Anda di halaman 1dari 15

Perihal : Replik Konvensi

disertai Jawaban
Rekonvensi
Pinrang, 01 Oktober 2018

Kepada:

Yth. Bapak Ketua Pengailan Agama kelas I B Pinrang Cq.

Majelis Hakim yang memeriksa Perkara Nomor:


504/Pdt.G/2018/Pa.Prg

Di _

Jl. Bintang No. 09 PINRANG

Assalmualaikum Wr. Wb

Yang bertandatangan dibawah ini saya:

Nama : KASIM ABBAS BIN H. ABBAS


Tempat & Tanggal lahir : Pinrang, 10 Agustus 1965
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Supir Mobil Rental
Bertempat Kediaman di : Dusun Alakkang (sebelah utara
kuburan), Desa Maritengngae,
Kecamatan Suppa, Kabupaten
Pinrang, sebagai Pemohon/Tergugat
----------------------------------

Halaman 1
Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya yang bernama :--------

SAPARUDDIN, S.H. Tempat tanggal Lahir : Pinrang, 11 Oktober


1990 (umur 27 Tahun), Agama Islam, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Golongan Darah B, Kewarganegaraan/Kebangsaan Indonesia,
Suku Bugis, beralamat dan berkantor di Jl. Bintang (depan
Pengadilan Agama Pinrang), Kelurahan Maccorawalie,
Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang – Sulawesi
Selatan, Pemengang Kartu Tanda Penduduk (KTP) NIK:
7315081110900001 dan Nomor Handphone 082387258257-
085242993006, Pekerjaan Advokat/Pengacara dengan Nomor KTA
dari PERADRI 17.2018.00453. Status Kawin:sudah menikah,
Pendidikan S1 Hukum, masa berlaku kartu Advokat sampai
dengan 31 Desember 2018 -----------------------------------

Adalah Advokat / Penasihat Hukum yang berkantor di kantor


LBH-BHAKTI KEADILAN Cabang Pinrang, alamat Jalan Bintang,
Kelurahan Maccorawalie, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten
Pinrang selanjutnya disebut sebagai Pemohon Konvensi
selanjutnya disebut sebagai Tergugat Konvensi mengajukan
Replik dan jawaban rekonvensi terhadap Jawaban disertai
dengan gugatan rekonvensi dari Termohon yang disampaikan
pada Tanggal 17 september 2018 dalam Perkara Perdata Nomor
: 504/Pdt.G/2018/Pa.Prg, maka dengan ini perkankanlah kami
untuk meyampaikan Replik disertai jawaban gugatan
rekonvensi sebagai berikut:

DALAM KONVENSI

1. Bahwa setelah membaca jawaban disertai gugatan

rekonvensi Termohon dengan penuh konsentrasi, kami

dapat menganalogikan jawaban tersebut sebagai cerita

fiktif yang menggunakan alur campuran, dan sebagaimana

kita ketahui bahwa cerita fiktif adalah cerita yang

benar-benar hasil rekayasa sang penulis, jadi tidak ada

Halaman 2
kejadian nyata seperti itu. Kalaupun ada kesamaaan dan

kemiripan kejadian di masyarakat, itu hanya kebetulan

saja;)

2. Bahwa dengan ini Pemohon menyatakan secara tegas, bahwa

Pemohon menyangkal, membantah dan menolak sekeras-

kerasnya atas keseluruhan dalih dan dalil dalam jawaban

Termohon tersebut kecuali yang diakui secara tegas dan

jelas oleh Pemohon;

3. Bahwa terhadap jawaban Termohon pada poin 4 (empat)

adalah tidak benar adanya jika Pemohon hanya mengada-

ada dan terkesan sebagai karangan semata dan jauh dari

kenyataan yang sebenarnya, terbukti pada saat di

mediasi dihadapan mediator, Termohon tidak dapat

membantah atau menyangkal apa yang Pemohon tuangkan

dalam gugatannya, Termohon hanya mengeluarkan sebuah

pernyataan yang kami kutip sebagai berikut, “ Lebih

cepat, lebih baik yang penting Pemohon mampu untuk

mengembalikan uang yang telah Pemohon pinjam kepada

almahrum ayah Termohon sebanyak Rp. 65.000.000,- (enam

puluh lima juta rupiah);

4. Bahwa benar pada tahun 1993 Pemohon telah menikah untuk

pertama kalinya dengan Termohon dan dilaksankan di

Dusun Cappa Kala, Desa Samaenre, Kecamatan Mattiro

Sompe, Kabupaten Pinrang, serta benar jika pernikahan

Halaman 3
tersebut tidak bertahan lama, namun tidak benar jika

Pemohon yang meninggalkan Termohon dari kediaman

bersama, faktanya adalah Termohon yang meninggalkan

pemohon dari kediaman bersama karena lalai dalam

melaksakan kewajiban sebagai seorang isteri yang baik

serta tidak patuh terhadap Pemohon sebagai suaminya,

sehingga memicu terjadinya perkawinan Pemohon untuk

yang kedua kalinya dengan seorang wanita lain dan telah

karuniai seorang Puteri yang diberinama Rika Yunita

binti Kasim usia ± 18 tahun;

5. Bahwa dalih dan dalil Termohon pada Poin

6,7,8,8.1.,8.2.,8.3.,9,10,11,11.1.,11.2., dan 12 akan

dijawab dalam jawaban rekonvensi karena tidak ada

keterkaitan dengan pokok perkara.

DALAM REKONVENSI

1. Bahwa apa yang terurai dalam rekonvensi ini adalah satu

kesatuan yang tidak terpisahkan dalam konvensi tersebut

diatas sepanjang mempunyai keterkaitan dan diakui oleh

Tergugat secara tegas dan nyata serta tidak merugikan

Tergugat;

2. Bahwa terhadap uraian Penggugat pada poin 3 (tiga)

adalah benar jika Tergugat pernah tinggal bersama

Halaman 4
dengan Penggugat di Jakarta sekitar tahun 1993 dan

ketika hendak melahirkan anak yang pertama Penggugat

pulang ke kampung halaman di Kabupaten Pinrang, Namun

sangatlah keliru ketika Penggugat mendalihkan bahwa

Tergugat tetap Tinggal di Jakarta untuk membangun

rumah sewa (rumah kos), faktanya adalah Tergugat

menetap di Jakarta bukan untuk membangun melainkan

menjaga dan mengelolah ruma sewa (rumah kos) milik

Tergugat, karena Rumah sewa tersebut telah beroprasi

sejak tahun 1991 yaitu sebelum Penggugat dan Tergugat

Menikah;

3. Bahwa terhadap uraian Penggugat pada Poin 4 (empat)

adalah tidak benar jika almarhum ayah Penggugat telah

mengirimkan uang sebayak 2 (dua) kali yakni pada tahun

1995 sebayak Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu

rupiah), serta pada tahun 1996 sebanyak Rp.2.000.000,-

(dua juta rupiah) dengan tegas Tergugat menyatakan

menolak dalih dan dalil tersebut, mengingat pada masa

itu rumah kos tersebut sudah difungsikan dan telah

berpenghasilan yang cukup, jadi sangat tidak rasional

ketika Tergugat meminjam uang tersebut kepada almarhum

ayah Penggugat untuk membangun rumah kos, sementara

rumah kos tersebut selesai dan rampung dibangun sejak

tahun 1991;

Halaman 5
Bahwa tanah beserta rumah kos tersebut tidak

termasuk sebagai harta bersama, mengingat objek

tersebut yang diklaim oleh Penggugat sebagai harta

bersama adalah merupakan investasi Tergugat dari hasil

jeri payah Tergugat sebagai TKI (Tenaga Kerja

Indonesia) di arab saudi yang mana objek tersebut

dibeli oleh Tergugat pada tahun 1990 berdasarkan Akta

Jual Beli No. 4848/PS.REBO/X/1990 tertanggal 10 oktober

1990.

Adapaun batas-batas objek tersebut diatas adalah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Tanah Eno

Sebelah Timur : Jalan Setapak

Sebelah Selatan : Tanah Drs. Suyoto

Sebelah Barat : Tanah Depnaker

Bahwa kemudian pada tahun 1991 Tergugat membangun rumah

kos sebanyak 6 (enam) petak yang mana tujuannya untuk

menambah income sekaligus tabungan Tergugat di hari tua

kemudian;

4. Bahwa terhadap uraian Termohon pada poin 5 (lima)

adalah benar jika pada tahun 2009 tepatnya hari Jum’at

tanggal 19 bulan februari 2009, Tergugat kembali rujuk

dengan Termohon dan membina kehidupan rumah tangga

untuk yang kedua kalinya, namun dalam membina rumah

Halaman 6
tangga tersebut pada keyataannya kembali kandas

ditengah jalan, dan sebelum kami jauh membahas

peristiwa hukum dalam hubungan antara Tergugat dengan

Penggugat maka kami akan tuangkan historis perjuangan

Tergugat untuk kembali rujuk bersama dengan Penggugat;

4.1. Bahwa pada tahun 1996 Tergugat mempercayakan rumah

kos yang tersebut pada poin 4 (empat) diatas untuk

dikelolah oleh saudara kandung Tergugat yang

bernama Hamzah Abbas bin Abbas, karena Tergugat

kembali mengadu nasib untuk menjadi Tenaga Kerja

Indonesia di Negara Taiwan pada masa itu;

4.2. Bahwa pada akhir tahun 2001 Penggugat mengajukan

gugatan cerai di pengadilan Agama pinrang dan

resmi menyandang status janda satu anak pada tahun

2002;

4.3. Bahwa 5 (lima) tahun kemudian tepatnya pada tahun

2006 kembali terjalin hubungan komunikasi lintas

Negara antara Tergugat dengan Penggugat, yang mana

pada saat itu antara Tergugat dengan Penggugat

tidak lagi sekedar bertanya kabar dan keadaan

masing-masing akan tetapi jauh ke hal-hal yang

lebih serius dan kemudian terjalinlah cinta jarak

jauh antara Penggugat dengan Tergugat;

Halaman 7
4.4. Bahwa saking akrabnya hubungan diantara Penggugat

dengan Tergugat, Tergugat mengirim uang setiap

bulan secara rutin kepada Penggugat dan Tergugat

meminta untuk dibelikan rumah;

4.5. Bahwa uang dari hasil pengiriman tersebut sejak

tahun 2006 hingga 2008 telah terkumpul sebanyak

Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta

rupiah);

4.6. Bahwa hasil dari pengiriman tersebut Penggugat

menyampaikan kepada Tergugat bahwa Penggugat telah

membeli satu unit rumah di Perumahan puri taman

sari, Kecamatan Manggala, Kota Makassar seharga

Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta

rupiah) sebagaimana permintaan Tergugat pada poin

4.4. tersebut diatas;

4.7. Bahwa pada pertengahan tahun 2008 Tergugat kembali

dari perantauan untuk memastikan kelayakan sesuai

harga rumah yang telah Penggugat beli, yang mana

pembelian rumah tersebut menggunakan uang pribadi

Tergugat, alhasil Tergugat tidak menyukai letak,

dan bentuk rumah tersebut, sehingga membatalkan

transaksi jual beli rumah dan meminta untuk

dikembalikan uang yang telah dibayarkan oleh

Penggugat secara utuh, namun ternyata harga rumah

Halaman 8
yang sebenarnya adalah Rp. 200.000.000,- (dua

ratus juta rupiah) bukan Rp.250.000.000,- (dua

ratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana yang

disampaikan oleh Penggugat, disinilah awal

kecurangan Penggugat terhadap Tergugat, akan

tetapi Tergugat sudah terlanjur cinta terhadap

Penggugat yang tak lain adalah mantan isteri

Tergugat sendiri sehingga tidak mempermasalahkan

selisih uang pembelian rumah tersebut;

4.8. Bahwa uang dari pembatalan pembelian rumah

tersebut diatas sejumlah Rp.200.000.000,- (dua

ratus juta rupiah) ditambah dengan uang

Penghasilan Tergugat yang lain, bertepatan pada

tanggal 15 Januari 2009 Tergugat telah membeli 1

(satu) unit rumah permanen lengkap dengan perabot

seharga Rp.325.000.000,- (tiga ratus dua puluh

lima juta rupiah) yang terletak di Jl. Makkio Baji

nomor 19 (dekat monumen Emmy Saelan), Kelurahan

Tidung, Kecamatan Rappocini, dengan luas 282 M²

(dua ratus delapan puluh dua meter persegi)

berdasarkan sertifikat hak milik (SHM) No. 2883

atas nama JUGA SALLATU, dengan batas-batas sebagai

berikut;

Sebelah Utara : Jl. Makkio Baji Raya

Halaman 9
Sebelah Timur : Jl. Makkio Baji 5

Sebelah Selatan :Tanah Milik Karim Bin Kasim

Sebelah Barat : Rumah Milik H. Sahari.

4.9. Bahwa pada tanggal 19 Februari 2009 Tergugat dan

Penggugat melangsungkan pernikanhan untuk yang

kedua kalinya dengan uang panaik sebanyak

Rp.35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah);

Bahwa dari runtutan dari peristiwa hukum yang

terurai diatas dapat disimpulkan bahwa rumah yang

tersebut dalam poin 4.8. adalah murni harta bawaan

milik Tergugat dan bukan merupakan harta bersama

sebagaimana yang diklaim oleh Penggugat pada poin 5

(lima) angka 1 (satu);

5. Bahwa apa yang disampaikan Penggugat pada poin 5 (lima)

angka 2 (dua) adalah benar jika Penggugat telah

meminjam uang sebesar Rp.65.000.000,- (enam puluh lima

juta rupiah) untuk membeli 1 unit mobil Avansa,

kemudian diganti dengan mobil Innova, namun hutang

tersebut adalah merupakan hutang bersama antara

Penggugat dan Tergugat, oleh karenanya hutang tersebut

terjadi dengan sepengetahuan Penggugat semasa Penggugat

dan Tergugat sebagai suami isteri, sehingga dengan

demikian hutang tersebut patut dinyatakan sebagai

hutang bersama antara Penggugat dengan Tergugat yang

Halaman 10
harus dipikul dan diselesaikan secara bersama-sama

yaitu Rp.32.500.000,- (tiga puluh dua juta lima ratus

ribu rupiah) untuk Penggugat dan Rp.32.500.000,- (tiga

puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk Tergugat;

6. Bahwa apa yang disampaikan Penggugat pada poin 5 (lima)

angka 3 (tiga) adalah tidak benar jika Penggugat telah

meminjam uang sebesar Rp.65.000.000,- (enam puluh lima

juta rupiah) kepada almahrum ayah Penggugat untuk

membeli 1 unit mobil xenia, dengan tegas Tergugat

menyatakan tidak pernah meminjam uang tersebut apalagi

membeli mobil Xenia, ini hanyala settingan yang sengaja

direkayasa oleh Penggugat untuk menjerat Tergugat;

7. Bahwa pada poin 6 (enam) dengan tegas Tergugat

menyangkal dan menolak dalih dan dalil tersebut yang

menyatakan bahwa pada tahun 2014 Tergugat telah

meminjam uang sebayak Rp.100.000.000,-(seratus juta

rupiah) kepada almarhum ayah Penggugat, kecuali

Penggugat dapat membuktikan dalih dan dalil tersebut

dengan bukti tertulis yang sah menurut undang-undang

berlaku;

8. Bahwa pada poin 7 (tujuh) yang menyatakan bahwa

Tergugat menghilang dari kehidupan Penggugat adalah

tidak benar adanya, akan tetapi pada ketanyaannya

Penggugatlah yang sengaja meminta untuk ditinggalkan

Halaman 11
oleh Tergugat disebabkan karena keadaan ekonomi

Tergugat sudah tidak sejaya seperti dahulu, sehingga

berlaku demikian;

9. Bahwa peristiwa hukum pada poin 8, 8.1(delapan.satu),

yang menyatakan berhak atas nafkah:

1) Nafka Lampau, dengan ini Tergugat Menyatakan untuk

menolak memberikan hak tersebut disebabkan karena

Penggugatlah yang sengaja meninggalkan Tergugat dari

kediaman bersama hingga mengajukan gugatan cerai di

pengadilan agama pinrang pada tahun 2001 dan resmi

bercerai pada tahun 2002, oleh karenanya nafkah ini

patut dinyatakan gugur karena terjadi perceraian

yang diajukan oleh Penggugat;

2) Nafka Anak, sebagai seorang ayah yang baik sampai

hari ini Tergugat tidak pernah lalai dalam membiayai

atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak tersebut,

mulai dari kebutuhan pangan, penddikan dan kebutuhan

lainnya yang dianggap perlu untuk dipenuhi, bahwa

kemudian Penggugat menuntut untuk deberi biaya anak

sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta),

menurut hemat kami tujuan Penggugat meminta hak anak

tersebut tidak lain dari tindakan eksploitasi yang

mana bertujuan untuk kepentingan ekonomi Penggugat

semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan,

Halaman 12
keadilan serta kompensasi kesejahteraan Tergugat,

demikian halnya dengan peristiwa hukum Pada poin

8.2(delapan.dua) yang mempertanyakan tentang hak-

haknya setelah resmi bercerai dengan Tergugat pada

tahun 2002 silam, yang meminta hak-haknya berupa:

1. Nafkah mut’ah, maskan, dan kiswah sebesar

Rp.100.000.000,- (seraus juta rupiah);

2. Nafkah Iddah, Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta

rupiah):

3. Biaya anak Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh

juta rupiah).

Bahwa nafkah mut’ah dan nafkah iddah tersebut

diatas dalam praktik perkara perceraian yang

diajukan oleh isteri (cerai gugat) baik

dalam Undang - Undang No. 1 tahun 1974 tentang

perkawinan maupun Kompilasi Hukum Islam (KHI)

tidak ditemukan aturan yang mengatur akan hal

tersebut, oleh karenanya Patut untuk ditolak;

10. Bahwa adapun dalil Penggugat pada poin 10 (sepuluh)

adalah merupakan hak dan tuntuntutan yang wajib untuk

dipenuhi oleh Tergugat sebagai orang yang bertakwa

adalah benar adaya, namun hak yang diminta oleh

Penggugat tersebut sangat memberatkan dan diluar dari

kesanggupan Tergugat, karena Penggugat tidak

Halaman 13
mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta

kompensasi kesejahteraan Tergugat, mengingat pekerjaan

atau aktivitas Tergugat yang saat sekarang ini hanya

sebagai supir rental atau supir taksi konvensional,

sehingga dengan demikian Tergugat memohon kepada

Majelis hakim yang mulia untuk menolak permohonan hak-

hak tersebut;

Tergugat hanya mampu memberikan nafkah sebagai

berikut :

1. Nafkah Mut’ah sebesar Rp. 1.100.000,- (satu juta

seratus ribu rupiah);

2. Nafkah Iddah sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus

ribu rupiah) dan akan dibayarkan setiap bulan

hingga masa iddah tersebut berakhir dengan

jumlah keseluruhan Rp. 900.000,- (sembilan ratus

ribu rupiah);

3. Nafkah Anak yang sesuai dengan kebutuhan hidup

berdasarkan rasa kepatutan, keadilan serta

kompensasi kesejahteraan Tergugat, hingga anak

tersebut dewasa dan mampu hidup mandiri.

Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan di

atas, maka Tergugat memohon kepada yang mulia Bapak Ketua

Pengadilan Agama Pinrang Cq Majelis Hakim yang memeriksa

Halaman 14
perkara ini agar berkenan memberikan putusan sebagai

berikut :

DALAM KONVENSI

- Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

DALAM REKONVENSI

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak beralasan oleh


karenanya patut untuk tidak dipertimbangkan;
2. Menolak rekonvensi Penggugat secara keseluruhan;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

- Menetapkan biaya perkara sesuai hukum yang berlaku

Demikian Replik dan Jawaban Rekonvensi ini disampaikan


agar dapat dipertimbangkan sesuai dengan aturan hukum yang
berlaku.
Kami ucapkan Terima kasih.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Hormat Kami Kuasa Hukum, Pemohon Konvensi/Tergugat


Rekonvensi,

SAPARUDDIN. S.H.

Halaman 15

Anda mungkin juga menyukai