Anda di halaman 1dari 4

DUPLIK KONVENSI DAN REPLIK REKONVENSI

DALAM PERKARA NO. 366/PDT.G/2016/PA.WTP


ANTARA :
SRI JUMRITA BINTI SALAHUDDIN
(TERMOHON / PENGGUGAT REKONVENSI)
MELAWAN
NASIR BIN ANWAR
(PEMOHON / TERGUGAT REKONVENSI)

Ketua / Majelis hakim yang terhormat


Setelah menyimak secara seksama replik konvensi dan jawaban rekonvensi pemohon /
tergugat rekonvensi yang tertanggal 06 juni 2016, maka dengan ini termohon penggugat
rekonvensi melalui kuasanya mengajukan pula duplik konvensi dan replik rekonvensi
yang terurai sebagai berikut :
DALAM KONVENSI :
1. Bahwa pada perinsipnya termohon tetap konsisten pada dalil jawabannya dan
menolak segala dalil/argumentasi replik pemohon terkecuali dalil/argumentasi
pemohon yang mendukung dan membenarkan dalil jawaban termohon.
2. Bahwa justru karena termohon sangat menyadari statusnya sebagai istri dari
Pemohon sehingga Termohon menghubungi Pemohon setelah selesai wisuda
dengan maksud dan tujuan untuk kembali ke Balikpapan namun jawaban
Pemohon selalu NANTIPI.
Setelah itu Pemohon sudah sangat susah untuk dihubungi sehingga hubungan
komunikasi antara Termohon dengan Pemohon terputus.

Bahkan setiap kali Pemohon pulang kampong sama sekali Termohon tidak tahu,
nanti Termohon ketahui setelah Pemohon kembali lagi ke Balikpapan itupun
Termohon ketahui dari penyampaian sepupu Pemohon.
Dari sikap dan prilaku serta tindakan Pemohon

yang

tidak

lagi

menghargai/menghiraukan Termohon dan orang tua termohon itulah penyebab


sehingga orang tua Termohon meminta untuk diselesaikan secara baik-baik ,
apalagi sebelumnya itu Bapak Pemohon bersama dengan Paman Pemohon telah
mendatangi orang tua Termohon dengan maksud dan tujuan untuk
menyampaikan

amanah

pemohon

bahwasanya

Pemohon

sudah

tidak

menghendaki lagi kelanjutan ikatan tali pernikahan (ingin menceraikan


Termohon), akibat penyampaian Pemohon itu orang tua Termohon terlebih lagi
Termohon sendiri bagaikan disambar petir di siang bolong.
Yang pasti terbukti sudah betapa perceraian talak ini pemohonlah yang amat
sangat menghendakinya berdasarkan permohona cerai talak Pemohon yakni
perkara No.366/pdt.G/2016PA.Wtp. yang diajukan pemohon di pengadilan
Agama Watampone Tertanggal 04 April 2016.
DALAM REKONVENSI :
1. Bahwa Penggugat rekonvensi tetap konsisten pada dalil gugatan rekonvensinya
dan menolak segala dalil/argumentasi jawaban rekonvensi Tergugat rekonvensi,
kecuali hal-hal yang mendukung dan membenarkan dalil gugatan rekonvensi
Penggugat rekonvensi.
2. Bahwa Tidak benar bilamana dikatakan tuntutan Penggugat rekonvensi sangat
berlebihan dan mengarah kepada pemerasan yang bertujuan untuk meraih
keuntungan senbanyak-banyaknya. Dikatakan demikian, karena tuntutan

Penggugat rekonvensi tersebut sudah pantas dan layak mengingat perusahaan


yang tergugat rekonvensi tempati bekerja yakni PT. Pacific Firstrack Indonesia
mempunyai jabatan strategis dengan pendapatan/gaji perbulannya sebesar
15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah) sebagaimana yang pernah disampaikan
oleh orang tua tergugat rekonvensi kepada peanggugat rekonvensi.
Oleh karena itu, tidak benar dikatakan tergugat rekonvensi adalah sebagai
pekerja biasa dengan upah sebesar Rp 2. 250.000,- (Dua Juta Dua Ratus Lima
Puluh Ribu Rupiah) perbulannya.
3. Bahwa tidak benar bilamana dikatakan tuntutan nafkah lampau Penggugat
rekonvensi tidak beralasan hukum untuk dipertimbangkan.
Dikatakan demikian karena bagaimana mungkin Penggugat rekonvensi dapat
melaksanakan kewajibannya, sebagai istri sementara Tergugat rekonvensi
sendiri, sebagai istri sementara tergugat rekonvensi sendiri sebagai suami tidak
lagi menafkahi Penggugat rekonvensi baik lahir maupun bathin sejak bulan
Agustus 2015s/d Mei 2016.
Penggugat rekonvensi setelah wisuda ingin sekali berangkat ke Balikpapan, akan
tetapi tergugat rekonvensi tidak memberikan jalan untuk berangkat ke
Balikpapan dan sudah amat sangat susah untuk dihubungi.
Kemudian Tidak Benar pula kalau tergugat rekonvensi selama ini selalu
mengirimi uang Penggugat rekonvensi, melainkan yang benar sejak bulan
Agustus 2015 sampai sekarang sudah terputus (tidak ada).
Selanjutnya mengenai pembayaran uang kuliah dan uang pembayaran kontrakan
Penggugat rekonvnesi itu adalh sudah menjadi kewajiban mutlak tergugat
rekonvensi selaku suami apa lagi sebelum Tergugat rekonvensi menikahi
Penggugat rekonvensi, tergugat Rekonvensi berkomitmen bahwasanya bersedia
membiayai kuliah Penggugat rekonvensi sampai selesai.

Kemudian mengenai mahar Alhamdulillah Tergugat rekonvensi telah mengakui


bahwasanya sudah jelas tercatat dalam buku nikah, sehingga tidak ada alasan
hukum lagi untuk tidak diserahkan kepada Penggugat rekonvensi secara sukarela
tanpa syarat.
Berdasarkan uraian duplik konvensi dan replik rekonvensi tersebut di atas,
dimohon kehadapan Ketua/Majelis Hakim Yth. Kiranya berkenan memutuskan
perkara ini sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan rekonvensi Penggugatrekonvensi seluruhnya.
2. Membebankan biaya perkara sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Dan/atau mohon putusan yang seadil-adilnya.

Watampone, 20 Juni 2016


Hormat Termohon/Penggugat Rekonvensi
(Kuasanya)

G U N T U R, SH.

Anda mungkin juga menyukai