Disusun oleh:
KELOMPOK 5
2016/2017
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kita sering kali mendengar atau bahkan melihat ada perusahaan yang tidak mampu atau
tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian utang (kewajibannya) yang sudah jatuh
tempo pada saat ditagih, atau terkadang perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk
membayar kewajibannya tepat waktu. Mengapa hal tersebut terjadi ? karena perusahaan tidak
memiliki dana yang cukup untuk menutupi utang yang jatuh tempo tersebut.
Kasus seperti ini akan sangat mengganggu hubungan baik perusahaan dengan para kreditor,
atau juga dengan para distributor. Dalam jangka panjang, kasus ini akan berdampak pula kepada
para pelanggan (konsumen). Artinya pada akhirnya perusahaan akan memperoleh krisis
kepercayaan dari berbagai pihak yang selama ini membantu kelancaran usahanya. Padahal kita
tahu bahwa kepercayaan dari berbagai pihak terhadap perusahaan merupakan modal utama
perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang janka pendek ( yang
sudah jatuh tempo ) disebabkan oleh berbagai factor. Pertama, bisa dikarenakan memang
perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan
memiliki dana ( tidak cukup ) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu,
untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat surat berharga, atau
menjual sediaan atau aktiva lainnya.
Dalam praktiknya, tidak jarang pula perusahaan mengalami hal sebaiknya, yaitu kelebihan
dana. Artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dapat dicairkan melimpah. Kejadian ini
bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal.
Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal
menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha
pencapaian laba seperti yang diinginkan.
Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar
keajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam
menjalankan usahanya. Kemudian, sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen
perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa
sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya
lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang
behubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi
perusahaan sebenarnya. Kemudian, perusahaan dapat berusaha untuk mencarikan jalan
keluarnya. Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang atau kewajibannya dikenal dengan nama ANALISIS LIKUIDITAS
2. Tujuan
LANDASAN TEORI
ANALISIS LIKUIDITAS
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas ( liquidity ratio ) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)jangka pendek.
artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo.[1]
Menurut Lyn M. Fraser, Rasio likuiditas yaitu rasio yang bertujuan mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan uang tunai. [2]
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada
pihak luar perusahaan ( likuiditas badan usaha ). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan
memenuhi kewajiban ( utang ) pada saat ditagih.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, james O. Gill menyebutkan rasio likuiditas
menukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah menjadi kas
untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yan sudah jatuh tempo.
Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang
dipergunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan komponen yang ada dineraca, yaitu total aktiva lancer dengan total passive
lancer ( utang jangka pendek ). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga
terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Terdapat dua hasil penilaian terdapat pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan
mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam
keadaan Likuid. Sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut,
dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid .
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki utang yang segera jatuh tempo senilai Rp
1000.000,00. Sementara aktiva lancer yang dimiliki perusahaan sebesar Rp 1.200.000,00. Maka,
perusahaan ini dikatakn likuid. Artinya, perusahaan mampu membayar utang tersebut.
Sebaliknya, jika aktiva lancer yang dimiliki perusahaan hanya sebesar Rp 800.000,00 perusahaan
ini dikatakan ilikuid. Atinya perusahaan tidak mampu membayar utang dengan seluruh aktiva
lancer yang dimilikiny. Perusahaan masih kekuranan sebesar Rp 200.000,00 untuk menutupi
utangnya.
Meskipun kondisi dalam keadaan likuid, posisi keuangannya mengkhawatirkan karena sisa
harta lancer tinggal Rp 200.000,00. Hal ini berbahaya karena misalnya ada kewajiban lainnya,
pada saat ditagih perusahaan yan baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi
standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainnya. Dalam pratiknya
standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2:1. Sebagai contoh diatas total harus lancer
Rp2.000.000,00. Sedankan total harta lancer Rp 1.000.000,00. Namun , standar llikuiditas ini
tidak mutlak dilakukan karena tergantung jenis industrinya.
Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup benyak manfaat bagi berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak
yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai
kemampuan mereka sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan,
seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan. Atau juga pihak
distributor atau supplier yang menyalurkan atau menjual barang yang pembayaran secara
angsuran kepada perusahaan.
Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun
juga bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat banyak manfaat atau tujuan analisis
rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan, manajemen perusahaan,
dan pihak yang dimiliki hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau
supplier.
Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas;
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar
kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah
ditetapkan ( tanggal dan bulan tertentu )
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban janka pendek
dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur
di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total
aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini
aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih
rendah.
4. Untuk megukur atau membandingkan antara jumah sediaan yang ada dengan
modal kerja perusahaan.
5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6. Sebagai alat perencanaan ke depa, terutama yang berkaitan dengan perencanaan
kas dan utang.
7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,
dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bai pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana ( kreditor ), investor,
distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang
dimiliknya. Kemampuan menbayar tersebut akan memberikan jaminan pihak kreditor untuk
memberikan pinjaman selanjutnya, kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan
membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetuju penjualn barang
daang secara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu
dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu satunya cara atau syaat untuk
menyetujui pinjaman atau penjualan barang kredit.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana ( kreditor ), investor, distributor,
dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya.
Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk
memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distributor adanya kemampuan
membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang
dengan cara angsuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu
dibayar secara tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu satunya cara atau syarat
untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.
Hutang dipakai sebagai pengurang karena dengan menggunakan hutang perusahaan tidak
perlu membayar kas terlebih dahulu (menunda kas keluar) dan ini akan memperpendek siklus
kas. Untuk melihat rata-rata umur piutang, hutang, dan persediaan,kita harus menghitung
perputaran aktiva-aktiva tersebut. Berikut ini perhitungannya.
Perputaran Piutang = Penjualan/ Rata-Rata Piutang
PEMBAHASAN
Seperti yang tercantum pada Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terdiri dari, antara lain mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu
penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum, pembuatan
tekstil karung terigu, perdagangan, pengangkutan, agrobisnis dan jasa.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl.
Jend. Sudirman Kav. 76 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik dan perkebunan Perusahaan
dan Entitas Anak berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
dan Malaysia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.
Gambaran Umum Perusahaan Pembanding
Perusahaan merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi
Bumbu Penyedap PT Indofood Sukses Makmur Tbk (ISM), pemegang saham pengendali
Perusahaan, dan mulai melakukan kegiatan usahanya sejak tanggal 1 Oktober 2009.
Berdasarkan Akta No. 28 tanggal 10 Juni 2010 yang di buat oleh Notaris Benny
Kristianto, S.H., para pemegang saham Perusahaan menyetujui keputusan-keputusan antara lain,
(i) pengeluaran saham tambahan kepada ISM sebanyak 122 saham dengan nilai Rp1.000 (angka
penuh) per saham, sehingga jumlah saham ditempatkan Perusahaan pada saat itu menjadi
466.476.300 saham; dan (ii) perubahan nilai nominal per saham dari Rp1.000 (angka penuh)
menjadi Rp100 (angka penuh). Dengan demikian, modal dasar Perusahaan berubah dari semula
terdiri dari dari 750.000.000 saham menjadi 7.500.000.000 saham, sedangkan jumlah saham
ditempatkan juga meningkat dari 466.476.300 saham menjadi 4.664.763.000 saham.
Seperti yang tercantum pada Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner,
biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, minuman nonalkohol, kemasan,
perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan
pengembangan.
Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jalan
Jenderal Sudirman, Kav. 76 - 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik Perusahaan dan Entitas
Anak berlokasi di berbagai tempat di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.
ISM, Indonesia, dan First Pacific Company Limited, Hong Kong, masing-masing adalah
entitas induk dan entitas induk terakhir Perusahaan.
Dalam memilih perusahaan yang akan dipakai sebagai perbandingan, analis juga bisa
menggabungkan keiga atribut di atas. Misalkan sebuah perusahaan transportasi dengana aset
tidak terlalu besar (misal Rp 1,5 miliar), maka perbandingan yang tepat adalah perusahaan
transportasi lainnya dan yang mempunyai aset yang hampir sama besarnya. Membandingkan
perusahaan tersebut dengan perusahaan transportasi lain yang mempunyai aser Rp 100 miliar
barangkali tidak sepenuhnya tepat.
Di negara-negara maju, data-data yang berkaitan dengan industri sejenis biasanya bisa
dicari. Tetapi tidak demikian halnya dengan data industri di negara-negara yang belum maju
seperti di Indonesia. Saat ini perusahaan yang go publicdan listing di BEJ mencapai sekitar 200
saham (bandingkan dengan New York Stock Exchange yang mencapai sekitar 1.700 saham).
Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih belum go public. Perusahaan-perusahaan yang
belum go publicbiasanya tidak memberikan laporan keuangan ke publik, dan dengan demikian
data perbandingan akan sulit diperoleh. Kecuali bank-bank yang mempunyai data-data keuangan
nasabahnya. Tetapi data semacam ini barangkali akan sulit diakses oleh perusahaan lain,
meskipun untuk perbandingan. Kalaupun menggunakan data perusahaan yang go public, masih
bisa dipertanyakan apakah data yang dipakai sudah representatif karena data industri tersebut
tidak memasukkan perusahaan yang tidak go public (private). Masalah ini akan semakin rumit
apabila perusahaan yang tidak go public tersebut merupakan perusahaan yang dominan dalam
industri tersebut.
ANALISIS LIKUIDITAS
Rasio Lancar
2.1
2 2
1.9 1.91
1.8 1.81
Rasio Lancar
1.7 1.71
1.68
1.6
1.5
2011 2012 2013 2014 2015
1
0.5
0
2011 2012 2013 2014 2015
2. Rasio Quick
Rasio ini menggunakan asset-aset yang akan berubah menjadi kas dengan lebih cepat.
Karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang paling lama untuk berubah menjadi
kas, maka dalam perhitungan rasio quick persediaan dikeluarkan dari angka yang
d i b a g i ( numerator ). Meskipun demikian, analis harus berhati -hati dengan
klasifikasi semacam ini. Pada beberapa industri barangkali persediaan akan
berubah cepat menjadi kas, lebih cepat dibandingkan piutang dari industri lain.
Rasio quick bias mengalami penurunan. Penurunan ini bias disebabkan karena
penjualan surat-surat berharga. Secara umum rasio lancer dengan rasio quick
mempunyaikorelasi yang tinggi. Kecuali apabila terjadi perubahan-perubahan pada
persediaan, maka kedua rasio tersebut mungkin akan menghasilkan informasi yang berbeda.
Dengan rumus:
=
PT INDOFOOD Sukses Makmur Tbk.
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar Rasio Quick
2011 24.501.734 6.536.343 12.831.304 1,4
2012 26.202.972 7.782.594 13.080.544 1,41
2013 32.772.095 8.160.539 19.471.309 1,26
2014 41.014.127 8.446.349 22.658.835 1,43
2015 42.816.745 7.627.360 25.107.538 1,4
PT INDOFOOD CBP Sukses Makmur Tbk
PT INDOFOOD Sukses Makmur Tbk
Rasio Quick
1.45
1.43
1.4 1.4 1.41 1.4
1.35
1.3
Rasio Quick
1.25 1.26
1.2
1.15
2011 2012 2013 2014 2015
Rasio Quick
2.5
2.33 2.26
2
1.8 1.9
1.74
1.5
1 Rasio Quick
0.5
0
2011 2012 2013 2014 2015
Hutang dipakai sebagai pengurang karena dengan menggunakan hutang perusahaan tidak
perlu membayar kas terlebih dahulu (menunda kas keluar) dan ini akan memperpendek siklus
kas. Untuk melihat rata-rata umur piutang, hutang, dan persediaan,kita harus menghitung
perputaran aktiva-aktiva tersebut. Berikut ini perhitungannya.
Perputaran Piutang = Penjualan/ Rata-Rata Piutang
Perputaran Piutang
20
17.21 17.34
15 15.05
13.55
12.27
10
Perputaran Piutang
5
0
2011 2012 2013 2014 2015
Perputaran Piutang
15
14.14
13.38
11.18
10 9.61
8.63
Perputaran Piutang
5
0
2011 2012 2013 2014 2015
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-Rata persediaan
Perputaran Persediaan
7
6 6.02 6.07
5.45
5 4.73
4 4.24
Perputaran
3
Persediaan
2
1
0
2011 2012 2013 2014 2015
PT INDOFOOD CBP Sukses Makmur Tbk
Perputaran Persediaan
10
9.39 9.48
8 8
6.77
6 6.14
Perputaran Persediaan
4
0
2011 2012 2013 2014 2015
Perputaran Hutang
1.4
1.28 1.25
1.2 1.16
1 1.03
0.92
0.8
0.4
0.2
0
2011 2012 2013 2014 2015
Perputaran Hutang
3
2.77 2.77
2.5 2.5
2 2.02
1.84
1.5
Perputaran Hutang
1
0.5
0
2011 2012 2013 2014 2015
Pembelian = Harga Pokok Penjualan + Persediaan Akhir Persediaan Awal Setelah
PT INDOFOOD Sukses Makmur Tbk
Tahun Jumlah Hari dalam Setahun Perputaran Hutang Rata - Rata Umur Hutang (hari)
2011 365 0,92 397
2012 365 1,03 354
2013 365 1,16 315
2014 365 1,28 285
2015 365 1,25 292
PT INDOFOOD CBP Sukses Makmur Tbk
600
500 397
354
400 315 Rata Rata Umur Hutang
285 292
300 198
181
250 Rata Rata umur
146 Hutang
200 132 132
Rata Rata Uumur
150 Persediaan
100 59 Rata Rata Umur
54
46 Piutang
39 39
50 42 38 33 27 26
0
2011 2012 2013 2014 2015
2.2 Risiko Likuiditas Jangka Panjang
Risiko likuiditas jangka panjang mencerminkan ketidakmampuan perusahaan
memenuhikewajiban-kewajiban jangka panjangnya.Risiko likuiditas jangka panjang dapat
dihitung dengan rasio-rasio dibawah ini :
e. Rasio hutang (debt ratio)
f. Rasio interst coverage (kemampuan membayar bunga)
g. Rasio aliran kas operasional terhadap total hutang
h. Rasio aliran kas terhadap pengeluaran modal
Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan mencerminkan kemampuan
perusahaan menghasilkan aliran kas masuk.Profitabilitas yang bagus mencerminkankemampuan
perusahaan memperoleh aliran kas yang baik dan risiko yang lebih kecil.
1.Rasio Hutang
Untuk mengukur besarnya hutang jangka panjang dalam struktur modal suatu perusahaan.Ada
beberapa variasi perhitungan rasio hutang.
0.2
0
2011 2012 2013 2014 2015
26.35 26.88
25 24.39
20
0
2011 2012 2013 2014 2015
1.2 1.19
0.8
Rasio Hutang Jangka
0.6 Panjang Total Asset
0.4
0.27 0.26
0.2 0.17 0.2
0
2011 2012 2013 2014 2015
PT INDOFOOD CBP Sukses Makmur Tbk
0
2011 2012 2013 2014 2015
0.1
0
2011 2012 2013 2014 2015
Keempat rasio tersebut akan memberikan informasi yang sama mengenai kondisihutang
jangka panjang suatu perusahaan. Item-item Off Balance Sheet Rekening off balance sheet
kelihatannya tidak mempunyai pengaruh terhadap neraca karena tidak tercantum di neraca,
meskipun sebenarnya mempunyai pengaruh.Penyes uaian bisa dilakukan dengan memasukkan
item-item off balance sheet kedalam analisis. Penghilangan semacam ini membuat neraca
nampak lebih baik, totalkewajiban bisa berkurang dan perusahaan nampak akan lebih kecil
risikonya
Rasio Interest Coverage
Rasio ini mengukur berapa kali pendapatan sebelum bunga dan peak bisa menutup bunga
(EBIT) EBIT dipakai karena bunga dibayar dengan menggunakan EBIT (Bunga dikuragkan dari
EBIT) Rumus untuk menghitung Rasio Interest Coverage
+ +
=
PT INDOFOOD Sukses Makmur Tbk
80 82.44
75.83
60
Rasio Interest
40 37.02 Coverage
20 21.31 21.07
0
2011 2012 2013 2014 2015
0.35 0.34
0.3
0.27
0.25 0.25
0.1
0.05
0
2011 2012 2013 2014 2015
Analisis ini memberikan informasi besarnya aliran kas untuk menutup pengeluaran modal
yang diperliukan untuk investasi .
2 2.08
1.5 1.48
1.24 Rasio Aliran Kas Terhadap
1 Pengeluaran Modal
0.66
0.5
0
2011 2012 2013 2014 2015
4 4
3
Rasio Aliran Kas
2 2.04 2.22 Operasional Terhadap
1.71 Pengeluaran Modal
1 0.84
0
2011 2012 2013 2014 2015
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas telah dikemukakan yaitu analisis likuiditas, solvabilitas. Maka
dapat mengambil kesimpulan bahwa posisi keuangan PT. indofood sukses makmur Tbk periode
2011-2015 adalah sebagai berikut:
1) Rasio likuiditas pada perusahaan dapat dikatakan Ilikuid dikarenakan aktiva lancar, kas yang
dimiliki belum dapat menjamin utang lancarnya.
DAFTAR PUSTAKA