Kelas : B-2019
1. BEZIT
A. Pengertian Bezit
Bezit adalah kedudukan menguasai atau menikmati suatu barang yang ada dalam
kekuasaan seseorang secara pribadi atau perantaraan orang lain, seakan-akan barang itu
miliknya. Bezit atas benda dibagi menjadi dua, yaitu: bezit yang beritikad baik (bezit te
goeder trouw), apabila bezitter (pemegang bezit) memperoleh benda itu tanpa adanya cacat-
cacat di dalamnya dan bezit beritikad buruk (bezit te kwader trouw) apabila pemegangnya
(bezitter) mengetahui bahwa benda yang dikuasainya bukan miliknya. Berakhirnya bezit
dapat atas kehendak sendiri dan bukan karena kehendak sendiri. Bezit diatur dalam Pasal
529-569 BW.
Pengertian bezit menurut para ahli :
1. Ny. Frieda Husni Hasbullah
Bezit ialah keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda yang dikuasai seseorang
baik atas upaya sendiri, maupun dengan perantaraan orang lain, seolah-olah benda itu
adalah miliknya sendiri.
2. Subekti
Bezit adalah suatu keadaan lahir, di mana seorang menguasai suatu benda seolah-olah
kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum dilindungi, dengan tidak mempersoalkan hak
milik atas benda sebenarnya ada pada siapa.
3. Salim HS
Bezit adalah suatu keadaan yang senyatanya, seseorang menguasai suatu benda, baik
benda bergerak maupun tidak bergerak, namun secara yuridis formal benda itu belum
tentu miliknya. Ini berarti bahwa bezitter hanya menguasai benda secara materiil saja,
sedangkan secara yuridis formal benda itu milik orang lain.
B. Klasifikasi Bezit
1. Bezit yang beritikad baik, yakni apabila si pemegang kedudukan berkuasa memperoleh
kebendaan dengan cara memperoleh hak milik, dimana ia tidak mengetahui adanya cacat
atau kekurangan yang terdapat di dalamnya (Pasal 531 BW)
2. Bezit yang beritikad buruk, yakni apabila si pemegang kedudukan berkuasa mengetahui
bahwa benda yang ada padanya bukan miliknya (Pasal 532 BW)
D. Fungsi Bezit
1. Fungsi polisonil, yaitu bezit mendapat perlindungan dari hukum. Sesuai dengan
ketentuan pasal 533 BW, setiap orang mendapat perlindungan hukum atas suatu benda
sampai terbukti di muka pengadilan bahwa sebenarnya ia tidak berhak.
2. Fungsi zakenrechtelijk, apabila bezit berlangsung terus selama jangka waktu tertentu dan
tidak ada protes dari pemilik sebelumnya, maka bezit akan berubah menjadi hak milik.
Pada keadaan ini dikenal lembaga verjaring, namun fungsi ini hanya berlaku pada
burgelijk bezit saja. Yang dimaksud burgerlijk bezit adalah suatu bezit yang si pemegang
bezit memang berkehendak untuk mempunyai barang itu bagi dirinya sendiri.
2. HAK MILIK
Referensi :
1. Hasbullah, Frieda Husni. 2002. Hukum Kebendaan Perdata: Hak-Hak Yang Memberi
Kenikmatan. Ind-Hil-Co.
Kelas : B-2019
1. BEZIT
A. Pengertian Bezit
Bezit adalah kedudukan menguasai atau menikmati suatu barang yang ada dalam
kekuasaan seseorang secara pribadi atau perantaraan orang lain, seakan-akan barang itu
miliknya. Bezit atas benda dibagi menjadi dua, yaitu: bezit yang beritikad baik (bezit te
goeder trouw), apabila bezitter (pemegang bezit) memperoleh benda itu tanpa adanya cacat-
cacat di dalamnya dan bezit beritikad buruk (bezit te kwader trouw) apabila pemegangnya
(bezitter) mengetahui bahwa benda yang dikuasainya bukan miliknya. Berakhirnya bezit
dapat atas kehendak sendiri dan bukan karena kehendak sendiri. Bezit diatur dalam Pasal
529-569 BW.
Pengertian bezit menurut para ahli :
Bezit ialah keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda yang dikuasai seseorang baik atas
upaya sendiri, maupun dengan perantaraan orang lain, seolah-olah benda itu adalah miliknya
sendiri.
2. Subekti
Bezit adalah suatu keadaan lahir, di mana seorang menguasai suatu benda seolah-olah
kepunyaannya sendiri, yang oleh hukum dilindungi, dengan tidak mempersoalkan hak milik atas
benda sebenarnya ada pada siapa.
3. Salim HS
Bezit adalah suatu keadaan yang senyatanya, seseorang menguasai suatu benda, baik benda
bergerak maupun tidak bergerak, namun secara yuridis formal benda itu belum tentu miliknya.
Ini berarti bahwa bezitter hanya menguasai benda secara materiil saja, sedangkan secara yuridis
formal benda itu milik orang lain.
1. Bezit yang beritikad baik, yakni apabila si pemegang kedudukan berkuasa memperoleh
kebendaan dengan cara memperoleh hak milik, dimana ia tidak mengetahui adanya cacat atau
kekurangan yang terdapat di dalamnya (Pasal 531 BW)
2. 2. Bezit yang beritikad buruk, yakni apabila si pemegang kedudukan berkuasa mengetahui
bahwa benda yang ada padanya bukan miliknya (Pasal 532 BW)
3. Pasal 533 BW menentukan bahwa setiap pemegang kekuasaan setiap pemegang kedudukan
berkuasa selalu dianggap beritikad baik dan tuduhan bahwa si pemegang kedudukan berkuasa
beritikad buruk harus dibuktikan oleh orang yang menuduh. Dengan demikian selama tidak
terbukti adanya itikad buruk, maka setiap orang harus dianggap memegang kedudukan berkuasa
untuk diri sendiri.
1. 1. Corpus, yaitu hubungan antara orang yang bersangkutan dengan bendanya.
2. 2. Animus, yaitu hubungan antara orang dengan bendanya harus dikehendaki oleh yang
bersangkutan. Yang dimaksud dengan kehendak yang sempurna, yaitu bukan kehendak dari anak
kecil atau orang gila.
1. 1. Fungsi polisonil, yaitu bezit mendapat perlindungan dari hukum. Sesuai dengan ketentuan
pasal 533 BW, setiap orang mendapat perlindungan hukum atas suatu benda sampai terbukti di
muka pengadilan bahwa sebenarnya ia tidak berhak.
2. 2. Fungsi zakenrechtelijk, apabila bezit berlangsung terus selama jangka waktu tertentu dan tidak
ada protes dari pemilik sebelumnya, maka bezit akan berubah menjadi hak milik. Pada keadaan
ini dikenal lembaga verjaring, namun fungsi ini hanya berlaku pada burgelijk bezit saja. Yang
dimaksud burgerlijk bezit adalah suatu bezit yang si pemegang bezit memang berkehendak untuk
mempunyai barang itu bagi dirinya sendiri.
1. 1. Dengan jalan occupation (mendaku atau menduduki bendanya), yaitu memperoleh bezit
dengan cara yang mandiri, tanpa bantuan dari orang yang lebih dahulu membezit. Misalnya
nelayan yang memancing ikan di laut.
2. 2. Dengan jalan tradition (penyerahan bendanya), yaitu memperoleh bezit dengan bantuan dari
orang yang terlebih dahulu membesit.
3. 3. Dengan jalan pewarisan, Pasal 541 BW menentukan bahwa kedudukan berkuasa seseorang
yang meninggal dunia, diatas segala apa yang sewaktu hidup dikuasainya, pada saat
meninggalnya beralih ke tangan ahli warisnya, dengan segala sifat dan aib celanya.
4. 4. Orang lain memperolej bezit itu dengan jalan tradition atau occupation
1. 1. Hak milik merupakan hak induk terhadap hak-hak kebendaan yang lain. Sedangkan hak-hak
kebendaan yang lain merupakan hak anak terhadap hak milik
2. 2. Hak milik ditinjau dari kualitasnya merupakan hak yang selengkap-lengkapnya
3. 3. Hak milik bersifat tetap, artinya tidak akan lenyap terhadap hak kebendaan yang lain.
Sedangkan hak kebendaan yang lain dapat lenyap jika menghadapi hak milik
4. 4. Hak milik mengandung inti (benih) dari hak kebendaan yang lain. Sedangkan hak kebendaan
yang lain hanya merupakan bagian saja dari hak milik.
2. 2. Penetapan pemerintah, yaitu melalui permohonan yang diajukan kepada instasi yang
mengurus tanah.
Referensi :
1. Hasbullah, Frieda Husni. 2002. Hukum Kebendaan Perdata: Hak-Hak Yang Memberi
Kenikmatan. Ind-Hil-Co.