Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

BENTUK KORUPSI : PERBUATAN CURANG


Dosen Pengampu : Wahyu Prabowo, SH., MH.

DISUSUN OLEH

1. HESTI DWI UTAMI ( P1337420523039 ) :


2. AYU UTAMI ( P1337420523041 ) :
3. GALUH PRAMESTI ( P1337420523042 ) :
4. NABILA AULYA ADISTI ( P1337420523043 ) :
5. NIKEN MARYAM PUSPITA L ( P1337420523044 ) :
6. SEVIRA ARIMBI PUSPITA R ( P1337420523046 ) :
7. INDAH KHAIRUNNISA ( P1337420523047 ) :

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


DIII KEPERAWATAN MAGELANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, yakni
dengan judul “Bentuk Korupsi : Perbuatan Curang”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Pancasila.

Dengan membuat makalah ini, kami berharap kita semua mampu mengenal dan memahami
materi ini lebih dalam.Melalui penugasan ini diharapkan para mahasiswa dapat memahami
tentang Bentuk korupsi yaitu perbuatan curang. Selain itu, manfaat yang dapat dirasakan adalah
meningkatnya kompetensi pembelajaran para mahasiswa. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, sehingga masih belum dikatakan sempurna. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami dalam membuatnya.

Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
dan kualitas makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari

Wassalamualaikum Wr. Wb

Magelang, 09 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1


.................................................................................................................

1.3 Tujuan............................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Para Ahli Mengenai Perbuatan Curang........................... 3

2.2 Dasar Hukum Perbuatan Curang....................................................... 4

2.3 Unsur Unsur Perbuatan Curang........................................................ 5

2.4 Ciri Ciri Perbuatan Curang................................................................ 6

2.5 Kasus yang Sudah Berkekuatan Hukum Tetap................................. 7

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan....................................................................................... 9

3.2 Saran.................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbuatan curang dapat mencakup aspek-aspek seperti etika, moralitas, dampak sosial,
dan konsekuensi hukum dari tindakan curang. Selain itu, perdebatan tentang apakah
lingkungan sosial atau tekanan dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan
kecurangan juga dapat menjadi bagian penting dari latar belakang tersebut. Kecurangan,
merupakan hal yang sangat mungkin terjadi dimanapun dan dalam bentuk apapun. Fraud
dalam banyak jenis dan modus sudah menjadi permasalahan klasik di dalam aktivitas bisnis.
Kecurangan dapat terjadi disektor privat maupun juga pada sektor publik sejak bertahun-
tahun yang lalu hingga sekarang. Segala cara telah dilakukan guna mencegah dan mengatasi
serangkaian kecurangan yang terjadi. Mulai dari meningkatkan pengawasan, memperkuat
fungsi pada setiap bagian, memberikan sanksi hukum yang berat kepada pelakunya, namun
hal itu masih saja tidak membuat kecurangan menjadi berkurang.
Dari beberapa kasus yang muncul di Indonesia, auditor internal sering juga tidak bisa
mendeteksi adanya fraud dan ada pula yang ditemukan melakukan kerjasama atau kolusi
dengan beberapa klien yang terlibat guna beberapa kasus kecurangan yang dilakukan tidak
dilaporkan. Hingga saat ini Indonesia masih bermasalah dengan yang namanya kecurangan
atau sering disebut dengan masalah korupsi. Pemerintah telah mengembangkan berbagai cara
guna mengatasi serta menanggulangi hal ini. Namun, berbagai cara yang ditempuh oleh
pemerintah belum sepenuhnya berhasil mengungkap.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perbuatan curang menurut para ahli?
2. Bagaimana dasar hukum mengenai perbuatan curang?
3. Apa unsur-unsur dari perbuatan curang?
4. Apa ciri-ciri dari perbuatan curang?
5. Apa contoh kasus perbuatan curang yang sudah berkekuatan hukum tetap?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perbuatan curang dari para ahli
2. Untuk mengetahui dasar hukum perbuatan curang
3. Untuk mengetahui unsur-unsur perbuatan curang
4. Untuk mengetahui ciri-ciri perbuatan curang
5. Untuk mengetahui contoh kasus perbuatan curang yang sudah berkekuatan hukum
tetap

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERBUATAN CURANG MENURUT PARA AHLI


Kecurangan merupakan suatu hal negative di mata masyarakat. Dimana kecurangan
adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau pihak tertentu untuk mendapatkan
keuntungan dan menghindari kewajiban, serta menyebabkan kerugian finansial atau non-
finansial kepada pihak lain.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners/ACFE (2012) menyatakan
kecurangan (fraud) adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan oleh satu orang atau lebih
untuk menggunakan sumber daya dari suatu organisasi secara tidak wajar (tindakan melawan
hukum) dan salah menyajikan fakta (menyembunyikan fakta) untuk memperoleh
kepentingan pribadi.
Menurut Klynveld Peat Marwick Goerdeler/KPMG (2013), kecurangan organisasi yang
umum terkait dengan kasus penyalahgunaan aset, keliru dalam laporan keuangan, pencurian
dana, dan korupsi, serta kecurangan terkait komputer, identitas, konsumen, dan rantai
pasokan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, curang adalah tidak jujur, tidak lurus hati tidak
adil, maupun menipu. Sedangkan kecurangan adalah perihal curang, perbuatan yang curang,
ketidakjujuran, dan keculasan. Boynton et al., (1996) menyatakan kecurangan (fraud)
adalah penipuan yang direncanakan, misalnya salah saji,menyembunyikan, atau tidak
mengungkapkan fakta yang material sehingga dapat merugikan pihak lain.
Menurut Hall (2007) kecurangan (fraud) adalah kebohongan yang disengaja,
ketidakbenaran dalam melaporkan aktiva perusahaan atau manipulasi data keuangan bagi
keuntungan pihak yang melakukan manipulasi tersebut. Fraud juga dapat diartikan sebagai
representasi tentang fakta material yang palsu dan sengaja atau ceroboh sehingga diyakini
dan ditindaklanjuti oleh korban dan kerusakan korban.
Menurut Black (1979) dalam bukunya Black’s Law Dictionary kecurangan (fraud)
adalah:

3
1) kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran/keadaan yang
disembunyikan dari sebuah fakta material yang memengaruhi orang lain untuk
melakukan perbuatan atau tindakan merugikan
2) penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) secara ceroboh/tanpa perhitungan dan
tanpa dapat dipercaya kebenarannya berakibat dapat memengaruhi atau menyebabkan
orang lain bertindak atau berbuat
3) suatu kerugian yang timbul sebagai akibat diketahui keterangan atau penyajian yang
salah (salah pernyataan), penyembunyian fakta material, atau penyajian yang
ceroboh/tanpa perhitungan yang memengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak
merugikan.
Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas, maka dapat
diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat dilihat pada beberapa kategori
kecurangan.

2.2 DASAR HUKUM PERBUATAN CURANG


1. Pasal 7 ayat (1) UU Pemberantasan Tipikor memuat ancaman pidana penjara paling
singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp100 juta
dan paling banyak Rp350 juta:
a. pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan, atau penjual bahan
bangunan yang pada waktu menyerahkan bahan bangunan, melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau keselamatan
negara dalam keadaan perang
b. setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan
bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam
huruf a
c. setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Tentara Nasional
Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan perbuatan
curang yang dapat membahayakan keselamatan negara dalam keadaan perang; atau

4
d. setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan Tentara
Nasional Indonesia dan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan sengaja
membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam huruf c.
2. Pasal 7 ayat (2) melanjutkan: Bagi orang yang menerima penyerahan bahan bangunan
atau orang yang menerima penyerahan barang keperluan Tentara Nasional Indonesia dan
atau Kepolisian Negara Republik Indonesia dan membiarkan perbuatan curang
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf c, dipidana dengan pidana yang
sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
3. Ketetuan Pasal 12 huruf h UU Pemberantasan Tipikor menyatakan ‘pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah
negara yang di atasnya terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, telah merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya bahwa
perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan’

Selain dasar hukum diatas Perbuatan Curang juga diatur dalam Bab XXV Buku II KUHP,
yang terbagi ke dalam tindak pidana perbuatan curang dalam arti sempit (oplichting) dan
tindak pidana penipuan dalam arti luas (bedrog).

Tindak pidana opliching ada dalam pasal 378 KUHP dan pasal-pasal lain dalam Bab
XXV Buku II tersebut membahas bedrog. Untuk itu pembahasan mengenai perbuatan curang
akan dibagi menjadi opliching dan bedrog. Opliching Pasal 378 berbunyi : “Barang siapa
dengan maksud menguntungkan dirinya atau orang lain dengan melanggar hukum, baik
dengan memakai nama atau kedudukan palsu, baik dengan perbuatan-perbuatan tipu muslihat
maupun dengan rangkaian kebohongan , membujuk orang lain supaya menyerahkan suatu
barang atau supaya membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan
dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.”

2.3 UNSUR-UNSUR PERBUATAN CURANG


1. Menurut BPK (2012) secara umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah:
a. Harus terdapat salah pernyataan
b. Dari suatu masa lampau atau sekarang
c. Fakta bersifat material

5
d. Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitunga
e. Dengan maksud untuk menyebabkan suatu pihak beraksi
f. Pihak yang dirugikan harus beraksi terhadap salah pernyataan tersebut yang
merugikannya.
2. Unsur-unsur didalam pasal 378 KUHP adalah : Menguntungkan diri dengan melanggar
hukum Dalam hal menguntungkan diri sendiri ini tentu harus ada unsur merugikan orang
lain. Hal ini karena tindak pidana penipuan merupakan tindak pidana terhadap kekayaan
orang lain, sehingga bila seseorang melakukan tipu muslihat untuk memperoleh harta
kekayaan miliknya sendiri yang dikuasai oleh orang lain bukan merupakan tindak pidana
penipuan. Penyerahan barang Bila kita melihat dari kata-kata “membujuk orang lain
supaya menyerahkan...”
Pada pasal 378 KUHP, nampak jelas bahwa keuntungan pelaku tidak diambil
sendiri, melainkan diserahkan oleh orang yang ditipu. Namun untuk dipenuhi unsur ini,
tidak perlu barang harus diserahkan oleh orang yang ditipu. Melainkan bisa oleh orang
lain yang tidak menderita kerugian oleh perbuatan penipu. Kemudian harus ada
hubungan sebab-akibat antara perbuatan tipu-muslihat dan penyerahan barang. Artinya
penyerahan barang yang dilakukan orang yang ditipu harus berdasarkan atau karena tipu
daya tersebut. Tipu daya tersebut adalah perbuatan mempengaruhi atau menanamkan
pengaruh pada orang lain, karena objek yang dipengaruhi yakni kehendak orang lain.
Perbuatan ini merupakan perbuatan yang abstrak, dan akan terlihat bentuknya secara
konkrit bila dihubungkan dengan cara melakukannya.
3. Unsur pokok delik perbuatan curang dalam perikatan (Pasal 379a KUHP) adalah terletak
pada jumlah korban dan perbuatan tersebut dilakukannya berulang-ulang. Oleh sebab itu,
unsur yang harus dipenuhi apabila perkara perdata berupa wanprestasi dapat dilaporkan
pidana apabila perjanjian telah dibuat dan pelaku tidak melaksanakan isi perjanjian,
sehingga perbuatan tersebut dapat dianggap sebagai kebiasaan dan menjadi mata
pencarian bagi pelaku.

2.4 CIRI-CIRI PERBUATAN CURANG


1. Jabatan

6
Yaitu seseorang atau fungsi/jabatan dalam suatu organisasi, dapat menciptakan peluang
untuk memanfaatkan peluang terjadinya kecurangan, dimana suatu jabatan yang
mempunyai kekuasaan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap suatu situasi
atau lingkungan tertentu.

2. Intelektual dan kreatif


Khususnya orang yang melakukan kecurangan mempunyai pemahaman yang cukup,
memanfaatkan kelemahan pengendalian internal dan memanfaatkan kedudukan, fungsi
atau wewenangnya untuk melakukan perbuatan melawan hukum.
3. Percaya diri/ego (kepercayaan diri)
Sifat yang harus dimiliki seorang penyerang agar tidak terdeteksi. Tipe kepribadian
adalah seseorang yang selalu mengincar kesuksesan dengan segala cara, egois, percaya
diri dan sering mencintai dirinya sendiri (narsisme).
4. Pemaksaan
Suatu perbuatan terhadap orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan penipuan.
Seseorang dengan kepribadian persuasif dapat membujuk orang lain untuk melakukan
hal yang sama dengan lebih baik.
5. Penipuan (deception)
Dimana kesuksesan membutuhkan kebohongan yang efektif dan konsisten. Untuk
menghindari deteksi, penyerang harus bisa berbohong dan membujuk.
6. Stress Immunity/Manajemen Stres
Pelaku harus mampu mengendalikan stres yang terkait dengan melakukan penipuan dan
merahasiakannya, tidak terdeteksi, yang tentunya dapat menimbulkan stres.

2.5 KASUS YANG SUDAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP

Terdakwa Korupsi Bansos Covid-19 Matheus Joko Divonis 9 Tahun Penjara

7
JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos)
Covid-19 wilayah Jabodetabek 2020, Matheus Joko Santoso, divonis 9 tahun penjara.
Dilansir dari Antara, majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta
menyatakan, Joko secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi bersama-
sama dengan mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara dan Adi Wahyono.
Matheus Joko sempat menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bansos di
Kementerian Sosial.
“Menyatakan terdakwa Matheus Joko Santoso terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan perbuatan tindak pidana korupsi bersama-sama dan berlanjut sebagaimana
dakwaan pertama dan tindak pidana korupsi secara berlanjut sebagaimana dakwaan kedua,”
terang Ketua Majelis Hakim Muhammad Damis di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu
(1/9/2021).
Selain itu, majelis hakim juga mewajibkan Joko untuk membayar denda senilai Rp 450
juta subsider 6 bulan kurungan.
Adapun putusan majelis hakim tersebut diketahui lebih berat dari tuntutan jaksa yang
sebelumnya meminta agar Joko dijatuhi hukuman 8 tahun penjara dan denda Rp 400 juta
subsider 6 bulan kurungan.
“Menetapkan agar terdakwa membayar uang pengganti kepada negara sebesar Rp 1,56
miliar selambat-lambatnya satu bulan setelah putusan pengadilan memperoleh kekuatan
hukum tetap,” kata hakim Damis.
Hakim Damis melanjutkan, jika Joko tidak bisa membayar pidana pengganti tersebut
maka ia diwajibkan untuk menjalani pidana penjara selama 1 tahun dan 6 bulan. Dalam
perkara ini, Joko disebut terbukti melakukan korupsi pengadaan paket bansos Covid-19
wilayah Jabodetabek tahun 2020 bersama Juliari Batubara dan Adi Wahyono.
Majelis hakim menyatakan total uang yang dikumpulkan dari perbuatan ketiganya adalah
sebesar Rp 32,48 miliar.
Sama seperti Adi Wahyono, majelis hakim juga memberikan status justice
collaborator pada Matheus Joko dalam perkara ini.
“Terhadap permohonan terdakwa dan penasihat hukum dan melihat alasan-alasan yang
disampaikan baik oleh penasihat hukum maupun penuntut umum maka alasan-alasan untuk
menjadi justice collaborator dapat diterima,” ungkap hakim Damis.

8
Matheus Joko dinyatakan terbukti melanggar Pasal 12 huruf b jo Pasal 18 Undang-
Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU No 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 64
Ayat (1) KUHP dan Pasal 12 huruf i UU No 31 Tahun 1999.

BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Kecurangan merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau pihak tertentu untuk
mendapatkan keuntungan dan menghindari kewajiban, serta menyebabkan kerugian
finansial atau non-finansial kepada pihak lain. Association of Certified Fraud
Examiners/ACFE (2012), Klynveld Peat Marwick Goerdeler/KPMG (2013), Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Hall (2007) dan Black (1979) dalam bukunya Black’s Law Dictionary
kecurangan (fraud) juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian perbuatan
curang.
Dari dasar hukumnya pun kecurangan juga sudah tercantum dalam UUD pasal 7 ayat (1)
huruf a,b,c,d , pasal 7 ayat (2), huruf h.
Tidak hanya itu unsur unsurnya ada dari pendapat BPK tahun 2012, UU pasal 378
KUHP, dan Pasal 379a KUHP.
Terdapat beberapa ciri-ciri dari perbuatan curang yaitu : jabatan, intelektual dan kreatif,
percaya diri/ego (kepercayaan diri), pemaksaan, penipuan (deception), stress
immunity/manajemen stres.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siapa saja berpotensi untuk terjerat
kasus hukum. Karena kasus hukum tidak saja disebabkan oleh faktor internal, tapi juga
dipengaruhi oleh eksternal tergantung dari mekanisme pertahanan ego orang yang
bersangkutan.

1.2 SARAN

9
1. Dalam konteks Pancasila, perbuatan curang menjadi pelanggaran terhadap nilai-nilai
dasar seperti kejujuran dan keterbukaan. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis
dampak perbuatan curang terhadap pembentukan karakter bangsa.
2. Untuk mengatasi perbuatan curang, perlu ditingkatkan kesadaran moral dalam
masyarakat melalui pendidikan dan pendidikan yang menekankan nilai-nilai integritas
dan etika.
3. Pengertian perbuatan curang dapat sangat bervariasi, dan dalam konteks Pancasila, perlu
diperjelas batas-batasnya agar terhindari ketidakadilan. Makalah ini dapat
mengeksplorasi definisi dan konsekuensi perbuatan curang yang bersumber dari nilai-
nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullahi, R., & Mansor, N. (2015). Fraud triangle theory and fraud diamond theory.
understanding the convergent and divergent for future research. International Journal of
Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences Volume 5, Nomor 4
(38-45).

Albrecht, W. S., Albrecht, C. O.,Albrecht, C. C., & Zimbelman, M. F. (2011). Fraud


examination. USA: South-Western Cengage Learning.

Klynveld Peat Marwick Goerdeler. (2013). KPMG Malaysia fraud,bribery and corruption survey
2013. Feb 15th, 2018 from http://assets.kpmg.com.

Hall, J.A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi (Thomson Learning Asia). Jakarta: Salemba
Empat.

Black, H. C. (1979). Black’s law dictionary (6th ed). St. Paul Minn. West Publishing Co. From
http://www.republicsg.info/dictionaries/1990_black%27s-law-dictionary-edition-6.pdf.

Assocition of Certified Fraud Examiners (ACFE). 2012. Fraud examiners manual (3rd ed).
Retrieved August 31, 2013, from http://www.acfe.com/products.aspx?id=4294971687.

10
Makalah Perbuatan Curang.docx [dvlrr1ep3xlz]. (n.d.). Idoc.pub.
https://idoc.pub/documents/makalah-perbuatan-curangdocx-dvlrr1ep3xlz

Buku Kedua-Bab XXV - Perbuatan Curang - Beranda Hukum. (n.d.). Berandahukum.com.


Retrieved October 9, 2023, from https://berandahukum.com/a/Buku-Kedua-Bab-XXV-
Perbuatan-Curang

Gusman, F. (2020). Penerapan Unsur Tindak Pidana Perbuatan Curang Dalam Perikatan Oleh
Penyidik Pada Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar. Unes Journal Of Swara
Justisia, 252.

Basri.,S.Ak.,M.Ak.,ERMAP.,QRMA.,CfrA.,Ak.,CA,H.,&Ruslin,S.Ak.,ME,CTA.,ACPA.,CSRS.
,AAP.,CPIA.(2002). DETEKSI KORUPSI. Di Google Buku . CV Pena Persada.
https://www.google.co.id/books/edition/DETEKSI_KORUPSI/RCaeEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=ciri+ciri+perbuatan+curang&pg=PA48&printsec=frontcover

Media, KC (2021, 1 September). Terdakwa Korupsi Bansos Covid-19 Matheus Joko Divonis 9
Tahun Penjara . KOMPAS.com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/01/23065841/terdakwa-korupsi-bansos-covid-19-
matheus-joko-divonis-9-tahun-penjara

11

Anda mungkin juga menyukai