Anda di halaman 1dari 1

Selamat malam pak dosen jijin menjawab pertanyaan saudara ketut.

Pengertian Bezit Menurut 529BW; Bezit diterjemahkan dengan kedudukan berkuasa, yaitu kedudukan
seseorang yang mengusai suatu kebendaan, baik dengan diri sendiri maupun dengan perantaraan
orang lain, dan yang mempertahankan atau menikmatinya selaku orang yang memiliki kebendaan itu
(pasal 529 BW).

Menurut Prof. Subekti, SH; Bezit ialah suatu keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu benda
seolah-olah kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum dilindungi dengan tidak mempersoalkan hak milik
atas benda itu sebenarnya ada pada siapa.

Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, SH; Dengan mengacu pada pasal 529 BW, maka bezit ialah
keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda dimana seseorang menguasainya baik sendiri
ataupun dengan perantaraan orang lain, seolah-olah itu adalahkepunyaannya sendiri.

C.S.T Kansil; Bezit ialah menguasai atau mengambil manfaat atas suatu benda yang langsung atau
tidak langsung, dengan perantaraan orang lain yang di bawah kekuatannya untuk bertindak seolah-
olah benda itu kepunyaannya

Ada pula yang mengatakan bahwa Bezit ialah suatu keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu
benda seolah-olah kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum diperlindungi, dengan tidak
mempersoalkan hak milik atas benda itu sebenarnya ada pada siapa. Untuk bezit diharuskan adanya
dua anasir, yaitu kekuasaan atas suatu benda dan kemauan untuk memiliki benda tersebut.
Berdasarkan para pendapat di atas maka istilah "seolah-olah" kepunyaannya, menunjukkan bahwa
benda tersebut bukanlah haknya sendiri. Tetapi walaupun benda itu bukan haknya sendiri, ia mendapat
kekuatan yang dilindungi untuk menguasai, bahkan dapat mengambil manfaatnya benda tersebut,
seperti bendanya sendiri.

Contoh Bezit :
1. A mendiami rumah yang dimilikinya. Dalam hal demikian maka A bukan saja pemilik tetapi juga
”bezitter” dari rumah dan arloji tersebut.

2. Kalau arloji A dicuri oleh B, maka A adalah tetap pemilik dari arloji tersebut. Aadalah yang
berhak atas arloji itu (keadaan nyata). Dalam hal ini B dinamakan bezitter yang beritikad buruk,
sebab ia mengetahui bahwa ia bukanlah pemilik arloji tersebut.

3. A membeli sebidang tanah dari B. Dia mempagari dan menanami tanah tersebut. Tetapi
ternyata bahwa yang dipagarinya dan ditanaminya itu termasuk pula sebagian tanah tetangga
C, karena A mengira bahwa bagian tanah tersebut termasuk bidang tanah yang dibelinya.
Dalam hal ini A adalah bezitter yang beritikad baik dari bagian tanah (dari tetangga C)
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai