NIM : 19179037
Metode
Metode penelitian pada jurnal tersebut menggunakan teori – teori ilmiah dari disiplin
ilmu ekonomi seperti chamberlin’s theory tentang TMC (Theory of Monopolistic Competition)
Pembahasan
Dalam jurnal tersebut terdapat banyak pembahasan tentang asal mula munculnya teori
keunggulan monopolistik, manfaat teori keunggulan monopolistic bagi peradaban dunia, serta
strategi marketing dalam teori keunggulan monopolistic pada bisnis internasional.
Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated product). Pasar
persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang
ekstrem, yaitu persaingan sempurna dari monopoli. Oleh seab itu sifat-sifatnya mengandung
unsur sifat-sifat pasar monopoli, dan unsur-unsur sifat pasar persaingan sempurna.
Penulis munyimpulkan teori dari chamberlin dimana ada sifat mendasar dari teori
keunggulan monopolistic yaitu :
a. Jumlah pembeli dan penjual agak banyak, tapi tidak sebanyak dalam persaingan
sempurna, sehingga masing-masing perusahaan masih mempunyai pengaruh atas harga
meskipun tidak besar.
b. Barang-barang yang diperjualbelikan tidak homogen, bahkan sengaja dibeda-bedakan,
baik dalam merek maupun bentuk, warna, mutu dan ukuran.
Model persaiangan monopolistic menurut chamberlin pada jurnal tersebut didasari atas
beberapa anggapan dasar, yaitu :
1. Produk yang dihasilkan produsen bersifat dibedakan, dalam arti produsen memiliki ciri-
ciri yag berbeda antara produk yang satu dengan yang lainnya, tetapi diantara mereka
memiliki kemampuan saling mengganti cukup besar.
2. Produsen selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
3. Perilaku produsen dianggap tertentu setelah ia mengetahui bentuk permintaan dan ongkos
produksi dari usahanya.
4. Keputusan optimal yang diambil dalam satu periode tertentu adalah keputusan optimal
juga bagi periode yang lain.
5. Kurve permintaan dan kurve ongkos produksi dianggap sama untuk semua produsen
yang ada dikelompok itu.
1. Terdapat cukup banyak penjual didalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian
ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Perusahaan dalam pasaran
monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan
produksisesuatu perusahaan adalah sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan
produksi dalam keseluruhan pasar.
2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak.
Ciri ini merupkan sifat yang penting didalam membedakan diantara pasar persaingan
monopolistis dan persaingan sempurna. Produksi dalam pasar persaingan monopolistis
berbeda coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan diantara
produksi sesuatu firma dengan produksi firma lainnya. Disamping perbedaan dalam
bentuk fisik barang tersebut terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam
pembungkusnya,perbedaan dalam bentuk jasa perusahaan setlah penjualan (after-sale
service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Perbedaan dalam sifat
barangyang dihasilkan ini menjadi sumber dari adanya kekuasaan monopli, walaupun
kecil, yang dimiliki oleh firma dalam pasar persaingan monopolistis.
3. Firma Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga.
Kekuasaan mempengaruhi harga oleh firma monopolistis bersumber dari sifat barang
yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product.
Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang
sesuatu firma dan kurang menyukai barang yang dihasilkan firma lainnya. Maka apabila
sesuatu firma menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun
jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga.
4. Kemasukan ke dalam industri relatif mudah
Firma yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar persaingan monopolistis
tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat
seperti didalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah seperti
dalam pasar persaingan sempurna. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan
adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan firma dalam pasar persaingan
sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang
berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia dipasar, dan memprmosikan barang
tersebut untuk memperoleh langganan. Maka firma baru pada dasarnya harus berusaha
memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus
dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.
5. Persaingan dalam Promosi Penjualan Sangat Aktif.
Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari firma-firma dalam pasar
persaingan monopolistik. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga
yang relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu firma
lain mungkin harganya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti
ini adalah disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan yaitu barang yang bersifat
berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yangasa para pembe berbeda kepada para
pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa para pembeli, para penusaha melakukan
persaingn bukan harga (nonprice competition). Persaingan yang demikian itu antara lain
adalah didalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang
terus menerus, memberikan syarat penjualan yang menarik.
Dalam teori keunggulan monopolistic terdapat teori Formal yang dapat menggambarkan
kurva permintaan. Berikut ini adalah penjelasan permintaan pada teori formal persaingan
monopolisitik.
Dia mengambil kurva permintaan miring ke bawah untuk perusahaan, kurva biaya total
berbentuk U, kurva biaya marjinal miring ke bawah (MC), dan kurva pendapatan marjinal
berbentuk U (MR). Dia selanjutnya mengasumsikan perusahaan sebagai maximizer keuntungan
dan menunjukkan bahwa jumlah maksimalisasi keuntungan terjadi di mana MC ¼ MR. Dia
kemudian mengarahkan pembaca ke kurva permintaan dan menunjukkan bahwa kuantitas
memaksimalkan keuntungan terjadi pada harga yang melebihi MR. Karena di bawah persaingan
murni (sempurna) MC ¼ MR ¼ Harga.
Selain itu penulis juga mengambil teori keseimbangan pasar dan deferensiasi dari teori
chamberlin. Kurva permintaaan yang dihadapi oleh firma dalam persaingan monopolistik adalah
lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis
sempurna(kurva permintaan adalah sejajar sumbu datar), yaitu kurva permintaan yang dihadapi
suatu firma dalam persaingan sempurna. Maka pada hakekatnya kurva permintaan keatas barang
produksi firma dalam persaingan monopolistik adalah bersifat menurun secara sedikit demi
sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam).
1. Apabila firma menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat
berkurang.
2. Apabila fima menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat
bertambah.
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistik tidak bersifat elastis
sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak berimpit dengan kurva permintaan. Dalam
persaingan monopolistik kurva MR adalah sama dengan seperti yang terdapat dalam monopoli,
yaitu kurva tesebut terletak dibawah kurva permintaan.
Pada jurnal tersebut juga dikemukakan hal tentang diferensiasi produk yang membahas
meliputi penilaian keatas akibat-akibat persaingan monopolistik kepada pengunaan sumber-
sumber daya, dorongan untuk mengembangkan tekhnologi dan melakukan inovasi, dan corak
distribusi pendapatan. Salah satu kegiatan peting yang dilakukan oleh firma monopolistis adalah
melakukan promosi penjualan secara iklan. Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan
dinilai dalam bagian berikut.
4. Distribusi Pendapatan
Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendaptan yang sama sifatnya
seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan
adalah seimbang. Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih-lebihan dalam jangka
panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang
berlebih-lebihan. Disamping itu dalam pasar terdapat banyak firama, dan ini berarti
keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal dan
pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi
berpendapat bahwa pasar monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang
lebih merata.
Persaingan bukan harga pada hakekatnya mengandung arti usaha-usaha diluar perubahan
harga yang dilakukan oleh firma untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang
diproduksikannya. Persaingan bukan-harga bertujuan untuk menggeser kurva permintaan ke
kanan, pergeseran itu berarti pada setiap tingkat harga, jumlah barang yang diminta menjadi
bertambah banyak. Persaingan bukan-harga dapat dibedakan menjadi dua jenis :
- Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang yang sejenis tetapi berbeda berbeda
coraknya dengan produksi firma-firma lainnya,
- Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
1. Diferensiasi Produk
Setiap firma dalam persaingan monopolistis akan berusaha untuk memproduksikan
barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dibedakan dengan jelas
dari produksi firma-firma lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai
barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode
dan merk yang berbeda-beda. Terapatnya berbagai variasi dari suatu jenis barang
adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolistis yang tidak terdapat dalam
pasar persaingan sempurna. Kepada setiap firma barang yang berbeda-beda sifatnya
tersebut akan menjadi daya penarik khusus ke atas barang yang di
produksikannya.Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya
(walaupun harganya lebih mahal) dibandingkan dengan barang-barang yang sejenis
yang dihasilkan produsen-produsen lainnya. Dengan demikian diferasiasi produksi
dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli
Dari ketiga jenis iklan ini yang biasa di gunakan dalam pasar pesaingan monopolistik
adalah jenis iklan pertama dan kedua. Iklan pertama digunakan pada waktu firma
memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan
untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.
John Wiley.
Richard D. Irwin.
Press.
Macmillan.
Sarnowo, Henry & Danang Sunyoto. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Jakarta:CAPS