Disusun Oleh :
LAMPUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “KORUPSI TERKAIT PENGGELAPAN DALAM JABATAN” ini
dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah
“PENDIDIKAN ANTI KORUPSI”.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan karya ini dan juga karya-karya penulis
selanjutnya.
Semoga karya ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita
semua.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penggelapan.
2.2. Unsur - Unsur Tindakan Pelaku Penggelapan.
2.3. Pasal - Pasal Terkait Penggelapan Dalam Jabatan.
2.4. Contoh Kasus Penggelapan.
Saat ini tindak kejahatan yang marak terjadi yakni tindak pidana penggelapan dalam
jabatan, sebagaimana yang diatur dalam pasal 372 sampai dengan pasal 377 KUHP.
Tindak pidana tersebut sebagai “penyalah-gunaan kepercayaan”. Sebab, inti dari
tindak pidana yang diatur dalam pasal tersebut adalah “penyalahgunaan hak” atau
“penyalahgunaan kepercayaan”.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Penggelapan diartikan sebagai proses, cara dan perbuatan menggelapkan
(penyelewengan) yang menggunakan barang secara tidak sah. Menurut R. Soesilo
(1968.258), penggelapan adalah kejahatan yang hampir sama dengan pencurian dalam
pasal 362. Bedanya ialah pada pencurian barang yang dimiliki itu belum berada di
tangan pencuri dan masih harus “diambilnya”, sedangkan pada penggelapan waktu
dimilikinya barang itu sudah ada di tangan si pembuat tidak dengan jalan kejahatan.
Penggelapan mengacu pada bentuk kejahatan kerah putih di mana seseorang atau
entitas menyalahgunakan aset yang dipercayakan kepadanya. Dalam jenis penipuan
ini, penggelap memperoleh aset secara sah dan memiliki hak untuk memilikinya,
tetapi aset tersebut kemudian digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan.
Kejahatan yang satu ini merupakan pelanggaran tanggung jawab fidusia yang
dibebankan pada seseorang.
Sifat penggelapan bisa kecil dan bisa juga besar. Dana penggelapan bisa sekecil
seorang pegawai toko mengantongi beberapa rupiah dari mesin kasir. Namun, pada
skala yang lebih besar, penggelapan juga bisa terjadi ketika para eksekutif perusahaan
besar menghabiskan jutaan rupiah, dengan mentransfer dana ke
dalam rekening pribadi. Bergantung pada skala kejahatan, penggelapan mungkin
dapat dihukum dengan denda atau pidana penjara.
Biasanya orang yang melakukan tindakan penggelapan dalam jabatan ini, mempuyai
unsur-unsur untuk melakukannya, diantaranya:
1. Pelaku melakukan tindakan - tindakan seperti yang terkandung pada pasal 372
yang menerangkan “barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi
yang ada dalam kekuasaanya bukan karena kejahatan diancam karena
penggelapan…” bahwa memiliki adalah perbuatan menguasai suatu benda seolah-
olah ia pemilik benda tersebut. Pemilikan itu umumnya terdiri atas setiap perbuatan
yang menghapuskan kesempatan untuk memperoleh kembali barang itu oleh pemilik
yang sebenarnya dengan cara-cara menghabiskan, atau memindah tangankan barang
itu, seperti memakan, memakai, menjual, menghadiakan, dan menukar;
2. Unsur objek kejahatan sebuah benda, biasanya barang yang menjadi obyek
penggelapan yakni barang yang bergerak dan berwujud saja;
3. Sebagian atau seluruhnya milik orang lain;
4. Benda dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;
Adapun unsur lain yang memperkuat untuk melakukan berbuatan penggelapan dalam
jabatan, diantaranya:
1. Karena adanya hubungan kerja, hubungan kerja hal ini layaknya buruh dengan
majikannya atau seorang karyawan atau pelayan dengan majikannya.
2.Mata pencahariannya atau jabatan, maksudnya dalam hal ini pelaku dari
penggelapan karena jabatannya misalnya pelaku penggelapan ini seorang kasir atau
pelayan yang tugasnya menjadi bendahara dan melayani pembeli dan itu yang
dilakukan pelku terbatas.
3. Semua unsur penggelapan dalam bentuk pokok (pasal 372)
Dalam hal ini juga terdapat unsur subjektif dari pelaku penggelapan, diantaranya:
1. Adanya unsur kesengajaan, yakni unsur yang melekat pada diri si pelaku.
2. Adanya unsur melawan hukum, maksudnya adalah sebelum pelaku melakukan
penggelapan dia sudah mengetahui bahwa melakukan penggelapan itu melanggar
hukum, akan tetapi tetap dilakukan.
2.3 Pasal - Pasal Terkait Penggelapan Dalam Jabatan.
Kasus Penggelapan Dalam Jabatan, Staf Marketing PT. Nhalini Dituntut 1,6
Tahun Penjara
Persidangan yang digelar diruang sidang Candra Pengadilan Negeri Surabaya dengan
agenda tuntutan, sementara terdakwa dalam menghadapi sidang ini tanpa di dampingi
pengacara. Seperti yang tertuang dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU)
Dzulkifly Nento, bahwa terdakwa Agustina Utami Putri dijerat Undang Undang
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 374 KUHP dan atau kedua pasal
378 KUHP.
Apakah terdakwa punya kesimpulan atas tuntutan ini, lalu dijawab oleh terdakwa,
saya mohon keringanan pak Hakim pinta terdakwa, apa alasan terdakwa tanya Hakim
kembali, karena saya punya anak yang masih kecil bahkan yang paling kecil masih
berusia 12 bulan yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari seorang
ibu pak Hakim, ucap terdakwa.
Untuk diketahui, bahwa perkara ini terjadi pada saat terdakwa mendapat kepercayaan
dari PT.Nhalini Tour And Travel untuk menjabat sebagai Staf Marketing di
PT.Nhalini Tour And Travel, kemudian pada 07 Desenber 2017 saksi RR Diah
Kumalasari selaku Direktur PT.Nhalini Tour And Travel memberi tugas pada
terdakwa untuk menerima order dari RSUD Dr Soetomo untuk perjalanan wisata ke
Pattaya Bangkok pada 20 Desenber 2017.
Kemudian kembali terdakwa diminta untuk menerima orderan dari Pemprov Jatim
Biro Kerjasama Bagian Humas Protokol untuk perjalanan wisata ke Jogyakarta,
karena memang itu adalah tugas yang di kerjakan oleh terdakwa sehari hari.
Terkuaknya perbuatan terdakwa ini atas informasi dari pihak RSUD Dr Soetomo dan
Pemprov Jatim Biro Kerjasama Bagian Humas Protokol, kemudian pihak PT.Nhalini
Tour And Travel melakukan klarifikasi terhadap terdakwa dan semuanya itu di akui
oleh terdakwa sehingga pihak PT.Nhalini Tour And Travel mengalami kerugian
sebesar Rp 298,900,000,-. (Ml).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun langkah hukum yang tepat untuk menangani hal seperti penggelapan jabatan
ini alangkah baiknya terlebih dahulu dilakuakn mediasi secara kekeluargaan, jika
tidak ditemukan titik temu, anda dapat melakukan atau membuat laporan kepada
pihak kepolisian wilayah hukum setempat untuk membantu menyelesaikan
permasalahan ini dengan membawa bukti-bukti yang telah ada.
Jika anda masih merasa bingung apa yang harus dilakukan, anda bisa mengajukan
pertanyaan dan melakukan konsultasi hukum ke kantor LPBH NU yang ada di kota
anda.
DAFTAR PUSTAKA
https://kamus.tokopedia.com/p/penggelapan/
https://fajarsatu.com/2020/09/langkah-hukum-jika-karyawan-melakukan-
penggelapan/
https://investigasi.today/kasus-penggelapan-dalam-jabatan-staf-marketing-pt-nhalini-
dituntut-16-tahun-penjara/
http://digilib.uinsby.ac.id/15596/9/Bab%201.pdf
http://hukumtertulis.blogspot.com/2017/05/pasal-415-kuhp-pegawai-negeri.html