Disusun Oleh :
Kelompok 2
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, berkat rahmat
dan karunia-Nyalah serta petunjuknya, makalah ini dengan judul materi “ Menilai Dan
Memperoleh Bukti Nonfinancial Dalam Pemeriksaan Fraud” dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, serta kita selaku
umatnya hingga akhir zaman.
Tak lupa pula ucapan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penyusunan makalah ini.
Sehingga penyusunan materi ini bisa berjalan dengan lancar tanpa ada halangan
suatu apapun.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan selaku penyusun,
memohon maaf apabila dalam penyusunan materi ini terdapat banyak kekurangan
dankesalahan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.......................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..................................................................................2
1.3 TujuanPembelajaran.............................................................................2
iii
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang
pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud
yang terjadi pada berbagai negara bisa berbeda, karena dalam hal ini praktik fraud
antara lain dipengaruhi kondisi hukum di negara yang bersangkutan. Pada
negaranegara maju dengan kehidupan ekonomi yang stabil, praktik fraud
cenderung memiliki modus yang sedikit dilakukan. Adapun pada negara-negara
berkembang seperti Indonesia, praktik fraud cenderung memiliki modus banyak
untuk dilakukan.
Secara umum dapat didefinisikan bahwa fraud adalah suatu istilah yang
umum, dan mencakup segala macam cara yang dapat digunakan dengan kelihaian
tertentu, yang dipilih oleh seorang individu, untuk mendapatkan keuntungan dari
pihak lain dengan melakukan representasi yang salah. Tidak ada aturan yang baku
dan tetap yang bisa dikeluarkan sebagai proposisi umum dalam mendefinisikan
fraud, termasuk kejutan, tipu muslihat, ataupun cara-cara yang licik dan tidak
wajar yang digunakan untuk melakukan penipuan. Batasan satu-satunya untuk
mendefinisikan fraud adalah hal-hal yang membatasi ketidakjujuran manusia
(Zimbelman, 2014).
spesifik untuk lembaga yang menerapkannya atau untuk tujuan melakukan audit
investigatif. Selain itu dalam melaksanakan pekerjaannya seorang akuntan
forensic harus memnuhi atribut dan kode etik serta standar pekerjaan.
1.2 RumusanMasalah
1. Bagaimana Cara Mendeteksi Terjadinya Kecurangan?
2. Bagaimana Menilai Bahasa Tubuh Saat Wawancara?
3. Bagaimana Menilai Isyarat Penipuan Pelaku Kecurangan?
4. Bagaimana Menilai Bahasa Mata Pemberi pernyataan?
5. Bagaimana Menganalisa Pernyataan?
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Mendeskripsikan cara mendeteksi kecurangan.
2. Menjelaskan bagaimana Bahasa Tubuh Saat Wawancara.
3. Menjelaskan bagaimana Isyarat Penipuan Pelaku kecurangan.
4. Menjelaskan bagaiman Menilai Bahasa Mata Dalam wawancara.
5. Menjelaskan analisis pernyataan yang diberikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fraud
2.1.1 Pengertian Fraud
Kata “fraud” berasal dari sebuah kata dalam bahasa Latin, “fraus” yang
memiliki banyak makna, namun semuanya merujuk pada konsep “bahaya”,
“pelanggaran” dan “penipuan”. Kata benda “fraus” ini dapat diubah menjadi kata
sifat yaitu “fraudulentus”.( Silverstone; 2007:1).
Fraud mencakup segala macam yang dapat dipikirkan manusia, dan yang
diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain,
dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua cara
yang tak terduga, penuh siasat, licik, atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak
wajar yang menyebabkan orang lain tertipu atau menderita kerugian.
Dilakukan secarasembunyi-sembunyi
Melalaikan kewajiban pegawai terhadaporganisasi
Dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan financial
bagi pegawai, baik secara langsung maupun tidaklangsung
Memanfaatkan biaya penggunaan aset, pendapatan, atau cadangan
perusahaan.
ACFE mengklasifikasikan Occupational Fraud menjadi 3 (tiga)
Zimbelman et al, (2014)yaitu:
seorang saksi.
Pewawancara harus mengatur nada bicara, berpakaian yang tepat,
menggunakan keterampilan sosial yang baik, memperkenalkan diri dengan baik
dan yang paling utama mengembangkan hubungan dengan orang yang
diwawancarai. Pewawancara harus mengembangkan pertanyaan untuk membuat
orang yang diwawancarai tetap merasa nyaman dengan prosesnya (tidak terlalu
cepat, tidak terlalu lambat dan tidak terlalu lama). Pertanyaan pertanyaan sulit
harus diikuti dengan beberapa pertanyaan mudah dari yang ringan hingga yang
lebih sulit.
Pewawancara harus lebih mendengar daripada berbicara. Semakin banyak
pewawancara berbicara, pelaku dapat semakin banyak mencari celah untuk
menyangkal. Hal ini bisa menjadi kesalahan strategis bagi pewawancara.
Selanjutnya proses wawancara langsung. Mulai dengan cara terbuka dan sejujur
mungkin tanpa mengorbankan proses. Terlalu tertutup atau agresif dapat
menyebabkan pewawancara menjadi defensif dan hal itu mungkin akan
mengurangi efektivitas proses wawancara.
Pewawancara perlu mengatur waktu, orang yang jujur biasanya tidak keberatan
dengan pertanyaan lanjutan ketika pewawancara merasa dia tidak mendapatkan
semua fakta. Orang yang bersalah biasanya menjadi tidak sabar. Langkah lain
adalah dengan memeriksa kembali fakta-fakta yang seharusnya dikumpulkan dan
menghubungkannya selama proses wawancara. Rekaman adalah salah satuu
pilihan untuk mengamankan kesaksian tetapi, taktik tersebut dapat membuat
pewawancara kehilangan hubungan dengan orang yang diwawancara. Orang
yang bersalah cenderung untuk berdiri atau mengelak ketika tape recorder sedang
dinyalakan. Denah ruang juga mempengaruhi proses dan hasil wawancara. Tujuan
utama dari proses wawancara dalam investigasi kecurangan adalah untuk
mewawancarai tersangka dan yang paling akhir adalah untuk mendapatkan
pengakuan yang ditandatangani dalam wawancara tersebut. Hal ini juga disebut
sebagai admission-seeking interview.
Permasalahan Hukum
Penyidik fraud tidak selalu membutuhkan otoritas hukum untuk
12
Menurut para ahli salah satunya Rabon (1998) dalam (Singleton & Singleton,
2010: 244), ketika interviewee diberikan pertanyaan untuk mengingat sesuatu,
mata memberikan isyarat baik itu menipu atau kejujuran. Berikut merupakan
kombinasi menurut Rabon (1998) dalam (Singleton & Singleton, 2010: 244):
a. Mata bergerak dari kiri dan ke atas. Menerima gambaran
pengelihatan dari masa lalu – apa warna mobil pertamamu?
b. Mata bergerak ke kiri mengarah ke telinga. Mengingat sebuah
bunyi – apa ringtone di ponsel anda?
c. Mata bergerak ke kiri dan ke bawah. Berbicara dalam hati.
d. Mata bergerak dari kanan ke atas. Secara pengelihatan membangun
sebuah gambar – rumah seperti apa yang kamu inginkan?
e. Mata bergerak ke kanan mengarah telinga. Menciptakan sebuah
bunyi/suara – bisakah anda membuat lagu dan menyanyikannya
untuk saya?
f. Mata bergerak dari kanan dan ke bawah. Berhubungan dengan
perasaan – bisakah anda mengingat bau dari parfum istri anda?
g. Tatapan mata ke bawah. Dalam kultur amerika, ini menandakan
kekalahan, rasa bersalah.
h. Menaikkan alis. Ketidakpastian, tidak percaya, terkejut atau frutasi.
i. Menaikkan satu alis dan kepala agak condong ke belakang.
Sombong.
j. Pembesaran pupil mata. Tertarik akan suatu hal.
Motifnya yaitu untuk mengungkapkan red flag (keserasian antara kejadian saat itu
dengan pernyataannya) yang dilakukan oleh pelaku. Teknik ini bekerja pada
pernyataan tertulis ataupun lisan berupa rekaman audio. Berikut ada beberapa
analisis pernyataan yaitu :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum dapat didefinisikan bahwa fraud adalah suatu istilah yang
umum, dan mencakup segala macam cara yang dapat digunakan dengan kelihaian
tertentu, yang dipilih oleh seorang individu, untuk mendapatkan keuntungan dari
pihak lain dengan melakukan representasi yang salah.
Jenis-jenis fraud
Dilakukan secarasembunyi-sembunyi
Melalaikan kewajiban pegawai terhadaporganisasi
Dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan financial
bagi pegawai, baik secara langsung maupun tidak langsung
Memanfaatkan biaya penggunaan aset, pendapatan, atau cadangan
perusahaan.
Memperoleh dan menilai bukti nonfinancial dalam fraud dapat dilakukan
dengan melakukan wawancara dan investigasi, hal yang dapat dinilai dari
wawancara tersebut adalah pernyataan yang ditandatangani,bahasa tubuh, gerak
mata, analisis pernyataan, dan SCAN.
DAFTAR PUSTAKA
Golden, W. Thomas., Stevan L. Skalak., and Mona M. Clayton. 2006. A guide to
Forensic Accounting Investigation, John Wiley & Sons Inc. (GOLD)