Anda di halaman 1dari 21

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

Dosen Pengampu : I Nyoman Sutapa SE.,M.Si

Oleh :
Ni Wayan Ratdianing Sari (202033121076)
Desak Nyoman Laksmi Devi (202033121279)
Ni Ketut Wulan Sari (202033121280)
Made Revaldi Merta Ditia (202033121290)
Kadek Bayu Kresna Paramartha (202033121341)

Kelompok : F
Kelas : D6 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Warmadewa
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, kami
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Analisa
Perbandingan Laporan Keuangan” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pada
mata kuliah Analisa Laporan Keuangan.

Makalah ini kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. I Nyoman Sutapa SE.,M.Si selaku dosen mata kuliah Analisa Laporan Keuangan di
kelas D6 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa.

2. Seluruh pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
yang kami buat. Baik dari segi Bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami sadari.
Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan
masalah yang lebih baik.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Analisa laporan keuangan dengan materi
Analisa perbandingan laporan keuangan.

Denpasar, 25 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk meperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan
dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang akan diambil.

Sebelum mengadakan Analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus


benar-benar memhami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat
menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercemin dalam laporan keuangan
tersebut. Dengan kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil
yang memuaskan supaya dapat meyakinkan pada penganalisa bahwa laporan itu sudah
cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkannya
prosedur akuntansi yang tepat.(Munawir,S.2016)

Menurut Darminto dan Julianty (2008), metode analisis laporan keuangan


diklasifikasikan menjadi metode analisis horizontal dan metode analisis vertical. Metode
analisis horizontal adalah metode analisis dengan membandingkan laporan keuangan
dalam beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan dan
kecenderungannya. Teknik analisis yang tergolong analisis horizontal adalah teknik
analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana,
analisis perubahan laba kotor. Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang
dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu, kemudian
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain pada satu periode yang sama.
Teknik analisis dengan metode vertikal ini meliputi teknik analisis persentase
perkomponen (common size), analisis rasio dan analisis impas.

Perusahaan wajib melakukan pembandingan laporan keuangan Analisa Perbandingan


laporan keuangan dengan tujuan untuk membandingkan beberapa tahun (periode),
sehingga dapat diketahui perkembangan dan kecendrungannya..

Salah satu teknik dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan adalah dengan
menggunakan metode trend analisis.
Menurut S. Munawir (2007:17) menjelaskan “Trend atau tendesi posisi dan kemajuan
keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik
analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun”.

Dengan menggunakan teknik analisis tersebut akan diketahui perubahan mana yang
cukup penting untuk dianalisa lebih lanjut. Teknik analisa tersebut hanya akan praktis bila
digunakan untuk menganalisa dua atau tiga (periode) laporan keuangan, karena bila
laporan keuangan yang diperbandingkan lebih dari tiga tahun akan ditemui kesulitan.

Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun
tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan keuangan
yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam
persentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari tiga
tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan ataupun
hasil-hasil yang telah dicapaioleh perusahaan yang bersangkutan, apakah menunjukkan
arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan nyang dapat diangkat
dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa tujuan Analisa laporan keuangan?


2. Apa saja prosedur Analisa laporan keuangan?
3. Apa itu metode dan Teknik Analisa?
4. Bagiamana analisa perbandingan laporan keuangan?
5. Bagaimana analisa trend dalam prosentase?
6. Bagaimana analisa prosentase perkomponen?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari perumusan masalah diatas,tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan tujuan Analisa laporan keuangan
2. Menjelaskan prosedur Analisa laporan keuangan
3. Menjelaskan apa saja metode dan Teknik Analisa
4. Menjelaskan Analisa perbandingan laporan keuangan
5. Menjelaskan Analisa trend dalam prosentase
6. Menjelaskan Analisa prosentase perkomponen
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Analisa Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut di perbandingkan untuk dua periode atau lebih.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan
perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa
adalah:
a. Likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut
“likuid” dan aktiva lancar lebih besar dari hutang lancar atau hutang jangka pendek.
Sebaliknya apabila perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajuban keuangan
pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut “illikuid”.

Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua:

1. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (Kreditur)

2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern


perusahaan).

b. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban


keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuiditaskan, baik kewajiban keuangan
jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan dikatakan solvabel apabila
mempunyai aktiva yang cukup untuk mebayar hutang-hutang sedangkan perusahaan
yang mempunyai aktiva lebih kecil dari hutang disebut insolvabel.
Dalam hubungannya antara Likuiditas dan Solvabilitas ada empat kemungkinan
keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan:
1. Perusahaan yang Likuid dan Solvabel
2. Perusahaan yang Likuid tetapi Insolvabel
3. Perusahaan yang Illikuid dan Insolvabel
4. Perusahaan yang Illikuid tetapi Solvabel.
c. Rentabilitas atau Profitability adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur
dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara
produktif. Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan
(modal sendiri) dan dari kreditur (modal asing). Sehubungan dengan adanya dua
sumber modal tersebut, maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan du
cara; 1. Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal
sendiri dan modal asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomis dan 2.
Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah
modal sendiri yang dimasukan oleh pemilik perusahaan tersebut, yang disebut
rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha. Rentabilitas sering digunakan untuk
mengukur effisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan
membandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam oprasi, oleh karena
itu keuntungan yang besar tidak menjamin perusahaan tersebut rendabel.
d. Stabilitas usaha, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil. Stabilitas usaha dapat diukur dari kemampuan perusahaan
untuk membayar bunga dan pinjamannya tanpa mengalami kerisis uang.

Faktor-faktor tersebut diatas (likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas usaha


akan dapat diketahui dengan cara menganalisa laporan keuangan perusahaan yang
bersangkutan dengan menggunakan metode analisa yang tepat atau sesuai dengan tujuan
analisa. Laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisa karena akan memperoleh
jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan.

2.2 Prosedur Analisa Laporan Keuangan


Sebelum mengadakan Analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus
benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat
menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan
tersebut. Dengan kata lain agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang
memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
Penganalisa juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup di
dalam mengambil suatu kesimpulan, disamping harsu memperhatikan dan
mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan juga harus
mempertimbangkan perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.
Dalam bab II dikatakan bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tidak atau belum ada
keseragaman diantara perusahaan-perusahaan industry maupun perdagangan, sehingga
klasifikasi dari pos-pos yang ada dalam laporan keuangan suatu perusahaan akan
berbeda-beda dengan perusahaan yang lain. Perbedaan-perbedaan ini mungkin
disebabkan karena:
1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau
maksud penggunaan laporan tersebut. Misalnya untuk tujuan intern atau untuk
tujuan perencanaan dan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan yang
ditujukan untuk ketentuan penentuan pajak (kemungkinan adanya laba yang
disembunyikan), juga akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk para
kreditor atau calon kreditor di mana untuk tujuan kredit ini akan ditonjolkan
tingkat likwiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan.
2. Perbedaan pendapat di antara mereka yang menyusun laporan tersebut. Misalnya
perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengeluaran untuk reparasi atau
perbaikan mesin yang harus dikapitalisir, taksiran umur dari suatu aktiva tetap dan
lain-lain.
3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun
laporan. Misalnya akuntan yang memperoleh pendidikan atau pengetahuan sistem
akuntansi secara continental (rekening stelsel) dengan akuntan yang memperoleh
pengetahuan akuntansinya secara anglo saxon (accounting), maka bentuk atau
susunan laporannya akan berbeda.
4. Adanya kegagalan untuk mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) ataupun
klasifikasi yang terbaru yang telah diterima umum atau lazim digunakan.

Oleh karena itu sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi


penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu
diadakan penyusunan kembali (e-construction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip
yang berlaku dan tujuan analisa. Maksud dari perlunya mempelajari data secara menyeluruh
ini adalah untuk meyakinkan pada penganalisa bahwa laporan itu sudah cukup jelas
menggambarkan semua data keuangan yang relevant dan telah diterapkannya prosedur
akuntansi maupun metode penilaian yang tepat. Sehingga penganalisa akan betul-betul
mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan (comparable).
Setelah kita mempelajari ataupun menyusun kembali laporan keuangan tersebut,
kemudian mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi dengan
menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat sesuai dengan tujuan analisa.

2.3 Metode dan Teknik Analisa

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelahaan atau mempelajari daripada


hubungan-hubungan dan tendensi atau kecendrungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan
laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan
dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan
keuangan yang dibudget. kan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa haru mengorganisir atau
mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan
menginterpretasikan sehingga data ini menjadi lebih berarti.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan,
yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal. Analisa horisontal adalah analisa dengan
mengadakan pembandingan laporan ke uangan untuk beberapa periode atau beberapa
saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut pula
sebagai metode: analisa dinamis. Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang
dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu de ngan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan
tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu
saja. Analisa vertikal ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena
kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui
perkembangannya.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan. adalah sebagai
berikut :
1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan
cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan
menunjukkan :
a. data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. kenaikan atau penurunan dalam prosentase
d. perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
e. prosentase dari total.
Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-
perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih
lanjut.

2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa
untuk mengetahui tendonsi daripada ke adaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah
suatu metode analisa untuk mengetalui prosentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk me ngetahui struktur permodalannya dan
komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui
sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement analysis). adalah suatu
analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jain lah uang kas atau untuk
mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.

6. Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahul hubungan dari pos-
pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut.

7. Analisa Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk
mengetahui sebab-sebab porubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke
periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
dibudgetkan untuk periode tersebut.

8. Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita
kerugian, tetapi juga belum memperoleh ke untungan. Dengan analisa break-even ini
juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat
penjualan.

Metode dan teknik analisa manapun yang digunakan, kesemuanya itu adalah
merupakan permulaan dari proses analisa yang diperlukan untuk menganalisa laporan
keuangan, dan setiap metode analisa mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk
membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan bagi pihak-piliak yang membutuhkan.

2.4 Analisa Perbandingan Laporan Keuangan

Analisa perbandingan (comparative analysis) adalah suatu teknik menganalisa


laporan keuangan baik dengan menggunakan neraca maupun laba rugi pada suatu periode
tertentu. Dengan teknik analisis ini maka akan ditemukan beberapa kelebihan dan
kekurangan sebagai bentuk dari penerapan atas kebijakan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.

Laporan keuangan berisi catatan mengenai informasi keuangan yang dimiliki


perusahaan pada satu periode akuntansi. Dengan membandingkan data keuangan tersebut,
petinggi perusahaan diharapkan dapat menentukan kebijakan yang tepat untuk
perusahaan. Adapun beberapa tujuan dari comparative analysis (analisa perbandingan) ini
dilakukan, yaitu :

1. Untuk memberikan gambaran atas perubahan yang terjadi pada laporan yang telah
dianalasis (neraca dan laporan laba rugi).
2. Untuk menganalisis lebih dalam masalah yang timbul atas perubahan yang terjadi.

Analisis perbandingan pada data neraca disebut dengan comparative balance sheet,
sedangkan pada data rugi laba disebut juga dengan comparative income statement. Akun-
akun yang diperbandingkan pada neraca adalah aset, hutang, dan modal, sedangkan pada
laporan laba rugi yang diperbandingkan adalah semua yang berkaitan dengan
perongkosan penjualan. Dengan melakukan perbandingan tersebut maka akan diproleh
informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini penting untuk diketahui
sebab akan menunjukkan seberapa jauh perkembangan keuangan perusahaan, dimana hal
ini di dalam neraca atau laporan laba rugi dalam satu periode dapat disebabkan oleh :
1. Laba atau rugi yang bersifat operasional
2. Diperolehnya aktiva baru atau adanya perubahan bentuk aktiva
3. Adanya perubahan bentuk hutang yang membentuk hutang lain
4. Pengeluaran atau pembayaran kembali modal saham (adanya penambahan atau
pengurangan modal).
Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingkan tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:

PT. DUTA BANGSA INDONESIA


NERACA
(dalam jutaan rupiah)
Pos Neraca 31-desember Kenaikan Ratio % dari total
2016 2017 Penurunan 2016 2017
Rp %
A B C D E F F
Aktiva:
Kas 5,200 5,750 550 11 1.11 5.5% 5.3%
Surat Berharaga 1,000 1,000 - - 1.00 1.1% 0.9%
Piutang 29,000 35,000 6,000 21 1.21 30.9% 32.5%
Persediaan 35,000 36,000 1,000 3 1.03 37.4% 33.4%
Barang
Biaya dibayar di 500 1,300 800 160 2.60 0.5% 1.2%
muka
Tanah 7,000 7,000 - - 1.00 7.5% 6.5%
Gedung & mesin 16,000 21,700 5,700 36 1.36 17.1% 20.1%
Total aktiva 93,700 107,750 14,050 15 1.15 100% 100%
Dalam perhitungan kolom (C), menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam absolutnya (jumlah dalam rupiah), sedangkan dalam kolom (D), menunjukkan
pertambahan dan pengurangan yang dinyatakan dalam presentase. Presentase ini dapat
dihitung dengan membagi jumlah pertambahan atau pengurangan dari setiap pos dengan
jumlah yang terdapat dalam laporan tahun sebelumnya atau tahun yang menjadikan
pembanding (tahun dasar). Kolom (E), dihitung dengan membagi jumlah rupiah tiap pos
dari tahun yang diperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar, sedangkan
kolom (F), adalah presentase dari dari total dengan cara membagi masing-masing pos
aktiva dibagi dengan jumlah aktiva.

PT. DUTA BANGSA INDONESIA


Laporan Laba-Rugi
(dalam jutaan rupiah)
Perkiraan Periode Bertambah-(berkurang)
2016 2017 Rp %
Penjualan 165,000 175,000 10,000 6.06
HPP 122,000 130,000 8,000 6.56
Laba kotor 43,000 45,000 2,000 4.65

Biaya operasional:
Biaya penjualan 10,000 11,000 1,000 10.00
Biaya penyusutan 1,700 1,800 100 5.88
Biaya administrasi 19,000 20.000 1,000 5.26
Total biaya operasional 30,700 32,800 2,100 6.84
Laba operasi bersih (EBIT) 12,300 12,200 (100) (0.81)
Biaya bunga 3,100 3,200 100 3.23
Pendapatan sebelum pajak 9,200 9,000 (200) (2.17)
Pajak pendapat 1,650 1,750 100 6.06
Laba bersih 7,550 7,250 (300) (3.97)

Untuk menghitung kolom rupiah (Rp) bertambah/berkurang, yaitu dengan melakukan


pengurangan antara pos perkiraan periode tahun 2017 dengan pos perkiraan periode tahun
2016, sedangkan untuk menghitung kolom presentase (%) bertambah/berkurang adalah
dengan cara membandingkan kolom rupiah (Rp) yang bertambah/berkurang dengan pos
perkiraan periode tahun 2016 (tahun dasar).

2.5 Analisa trend dalam prosentase

Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam presentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa
yang untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun
tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan keuangan
yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam
prosentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari tiga
tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan ataupun
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Apakah menunjukkan
arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase (trend pecentages)
ini diperlukan dasar pengukurnya atau tahun dasarnya. Biasanya data atau laporan
keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa
tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base year). Pemilihan tahun yang paling awal
sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusan: Karena tahun yang paling
awal tersebut belum tentu menunjukkan keadaan yang normal atau representative.
Sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar
adalah tahun yang paling normal di antara tahun-tahun yang di analisa tersebut.Tiap-tiap
pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai tahun dasar diberikan
angka index 100; sedang pos-pos yang sama dari periode-periode yang dianalisa
dihubungkan dengan pos yang sama dalam laporan keuangan tahun dasar dengan cara
membagi jumlah rupiah tiap-tiap pos dalam periode yang dianalisa dengan jumlah rupiah
dari pos yang sama dalam laporan
PT SARI INDAH
Neraca Perbandingan
31 Desember 1974-1978

Pos-pos 31 Desember Trend dalam prosentase


1974-100%
(dalam
ribuan)
1974 1975 1976 1977 1978 1975 1976 1977 1978
Rp Rp Rp Rp Rp % % % %
Aktiva lancar:
Kas 100 120 130 90 140 120 130 90 140
Pihutang,Netto 860 880 790 860 840 102 92 100 98
Persediaan 620 760 900 1000 1060 123 145 161 171
Aktiva lancar lain- 20 30 10 10 20
lain
Jumlah Aktiva 1600 1790 1830 1960 2060 112 114 123 129
lancar
Aktiva tidak lancar 2780 2780 2830 2890 2910 100 102 104 105
(netto)
Jumlah Aktiva 1380 4570 4660 4850 4970 104 106 111 113
Hutang Jangka 460 480 500 520 510 104 109 113 111
Pendek
Hutang Jangka 250 250 250 250 100 100 100 100 100
Panjang
Jumlah hutang 710 730 750 770 760 103 106 108 107
Modal saham 2800 3000 3000 3000 3000 107 107 107 107
Laba yang ditahan 870 840 910 1080 1210 99 105 124 139
Jumlah Modal 3670 3840 3910 4080 4210 105 107 111 115
Jumlah hutang dan 4380 4570 4660 4850 4970 104 106 111 113
modal

Dari laporan keuangan PT SARI INDAH diketahui bahwa Kas tahun 1974 yang
digunakan atau dipilih sebagai tahun dasar adalah Rp 100.000 dengan angka index 100;
sedang saldo Kas tahun 1975 sebesar Rp 120.000 maka indexnya adalah :
120.000/100.000*100% = 120% ini berarti bahwa :

1.Uang kas yang tersedia pada 31 desember 1975 adalah 120% daripada yang tersedia
dalam akhir tahun 1974.

2.UAng kas dalam akhir tahun 1975 naik 20% daripada uang kas akhir tahun 1974

3.Uang kas akhir tahun 1975 20% lebih besar daripada uang kas akhir tahun 1974
2.6 Analisa Prosentase per komponen

Common size adalah suatu metode analisa untuk mengetahui presentase investasi pada
masing-masaing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur
permodalnya dan komposisi perongkosan terjadi dihubungkan dengan jumlah
penjualannya. Common size adalah alat anaisis yang menggambarkan perubahan dari tiap-
tiap komponen yang akan diperoleh suatu dasar umum yang dapat digunakan untuk
pembagian antar laporan keuangan.

Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap


rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk
laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam
persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masingmasing posnya
dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya, cara penyusunan laporan keuangan ini
disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.

Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement)


dapat memberikan informasi sebagai berikut:

1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang


posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.

2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai


posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.

Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya


dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenaiperubahan komposisi,
baik komposisi investasi maupun struktur modal. Laporan laba-rugi yang disusun dalam
persentase per-komponen (Common-size percentage) dapat menggambarkan
distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba.
Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut.

Hubungan Analisis Common Size dengan Kinerja Keuangan Perusahaan

Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan
keuangan dalam mengukur dan membandingkan kinerja suatu perusahaan. Performa
suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari
laporan keuangan tersebut dapat diketahui finansial dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan selama periode tertentu.

Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau


analisis terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Sehingga pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Interprestasi atau analisis laporan keuangan perusahaan adalah sangat penting
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka
masing-masing berbeda.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

AMBIL KESIMPULAN DARI BAB MASING-MASING

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan. Faktor-faktor analisa (likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta
stabilitas usaha akan dapat diketahui dengan cara menganalisa laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan dengan menggunakan metode analisa yang tepat atau
sesuai dengan tujuan analisa. Laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisa karena
akan memperoleh jawaban yang berhubungan dengan masalah posisi keuangan dan hasil-
hasil yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

Dalam menganalisa suatu laporan keuangan penganalisa harus mempelajari atau


mereview secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali (e-
construction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan
analisa. Maksud dari perlunya mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk
meyakinkan pada penganalisa bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan
semua data keuangan yang relevant dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun
metode penilaian yang tepat.

Metode dan teknik analisa (alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan
laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan
dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan
keuangan yang dibudget. kan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Laporan keuangan berisi catatan mengenai informasi keuangan yang dimiliki
perusahaan pada satu periode akuntansi. Dengan membandingkan data keuangan
tersebut , petinggi perusahaan diharapkan dapat menentukan kebijakan yang tepat untuk
perusahaan. Adapun beberapa tujuan dari analisa perbandingan,yaitu :
1. Untuk memberikan gambaran atas perubahan yang terjadi pada laporan yang telah
dianalasis (neraca dan laporan laba rugi).
2. Untuk menganalisis lebih dalam masalah yang timbul atas perubahan yang terjadi.

. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
presentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa yang
untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan
tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

Hubungan Analisis Common Size dengan Kinerja Keuangan Perusahaan yaitu tingkat
kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan
dalam mengukur dan membandingkan kinerja suatu perusahaan. Selain itu Tingkat
kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan evaluasi atau analisis terhadap
laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui prestasi dan kelemahan
yang dimiliki perusahaan

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

S. Munawir, Drs. (2014). Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Cetakan Ke 13.
Yogyakarta: Liberty
Muhammad Zaifuddin. (2021). Analisa Laporan Keuangan program perbankan. Tugas
Akhir. Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar
Khairil Amril Munthe. (2016). Analisis Common Size Dalam Menilai Kinerja Keuangan
Pada PT. Adhi Karya Medan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Hidayat, Wastam Wahyu. (2018). Dasar-dasar analisa laporan keuangan. Jakarta:Uwais
Inspirasi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai