga pokok produk yang ditransfer
produk per unit proses awal yang berasal dari dari departemen sebelumnya dalam
yang dibawa dari = departemen sebelulmnya + periode sekarang
Departemen Produk dalam proses awal + Produk yang ditransfer dari
sebelumnya departemen sebelumnya dalam
(1) periode sekarang

Biaya bahan baku yang + Biaya bahan baku yang dikeluarkan


Biaya bahan baku = melekat pada produk dalam dalam periode sekarang
proses awal
Per unit Unit ekuivalensi biaya Bahan baku
(2)
Biaya tenaga kerja yang + Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
Biaya tenaga kerja = melekat pada produk dalam dalam periode sekarang
proses awal
5
Per unit Unit ekuivalensi biaya Tenaga kerja
(3)
Biaya produk yang l elekat + Biaya overhead pabrik yang
Biaya overhead = pada produk dalam proses dikeluarkan dalam periode sekarang
awal
Per unit Unit ekuivalensi biaya Overhead pabrik
(4)
Total harga pokok = (1) +(2)+(3)+(4)
per satuan

Perhitungan harga pokok kumulatif per satuan produk departemen 2 dengan menggunakan
metode harga pokok rata-rata tertimbang
Unsur biaya produksi Yang Yang Total biaya Unit Biaya
melekat dikeluarkan ekuivalensi produksi
pada produk dalam per kg
dalam periode
proses sekarang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Harga pokok yang Rp Rp Rp 41.000 Rp 2.150
berasal dari 11.150.000 77.000.000 88.150.000
departemen 1
Biaya yang
ditambahkan dalam
dep 2. 1.152.000 37.068.000 38.220.000 39.200 975
Biaya tenaga kerja 4.140.000 44.340.000 48.480.000 40.400 1.200
Biaya overhead
pabrik
Total biaya produksi 4.325

Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 2
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke
departemen 2 = 38.000 unit @ Rp 4.325 Rp 164.350.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:


Yang berasalh dari departemen 1 : 3.000 unit s x Rp 2.150 Rp 6.450.000
Ditambahkan dalam departemen 2:
Biaya tenaga kerja = 40 % x 3.000 units x Rp 975 1.170.000
Biaya overhead pabrik = 80 % x 3.000 unit x Rp 1.200 2.880.000
10.500.000
Jumlah biaya produksi dibebankan dalam departemen 1 174.850.000

2.4 Cara Menghitung Harga Pokok Produk Apabila Terdapat Tambahan Bahan Baku
dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Menggunakan Metode MPKP
6
Perhitungan harga pokok produk selesai dan persediaan produk dalam proses departemen 2

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:


Harga pokok persediaan produk dalam proses awal : 16.442.000 16.442.000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja 80 % x 6.000 kg x Rp 975 = 4.680.000
Biaya overhead pabrik 40 % x 6.000 kg x Rp 1.205 = 2.892.000
24.014.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang
32.000 kg x Rp 4.381 = 140.192.000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Rp 164.202.000
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari departemen 1 = 3.000 x Rp 2.20 = 6.603.000
Biaya tenaga kerja : 3.000 kg x 40% x Rp 975 = 1.170.000
Biaya overhead Pabrik : 3.000 kg x 80 % x Rp 1.205 = 2.892.000 10.665.000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2 174.869.000
Tambahan bahan baku mempunyai dua kemungkinan:

a. Tambahan jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Jika tambahan bahan baku tidak menambah jumlah produk
yang dihasilkan , maka tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan, dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi perhitungan harga pokok
produksi per satuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya
b. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Jika terjadi tambahan produk yang dihasilkan dengan adanya
tambahan bahan baku dalam departemen setelah departemen produksi sebelumnya.
Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk yang berasal dari departemen
sebelumnya, yang semula dipikul oleh jumlah tertentu, sekarang harus dipikul oleh jumlah
produk yang lebih banyak sebagai akibat tambahan bahan baku tersebut. Akibatnya harga
pokok produk per unit yang berasal dari departemen sebelumnya menjadi lebih kecil
PT Oki Sasangka

Data produksi dan biaya produksi departemen 2 bulan Januari 19

7
Dep2
Data produksi
Produksi dalam proses awal:
Biaua tenaga kerja 20 %; BOP 60% 6.000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini -
Unit yang diterima dari departemen 1 35.000 kg
Tambahan produk karena tambahan bahan baku 4.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Produk dalam proses akhir;
Biaya tenaga kerja 40%; biaya overhead pabrik 80% 7.000kg
Harga pokok produk dalam proses awal; Rp 11.150.000
Harga pokok dari departemen 1 -
Biaya bahan baku 950.000
Biaya tenaga kerja 1.152.000
Biaya overhead pabrik 4.140.000
Harga pokok kumulatif persediaan produk dalam Rp 17.392.000
proses awal
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 Rp 77.019.000
dalam bulan ini 35.000 x Rp 2.201
Biaya produksi
Biaya bahan baku 15.000.000
Biaya tenaga kerja Rp 37.068.000
Biaya overhead pabrik 44.340.000
96.408.000

Perhitungan biaya produksi per satuan dengan metode MPKP jika tambahan bahan baku
menambah produk yang dihasilkan di departemen 2

Total biaya Biaya per


satuan
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp 17.392.000
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 77.019.000 Rp 2.201
Penyesuaian karena adanya tambahan bahan baku 226
yang menambah produk yang dihasilkan
8
Harga pokok produk yang diterima dari departemen 1 Rp 1.975
setelah disesuiakan
Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen
2:
Biaya bahan baku 15.000.000 385
Biaya tenaga kerja 37.068.000 936
Biaya overhead 44.340.000 1.109
190.819.000 4.405

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses departemen 2 dengan
metode MPKP

Total biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang Rp 17.392.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
BTK 80% x 6.000 x Rp 936 4.492.800
BOP 40 % x 6.000 x Rp 1.109 2.661.600
Harga pokok produk dari produksi sekarang 32.000 140.960.000 165.468.600
units x Rp 4.405
Harga pokok produk dalam proses akhir :
Harga pokok dari departemen 1 = 7000 x Rp 1.975 13.825.000
BBB : 7.000 kg x 100% x Rp1.975 2.695.000
BTK : 7.000 kg x 40% x Rp 936 2.620.800
BOP : 7.000 kg x 80 % x Rp 1.109 6.210.400 25.350.400
Jumlah biaya yang dibebankan dalam departemen 2 190.819.000

BAB III
KESIMPULAN

Harga pokok persediaan produk dalam proses awal menimbulkan masalah penentuan harga
pokok produk selesai yang ditransfer dari suatu departemen ke departemen produksi berikutnya
9
atau ke gudang. Untuk mengatasi masalah tersebut ada dua metode penentuan harga pokok:
metode harga pokok rata-rata tertimbang dan metode masuk pertama, keluar pertama.
Dalam metode harga pokok rata-rata tertimbang, tiap unsur harga pokok produksi yang
melekat pada persediaan produk dalam proses dijumlahkan dengan unsur biaya produksi yang
dikeluarkan dalam periode sekarang untuk menghitung harga pokok rata-rata tertimbang.
Kemudian harga pokok rata-rata tertimbang ini dikalikan dengan kuantitas produk selesai yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang untuk menentukan harga pokok produk
tersebut.
Dalam metode masuk pertama keluar pertama, harga pokok persediaan produk dalam
proses awal merupakan harga pokok pertama yang membentuk harga pokok produk yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gedang.
Tambahan bahan baku di departemen setelah departemen produksi yang pertama
mempunyai dua kemungkinan: menambah jumlah produk yang dihasilkan departemen yang
bersangkutan atau tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang
bersangkutan. Jika bahan baku tersebut tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam
departemen yang bersangkutan, tambahan biaya bahan baku tersebut hanya menambah biaya
baha baku persatuan dalam departemen tersebut. Jika bahan baku tersebut menambah jumlah
produk yang dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan, tambahan bahan baku tersebut akan
berakibat terhadap penyesuaian harga pokok persatuan produk yang berasal dari departemen
sebelumnya dan tambahan biaya bahan baku persatuan dalam departemen setelah departemen
produksi pertama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sampurno Wibowo, S.E., M.Si, Yani Meilani, Akuntansi biaya, Politeknik Telkom Bandung,
2009.
http://lkusrina.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/21102/METODE+HARGA+POKOK+PR
OSES-lanjutan.doc.

11

Anda mungkin juga menyukai