Anda di halaman 1dari 18

LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 10
Financial Statement Analysis

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa dapat menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan informasi yang


tercantum dalam laporan keuangan

OUTLINE MATERI

- Basics of Financial Statement Analysis

- Comparative Analysis (Horizontal and Vertical Analysis)

- Ratio Analysis

- Quality of Earnings

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi di dalam suatu
periode tertentu. Transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi dituangkan dalam
bentuk angka-angka. Untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaannya, angka-
angka yang ada di dalam laporan keuangan akan menjadi lebih bermakna jika angka-angka
tersebut saling diperbandingkan.

Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakter dari perusahaan:


likuiditasnya, profitabilitasnya dan solvabilitasnya. Beragam cara digunakan untuk
mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode


waktu tertentu
2. Analisis vertical, mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos
dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos yang dipilih dari data laporan
keuangan.

Analisis Horizontal
Analisis horizontal, yang juga disebut analisis tren (trend analysis) adalah sebuah teknik
untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode waktu tertentu.
Tujuannya adalah untuk menentukan kenaikan atau penurunan yang telah terjadi. Perubahan
ini dapat dinyatakan dengan baik dalam jumlah maupun persentase.

Perubahan Sejak Jumlah Tahun ini - Jumlah Tahun Dasar


=
Periode Dasar
Jumlah Tahun Dasar

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Analisis Vertikal

Analisis vertical (vertical analysis), juga disebut analisis ukuran umum (common size
analysis), adalah sebuah teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menyatakan
setiap pos dalam sebuah laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah dasar.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Penghitungan :

Tahun 2017

Intangible Assets : 15.000 / 1.835.000 x 100% = 0.8%

Plant Assets : 800.000/1.835.000 x 100% = 43,6%

Analisis Rasio

Rasio keuangan merupakan alat analisis laporan keuangan yang menghitung rasio dengan
menggunakan laporan keuangan yang berfungsi Sebagai alat ukur guna menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio (ratio analysis) menyatakan hubungan di
antara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan
matematika antara kuantitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinyatakan dalam

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


bentuk persentase, tingkat atau proporsi sederhana. Untuk menganalisis laporan keuangan
utama, beberapa rasio dapat digunakan guna mengevaluasi likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas. Berikut akan dijelaskan pengertian dan contoh – contoh dari rasio profitabilitas,
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas
yang biasanya digunakan adalah rasio lancar (current ratio). Current Ratio adalah
rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun. Liabilitas lancar (current liabilities) digunakan sebagai penyebut
(denominator) karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam
waktu satu tahun. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mensiagakan kas atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka
memenuhi beragam liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan.
Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan maka dapat diintepretasikan semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan yang dapat dengan segera memenuhi kewajiban keuangannya berarti
menandakan memiliki kinerja keuangan yang baik. Tingkat likuiditas yang tinggi
akan menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan yang kuat
akan mendorong perusahaan untuk mengungkap lebih banyak informasi sebagai
instrumen untuk meyakinkan para stakeholdernya.

Rasio likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi rasio likuiditas yang tinggi
menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini akan
cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak
luar. Tetapi di pihak lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja
manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas
di suatu perusahaan maka semakin baik pula perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajibannya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya atau utang jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan
yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan
tersebut dalam keadaaan “likuid” serta memiliki alat pembayaran berupa aktiva lancar
yang lebih besar dari hutang lancar. Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban utang jangka pendek berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “ilikuid.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang


jangka pendeknya. Terdapat beberapa rasio yang menggambarkan likuiditas
perusahaan diantaranya current ratio, quick ratio dan cash ratio. Beberapa contoh
rasio likuiditas diantaranya:

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
a. Current ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin tinggi
tingkat likuditasnya maka perusahaan semakin baik dalam memenuhi kewajibannya.
Jika hasil perhitungan rasio lancar sebesar 1,3 artinya UMKM memiliki aset lancar
sebanyak 1,3 kali dari total utang lancar, dengan kata lain setiap Rp 1 utang lancar
dijamin oleh 1,3 aset lancar

𝑐𝑎𝑠ℎ+𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡−𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑠+𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 (𝑛𝑒𝑡)


b. Acid Test (Quick)Ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Dalam rasio ini persediaan barang dagang tidak dihitung meskipun termasuk dalam
aktiva lancar, karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang sulit diubah
menjadi kas. Agar lebih terlihat seberapa besar aset yang likuid untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek perusahaan.

𝑁𝑒𝑡 𝑐𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠


c. Account Receivable turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑎𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑


d. Inventory turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode
tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock atau rata-
rata hari persediaan tersimpan pada Gudang hingga terjual dengan rumus:

365 𝑑𝑎𝑦𝑠
Days in inventory = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan


perusahaan guna menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan perbandingan
antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk
memperoleh laba. Untuk sebagian besar dari rasio ini, memiliki nilai relatif tinggi
terhadap pesaing atau rasio yang sama dari periode sebelumnya merupakan indikasi
bahwa perusahaan baik-baik. Beberapa contoh rasio profitabilitas adalah profit
margin,return onasset dan return on equity.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan
fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.
Hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial
adalah bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial. Dengan kepedulian terhadap masyarakat tersebut
maka diharapkan manajemen dapat membuat perusahaan menjadi profitable.
Profitabilitas adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Profitabilitas
merupakan salah satu dalam analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas (Profitability
Ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Rasio laba umumnya diambil dari laporan keuangan laba rugi. Analisis profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan operasi, serta sumber daya yang tersedia untuk
melakukannya. Dengan demikian analisis profitabilitas secara umum memfokuskan
pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi,

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang dilaporkan dalam
neraca.
Profitabilitas merupakan ukuran penting yang sering dipakai investor dalam
pengambilan keputusan dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan dan
keputusan untuk memberikan pinjaman pada perusahaan. Perusahaan dengan
profitabilitas tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang
lebih terinci sebab mereka ingin meyakinkan investor dan kreditor terhadap
profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba serta untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber yang dimilikinya.

Contoh – contoh rasio profitabilitas diantaranya:

a. Return on Assets (ROA)


Return on Assets atau disebut juga dengan rasio pengembalian atas aset
mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang
ditanamkan dalam bentuk aset. Dalam hal ini ROA juga merupakan salah satu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba atas investasi yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Pengambilan atas aset atau Return on Assets (ROA) ini
dapat diperoleh dengan cara:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Contoh :

Jika nilai ROA sebesar 0,64%, diartikan bahwa setiap Rp1 total aset turut
berkontribusi menciptakan Rp0,64 laba bersih. Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan
usaha cukup baik karena nilainya berada di bawah 1.

b. Net Profit Margin (NPM)


Net Profit Margin atau margin laba bersih mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan Net Income dari setiap penjualannya. Dengan demikian NPM
diperoleh dengan cara:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
NPM = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

3. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan membayar semua utang kepada pihak ketiga, pada
saat tanggal jatuh tempo, dengan perhitungan bahwa nilaiharta perusahaan lebih tinggi
daripada nilai semua kewajiban”. Struktur modal merupakan perbandingan atau proporsi dari
total hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan
dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba
ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
meupakan utang bagi perusahaan.

Rasio utang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar


semua utang-utangnya (baik hutang jangka pendek maupun utang jangka panjang)”.
Pembiayaan dengan utang, memiliki 3 implikasi penting yaitu:

(1) memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas,
(2) kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan margin
pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total
pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur;
(3) jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai
dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal
pemilik akan menjadi lebih besar. Akan tetapi, jika pengembalian yang diperoleh atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka
pengembalian atas modal pemilik semakin kecil.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang


jangka panjangnya. Dalam menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur, dengan rasio
times interest earned, debt to total assets, debt to tangible net worth ratio dan sebagainya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Beberapa contoh rasio solvabilitas diantaranya:

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


Times interest earned = 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

Bunga yang diperoleh (juga disebut interest coverage ratio) adalah rasio laba sebelum
bunga dan pajak ( EBIT ) bisnis terhadap beban bunga selama periode tertentu. Ini adalah
rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya.
Dengan rasio ini dapat juga digunakan untuk membandingkan kemampuan pembayaran utang
dari perusahaan.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Debt to total assets =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Rasio ini dinyatakan dalam persentase, dan dapat diartikan sebagai proporsi aset
perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula resiko
keuangan dalam perusahaan.

Debt to equity ratio adalah perhitungan lain yang menentukan utang jangka panjang
perusahaan. Debt to equity menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi semua utang-
utangnya menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER)
diperoleh dengan cara:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Summary of Ratio

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh Soal:

Soal 1

Santo Groceries mengalami kebakaran pada tanggal 31 Desember 2017 yang menyebabkan
sebagian catatan keuangannya hancur namun telah mampu menyelamatkan beberapa catatan
dan telah memastikan saldo berikut.

December 31, 2017 December 31, 2016


Cash $ 30,000 $ 10,000
Accounts receivables (net) 84,000 126,000
Inventory 200,000 180,000
Accounts payable 50,000 90,000
Notes payable 30,000 60,000
Share capital – ordinary, $100 par 400,000 400,000
Retained earnings 130,000 101,000

Informasi tambahan:

1. Perputaran persediaan (inventory turnover) adalah 5 kali

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Pengembalian ekuitas pemegang saham biasa (return on ordinary shareholders'
equity) adalah 18%. Perusahaan tidak memiliki premi saham.
3. Perputaran piutang (account receivable turnover) adalah 9,4 kali.
4. Pengembalian aset (ROA) adalah 16%.
5. Total aset pada tanggal 31 Desember 2016 adalah $ 585.000.

Diminta:

Hitunglah:

(a) Cost of goods sold for 2017.

(b) Net sales (credit) for 2017.

(c) Net income for 2017.

(d) Total assets at December 31, 2017.

JAWABAN

Cost of goods sold


(a) Inventory turnover = 5 =
 $200,000 + $180,000 
 
 2 

5 X $190,000 = Cost of goods sold

Cost of goods sold = $950,000.

Net sales(credit)
(b) Accounts receivable turnover =9.4 =
 $84,000 + $126,000 
 
 2 

9.4 X $105,000 = Net sales (credit) = $987,000

(c) Return on ordinary shareholders' equity = 18% =

Net income
 $400,000 + $130,000 + $400,000 + $101,000 
 
 2 

.18 X $515,500 = Net income = $92,790

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


$92,790[see(c) above]
(d) Return on assets = 16% =
Average assets

$92,790
Average assets = = $579,938
.16

Total assets (Dec.31, 2017) + $585,000


= $579,938
2

Total assets (Dec. 31, 2017) = ($579,938 X 2) – $585,000 = $574,876

Soal 2

Item berikut diambil dari laporan keuangan UD. Makmur Selalu, selama periode empat
tahun:

Item 2018 2017 2016 2015

Net Sales €750,000 €650,000 €600,000 €500,000

Cost of Goods Sold 540,000 460,000 420,000 400,000

Gross Profit €210,000 €190,000 €180,000 €100,000

Diminta:

Dengan menggunakan analisis horizontal dan 2015 sebagai tahun dasar, hitung persentase
tren untuk penjualan bersih, harga pokok penjualan, dan laba kotor. Jelaskan apakah tren
tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk setiap item.

JAWABAN

Item 2018 2017 2016 2015

Net Sales 150% 130% 120% 100%

Cost of Goods Sold 135% 115% 105% 100%

Gross Profit 210% 190% 180% 100%

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Tren penjualan bersih meningkat dan menguntungkan. Tren harga pokok penjualan
meningkat yang mungkin tidak menguntungkan, tetapi penjualan meningkat setiap tahun
dengan kecepatan yang lebih cepat daripada harga pokok penjualan. Hal ini terlihat dengan
memeriksa persentase laba kotor, yang menunjukkan tren peningkatan yang menguntungkan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

Menganalisis laporan keuanga berarti mengevaluasi tiga karakter dari perusahaan:


likuiditasnya, profitabilitasnya dan solvabilitasnya. Beragam cara digunakan untuk
mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode


waktu tertentu
2. Analisis vertical, mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos
dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos yang dipilih dari data laporan
keuangan.

Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi


atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba. Rasio profitabilitas ini juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Untuk sebagian besar dari rasio ini, memiliki
nilai relatif tinggi terhadap pesaing atau rasio yang sama dari periode sebelumnya merupakan
indikasi bahwa perusahaan baik-baik. Beberapa contohrasio profitabilitasadalahprofit
margin,return onassetdan return on equity.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka


pendeknya. Current Ratio adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun. Liabilitas lancar (current liabilities) digunakan sebagai penyebut
(denominator) karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam waktu satu
tahun. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mensiagakan kas atau
aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi beragam liabilitas
jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan. Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan
maka dapat diintepretasikan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang
jangka panjangnya. Dalam menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur, dengan rasio
times interest earned, debt to total assets, debt to tangible net worth ratio dan sebagainya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd Edition. JWS. New
Jersey. Chapter 14

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise

Anda mungkin juga menyukai