Anda di halaman 1dari 4

Nama : REGI ZACKIA MAHARANI

NPM : 20310023
Prodi : D3 PERPAJAKAN

- UAS Teori PPN & PPnBM -

1. Sebutkan fungsi Faktur Pajak !


- fungsi Faktur Pajak
a.   Sebagai bukti pungutan pajak
b.   Sarana mengkreditkan pajak masukan
c.   Bukti pembayaran pajak bagi pembeli BKP atau penerima JKP

 2. Jelaskan makna yang terkandung dalam pengunaan istilah “Pengusaha


Kena Pajak” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h sehingga
terlihat perbedaannya dengan pengunaan istilah “Pengusaha” dalam Pasal
4 ayat (1) huruf a dan huruf c UU PPN 1984 !
- “Pengusaha Kena Pajak” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h adalah
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi PKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3A ayat (1), sedangkan “Pengusaha” dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf c adalah
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3A ayat (1) maupun Pengusaha yang seharusnya dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak, tetapi belum dikukuhkan.

3. Jelaskan perbedaan antara “tidak dikenai PPN”, “dikenai PPN dengan


tarif 0%”, dan “dibebaskan dari pengenaan PPN” ?
- Tidak dikenai PPN
BKP dan JPKnya tersebut termasuk dalam Pasal 4A ayat (2) dan (3), yaitu permasuk
dalam kelompok Non BKP dan Non JKP.
- Dikenai PPN dengan tarif 0%
BKP, BKP TB, dan JKP tersebut dikenai PPN seperti biasa namun tarifnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2), yaitu dikenakan tarif 0% tidak berarti
dibebaskan dari PPN dengan maksud Pajak Masukan yang telah dibayar untuk
perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan
kegiatan tersebut dapat dikreditkan.
- Dibebaskan dari pengenaan PPN
Merupakan perlakuan khusus berupa pembebasan dari pengenaan Pajak Pertambahan
Nilai mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran, sehingga Pajak Masukan yang
berkaitan dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
memperoleh pembebasan tersebut tidak dapat dikreditkan.

4. Pengembalian kelebihan pembayaran PPN merupakan refleksi dari


karakteristik PPN sebagai pajak atas konsumsi. Bilamana PKP dapat
mengajukan permintaan pengembalian tersebut ? Dalam hal apa
permintaan pengembalian kelebihan pembayaran pajak ini dapat diajukan
pada akhir Masa Pajak?
- Pasal 9 ayat (4)
“Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih besar
daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak yang
dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.”
Pasal 9 ayat (4a)
“Atas kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diajukan
permohonan pengembalian pada akhir tahun buku.”
       Pasal 9 ayat (4b)
“Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimasud pada ayat (4) dan ayat (4a), atas
kelebihan Pajak Masukan dapat diajukan permohonan pengembalian pada setiap
Masa Pajak oleh:
a.   Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
b.   Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
c.   Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut;
d.   Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud;
e.   Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; dan/atau
f.    Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2a).
5. PPnBM memiliki sifat spesifik yaitu tidak dapat dikreditkan.
Mungkinkah terjadi kelebihan pembayaran PPnBM ? Dalam hal terjadi
kelebihan pembayaran PPnBM, apakah PKP yang bersangkutan dapat
mengajukan permintaan pengembalian meskipun PPnBM tidak dapat
dikreditkan ? Sebutkan dasar hukum dari jawaban Saudara!
- Dapat, KEP-229/PJ/2003 tentang Tatacara Pemberian Dan Penatausahaan
pembebasan Serta Pengembalian Pajak Penjualan  Atas Barang Mewah Atas Impor
Atau Penyerahan Kendaraan Bermotor dan PER- 44/PJ/2010 tentang petunjuk
pengisian SPT Masa PPN.

6. Tunjukkan dalam sebuah contoh hitungan yang sederhana bahwa dalam


hal terjadi penyerahan BKP yang Tergolong Mewah, ternyata dalam Harga
Jual tidak pernah termasuk PPN dan PPnBM!
- contoh hitungan yang sederhana bahwa dalam hal terjadi penyerahan BKP yang
Tergolong Mewah, ternyata dalam Harga Jual tidak pernah termasuk PPN dan
PPnBM:

Importir
Beli           = Rp 100.000.000
PPN         = Rp  10.000.000
PPnBM    = Rp  20.000.000
Nilai Tambah untuk dijual ke PT.A = Rp 30.000.000

PT.A
Beli           = Rp 150.000.000
PPN         = Rp   15.000.000
Nilai Tambah untuk dijual ke Konsumen akhir = Rp 50.000.000

Konsumen Akhir
Beli           = Rp 200.000.000
PPN         = Rp   20.000.000
Jadi PPN tidak pernah masuk di dalam harga jual, sedangkan PPnBM masuk di harga
perolehan PKP yang pertama kali (Importir atau pabrikan).

7. Sebutkan Kendaraan bermotor yang atas penyerahannya oleh pabrikan


dibebaskan dari PPnBM !
- Kendaraan bermotor yang atas penyerahannya oleh pabrikan dibebaskan dari PPnBM:
KMK No.355/KMK.03/2003 Pasal 4
PPnBM dibebaskan atas impor atau penyerahan:
a.   Kendaraan bermotor berupa kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan
pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan pengangkutan umum;
b.   Kendaraan protokoler kenegaraan;
c.   Kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima
belas) orang termasuk pengemudi, yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI atau
POLRI;
d.   Kendaraan patroli TNI/POLRI.

8. Dalam hal apa, Pajak Masukan yang belum dilaporkan, ditemukan dalam
pemeriksaan, secara mutlak tidak dapat dikreditkan ?
- Dalam hal belum dilaporkan dalam pembukuan PKP
Telah dibebankan sebagai biaya

9. Apa korelasi positif antara “indirect subtraction method” dengan “multi


stage levy”?
- Untuk menghindari pengenaan pajak berganda pada multi stage levy maka
digunakan indirect substraction method.

10. Apakah penyerahan jasa riset yang dilakukan oleh PKP di dalam Daerah
Pabean kepada penerima jasa riset yang berkedudukan atau bertempat
tinggal di luar Daerah Pabean, memenuhi syarat sebagai ekspor JKP ?
Sebutkan dasar hukum jawaban Saudara!
- Tidak,  PMK No 70/PMK.03/2010, PMK No.30/PMK.03/2011, dan SE-49/PJ/2011

Anda mungkin juga menyukai