Anda di halaman 1dari 10

“RESTRUKTURISASI DAN LIKUIDASI”

Disusun Oleh:
M BAGAS RAJIV C0C017032
IMELZA TIARA C C0C018005
SHALSABILA M. P. C0C018021
INTAN MELINA S. C0C018035
ELVINA WINDI P C0C018039

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI D3 AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbingan-
Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas di mata kuliah Manajemen Keuangan.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam
pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah.........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
RESTRUKTURISASI DAN LIKUIDASI.............................................................................................2
BAB III..................................................................................................................................................1
PENUTUP.............................................................................................................................................1
Kesimpulan........................................................................................................................................1

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Pada situasi tertentu,
perusahaan mungkin akan mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti mengalami
kesulitan likuiditas (tidak bisa membayar gaji pegawai, bunga hutang). Jika tidak diselesaikan
dengan benar, kesulitan kecil tersebut bisa berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar,
dan bisa sampai pada likuidasi.
Penyebab kesulitan keuangan dan kebangkrutan cukup bervariasi. Jenis industry
sendiri mempengaruhi penyebab kegagalan usaha. Ada sector usaha yang relative mudah
dikerjakan, ada yang sulit. Kegagalan bisnis juga bervariasi tergantung umur usaha.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Restrukturisasi?


2. Apa yang dimaksud Likuidasi?
3. Bagaimana mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan melalui
restrukturasi?
4. Bagaimana jalur formal dan informal likuidasi?

C. Tujuan Makalah

1. Menjelaskan mengenai retstrukturisasi dan likuidasi.


2. Mengetahui bagaimana restrukturisasi dan likuidasi dalam bekerja mempengaruhi
suatu perusahaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

RESTRUKTURISASI DAN LIKUIDASI


1. Pengertian dan Pembahasan
Penyelesaian Secara Informal, ditempuh apabila (1) masalah belum begitu parah;
(2) Masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih bagus. Cara
Informal yang bisa ditempuh :
a.       Perpanjangan (extension), dilakukan dengan memperpanjang jatuh tempo hutang-hutang.
b.      Komposisi (Composition), dilakukan dengan mengurangi besarnya tagihan, missal klaim
hutang diturunkan menjadi 60%. Kalau hutang awal besarnya Rp 1 juta, maka hutang yang
baru menjadi Rp 600.000 (60% x Rp 1 juta)
c.       Likuidasi, jika nilai likuidasi lebih besar dibandingkan nilai going concern, perusahaan
bisa dilikuidasi secara informal.
Pemecahan secara formal ditempuh apabila masalah sudah parah, kreditur dan
pemasok dana lainnya ingin mempunyai jaminan keamanan dan keadilan. Pemecahan secara
formal melibatkan pihak ketiga yaitu pengadilan. Dengan cara :
a.       Apabila nilai perusahaan lebih besar dari Nilai perusahaan dilikuidasi, dilakukan
Reorganisasi, dengan merubah struktur modal menjadi struktur modal yang layak. Perubahan
bisa dilakukan melalui perpanjangan, perubahan komposisi, atau keduanya.
b.      Apabila nilai perusahaan lebih kecil dari nilai perusahaan dilikuidasi, likuidasi lebih baik
dilakukan. Likuidasi dengan menjual asset-aset perusahaan., kemudian didistribusikan ke
pemasok modal di bawah pengawasan pihak ketiga.

2.       Restrukturisasi
Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa
berarti membesar atau makin kecil. Kegiatan akuisisi dan merjer yang dibicarakan pada bab
sebelumnya adalah termasuk restrukturisasi yang semakin membesar, karena dalam kegiatan
ini perusahaan bisa melakukan integerasi vertical untuk mengamankan bahan bakunya dan
atau distribusi hasil produksinya.

2
Sell off, perusahaan yang mempunyai unit kegiatan yang beraneka ragam, pada suatu
ketika dianggap unit-unit tersebut dianggap tidak ekonomis lagi. Kondisi ini disebabkan
kemungkinan karena tingkat kegiatannya terlalu rendah sehingga sulit mencapai economic of
scale.
Spin Off, dilakukan apabila unit kegiatan yang dimiliki suatu perusahaan dipisahkan
dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. Dengan demikian perusahaan baru yang terpisah
tersebut memiliki manajemen sendiri yang independen dalam mengambil keputusan.
Mengurangi beban-beban yang menghimpit perusahaan yaitu dengan :
Extension. Melalui perpanjangan, kreditor bersedia memperpanjang masa jatuh tempo
hutangnya. Sebagai contoh, hutang yang pada mulanya jatuh tempo dalam lima tahun,
sekarang diperpanjang menjadi sepuluh tahun.
Komposisi (Composition). Komposisi dilakukan melalui perubahan nilai hutang lama.
Sebagai contoh, hutang lama sebesar Rp 100 diturunkan nilainya menjadi Rp 60. Meskipun
nilai hutang turun, kreditor masih bisa menerimanya karena nilai tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai hutang jika perusahaan dilikuidasi.
Going Private, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal, hal
ini bisa dilakukan dengan membeli saham-saham yang sudah dipublish (bisa dibeli oleh
direksi atau dengan teman-temannya).
Leverage buy out, perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di Pasar Modal
(going private) yang dilakukan dengan menggunakan dana pihak ketiga.

3.       Reorganisasi
Dalam melakukan reorganisasi financial, ada beberapa langkah yang harus ditempuh
yaitu menaksir nilai perusahaan, menentukan struktur modal yang baru.
1.      Menentukan nilai perusahaan. Penilaian yang sering digunakan dan yang termasuk cukup
sederhana, adalah menghitung nilai perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi. Misalkan
kurator atau pihak penilai memperkirakan perusahaan setelah direorganisasi mampu
menghasilkan pendapatan bersih pertahunnya adalah Rp 10 milyar. Tingkat kapitalisasi untuk
perusahaan yang serupa adalah 20 %. Nilai perusahaan tersebut bisa dihitung sebagai berikut
ini :
Nilai perusahaan = Rp 10 milyar/0,2 = Rp 50 milyar
Pihak lain bisa sampai pada angka yang berbeda. Perbedaan sangat mungkin terjadi karena
sangat sulit menghitung pendapatan bersih di masa mendatang.

3
2.      Menentukan struktur modal yang baru. Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi
beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk
mengurangi beban tetap tersebut, total hutang biasanya akan dikurangi.
      Berikut ini contoh langkah-langkah yang dilakukan untuk reorganisasi.
1.      Menghitung nilai perusahaan : Misalkan pihak pengadilan dan kurator mengestimasi
penjualan di masa mendatang bias mencapai Rp 75 juta pertahun. Profit margin yang bias
dicapai diperkirakan sekitar 10%. Dengan kata lain keuntungan yang diperkirakan diperoleh
perusahaan tersebut adalah Rp 7,5 juta pertahun.
2.      Menghitung tingkat kapitalisasi atau tingkat multiple dan nilai perusahaan : Misalkan saja
tingkat kapitalisasi perusahaan yang sejenis adalah sekitar 12%. Maka, Nilai = 7,5 juta / 0,12
= Rp 62,50 juta.
Teknik multiple (seperti PER) juga bisa digunakan. Misalkan saja rasio PER (Price Earning
Ratio) untuk perusahaan lain adalah sekitar 8 kali. Pihak penilai menganggap rasio tersebut
cukup wajar untuk perusahaan tersebut. Dengan menggunakan teknik tersebut nilai
perusahaan adalah :
Nilai perusahaan = Rp 7,5 juta x 8 = Rp 60 juta. Tentu saja teknik atau cara yang berbeda
akan menghasilkan angka yang berbeda. Misalkan saja pihak kurator menentukan nilai
perusahaan adalah Rp 60 juta.
3.    Menentukan Struktur Modal yang Baru
Karena jumlah Rp 60 juta tersebut lebih rendah dibandingkan total klaim (total pasiva), maka
struktur modal yang baru perlu ditentukan. Struktur modal yang baru diharapkan lebih
meringankan beban tetap perusahaan.

4.    Likuidasi
Pengertian likuidasi sendiri bisa dilihat dari pendekatan aliran kas dan
pendekatan stock. Dengan pendekatan stock, perusahaan bisa dinyatakan likuidasi jika total
kewajiban lebih besar dari total aktiva. Jika perusahaan mempunyai hutang Rp 1 milyar,
sedangkan total asetnya hanya Rp 500 juta, maka persuahaan tersebut sudah bisa dinyatakan
likuidasi/bangkrut. Dengan pendekatan aliran kas, perusahaan akan bangkrut jika tidak bisa
menghasilkan aliran kas yang cukup. Dari sudut pandang stock, perusahaan bisa dinyatakan
likuidasi/bangkrut meskipun mungkin masih menghasilkan aliran kas yang cukup, atau
mempunyai prospek yang baik di masa mendatang.

4
Proses likuidasi bisa dilakukan secara formal ataupun tidak formal. Proses likuidasi
tidak formal dilakukan perusahaan dengan pertimbangan : biaya lebih murah, aktivitas lebih
sederhana, kreditor mendapatkan uangnya lebih banyak dan lebih cepat.
Proses likuidasi formal melibatkan pihak ketiga seperti pengadilan. Melalui pihak
ketiga, pihak-pihak yang terlibat dalam kebangkrutan bisa memperoleh perlindungan dari
pihak lainnya. Pengadilan berusaha agar pihak-pihak yang berkaitan memperoleh perlakuan
yang adil selama proses perbaikan tersebut.
Ada dua alasan secara teoritis yang mendorong perusahaan menggunakan jalur
formal, yaitu permasalahan Common Pool, dan Hold Out.
Common Pool. Misalkan suatu perusahaan mempunyai nilai hutang nominal sebesar
total Rp 20 milyar, yang berasal dari 10 kreditor dengan besar masing-masing adalah sama
(Rp 2milyar). Nilai pasar perusahaan tersebut jika bertahan adalah Rp 15milyar. Jika
dilikuidasi, asset perusahaan bisa dijual menghasilkan kas sebesar Rp 10milyar. Misalkan
kondisi perusahaan memburuk sehingga tidak bisa membayar salah satu hutangnya, maka
kreditor tersebut bisa menuntut agar perusahaan dibangkrutkan.
Hold-Out. Misalkan pada contoh di atas perusahaan berhasil meyakinkan kreditor
agar dilakukan restrukturisasi. Hutang yang lama (yang besarnya Rp 2 milyar untuk setiap
kreditor), diganti dengan hutang baru yang nilainya lebih rendah, missal Rp 1,4 milyar untuk
setiap kreditor. Jika kreditor menyetujui usulan tersebut, total hutang menjadi Rp 14milyar.
Karena nilai perusahaan jika jalan terus adalah Rp 15 milyar, maka pemegang saham
memperoleh sisa sebesar Rp 1 milyar. Perusahaan dengan demikian tidak perlu dilikuidasi,
tetapi masih bisa berjalan terus. Kreditor secara keseluruhan juga diuntungkan (dibandingkan
jika bangkrut), karena nilai Rp 14milyar lebih besar dibandingkan dengan Rp 10milyar (jika
dibangkrutkan dan dilikuidasi.

5
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Restrukturisasi adalah kegiatan merubah struktur perusahaan, dalam hal ini bisa
berarti membesar atau makin kecil. Restrukturisasi yang semakin mengecil, merupakan
kegiatan perusahaan untuk merampingkan usahanya sebagai akibat unit kegiatan tersebut
tidak ekonomis lagi atau karena kesulitan keuangan yang dialami perusahaan.
Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial
yang tetap sifatnya. Perusahaan melakukan reorganisasi finansial apabila dinilai bahwa
prospek perusahaan masih biak, sehingga dapat tertolong.
Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan
tidak lagi menguntungkan. Kalaupun ditambah modal, atau merubah kredit menjadi
penyertaan, tidak terlihat membaiknya kondisi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai