Anda di halaman 1dari 22

PUTUSAN

Nomor 39/Pdt.G/2021/PN SMD


DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENGADILAN NEGERI Samarinda, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam
tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
1. Maulidya, Tempat  Tanggal lahir Balikpapan, 9 Juni 1970, Agama islam, Pekerjaan
Wirausaha,  berkedudukan di Jl. Sultan Hasanuddin Rt. 05 No. 13, Kelurahan Kariangau,
Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan;
2. Wilza Dwi  Frizrila Tempat Tanggal Lahir 18 Juli 1990, Agama Islam, Pekerjaan
Wiraswasta, berkedudukan Jl. Sultan Hasanuddin Rt. 05 No. 13, Kelurahan Kariangau,
Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan;
3. Irma Riswana  Tempat Tanggal Balikpapan, Lahir 17 Agustus 1995, Agama Islam,
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, berkedudukan Jl. Sultan Hasanuddin Rt. 05 No. 13,
Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan;
Kesemuanya adalah ahli waris, yakni istri dan anak kandung dari Almarhum Budi Harto yang
meninggal dunia di Makassar pada Tanggal 12 Januari 2014 dan di makamkan di Palopo pada
tanggal 13 Januari 2014, dalam hal ini diwaliki oleh:
1. Sonia Togatorop S.H., M.H.
2. Firda Ardita Subandi S.H., M.H.
3. Agus Setia Budi S.H., M.H.
4. Ekna Putri Nur Aulia S.H., M.H.
Kesemuanya adalah para Advokat Pada kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Sonia And
Partner beralamat di Jl. Wahid Hasyim RT. 06 RW. 03, Samarinda-Kalimantan Timur,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2021.
Untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;
MELAWAN
1. Syahrul Arifin, umur 37 tahun, beralamat di Jl. M. Yamin RT. 02 No. 14, Kelurahan
Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. selanjutnya disebut sebagai
Tergugat I (Anak Angkat Almarhum Budi Harto)
2. Roy Wibowo, umur 36 tahun, beralamat di Jl. Awang Long, RT. 08, No. 10, Kelurahan
Pelita, Kecamatan Samarinda Ulu , Kota Samarinda. Selanjutnya disebut sebagai Tergugat
II.
3. Yuliana Vidaresi, umur 34 tahun, beralamat di Jl. Sutomo, RT. 05, No. 07, Kelurahan
Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda. Selanjutnya disebut sebagai
Tergugat III.
Dalam hal ini diwaliki oleh:
1. Nur Mila Hayya, S.H., M.H.
2. Monika Kristiani, S.H., M.H.
3. Richardo Andrianto, S.H., M.H
4. Muhammad Raihan Akbar, S.H., M.H
Kesemuanya merupakan Advokat/Penasehat Hukum pada Firma Hukum Karya Yusitisia
beralamat di Jalan AW Syahrani Intan Jaya No. 13 RT. 013 Gunung Kelua, Kecamatan
Samarinda Ulu, Kota Samarinda, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 05 Januari 2021.
Pengadilan Negeri Samarinda tersebut telah membaca dan memperhatikan:
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda tanggal 12 Januari 2021 Nomor
39/Pdt.G/2021 PN SMD tentang Penunjukkan Majelis Hakim untuk memeriksa dan
mengadili perkara ini;
2. Penetapan Panitera Pengadilan Negeri Samarinda Nomor: 39/Pdt.G/2021 PN SMD,
tanggal 12 Januari 2021 tentang Penunjukkan Panitera Pengganti;
3. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor: 39/Pdt.G/2021 PN SMD, tanggal 20 Januari
2021 tentang Penetapan Hari Persidangan;
4. Berkas Perkara Nomor: 39/Pdt.G/2021 PN SMD beserta seluruh lampiran yang
terdapat di dalamnya dan mendengar keterangan para pihak di Persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARA


Menimbang bahwa Penggugat telah mengajukan Gugatan tertanggal 3 Januari yang didaftarkan
dan diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Samarinda tanggal 10 Januari 2021, dengan
Register Perkara Nomor: 39/Pdt.G/2021 PN SMD, yang pada pokoknya mendalilkan hal- hal
sebagai berikut:
1. Bahwa, para penggugat adalah ahli waris, yakni istri dan anak kandung dari Almarhum
Budi Harto yang meninggal dunia di Makassar pada Tanggal 12 Januari 2014 dan di
makamkan di Palopo pada tanggal 13 Januari 2014; (P-1)
2. Bahwa pada pada tahun 1995 keluarga Almarhum Budi Harto mengangkat seorang anak
berjenis kelamin laki-laki  berusia 10 (sepuluh) tahun diberi nama Syahrul yang
sebelumnya berstatus yatim piatu dan tidak memiliki satupun keluarga baik dari ayah
maupun ibu, karena Alm. Budi harto dikenal baik dikampung maka warga memberi
kepercayaan kepada keluarga Alm. Budi Harto untuk menjadi wali dari Syahrul tanpa
adanya surat keterangan pengangkatan anak secara tidak tertulis; 
3. Bahwa, almarhum Budi Harto mewariskan sebidang tanah pekarangan kepada para ahli
warisnya seluas 8000 M2 (delapan ribu meter persegi). Berdasarkan Sertifikat Hak milik
Bersama Nomor : 10.15.22.05.1.02324 Tahun 2014, yang terletak di Jl. Bengkuring
Raya, Gang Terong Pipit, Blok D; (P-2)
Dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara, berbatas dengan Sungai Kecil;
 Sebelah Timur, berbatas dengan Jl. Padat Karya;
 Sebelah selatan, berbatas dengan kebun jagung milik Khalida
 Sebelah barat berbatasan dengan Perumahan Bengkuring Inside
Dalam perkara ini mohon disebut sebagai objek sengketa
4. Bahwa, objek sengketa dibeli oleh Alm  Budi Harto pada tahun 1975 dari pemilikinya
Bernama ANSU FATI;
5. Bahwa, semula objek sengketa berdasarkan akta jual beli  Nomor :
09.14.21.04.1.01313  Tahun 1975 seluas 8.000 M2 ; (P-3);
6. Bahwa, pada bulan Januari Tahun 2013 tanah perkebunan milik ahli waris telah dikelola
dengan menanam pohon Sengon seluas 5000 M2 ;
7. Bahwa, pada tanggal 30 Maret 2016 para ahli waris telah sepakat agar tanah
perkebunan tersebut ditempati, dikelola dan dirawat oleh anak angkatnya yaitu Syahrul
(selanjutnya disebut sebagai Tergugat I) ;
8. Bahwa, pada tahun 2016 tanah  yang di percayakan kepada Tergugat I dengan tujuan
untuk ditempati, dirawat dan dikelola dengan alasan para pihak penggugat bertempat
tinggal jauh dari tanah yang merupakan objek Senggketa ;
9. Bahwa, setelah diserahkan kepada Tergugat I para penggugat memberitahukan objek
sengketa yang telah ditanami pohon Sengon seluas 5000 M 2, 2500 M2 merupakan tanah
kosong dan 500M2 merupakan bangunan rumah milik Keluarga Alm. Budi Harto;
10. Bahwa, para penggugat telah menjelaskan syarat kepada Tergugat I dalam mengelola
seluruh perkebunan dan menempatinya dengan syarat tidak diperbolehkan merusak
kebun yang telah ditanami Pohon sengon;
11. Bahwa, pada bulan Juni 2018 Tergugat I bertemu dengan Roy Wibowo (Selanjutnya
disebut Tergugat II) yang merupakan sahabat karibnya, kemudian mereka melakukan
percakapan yang mana Tergugat II bertanya tentang tempat yang strategis dan cocok
untuk membuka usaha somil kayu; 
12. Bahwa, pada saat mendengar pernyataan Tergugat II terselubung dibenak Tergugat I
untuk menjual tanah kosong disebelah tempat tinggalnya, dimana tanah tersebut
merupakan tanah yang telah lama dirawat oleh Tergugat I ; 
13. Bahwa, pada tanggal 21 November 2018 Tergugat I menjual sebidang tanah seluas
2500 M2 kepada Tergugat II dengan pemikiran bahwa tanah yang kosong tersebut telah
lama dirawat olehnya dan para pihak penggugat tidak pernah menanyakan tanah
tersebut kepada Tergugat I sebagai orang yang dipercayakan ;
14. Bahwa, tanah tersebut dijual kepada Tergugat II seluas 2500 M 2 tanpa adanya Akta Jual
Beli yang sah dan dilakukan secara lisan, karena merasa teman dekat maka Tergugat II
menyetujui untuk membeli tanah tersebut Kemudian Tergugat II mulai menggunakan
haknya dengan membangun gudang diatas objek sengketa dengan menggunakan tanah
seluas 1500 M2 , dan meletakkan beberapa bahan untuk usaha jualannya, Tergugat II
telah membangun Gudang tersebut selama 5 bulan;
15. Bahwa, setelah gudang tersebut selesai dibangun Tergugat II menggunakan Gudang
diatas objek sengketa dalam kurun waktu 3 bulan lamanya ;
16. Bahwa, setelah lama menggunakan gudang tersebut Tergugat II memiliki niat untuk
menjual sisa tanah kosong yang dimilikinya seluas 1000 M 2, yang kemudian hasil dari
penjualannya digunakan untuk menambah modal usaha Somil kayunya;
17. Bahwa, pada bulan Februari Tahun 2019 Tergugat II mencoba menawarkan tanah yang
berada disebelah barat, yang merupakan tanah hasil jual beli dari Tergugat I kepada
Yuliana Vidaresi (selanjutnya disebut sebagai Tergugat III) dengan bidang tanah seluas
1000 M2 namun tanah yang dibutuhkan oleh Tergugat III saat itu adalah seluas 1500 M 2
dikarenakan tanah tersebut nantinya akan  digunakan oleh Tergugat III untuk
membangun kandang ayam;
18. Bahwa, dikarenakan kekurangan 500 M2 untuk dijual kepada Tergugat lll, maka
Tergugat ll  kemudian mengambil dari sebelah  sisa tanahnya yang bukan merupakan
milik tergugat ll seluas 500 M2 yang mana tanah seluas 500 M2 tersebut merupakan milik
Penggugat dan diatas objek sengketa tersebut terdapat kebun Sengon  ;
19. Bahwa, tanah seluas 500M2 didapat dengan cara menebang pohon Sengon yang ada
diatas objek sengketa, sehingga setelah ditebang maka dijual kepada tergugat lll dalam
keadaan kosong; 
20. Bahwa, pada bulan April tahun 2019 Tergugat III akhirnya setuju untuk membeli tanah
dari Tergugat II dengan total bidang tanah seluas 1500 M 2 dengan tanpa menerbitkan
Akta Jual Beli antara Tergugat II dan Tergugat III dikarenakan pada saat melakukan
transaksi Tergugat II hanya menjanjikan akan mengurus semua surat baik Akta Jual
Beli;
21. Bahwa, pihak Tergugat III menggunakan tanah seluas 1500M 2 tersebut untuk 
membangun kandang ayam dan menggunakan kandang tersebut sekitar bulan
September; 
22. Bahwa pada saat  Tergugat II menjual tanah kepada Tergugat III, tanah yang dijual
sekitar seluas 1500 M2 diketahui 500M2 dari 1500M2 tersebut bukan merupakan milik
tergugat II melainkan tanah milik Penggugat yang sebelumnya terdapat beberapa
pohon sengon diatas objek sengketa ;
23. Bahwa, pada saat Tergugat III membeli tanah dari Tergugat II perjanjian yang
dilakukan hanya berupa perjanjian lisan bukan tertulis, dengan perjanjian tersebut
Tergugat II dan Tergugat III saling menyetujui dan Tergugat II menyerahkan tanah
tersebut tanpa menerbitkan Sertifikat atau Akta Jual Beli; 
24. Bahwa, melihat perbuatan Tergugat II sehingga bidang tanah yang dikuasai si Tergugat
II seolah-olah ini milik tergugat II semua, kemudian tergugat III membeli tanah dari
tergugat II ;
25. Bahwa, pada tahun 2020 bulan Januari penggugat akhirnya mengetahui tanah mereka
seluas 3000 M2 telah digunakan oleh para pihak Tergugat II, dan Tergugat III yang
semula tanah seluas 2500 M2 merupakan tanah kosong dan tanah seluas 500 M 2
sengaja dirusak oleh Tergugat III dimana diatasnya terdapat kebun Sengon milik Pihak
penggugat dimana mereka masuk menguasai objek sengketa diawali dengan
membangun Gudang oleh Tergugat II dan membangun kandang ayam oleh Tergugat III

26. Bahwa, pada saat para penggugat melakukan peneguran secara lisan kepada tergugat
ll, para pihak tegugat ll mengaku mendapat tanah ini dari tergugat l, dengan cara
membeli namun tidak memberikan Akta Jual Beli ;
27. Bahwa, pada saat para penggugat melakukan peneguran kepada Tergugat III, Tergugat
III mengaku membeli tanah seluas 1500M 2 dari tergugat II dimana tanah tersebut
diberikan dalam bentuk tanah kosong;
28. Bahwa, atas Tindakan dan perbuatan para tergugat secara keseluruhan yang
menguasai, menjual dan merusak objek sengketa milik para penggugat maka, para
penggugat telah berkali-kali melakukan teguran baik secara langsung maupun melalui
pemerintah Kelurahan Sempaja dan Pemerintah Kecamatan Samarinda Utara, agar
permasalahan tersebut mendapatkan penyelesaian antara Penggugat dan para Tergugat
;
29. Bahwa, setelah melakukan upaya berupa teguran baik secara langsung dan juga melalui
pemerintah Kelurahan Sempaja dan Pemerintah Kecamatan Samarinda Utara , tetap
saja para pihak tergugat tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan
ini ;
30. Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan oleh para tergugat diatas yang mengakibatkan
penggugat menderita kerugian karena tidak dapat menikmati apa yang menjadi haknya,
dimana berdasarkan ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata, maka para tergugat I, II, III
wajib membayar ganti rugi sebesar Rp. 200.000.00,00- (dua ratus juta rupiah)
dikarenakan penguasaan tanpa hak yang dilakukan para pihak tergugat atas tanah yang
dapat disebut sebagai objek sengketa milik penggugat selama kurang lebih 4 Tahun
(dari 2016-2020);
31. Bahwa, perbuatan para Tergugat jelas-jelas dan nyata adalah Perbuatan Melawan
Hukum, maka karena itu para penggugat mohon kepada Peradilan Semu Fakultas
Hukum Universitas Mulawarman untuk ;
 Memerintahkan kepada tergugat atau kepada siapapun saja yang mendapatkan hak
daripadanya untuk segera mengosongkan tanah tersengketa a quo;
 Dengan ketentuan apabila tergugat tidak melaksanakan perintah tersebut diatas
sebagaimana mestinya agar dikenakan uang paksa (dwangsom) secara tanggung
renteng sebesar Rp.900.000 (Sembilan ratus ribu rupiah) perhari terhitung sejak
putusan ini diucapkan
32. Bahwa, mengingat adanya kekhawatiran tergugat akan mengalihkan tanah tersengketa,
maka dapatlah kiranya pengadilan untuk melakukan Revindikatoir Beslaag atas tanah
tersengketa yang terletak di Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D.
33. Bahwa, karena gugatan penggugat ini didasarkan pada  bukti-bukti yang autentik
sebagaimana disyaratkan oleh pasal 180 HIR, maka dapat kiranya dijatuhkan putusan
yang dapat dijalankan terlebih dahulu ( uit vorbar Bij Voorad) walaupun ada bantahan,
banding ataupun kasasi.

Maka berdasarkan hal-hal yang terurai pada posita di atas, dapat kiranya pengadilan
menjatuhkan putusan sebagai berikut :
PRIMAIR
1. Menerima dan mengabulkan gugatan para penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan perbuatan tergugat adalah Perbuatan Melawan Hukum yang menimbulkan 
kerugian bagi paraa penggugat;
3. Bahwa para penggugat adalah ahli waris yang sah dari Budi Harto ;
4. Menyatakan bahwa objek sengketa berupa tanah pekarangan seluas 8000 M2 (delapan
ribu meter persegi). Berdasarkan Sertifikat Hak milik Bersama Nomor :
10.15.22.05.1.02324 Tahun 2014, yang terletak di Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong
Pipit, Blok D; (P-2)
Dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara, berbatas dengan Sungai Kecil
 Sebelah Timur, berbatas dengan Jl. Padat Karya
 Sebelah selatan, berbatas dengan kebun jagung milik Khalida
 Sebelah barat berbatasan dengan Perumahan Bengkuring Inside
Adalah sah milik para penggugat ;
5. Menyatakan pelatakan Revindikatoir Beslag atas tanah tersengketa di Jl. Bengkuring
Raya, Gang Terong Pipit, Blok D 8000M2 adalah sah dan berharga;
6. Menghukum tergugat membayar uang paksa (Dwangsom) dan ditanggung secara
renteng sebesar Rp. 900.000 (Sembilan ratus ribu rupiah) setiap harinya yang dapat
ditagih secara dan sekaligus oleh penggugat, karena lalai melaksanakan putusan
perkara ini ;
7. Menghukum tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada para penggugat, karena
para penggugat tidak dapat menikmati apa yang menjadi haknya sebesar Rp.
200.000.000,00-(dua ratus juta rupiah) ;
8. Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara seluruhnya;
9. Menyatakan bahwa putusan pengadilan ini dapat dijalanka lebih dahulu walaupun ada
bantahan, banding dan kasasi;
10. Memerintahkan kepada tergugat I,II,III atapun siapa saja yang mendapatkan hak
daripadanya untuk segera mengosongkan tanah tersengketa yang terletak di Jl.
Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D seluas 8000M 2 (delapan ribu meter persegi)
dan mengembalikan kepada para penggugat sebagai pemilik sah dalam keadaan baik
setelah putusan ini diucapkan;

SUBSIDAIR
Seandainya pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan bukti-bukti


tertulis berupa foto kopi surat-surat yang telah bermaterai cukup dan telah dicocokan
dengan asli dan /atau foto kopinya dimuka persidangan, selanjutnya diberi tanda P - 1 sampai
dengan P - 6 sebagai berikut ;

No Kode Nama/ Jenis Surat Kegunaan Bukti Keterangan

1. P-1 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Surat Untuk membuktikan 3 Rangkap
Pernyataan Ahli Waris tertanggal 10 bahwa para
Maret 2014 penggugat adalah
ahli waris dari Alm,
Budi Harto dan
berhak
mendapatkan
kepastian hukum
atas Sertifkat Hak
Milik Tanah

2. P-2 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Akta Untuk membuktikan


Jual Beli Nomor. Nomor : bahwa tanah seluas 2 Rangkap
09.14.21.04.1.01313  Tahun 1975 seluas 8000M2 merupakan
8000 M2 (delapan ribu meter persegi) tanah yang dibeli
yang terletak di Jl. Bengkuring Raya, oleh Alm. Budi Harto
Gang Terong Pipit, Blok D; dari Ansu Fati pada
tahun 1975 yang
terletak di Jl.
Bengkuring Raya,
Gang Terong Pipit,
Blok D

3. P-3 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Surat Sertifikat Hak 1 Rangkap
Sertifikat Hak  Milik (SHM) No. Milik atas nama
10.15.22.05.1.02324 Tahun 2014. Atas Budiharto yang telah
nama Maulidya, Wilza Dwi Fizrilla, Irma dibalik nama
Riswana menjadi Maulidya,
Wilza Dwi Fizrilla,
Irma Riswana
karena telah
menjadi Hak Waris
Maulidya, Wilza Dwi
Fizrilla, Irma
Riswana

4. P-4 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Akta Untuk Membuktikan 1 Rangkap
Kematian No. 3503-KM-26032014-0075. tentang  pengurusan
Persyaratan
Pembagian Ahli
waris              
( Peralihan Hak Atas
tanah)

5. P-5 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Ijin Untuk membuktikan 1 Rangkap
Mendirikan Bangunan No. berdirinya sebuah
1234/DPMPTSP-KS/IMB/C/XI/2006 bangunan rumah
diatas tanah dengan
Sertifikat Hak  Milik
(SHM) No.
10.15.22.05.1.02324
Tahun 2014. Atas
nama Maulidya,
Wilza Dwi Fizrilla,
Irma Riswana

6. P-6 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Bukti bahwa 1 Rangkap


SPPT.PBB pemilik/penggugat
No.1312006NOP.73.10.020.007.005.001 adalah pembayar
1.0 pajak (PBB) dan
pengelola tanah
milik atas bidang
tanah tersebut serta
bangunan di atasnya
yang merupakan
objek sengketa.

Bahwa, Penggugat telah menghadirkan Saksi kepersidangan yaitu 3 (Tiga) orang saksi
yang bernama dan masing-masing memberikan keterangan di bawah sumpah, pada pokoknya
sebagai berikut:
1. KHALIDA YUNI SAFITRI, Bersamaan  ini  Sebagai Saksi di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan bahwa:
 Bahwa saksi kenal dengan para pihak yang berperkara dan tidak ada hubungan keluarga
dengan para pihak yang berperkara;
 Bahwa saksi mengetahui untuk hal apa dia bersaksi dalam perkara ini, yaitu untuk hal
objek sengketa yang terletak di Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D yang
batas–batasnya telah para Penggugat tuangkan dalam surat gugatannya adalah sebagai
berikut :
 Sebelah Utara, berbatas dengan Sungai Kecil;
 Sebelah Timur, berbatas dengan Jl. Padat Karya;
 Sebelah selatan, berbatas dengan kebun jagung milik Khalida;
 Sebelah barat berbatasan dengan Perumahan Bengkuring Inside;
 Bahwa benar batas tanah disebelah selatan berbatasan dengan kebun jagung milik saksi;
 Bahwa saksi pernah melihat para penggugat menanam pohon sengon;
 Bahwa saksi melihat para penggugat memanen pohon sengon;
 Bahwa saksi melihat para penggugat membersihkan lahan yang di tanami pohon sengon;
 Bahwa saksi tau bahwa Syahrul adalah anak angkat dari keluarga penggugat;
 Bahwa saksi juga menyaksikan  proses pengangkatan Syahrul (tergugat I) sebagai anak
angkat keluarga penggugat;
2. R.VIVA NUR HALISA, bersamaan ini sebagai saksi di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan bahwa : 
 Bahwa Saksi adalah Ibu lurah di Kelurahan Sempaja Kota Samarinda yang berprofesi
sebagai Kepala Kelurahan Sempaja Kota Samarinda;
 Bahwa saksi telah menerima laporan dari Penggugat mengenai tanah yang dikuasai oleh
para tergugat;
 Bahwa saksi telah melakukan teguran berupa surat teguran kepada para tergugat;
 Bahwa saksi tidak mendapat respon apapun oleh para tergugat;
 Bahwa saksi juga telah melakukan teguran berupa teguran secara langsung dengan
mendatangi para tergugat; 
 Bahwa  setelah melakukan teguran langsung kepada para tergugat, saksi tidak mendapat
respon ataupun pergerakan dari para tergugat untuk menyelesaikan permasalahan ini.;
 Bahwa saksi telah berusaha semaksimal mungkin namun para tergugat tidak memiliki
itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan ini;
3. SHAFIRA AURA SILVANIA, bersamaan ini sebagai saksi di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan bahwa: 
 Bahwa saksi kenal dengan para pihak penggugat namun tidak ada hubungan keluarga;
 Bahwa saksi Adalah dari Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda yang berprofesi
sebagai Staff  di Kecamatan Samarinda Utara;
 Bahwa saksi telah menerima laporan dari penggugat mengenai tanah yang di kuasai para
tergugat;
 Bahwa hubungan antara Penggugat dengan Para Tergugat adalah memiliki hubungan
keluarga;
 Bahwa saksi mengenali dan ingat wajahnya;
 Bahwa para Penggugat adalah ahli waris tanah yang seluas 8000 M2 (delapan ribu meter
persegi) , yang terletak di Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D;
 Bahwa  yang saksi ketahui yaitu tentang perselisihan masalah bahwa Penggugat dan Para
Tergugat terkait Objek sangketa Ahli Waris Tanah;
 Bahwa sepengetahuan saksi Bahwa Hak Milik Tanah tersebut milik dari Para Pihak
penggugat;
 Bahwa saksi tahu Bukti surat P-1 berupa bukti surat Pernyataan Ahli Waris para
Penggugat;
 Bahwa saksi telah dokumentasikan kapan surat tersebut ditanda tangani karena saksi
pada saat itu bertugas foto-foto;
 Bahwa Saksi telah melakukan teguran berupa surat kepada para pihak tergugat sebanyak
3 kali;
 Bahwa saksi juga telah melakukan teguran berupa teguran secara langsung dengan
mendatangi para tergugat;
 Bahwa sepengetrahuan saksi Para Tergugat sampai saat ini belum sama sekali
membalikkan objek sangketa kepada Penggugat;

Menimbang bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut Para Tergugat mengajukan Jawaban
dan gugatan Rekonvensi atas Gugatan  tertanggal 2 Juli 2021, sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa Tergugat Tergugat I, Tergugat II, dan Tegugat III menolak secara tegas
keseluruhan dalil dan dalih gugatan Penggugat kecuali dari apa yang diakuinya dalam
gugatan tidak bertentangan dengan eksepsi dan tidak merugikan kepentingan hukum
Tergugat. 
2. Bahwa mencermati gugatan Penggugat ini, seharusnya para Penggugat lebih cermat dalam
menetapkan subjek dalam gugatannya, seharusnya dari para Penggugat juga mampu
mencantumkan pihak-pihak lain yang telah memiliki sebagian dari tanah/lokasi objek
sengketa ini lewat peralihan hak dari pihak lain. 
3. Bahwa sehubungan yang dijadikan objek sengketa oleh para Penggugat adalah tanah yang
dapat diartikan secara hukum adalah benda tetap (benda tak bergerak) maka berdasarkan
pada hukum acara perdata, Penggugat pula harus dapat menjelaskan secara jelas dan
terperinci mengenai identitas tanah, bentuk tanah a-qou sebagai objek sengketa.
4. Bahwa bila dilihat dari Posita gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat tidak sesuai apa
yang menjadi posita gugatannya, kerena tidak ada relevansi sama sekali dengan perbuatan
yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III. Dimana dalam uraian Posita
tidak terlihat sama sekali adanya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh  Tergugat 
II. Dan justru apa yang telah dilakukan oleh Tergugat II dalam hal memiliki tanah tersebut 
telah sesuai dengan prosedur dan aturan hukum yang berlaku. Dengan tidak
menggambarkan secara jelas bentuk perbuatan melawan hukum yang dilakukan para
Tergugat. Maka sudah sepatutnya secara hukum gugatan Para Penggugat dapat ditolak
atau tidak dapat diterima;
5. Bahwa dari uraian dan pertimbangan hukum para Penggugat diatas, maka dapat
disimpulkan secara hukum bahwa rumusan surat gugatan yang diajukan oleh pihak para
Penggugat tidak memenuhi syarat-syarat formil, olehnya sebagaimana dalam hukum acara
perdata dan praktik peradilan perdata dapat berakibat gugatan tidak dapat diterima. Dalam
Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I Nomor 1343/K/SIP/1975 berbunyi gugatan dinyatakan
tidak dapat diterima oleh karena (gugatan tersebut) tidak memenuhi persyaratan formil. 
Selanjutnya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
dapat memutus dalam putusan dengan Amar sebagai berikut:
 Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
 Menyatakan  Gugatan Penggugat dapat ditolak atau tidak dapat diterima;
 Menghukum  Para  Penggugat  untuk membayar semua biaya yang timbul akibat
perkara ini.

DALAM POKOK PERKARA :


1. Bahwa apa yang telah dikemukakan dalam Eksepsi juga dimasukkan dalam Konvensi ini,
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan;
2. Bahwa pada prinsipnya para Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III  menyangkal dan 
menolak dalil-dalil Gugatan yang diajukan Penggugat, kecuali yang diakui secara tegas
dalam Jawaban ini;
3. Bahwa Tergugat I menanggapi poin 2 dalil Penggugat, bahwa dalil tersebut tidak lengkap
dan tidak komprehensif dimana Penggugat menyatakan bahwa pengangkatan Tergugat I
oleh Alm. Budi Harto sebagai anak angkat karena Tergugat I pada saat yang dimaksud
berstatus yatim piatu dan tidak memiliki keluarga satupun dilaksanakan tanpa adanya
surat keterangan pengangkatan secara tertulis, padahal meskipun tanpa surat keterangan
tertulis namun warga kampung sekitar kediaman Penggugat ikut menyaksikan bahkan
sebelumnya warga kampung tersebutlah yang mengusulkan agar Tergugat I diangkat
menjadi anak angkat Alm. Budi Harto.  Selain itu, peraturan perundang-undangan yang
memuat prosedur dan syarat pengangkatan anak baru diterbitkan pada tahun 2007
dengan Undang-Undang Nomor 54 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.
4. Bahwa pada poin 22 dari gugatan, Tergugat II menjelaskan jika dalil tersebut tidak benar
dan beralasan hukum sama sekali karena dalam faktanya terhadap tanah yang dijadikan
objek sengketa oleh pihak para Penggugat sebagian merupakan tanah milik keluarga
Tergugat II sejak tahun 1961 yang telah dimiliki, dikuasai, dan ditempati oleh Tergugat II
dalam hal tanah tersebut digunakan untuk menanam tanaman sayur mayur dan
diterbitkan bukti kepemilikan Tanah pada tahun 1961 dengan Sertifikat Hak Milik Nomor
08 Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D tanggal 03 April 1961 Surat Ukur
No.0042/Samarinda/1961 tanggal 29 Maret 1961 luas 1000m2 atas nama Hadiwijoyo, dan
bersifat turun temurun ke ahli warisnya hingga saat ini yaitu Tergugat II. Dengan
demikian sangat jelas bahwa jual beli antara pihak Alm. Budi Harto dengan Ansu Fati
objek jual belinya tidak jelas sedari awal (T-1); (SHM)
5. Bahwa keluarga dari Tergugat II pada tahun 2011 mewariskan sebidang tanah
bersertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 08 tahun 1961 tersebut kepada Tergugat II dilakukan
balik nama menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor 08, Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit,
Blok D, penerbitan tanggal 14 Agustus 2011 surat Ukur No.0046/Samarinda/2011 tanggal
10 Agustus 2011 seluas 1000m2 atas nama Roy Wibowo (T-2); (SHM)
6. Bahwa Tergugat II menerangkan perolehan tanah Tergugat II dari keluarganya didasarkan
pada Surat Keterangan Ahli Waris Nomor 032/SKAW/SMD/XI/2011 tertanggal 05 Juni 2011
(T-3); (surat waris)
7. Bahwa tanah yang diwariskan kepada Tergugat II dahulu diperoleh keluarganya dari jual-
beli keluarga Penggugat rekonvensi/Tergugat II konvensi dengan Alm. Abdul Aziz
berdasarkan akta jual beli Nomor 12/1961 tertanggal 23 Februari tahun 1961, yang
dilakukan dihadapan camat Samarinda Kota selaku Pejabat Pembuat akta Tanah, terhadap
jual beli mana telah dilakukan proses balik nama (T-4); (akta jual-beli)
8. Bahwa Tergugat II juga menjelaskan jika tindakan dari para Penggugat yang menanam
pohon sengon tahun 2016 diatas tanah milik Tergugat II seluas 500 m2 sudah seringkali
dilakukan teguran oleh Tergugat II namun tidak diperdulikan Penggugat hingga sekarang;
9. Bahwa poin 10 pada gugatan, Tergugat I menyampaikan jawaban bahwasannya
Penggugat secara tidak langsung telah mengakui terhadap perbuatan Tergugat I dalam
menjual tanah kepada Tergugat II tidaklah salah, dikarenakan Penggugat sendiri tidak
melarang Tergugat I untuk menjual tanah yang telah ia kelola sejak tahun 2016;
10. Bahwa lebih lanjut Tergugat I menyampaikan bahwasannya selain Penggugat tidak
melarang, Penggugat juga tidak memperlakukan Tergugat I dengan baik sebagai saudara
angkat sekaligus sebagai orang yang dipercayakan untuk mengelola objek sengketa,
dikarenakan para Penggugat sendiri tidak pernah memberikan upah atau kompensasi
maupun tunjangan kebutuhan sehari-hari kepada Tergugat I, padahal Penggugat sendiri
mengetahui dengan jelas bahwa Tergugat I tidak memiliki pekerjaan lain selain menjaga
dan mengelola objek sengketa;
11. Bahwa terhadap poin 14 gugatan, Tergugat I dan Tergugat II menyampaikan jawaban
bahwa perjanjian jual beli yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II memang benar
dilakukan secara lisan, namun pada saat perjanjian dilaksanakan, turut disaksikan puIa 
oleh  Ine Ismaya yang merupakan teman dari Tergugat II, (T-5); (kesaksian).
12. Bahwa perjanjian jual beli tanah secara lisan tidak menyebabkan batalnya perjanjian
selama memenuhi syarat yang ditentukan sesuai Pasal 1320 KUHPer;
13. Bahwa poin 19 gugatan, Tergugat II menjelaskan jika ia jelas-jelas memiliki hak atas
tanah tersebut yang merupakan warisan dari keluarganya yang mana diatas tanah
tersebut ditanamai pohon sengon oleh Penggugat tanpa hak;
14. Bahwa poin 21 dan 24 gugatan Tergugat II dan Tergugat III menanggapi bahwasannya
dalil tersebut tidaklah sepenuhnya benar dikarenakan pada saat pelaksanaan jual beli
antara Tergugat II dan Tergugat III, keduanya sempat membuat perjanjian jual-beli tanah
dibawah tangan yang ditandatangani oleh Roy Wibowo dan Yuliana Vidaresi sebagai pihak
yang melakukan jual beli tanah (T-6); (akta jual-beli)
15. Bahwa poin 33 gugatan Tergugat I dan Tergugat II memberikan jawaban bahwasannya
dalil tersebut tidak jelas/kabur, sebab Penggugat menyatakan penguasaan tanpa hak yang
dilakukan Tergugat dimualai sejak 2016 padahal perkara/peristiwa sengketa yang dimuat
Penggugatan dalam gugatannya adalah sejak jual beli antara Tergugat I dan Tergugat II
dilaksanakan yaitu pada tahun 2018;
16. bahwa jawaban dari Tergugat II yakni tidak beralasan hukum Penggugat menyatakan
kerugian sebesar 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dari kerusakan pohon sengon
seluas 500m2 karena selain tanah tersebut merupakan hak milik Tergugat II, jumlah
kerusakan pohon sengon juga tidak seberapa karena yang ditebang hanya seluas 500m2;
17. Bahwa berdasarkan dalil jawaban para Tergugat diatas, terhadap dalil-dalil Penggugat
yang menyatakan bahwasannya Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III telah
melakukan perbuatan melawan hukum dengan menempati tanah milik Penggugat
merupakan dalil yang tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali;
18. Bahwa  untuk  dalil-dalil gugatan yang selebihnya yang tidak ditanggapi, pada prinsipnya
para pihak Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III tetap menolaknya;
19. Bahwa Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III dalam halam hal ini berpendapat oleh
karena dalil-dalil gugatan Para Penggugat  tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat,
maka sangatlah patut dan beralasan hukum untuk menolak atau tidak dapat diterima
Gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat;

DALAM REKONVENSI
1. Bahwa Tergugat II Konvensi sekarang dalam kedudukannya selaku Penggugat
Rekonvensi akan mengajukan gugatan Rekonvensi terhadap Penggugat I, Penggugat II
dan Penggugat III Konvensi dalam kedudukannya sekarang selaku para Tergugat
Rekonvensi;
2. Bahwa apa yang telah dikemukakan dalam Konvensi juga dimasukkan dalam Rekonvensi
ini, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan;
3. Bahwa keluarga Penggugat rekonvensi/Tergugat II konvensi memiIiki bidang tanah
berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 08 Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D
tanggal 03 April 1961 Surat Ukur No.0042/Samarinda/1961 tanggal 29 Maret 1961 luas
1000m2 atas nama Hadiwijoyo (T-1); (sertifikat tanah)
dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Utara berbatasan dengan    : Ansu Fati
b. Barat berbatasan dengan    : Ansu Fati dan kebun jagung Khalida
c. Selatan berbatasan dengan  : Kebun jagung Khalida
d. Timur berbatasan dengan    : Jl. Padat Karya
4. Bahwa setelah dilakukan balik nama dan pengukuran kembali serifikat tersebut berubah
menjadi Sertifikat Hak Milik Nomor 08, Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D,
penerbitan tanggal 14 Agustus 2011 surat Ukur No.0046/Samarinda/2011 tanggal 10
Agustus 2011 seluas 1000m2 atas nama Roy Wibowo (T-2);(SHM)
Dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Utara berbatasan dengan    : Alm. Budi Harto
b. Barat berbatasan dengan    :  Alm. Budi Harto dan kebun jagung Khalida
c. Selatan berbatasan dengan    :  kebun jagung Khalida
d. Timur berbatasan dengan    : Jl. Padat Karya
5. Bahwa Penggugat rekonvensi/Tergugat II konvensi memperoleh hak atas tanah tersebut
dari warisan keluarganya tahun 2011 berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris Nomor
032/SKAW/SMD/XI/2011 tertanggal 05 Juni 2011 (T-3); (surat waris)
6. Bahwa tanah yang diwariskan kepada Tergugat II dahulu diperoleh keluarganya dari jual-
beli keluarga Penggugat rekonvensi/Tergugat II konvensi dengan Alm. Abdul Aziz
berdasarkan akta jual beli Nomor 12/1961 tertanggal 23 Februari 1961, yang dilakukan
dihadapan camat Samarinda Kota selaku Pejabat Pembuat akta Tanah, terhadap jual beli
mana telah dilakukan proses balik nama. (T-4); (akta jual-beli)
7. Bahwa sejak memperoleh tanah warisan tersebut dari tahun 2011 Penggugat
rekonvensi/Tergugat II konvensi telah mengurus dan mengelola tanah tersebut dengan
berkebun sayur sayuran pada sebagian tanah disamping objek sengketa seluas 500m2.
Dan baru pada tahun 2013 Alm. Budi Harto dan para Penggugat yang telah membeli
tanah dari Ansu Fati mulai menanami sebagian tanah milik Penggugat
rekonvensi/Tergugat II seluas 500m2 dengan pohon sengon.
8. Bahwa perbuatan Penggugat sempat ditegur beberapa kali Penggugat
rekonvensi/Tergugat II konvensi untuk tidak menanam pohon sengon di sebagian tanah
milik Roy. Atas teguran saat itu, Penggugat mengatakan bahwa mereka akan
memindahkan tanaman sengon ke tempat yang lain, dan Roy mempercayai pernyataan
dari Penggugat;
9. Bahwa setelah 5 bulan kemudian, Penggugat rekonvensi/Tergugat konvensi II mendapati
pohon sengon yang ditanam Penggugat dahulu ternyata tidak dipindahkan dan akhirnya
tetap tumbuh pada tanah miliknya seluas 500m2. Saat itu juga Tergugat II mendatangi
rumah Penggugat melayangkan teguran secara lisan berulang kali, namun Penggugat
hanya mengiyakan tetapi tidak dilaksanakan. Penggugat rekonvensi/Tergugat II konvensi
yang bosan menegur akhirnya membiarkan pohon sengon tersebut tumbuh sebab tanah
tersebut juga masih belum dipakai untuk menanam sayuran,yang dipakai adalah sebagian
dari luas tanah dari total 1000m2;
10. Bahwa oleh karena Penggugat telah tanpa hak menguasai dan menempati tanah miIik
rekonvensi/Tergugat II konvensi tanpa persetujuan, maka Penggugat sendiri telah
melakukan perbuatan melawan hukum, dan Tergugat II berhak untuk menebang pohon
sengon yang tumbuh di atas tanah miliknya sebab telah berulang kali ditegur dan tidak
diperdulikan. Selain itu para Penggugat konvensi juga tidak berhak menuntut ganti rugi
sepeser pun dari pohon yang ditebang untuk mengosongkan lahan milik Penggugat
rekonvensi. 
11. Bahwa berdasarkan pasal 385 KUHP yang berbunyi “Barang siapa dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara hukum, menjual, menukarkan atau
membebani dengan crediet verband sesuatu hak atas tanah Indonesia, sesuatu gedung,
bangunan, penanaman atau pembenihan, padahal diketahui bahwa yang mempunyai atau
turut mempunyai hak atasnya adalah orang lain” dipidana penjara selama 4 (empat)
tahun penjara;
12. Bahwa terhadap tindakan Tergugat Rekonvensi yang menempati tanah hak milik
Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi merupakan perbuatan melawan hukum
karena menimbulkan kerugian kepada Penggugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi yaitu
Penggugat Rekonvensi tidak dapat menggunakan tanah miliknya sendiri untuk
memperluas usaha perkebunan berupa sayur-sayuran.
13. Bahwa berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata yang menyatakan “setiap perbuatan melawan
hukum, yang oleh karenanya menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang
yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian itu mengganti kerugian”;
14. Bahwa oleh karena dasar kepemilikan tanah berdasarkan sertifikat hak milik Nomor 0046
tahun 2011 terhadap tanah yang dijadikan objek sengketa seluas 500m2, maka terhadap
tindakan dan perbuatan para Tergugat rekonvensi/Penggugat konvensi yang  telah
menguasai dan menggunakan tanah milik rekonvensi/Tergugat II konvensi yang sama
sekali tidak berdasar. Oleh karena itu sudah sepatutnya secara hukum dapat dinyatakan
atau diperintahkan kepada para Tergugat rekonvensi untuk membayar ganti rugi atau
pembayaran kompensasi atas penggunaan tanah Penggugat rekonvensi/Tergugat II
konvensi selama  ±  6 tahun sebesar 150 juta rupiah dan secara sukarela membersihkan
lahan seluas 500m2 Penggugat rekonvensi dari bekas penebangan pohon tanpa suatu
beban apapun seperti semula. 
15. Bahwa oleh karena Gugatan Rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat
Rekonvensi/Tergugat II Konvensi didukung bukti-bukti dan dasar hukum yang jelas, maka
sudah sepatutnya putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu ( uit
voorbaar bij vooraad) walaupun ada verzet, banding dan kasasi.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan Tergugat II Konvensi serta gugatan Penggugat
Rekonvensi  di atas,  selanjutnya  mohon kepada Ibu/Bapak Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan memutus perkara dengan amar sebagai
berikut:

DALAM KONVENSI:
1. Menyatakan  menolak Gugatan Para Penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan Gugatan tidak dapat diterima;
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya yang ditimbulkan dalam
Perkara ini;
DALAM REKONVENSI:
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi/Terguigat II
Konvensi  seluruhnya;
2. Menyatakan Pengugat Rekonvensi/Tergugat II Konvensi selaku pemilik yang sah  atas
sebidang tanah seluas 500m2 yang dijadikan objek sengketa dalam gugatan rekonvensi
berdasarkan Sertifikat Hak Milik Nomor 08, Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok
D, penerbitan tanggal 14 Agustus 2011 surat Ukur No.0046/Samarinda/2011 tanggal 10
Agustus 2011 seluas 1000m2 atas nama Roy Wibowo, dengan batas-batas sebagai
berikut:
a. Utara berbatasan dengan      : Alm. Budi Harto
b. Barat berbatasan dengan      : Alm. Budi Harto dan kebun jagung Khalida
c. Selatan berbatasan dengan   :  kebun jagung Khalida
d. Timur berbatasan dengan     : Jl. Padat Karya
3. Menyatakan terhadap perbuatan Para Tergugat Rekonvensi/Penggugat Konvensi yang
telah menguasai tanah  milik Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi II adalah tidak
benar dan merupakan perbuatan perbuatan melawan hukum;  
4. Menghukum Para Tergugat Rekonvensi/Penggugat konvensi untuk membayar ganti rugi
atau pembayaran kompensasi atas penggunaan tanah Penggugat rekonvensi selama  ± 
6 tahun sebesar 150 juta rupiah dan secara sukarela membersihkan lahan seluas 500m2
Penggugat rekonvensi dari bekas penebangan pohon tanpa suatu beban apapun seperti
semula. 
5. Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum
Banding dan Kasasi;
6. Menghukum Para Tergugat Rekonvensi untuk membayar semua biaya yang timbul
dalam perkara ini;

Atau jika Ketua/Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil – adilnya (Aqua Et
Bono);

Untuk menguatkan dalil-dalil jawabannya, Tergugat telah mengajukan bukti-bukti tertulis


berupa foto kopi surat-surat yang telah bermaterai cukup dan telah dicocokan dengan asli
dan /atau foto kopinya dimuka persidangan, selanjutnya diberi tanda T – 1 sampai dengan  T –
9 sebagai berikut:

No Nama/Jenis Surat Kegunaan Ket.


.

T-1 Buku Tanah Hak Milik Nomor 08 Jl. Untuk membuktikan bahwa Fotokopi
Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D kepemilikan tanah keluarga
tanggal 03 April 1961 Surat Ukur Nomor Tergugat II atas tanah seluas
0042/Samarinda/1961 tanggal 29 Maret 1961 1000 M2 yang berlokasi di Jl
luas 1000m2 atas nama Hadiwijoyo; Bengkuring Raya, Gang Terong
Pipit, Blok D yang diwariskan
ke Tergugat II/Roy Wibowo.
T-2 Buku Tanah Milik Nomor 08, Jl. Bengkuring Untuk membuktikan Fotokopi
Raya, Gang Terong Pipit, Blok D, penerbitan kepemilikan sah Tergugat
tanggal 14 Agustus 2011 surat Ukur II/Roy Wibowo terhadap tanah
No.0046/Samarinda/2011 tanggal 10 Agustus seluas 1000 M2, termasuk di
2011 seluas 1000m2 atas nama Roy Wibowo; dalamnya tanah yang dijadikan
objek sengketa seluas 500 M2.

T-3 Surat Keterangan Ahli Waris Untuk membuktikan bahwa Fotokopi


No.032/SKAW/SMD/XI/2011 tertanggal 05 tergugat II/Roy Wibowo
Juni 2011; memang benar ahli waris dari
Hadiwijoyo.

T-4 Akta Jual Beli Tanah Nomor Untuk membuktikan bahwa Fotokopi
12/01/AJB/SR/1961 tanggal 23 Maret 1961 tanah seluas 1000 M2 tersebut
yang dibuat oleh Annisa Kurniasari, S.H., telah dibeli oleh Alm.
M.Kn selaku PPAT Kota Samarinda; Hadiwijoyo yang merupakan
ayah Roy Wibowo dari Alm.
Abdul Aziz tahun 1961.

T-5 Surat Perjanjian jual beli tanah dibawah Untuk membuktikan bahwa Asli
tangan tanggal 11 April 2019; benar Antara Roy Wibowo dan
Yuliana Vidaresi telah
melakukan perjanjian jual beli
tanah secara sah

T-6 Surat Ukur Nomor 0042/Samarinda/1961 Untuk pembuktian batas-batas Fotokopi


Tanggal 29 Maret 1961 Luas 1000m2; dan ukuran luas tanah SHM
Hadiwijoyo, yakni ayah
Tergugat II/Roy Wibowo.

T-7 Surat Ukur Nomor 0046/Samarinda/2011 Untuk pembuktian batas-batas Fotokopi


tanggal 10 Agustus 2011 luas 1000 M2; dan ukuran luas tanah SHM
Tergugat II/Roy Wibowo.

T-8 Akta Kematian No. 2404-KM-17024025-0064; Untuk membuktian pengurusan Fotokopi


balik nama sertifikat tanah
warisan

T-9 Surat Permohonan Balik Nama Sertifikat Untuk pembuktian keabsahan Fotokopi
Tanah Warisan; kepemilikan sertifikat tanah
Tergugat II/Roy Wibowo

Selain alat bukti surat tertulis, Tergugat juga mengajukan 2 (dua) orang saksi yang masing-
masing bernama Ine Ismaya dan Rafi Yahya Priatna untuk memberi keterangan di bawah
sumpah agar memberikan keterangan dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut:
1. Saksi Ine Ismaya (saksi jual-beli tanah lisan Tergugat I dengan Tergugat II)
 Bahwa saksi kenal dengan para pihak yang berperkara dan tidak ada hubungan keluarga
dengan para pihak yang berperkara;
 Bahwa saksi merupakan teman dari Roy Wibowo/Tergugat II;
 Bahwa saksi mengetahui bahwa objek yang disengketakan adalah tanah yang terletak di
Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D Samarinda;
 Bahwa saksi mengetahui perjanjian jual beli yang dilakukan Syahrul dan Roy Wibowo
memang benar dilakukan secara lisan di tempat kediaman Syahrul/Tergugat I;
 Bahwa saksi diminta oleh Roy Wibowo/Tergugat II untuk menjadi saksi pada saat
dilakukan perjanjian jual-beli lisan dengan Syahrul/Tergugat I;

2. Saksi Rafi Yahya Priatna (saksi jual-beli tanah tertulis Tergugat II dan Tergugat III)
 Bahwa saksi merupakan ketua RT. 05 di kelurahan Sempaja Utara, Kec. Samarinda Utara,
Kota Samarinda dan saksi menjabat sebagai ketua RT terhitung sejak tahun 2016.
 Bahwa saksi mengetahui objek yang disengketakan adalah tanah yang terletak di
kelurahan Sempaja Utara, Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D, Kota
Samarinda.
 Bahwa saksi tidak tahu kapan persisnya transaksi yang terjadi antara Syahrul/Tergugat I
dan Roy Wibowo/Tergugat II, yang saksi ketahui hanya pada saat Roy Wibowo mulai
membangun usahanya diatas tanah tersebut yakni pada bulan desember tahun 2018.
 Bahwa pada 02 April 2019, Roy Wibowo mendatangi rumah saksi dengan  menyampaikan
maksud dan tujuannya yakni hendak menjual tanah warisan miliknya dan meminta saksi
untuk menjadi saksi perjanjian jual beli tanah dengan Yuliana Vidaresi.
 Bahwa pada tanggal 03 April 2019, Roy Wibowo/tergugat II bersama Yuliana
Vidaresi/Tergugat III datang ke rumah saksi sesuai janji untuk menandatangani
perjanjian jual beli tanah di depan saksi.

Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam berita acara
persidangan perkara ini, untuk menyingkat putusan ini dianggap telah termuat dan menjadi
bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini;
Menimbang, bahwa akhirnya para pihak menyatakan tidak ada hal-hal yang diajukan
lagi dan mohon putusan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa berdasarkan Jawaban dari Tergugat tertanggal 17 Januari 2021
dalam eksepsinya pada konklusinya menyatakan bahwa gugatan para Penggugat tidak memiliki
relevansi dengan para Tergugat dan dalam uraian Posita tidak terlihat sama sekali adanya
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh  Tergugat  II. Dan justru apa yang telah
dilakukan oleh Tergugat II dalam hal memiliki tanah tersebut  telah sesuai dengan prosedur
dan aturan hukum yang berlaku. Dengan tidak menggambarkan secara jelas bentuk perbuatan
melawan hukum yang dilakukan para Tergugat.
Menimbang, bahwa berdasarkan replik dari Penggugat tertanggal 25 Januari 2021 yang
menyatakan Bahwa perbuatan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III telah memasukkan
keterangan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya tersebut jelas masuk dalam kualifikasi
perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian bagi penggugat baik materil maupun
immaterial sebagaimana diatur dan dimaksud dalam Pasal 1365 KUHPerdata.
Menimbang, bahwa mengenai eksepsi tidak ada relevansi yang diajukan oleh Para Tergugat,
pertimbangan Majelis Hakim sebagai berikut :
Menimbang, bahwa sesuai Yurispodensi Mahkamah Agung Republik Indonesia,
tertanggal 16 Juni 1971 No. 305 K/Sip/1971 disebutkan “Hanya Penggugatlah yang berwenang
untuk menentukan siapa–siapa yang akan digugatnya“.Bahwa berdasarkan yurisprudensi
tersebut telah dijelaskan bahwa hanya Penggugatlah yang tahu kepentingan atau haknya telah
dilanggar atau dirugikan oleh siapa-siapa saja. Bahwa selanjutnya apakah pihak-pihak yang
ditarik menjadi pihak (Tergugat) ada kaitannya atau tidak, bahwa terlebih dahulu berdasarkan
bukti P-3 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Sertifikat Hak  Milik (SHM) No. 10.15.22.05.1.02324
Tahun 2014. Atas nama Maulidya, Wilza Dwi Fizrilla, Irma Riswana yang dalam hal ini
kesemuanya adalah Penggugat, sehingga terhadap Perbuatan Melanggar Hukum yang
dilakukan oleh Tergugat telah sesuai dengan yang dimaksud dalam Pasal 1365 KUHPerdata
karena Syahrul (Tergugat I) telah menjual obyek sengketa kepada Tergugat II tidak
berdasarkan prosedur hukum dan eksepsi tersebut haruslah dinyatakan ditolak;

DALAM POKOK PERKARA:


DALAM KONVENSI:
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Para Penggugat yang pada pokoknya
adalah mengenai Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat I yang telah
menguasai dan menjual obyek sengketa kepada Tergugat II dan III berupa sebidang tanah
seluas 2500 M2 berdasarkan Berdasarkan Sertifikat Hak milik Bersama Nomor :
10.15.22.05.1.02324 Tahun 2014, yang terletak di Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit,
Blok-D.
Menimbang, bahwa oleh karena dasar hukum kepemilikan Para Penggugat atas obyek
sengketa adalah Seritifikat (tanda bukti hak) dimana berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
disebutkan bahwa “ Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya,
sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur
dan buku tanah hak yang bersangkutan”, maka menurut pertimbangan Majelis Hakim Para
Penggugat mempunyai alas hak atau status kepemilkan atas obyek sengketa dan legal standing
yang benar atau tepat dalam mengajukan gugatan aquo;
Menimbang, bahwa berdasarkan jawaban Tergugat dalam pokok perkara yang
menyatakan bahwa pengangkatan Tergugat I oleh Alm. Budi Harto sebagai anak angkat karena
Tergugat I pada saat yang dimaksud berstatus yatim piatu dan tidak memiliki keluarga satupun
dilaksanakan tanpa adanya surat keterangan pengangkatan secara tertulis, padahal meskipun
tanpa surat keterangan tertulis namun warga kampung sekitar kediaman Penggugat ikut
menyaksikan bahkan sebelumnya warga kampung tersebutlah yang mengusulkan agar
Tergugat I diangkat menjadi anak angkat Alm. Budi Harto.
Menimbang berdasarkan eksepsi tergugat tersebut, bahwa benar Syahrul (Tergugat I)
telah memenuhi prosedur dalam pengangkatan anak angkat berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Nomor 54 tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, namun berdasarkan
bukti P-1 Foto copy (sesuai dengan aslinya) Surat Pernyataan Ahli Waris tertanggal 10 Maret
2014 yang pada dasarnya membuktikan bahwa para penggugat adalah ahli waris dari Alm, Budi
Harto dan berhak mendapatkan kepastian hukum atas Sertifkat Hak Milik Tanah dalam obyek
sengketa, sehingga Sdr. Syahrul (Tergugat I) tidak memiliki hak waris dan hak atas kepemilikan
tanah, sehingga tindakan Tergugat I dalam memperjualbelikan obyek sengketa adalah
Perbuatan Melawan Hukum;
Menimbang berdasarkan eksepsi Tergugat II yang pada konklusinya menyatakan bahwa
obyek yang disengketakan (tanah seluas 500 M2 yang diminta ganti rugi atas penebangan
pohon sengon yang dijual pada Tergugat III) merupakan tanah milik Tergugat II berdasarkan
bukti T-1 dalam Buku Tanah Hak Milik Nomor 08 Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok
D tanggal 03 April 1961 Surat Ukur Nomor 0042/Samarinda/1961 tanggal 29 Maret 1961 luas
1000m2 atas nama Hadiwijoyo bersadarkan bukti T-4 Akta Jual Beli Tanah Nomor
12/01/AJB/SR/1961 tanggal 23 Maret 1961 yang dibuat oleh Annisa Kurniasari, S.H., M.Kn
selaku PPAT Kota Samarinda yang kemudian diwariskan terhadap Tergugat II dalam bukti T-2
Buku Tanah Milik Nomor 08, Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D, penerbitan tanggal
14 Agustus 2011 surat Ukur No.0046/Samarinda/2011 tanggal 10 Agustus 2011 seluas 1000m2
atas nama Roy Wibowo berdasarkan bukti T-3 Surat Keterangan Ahli Waris
No.032/SKAW/SMD/XI/2011 tertanggal 05 Juni 2011;
Menimbang berdasarkan eksepsi Tergugat II tersebut diatas, Majelis hakim
mempertimbangkan berdasarkan bukti T-1 dan T-4 dengan bukti P-2 dan P-3 bahwa pokok
permasalahan timbul sejak Alm. Budi Harto yang merupakan suami dan/atau ayah dari para
Penggugat membeli tanah dari Ansu Fati pada tahun 1975 karena proses transaksi tanah yang
dilakukan oleh Alm. Budi Harto dan Ansu Fati telah salah dalam menetapkan hasil pengukuran
sehingga telah memotong tanah milik Tergugat II seluas 500 M2 yang dalam hal ini menjadi
sebagian dari obyek sengketa dan tepatnya pada tahun 2013 ketika para Penggugat beserta
Alm. Budi Harto menanam pohon sengon di tanah yang bukan hak miliknya yakni di sebagian
tanah milik Tergugat II yaitu sebagian dari obyek sengketa;

DALAM REKONVENSI:
MENGADILI
DALAM EKSEPSI:
 Menolak Eksepsi Tergugat Seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA:
DALAM KONVENSI:
1. Mengabulkan Gugatan para Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan bahwa Para Penggugat adalah ahli waris yang sah dari almarhum BUDI HARTO;
3. Menyatakan bahwa Objek Sengketa berupa sebidang tanah pekarangan kepada para ahli
warisnya seluas 7500 M2 (delapan ribu meter persegi). Berdasarkan Sertifikat Hak milik
Bersama Nomor : 10.15.22.05.1.02324 Tahun 2014, yang terletak di Jl. Bengkuring Raya,
Gang Terong Pipit, Blok D; Dengan batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara, berbatas dengan Sungai Kecil;
 Sebelah Timur, berbatas dengan Jl. Padat Karya;
 Sebelah selatan, berbatas dengan kebun jagung milik Khalida
 Sebelah barat berbatasan dengan Perumahan Bengkuring Inside
 Dalam perkara ini mohon disebut. sebagai objek sengketa
Adalah milik Para Penggugat
4. Menyatakan bahwa perbuatan Para Tergugat yang menguasai objek sengketa milik Para
Penggugat, kemudian Tergugat I menjual objek sengketa kepada Tergugat II dan Tergugat
III tanpa dasar hukum dan merugikan Para Penggugat, adalah perbuatan melawan hukum
(Onrechtmatige Daad) atau melanggar hak orang lain in casu hak Para Penggugat ;
5. Menghukum Para Tergugat atau siapa saja yang menguasai dan menikmati hasil dari pada
tanah objek sengketa untuk meninggalkan dan mengosongkan objek sengketa kemudian
menyerahkan kepada Para Penggugat dalam keadaan utuh dan sempurna tanpa syarat ;
6. Menghukum Para Tergugat untuk tunduk dan patuh terhadap putusan perkara ini ;
7. Menghukum Para Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) secara tanggung
renteng sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) setiap hari keterlambatan Para
Tergugat menaati putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap ;
8. Menolak gugatan Para Penggugat untuk selain dan selebihnya ;
9. Menghukum Para Tergugat untuk membayar secara tanggung renteng semua biaya yang
timbul dalam perkara gugatan ini sebesar Rp.4.461.000,00 (empat juta empat ratus enam
puluh satu ribu rupiah).

DALAM REKONVENSI:
1. Menyatakan bahwa Objek Sengketa berupa sebidang tanah Kepada Roy WIbowo seluas 500
m2. Berdasarkan sertifikat hak milik Nomor 0046 tahun 2011 tersebut yang telah dilakukan
balik nama oleh Tergugat II di Jl. Bengkuring Raya, Gang Terong Pipit, Blok D, penerbitan
tanggal 14 Agustus 2011 surat Ukur No.0046/Samarinda/2011 tanggal 10 Agustus 2011
Dengan batas-batas sebagai berikut:
 Utara berbatasan dengan : Alm. Budi Harto
 Barat berbatasan dengan : Alm. Budi Harto dan kebun jagung Khalida
 Selatan berbatasan dengan : kebun jagung Khalida
 Timur berbatasan dengan : Jl. Padat Karya
Adalah milik Tergugat II.
2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar ganti rugi atau pembayaran kompensasi atas
penggunaan tanah Penggugat rekonvensi selama ± 6 tahun sebesar 150 juta rupiah dan
secara sukarela membersihkan lahan seluas 500m2 Tergugat II dari bekas penebangan
pohon tanpa suatu beban apapun seperti semula.

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri


Samarinda, pada hari Senin, 20 Februari 2021, oleh kami, Novita Sari, S.H. M.H, sebagai Hakim
Ketua, Dziqry Irga, S.H., M.H. dan Ahmad Fauzan, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim
Anggota,, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda
tanggal 12 Januari 2021 Nomor 39/Pdt.G/2021 PN SMD tentang Penunjukkan Majelis Hakim,
putusan tersebut pada hari Senin, tanggal 20 Februari 2021, diucapkan dalam persidangan
terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut,
Rahmawati, S.H., M.H Panitera Pengganti dan dihadiri oleh kuasa Para Penggugat dan Para
Tergugat.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,

DZIQRY IRGA S.H., M.H. NOVITA SARI, S.H., M.H.

AHMAD FAUZAN, S.H., M.H

PANITERA PENGGANTI,

RACHMAWATI, S.H., M.H.

Perincian Biaya Perkara

1. Biaya Pendaftaran Gugatan : Rp. 30.000,-

2. Biaya Leges : Rp. 10.000,-


3. Biaya ATK : Rp. 75.000,-

4. Biaya Panggilan : Rp. 1.690.000,--.,-

5. Biaya PNBP dan JuruSita : Rp. 110.000,-

6. Pemeriksaan Setempat : Rp. 2.500.000,- -

7. PNBP pemeriksaan setempat : Rp. 10.000,-

8. Biaya Sumpah : Rp. 20.000,-

9. Biaya Redaksi : Rp. 10.000,-

10. Biaya Materai : Rp. 6.000,-


Jumlah Rp. 4.461.000,-
(empat juta empat ratus enam puluh satu ribu rupiah)

Anda mungkin juga menyukai