PENGERTIAN
Joint Venture adalah suatu bentuk kerja sama atau persekutuan beberapa pihak untuk
menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu, kerja sama ini akan berakhir jika
tujuan telah telah tercapai atau pekerjaan selesai.
Para anggota (pihak yang menyelenggarakan) joint venture sering disebut dengan istilah venture
atau partner atau sekutu.anggota joint venture sendiri dapat berupa perseorangan, persekutuan,
perseroan terbatas dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya
perusahaan. Salah satu sekutu bertindak sebagai manajernya, yang disebut managing partner.
Seperti halnya persekutuan, mak laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karena itu laba
joint venture akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian labanyajuga akan
diatur didalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dapat dipakai juga sama dengan metode
pembagian laba persekutuan, yaitu:
Pada dasarnya akuntansi joint venture dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu
Dalam metode ini masing –masing sekutu hanya akan mencatat investasi seniri saja. Jadi
para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah.metode ini biasanya dipakai
oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.
Pada umumnya aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada managing partner lebih
besar daripada ha managing partner. oleh karena itu rekening managing partner pada umumnya
saldo debit.
Masing masing non managing partner hanya akan menyelenggarakan rekening non managing partner
untuk partner yang lain. Sedangkan untuk dirinya sendiri tidak akan diselenggarakan rekening. Besarnya
modal non-managing partner yang bersangkutan akan tercemin pada selisih antara rekening yang
bersaldo debit dengan yang bersaldo kredit yaitu:
Dengan demikian masing – masing non-managing partner hanya akan menyelenggarakn 2 jenis
rekening, masing – masing dengan saldo debit dan kredit sebagai berikut:
Hak sekutu yang bersangkutan = jumlah saldo debit - jumlah saldo kredit.
Kadang – kadang pada saat joint venture dibubarkan, belum semua barang dagangan berhasil terjual.
Sisa barang tersebut harus diperlakukan secara tepat sesuai dengan penggunaan sisa barang yang
bersangkutan, dalam hal ini ada 3 kemungkinan, yaitu:
Pencatatan terhadap pembagian sisa barang kepada para sekutu tergantung metode akuntansi yang
dipakai, yaitu:
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa barang
kepada sekutu tidak perlu dicatat.
Apabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya penjualan yang biasa
(bukan penjulaan sisa barang). Pencatattan ini tergantung pada metode akuntansi yang digunakan joint
venture , yaitu metode akuntansi terpisah dan metode akuntansi tidak terpisah. Apabila joint venture
menggunakan metode akuntansi terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening penjualan, yang pada
akhiryang akan menanbah laba sebesar harga jual. Apabila joint venture mengguanakan metode
akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar harga jual.
Pencatatan ini akan menambah laba (saldo rekening joint vemture) sebesar harga jual., karena harga
pokok (pembelian) sudah dicatat pada saat membeli.
Apabila dijual kepada sekutu pada umumnya pembayarannya diperhitungkan dengan hak sekutu yang
bersangkutan. Pencatatat terhadap penjualan sisa barang kepda para sekutu tergantung pada metode
akuntansi yang dipakai, yaitu:
Apabila joint venture menyelenggarakan metode akuntansi terpisah maka transaksi tersebut hanya akan
dicatat oleh joint venture dan sekutu yang bersangkutan. Joint venture akan mencatat dengan mendebit
rekening sekutu yang membeli akan mengkredit rekening penjualan, masing – masing sebesar harga
jula. Pencatatan ini akan berakibat laba joint venture bertambah sebesar harga jual dan hak (saldo
rekening) sekutu pembeli akan berkurang sebesar haraga jual. Karena cukup mudah maka tidak perlu
diberi contoh.
Apabila joint venture menyelenggaran metode akuntansi tidak terpisah maka transaksi tersebut akan
dicatat oleh semua sekutu, baik sekutu yang membeli maupun tidak. Sekutu pembeli akan mencatat
dengan mendebit rekening pembelian (dalam system fisik) atau persediaan (didalam system
perpetual)akan mengkredit rekening joint venture. Sekutu yang lain (bukan pembeli) akan mencatat
dengan mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekenong joint venture, masing – masing
juga sebesar harga jual. Pencatatan tersebut berakibat saldo rekening joint venture (laba) bertambah
dan saldo rekening sekutu pembeli berkurang.
Kadang – kadang umur joint venture melebihi satu periode akuntansi. Dalm hal ini pada saaat
perusahaan Yng menjadi anggota joint venture akan menyusun laoporan keuangan (akhir tahun) masih
ada joint venture yang belum selesai. Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai
tersebut timbul masalah akuntansi , yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture, yaitu
apakah perlu mengakui rugi laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakuai rugi
laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip – prinsip yang mendasari pengakuan
rugi laba (pendapatan dan biaya) terutapa prinsip konsevatif.
Apabila usaha joint venture bersifaf spekulatif dalam arti mengandung resiko yang besar dan
mengandung banyak risiko sebaiknya laba atas joint venture diakui apabilaa joint venture telah selesai.
Sesuai dengan prinsip konservatif apabila indikasi yang ada menunjukkan akan diderita kerugian
sebaiknya kerugian tersenut segera diakui. Dalam hal angggota joint ventuire mengakui labva atas joint
venture yang belum selesai menimbulkan 2 masalah, yaotu penghitungn laba atau rugi yang diakui dan
pencatatnnya. Untuk menghitung besarnya laba atau rugi yang akan diakui atas joint venture yang
belum selesai beserta cra pencatattnya akan tergantunng pada metode akuntansi yang digunakan joint
venture, yaitu metode akuntnais tepisah dan tidalk terpisah
Apabila joint venture menyelenggarak akuntansi dengan metode terpisah maka besarnya laba adalah
selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka akan menghitung laba atau regi
tersen=but diperluakan penyesuaian. Laba atau rugi tersebutv akan dibagi sesui denagn rasio yang telah
atau metode pembagian laba yang dise[pakati. Denag metode ini mmasing – masing sekutu akan
mencatat bagian laba atau rugi menjadi haknya.
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba taua rugi
dapat diketahui dari saldo rekening “joint venture”, yaitu:
Selanjutnya msing – msing sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi baik yang menjadi bagiannnya
maupun tidak.