Nomor 672/Pdt.G/2020/PA.Skg
ِٱلر ِح ِيم
َّ نِِ ٱلر ْح َٰم َِِّ َٰ ِب ْس ِِم
َّ ٱَلل
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANANYANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Sengkang yang memeriksa dan mengadili
perkara pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara
waris yang diajukan oleh:
1. PENGGUGAT I, umur 80 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada,
tempat kediaman di Kabupaten Wajo, selaku Penggugat I.
2. PENGGUGAT II, umur 56 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada,
tempat kediaman di Kabupaten Wajo, selaku Penggugat II.
3. PENGGUGAT III, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil, tempat kediaman di Kabupaten Soppeng, selaku
Penggugat III.
dalam hal ini memberikan kuasa kepada BS. Reza Patryanto Yunus,
S.H. Advokat dan Konsultan Hukum pada kantor PATRYANTO dan
PARTNERS, beralamat di Kabupaten Wajo, berdasarkan surat Kuasa
Khusus Nomor 440/SK/PA.Skg/VII/2020, tanggal 24 Juli 2020, disebut
para Penggugat..
melawan
1. TERGUGAT I, umur 40 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta,
beralamat di Kabupaten Wajo, selaku Tergugat I.
2. TERGUGAT II, umur 36 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS,
beralamat di Kabupaten Wajo, selaku Tergugat II.
3. TERGUGAT III, umur 33 tahun, agama Isam, pekerjaan wiraswasta,
beralamat di Kabupaten Wajo, selaku Tergugat III.
dalam hal ini diwakili oleh kuasanya H. M. Yunus Naru, S.H., Ahmad
Amiruddin, S.H., Andi Fauzan Fikri Ahmad, S.H., M.H.
Advokat/Penasehat Hukum yang berkantor di Kabupaten Wajo,
Propinsi Sulawesi Selatan, berdasrkan surat kuasa khusus Nomor
40/SK/PA.Skg/I/2021, tanggal 12 Januari 2021;
Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara;
Setelah mendengar dalil-dalil yang diajukan kedua belah pihak
berperkara dan kesaksian saksi-saksi;
Setelah memperhatikan bukti-bukti para pihak yang berperkara;
DUDUK PERKARANYA
Menimbang, bahwa para Penggugat telah mengajukan gugatan
kewarisan yang terdaftar di kepaniteraan Pengadilan Agama Sengkang
tanggal 24 Juli 2020 di bawah register perkara Nomor 672/Pdt.G/2020/PA
Skg. pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa sebagaimana Surat Keterangan Nikah yang dikeluarkan oleh
Kelurahan Atakkae yaitu Surat Nomor: 474.2/26/ATK/2020, tanggal 07
Juli 2020, dimana pada pokoknya menyebutkan pada tahun 1937 telah
terjadi Perkawinan antara (alm) Tjabbe dengan (alm) Indo Tanra;
2. Bahwa dari Perkawinan (alm) Tjabbe dengan (alm) Indo Tanra, telah
dilahirkan 4 (empat) orang anak yang bernama:
1. Hj. I Pammintong (anak perempuan kandung/anak pertama);
2. (alm) Nurmi (anak perempuan kandung/anak kedua);
3. Hasnah (anak perempuan kandung/anak ketiga);
4. Abbas (anak laki-laki kandung/anak keempat);
3. Bahwa (alm) Indo Tanra telah meninggal dunia pada tanggal 18
Oktober 1999 di Kabupaten Wajo dalam keadaan beragama Islam dan
(alm) Tjabbe telah meninggal dunia pada tanggal 6 Desember 2003 di
Jl. Serikaya Kabupaten Wajo dalam keadaan beragama Islam;
4. Bahwa selanjutnya, sekitar tahun 2019 (alm) Nurmi telah meninggal
dunia di Sengkang, Kabupaten Wajo dalam keadaan beragama Islam
dan meninggalkan ahli waris, yaitu:
1. Dedi Ibrahim (anak laki-laki kandung/anak pertama);
2. Muhibar (anak laki-laki kandung/anak kedua);
3. Wasiastuti (anak perempuan kandung/anak ketiga);
5. Bahwa dalam perkawinan (alm) Tjabbe dengan (alm) Indo Tanra,
selain meninggalkan ahli waris, juga meninggalkan warisan berupa
harta benda dalam bentuk tanah dan bangunan, yaitu:
1. Sebidang tanah dan bangunan yang di atasnya berupa rumah
panggung/kayu dan terletak di Jl. Irian No. 52, Sengkang, Desa
Pattirosompe, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, dengan alas
hak berupa Sertifikat Hak Milik Nomor: 134, tertanggal 15
Desember 1977, seluas 203 M , atas nama Cabbe, dengan batas-
2
• Bahwa lebih dahulu tanah yang dibeli baru muncul sertifkat, jadi
sertifkat antara tanah Hj. I Pamintong dengan tanah Tjabbe
digabung;
• Bahwa saksi tidak menegathui batas-batasnya, karena apabila
saksi kerumah tersebut hanya sebentar;
• Bahwa rumah tersebut dibeli oleh Ibrahim;
• Bahwa harga rumah tersebut Rp50.000.000.00(lma puluh juta
rupiah) akan tetapi hanya Rp30.000.000.00(tiga puluh juta) yang
dibayar, karena dipotong untuk bahagian Nurmi;
• Bahwa Hj. I Pamintong yang menerimanya kemudian dibagi
kepada ketiga saudaranya;
• Bahwa saksi tidak melihatnya sewaktu dibayar, hanya dengar
cerita dari Abbas;
• Bahwa yang tinggal di rumah tersebut adalah Wasiatuti;
• Bahwa tanah tersebut belum pernah dibagi kepada ahli warisnya;
• Bahwa tanah dibelakang ada sebuah rumah permanen yang
dibangun oleh Ibrahim;
3. SAKSI III P, umur 54 tahun, mengaku pernah bertetangga dengan
Tjabbe (orang tua para Penggugat), di bawah sumpahnya memberikan
keterangan pada pokoknyasebagai berikut;
• Bahwa saksi tetangga dengan Tjabbe sejak tahun 1992, waktu itu
Tjabbe masih hidup;
• Bahwa istri Tjabbe bernama Indo Tanra;
• Bahwa Tjabbe mempunyai 4 orang anak;
• Bahwa Tjabbe tidak mempunyai istri selain Indo Tanra;
• Bahwa Tjabbe meninggal pada tahun 2003, karena sakit orang
tua;
• Bahwa Indo Tanra meninggal dunia pada tahun 1999;
• Bahwa Tjabbe dan Indo Tanra beragama Islam;
• Bahwa anak anak Tjabbe sekarang tinggal 3 orang yang masih
hidup;
• Bahwa anak yang berna Nurmi telah meninggal dunia pada tahun
2019;
• Bahwa anak-anak dan cucu-cucunya Tjabbe, semua beragama
Islam.
• Bahwa masalah yang dipermasalahkan pihak berperkara adalah
harta yang ditinggalkan oleh Tjabbe, yaitu tanah perumahan;
• Bahwa tanah perumahan tersebut terletak di Jalann irian yang
luasnya 203 M 2
oleh Ibrahim;
• Bahwa saksi mengetahuinya karena diceritakan Ibrahim;
• Bahwa harganya Rp50.000.000,00(lima juta rupiah), tetapi yang
dibayar hanya Rp30.000.000,00(tiga puluh juta rupiah), karena
dipotong untuk bagian Nurmi sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah), dan rumah Tjabbe di BTN PEPABRI, dan
Rp30.000.000,00(tiga puluh juta rupiah) diserahkan kepada ketiga
saudara Nurmi;
• Bahwa pada tanah 50 M ada rumah batu permanen yang
dibangun oleh Ibrahim, saksi mengetahuinya karena diberitahu
Ibrahim;
• Bahwa anak-anak Nurmi yang tinggal di rumah tersebut, akan
tetapi rumah tersebut sudah kosong sejak 1 tahun yang lalu;
• Bahwa objek tersebut tanahnya belum pernah dibagi;
• Bahwa anak-anak Nurmi tinggal di rumah tersebut karena anak-
anak Nurmi mengetahuinyta rumah tersebut dibeli orang tuanya;
Bahwa pada tanggal 30 Desember 2020, telah mengadakan
pemeriksaan setempat terhadap objek sengketa, yang dihadiri oleh kuasa
para Penggugat dan Tergugat III, dan di lapangan ditemukan keadaan
sebagai berikut:
• Sebidang tanah yang terletak di Jl. Irian No. 52, Sengkang, Kelurahan
Lapongkoda, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, dengan luas 10 M
X 13,30 M, sama dengan 133 M , dengan batas-batas sebagai berikut:
2
peninggalan milik (alm) Tjabbe dan (alm) Indo Tanra berupa harta
benda dalam bentuk tanah dan bangunan hanya seluas 153 M ; 2
9. Bahwa sekitar tahun 2007, suami dari (alm) Nurmi dan/atau bapak dari
para Tergugat yaitu (alm) Ibrahim datang menemui Penggugat III
dengan niat untuk membeli warisan/harta peninggalan milik (alm)
Tjabbe dan (alm) Indo Tanra yaitu tanah dan bangunan yang terletak di
Jl. Irian No. 52, Sengkang, yang mana kemudian Penggugat III pada
waktu itu belum dapat memberikan jawaban atas niat dari (alm)
Ibrahim, karena ingin mendiskusikan terlebih dahulu kepada
saudaranya yaitu Penggugat I dan Penggugat II;
10. Bahwa pada kenyataanya, para Penggugat tidak setuju dengan
permintaan suami dari (alm) Nurmi dan/atau bapak dari para Tergugat
yaitu (Alm) Ibrahim untuk membeli Tanah dan Bangunan yang terletak
di Jl. Irian No. 52, Sengkang, karena para Penggugat hanya setuju
menjual bangunan yaitu rumah panggung/kayu yang berada di atas
tanah warisan/harta peninggalan milik (alm) Tjabbe dan (alm) Indo
Tanra dengan harga Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah).
Adapun para Penggugat pada waktu itu, hanya menerima uang
sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah), dikarenakan harga
tanah yaitu Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) telah dikurangi
dengan bagian (alm) Nurmi dari hasil penjualan rumah milik (alm)
Tjabbe dan (alm) Indo Tanra yang terletak di BTN Pepabri Sengkang
yaitu seharga Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
11. Bahwa oleh karena para Penggugat telah menjual rumah
panggung/kayu kepada suami dari (alm) Nurmi yaitu (alm) Ibrahim,
maka warisan/harta peninggalan milik (alm) Tjabbe dan (alm) Indo
Tanra hanya menyisakan tanah seluas 153 M dengan alas hak
2
pernah melihatnya;
• Bahwa masih ada tambahan tanah tersebut, tanahnya Hj. Ipamintong
seluas 50 M , tanah tersebut terletak dibagian belakan, lebih dahulu
2
tanah yang dibeli baru muncul sertifkat, jadi sertifkat antara tanah Hj. I
Pamintong dengan tanah Tjabbe digabung;
• Bahwa rumah tersebut dibeli oleh Ibrahim, dengan harga
Rp50.000.000.00 (lma puluh juta rupiah) akan tetapi hanya
Rp30.000.000.00 (tiga puluh juta) yang dibayar, karena dipotong untuk
bahagian Nurmi, Hj. I Pamintong yang menerimanya kemudian dibagi
kepada ketiga saudaranya;
• Bahwa saksi tidak melihatnya sewaktu dibayar, hanya dengar cerita
dari Abbas;
• Bahwa yang tinggal di rumah tersebut adalah Wasiatuti;
• Bahwa tanah tersebut belum pernah dibagi kepada ahli warisnya;
• Bahwa tanah dibelakang ada sebuah rumah permanen yang dibangun
oleh Ibrahim;
SAKSI III P, mengaku pernah bertetangga dengan Tjabbe (orang tua para
Penggugat), memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut;
• Bahwa saksi tetangga dengan Tjabbe sejak tahun 1992, waktu itu
Tjabbe masih hidup, istri Tjabbe bernama Indo Tanra, mempunyai 4
orang anak, Tjabbe tidak mempunyai istri selain Indo Tanra;
• Bahwa Tjabbe meninggal pada tahun 2003, karena sakit tua, Indo
Tanra meninggal dunia pada tahun 1999, Tjabbe dan Indo Tanra
beragama Islam;
• Bahwa anak Tjabbe sekarang tinggal 3 orang yang masih hidup,
karena Nurmi telah meninggal dunia pada tahun 2019, anak-anak dan
cucu-cucunya Tjabbe, semua beragama Islam.
• Bahwa masalah yang dipermasalahkan pihak berperkara adalah harta
yang ditinggalkan oleh Tjabbe, yaitu tanah perumahan terletak di
Jalann irian yang luasnya 203 M , saksi tidak mengetahui berapa
2
Barat Jalan Irian, sebelah Utara rumah Muhammad saleh, sebelah Timur
rumah H. Lamba, sebelah Selatan rumah Baharuddin;
Menimbang, bahwa karena ada perbedaan luas antara gugatan
dengan hasil pemeriksaan stempat (desente), maka yang dijadikan dasar
oleh Majelis Hakim adalah hasil pemeriksaan stempat yaitu lebar 10 m
dan panjang 13.30 m sama dengan 133 m2;
Menimbang, bahwa berapa bagian masing-masing ahli waris
almarhum Tjabbe, yang terdiri dari Hj. I Pamintong (anak perempuan),
Hasnah (anak perempuan), Nurmi (anak perempuan) dan Abbas (anak
laki-laki);
Menimbang, bahwa karena Tjabbe pada waktu meninggalnya,
bapaknya lebih duluan meninggal dan memiliki anak lebih dari satu (terdiri
dari satu orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan), anak laki-
laki tersebut berserikat dengan anak perempuan dalam memperoleh
bagian yaitu sisa (ashabah), karena anak laki-laki berkumpul dengan anak
perempuan maka bagai anak laki-laki sama dengan bagian dua anak
perempuan, berdasarkan firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 11;
ِۚ ۡ ُ ۡ ِّ ُ ۡ َ َّ ۡۖ ۡ ُ َٰ ۡ َ ٓ ُ ُ ُ ه ُ
.… ي ِ وصيكم ٱَّلل ِ يف أول ِدكم ِللذك ِر ِمثل حظ ٱۡلنثي
ِ ي
Artinya:
Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan
bagianِduaِorangِanakِperempuan;ِ…
Menimbang, bahwa karena tidak ada ahli waris selain empat
orang anak, maka harta peninggalan Tjabbe jatuh kepada anak-anaknya;
Menimbang, bahwa karena anak Tjabbe secara keseluruhan
berjumlah empat orang (terdiri dari 1 orang anak laki-laki dan 3 orang
anak perempuan), dengan demikian karena bagian anak laki-laki sama
dengan bagian 2 anak perempuan, maka dengan demikian jumlah bagian
secara keseluruhan adalah 5 bagian;
Menimbang, bahwa untuk menyelesaikan pembagian warisan
secara tuntas tersebut, maka jumlah pembilang yang dipakai adalah (5)
dengan cara penyelesaian sebagai berikut:
• Bagian tiap-tiap anak adalah=
• Hj. I Pamintong (anak perempuan) = 1/5 X 5 = 1 bagian;
• Hasnah (anak perempuan) = 1/5 X 5 = 1 bagian;
• Nurmi (anak perempuan) = 1/5 X 5 = 1 bagian;
• Abbas (anak laki-laki) = 2/5 X 5 = 2 bagian;
Menimbang, bahwa untuk efektifnya pembagian warisan ini, maka
Majelis Hakim menghukum para Tergugat atau siapa saja yang
menguasai harta warisan tersebut untuk menyerahkan kepada ahli waris
lainnya sesuai dengan bagiannya masing-masing sebagaimana tersebut
di atas, dan apabila tidak dapat dibagi secara natura maka harta warisan
akan dijual lelang yang kemudian harganya dibagi kepada ahli wars
sesuai dengan bagiannya masing-masing;
Menimbang, bahwa sekalipun dalam petitumnya, para Penggugat
tidak meminta agar Tergugat atau siapa saja yang berada di atas harta
warisan tersebut dihukum untuk mengosongkannya untuk kemudian
diserahkan kepada ahli waris lainnya sesuai dengan bagiannya masing-
masing, namun karena Majleis Hakim berpendapat bahwa dictum tersebut
adalah merupakan satu kesatuan dari pembagian warisan, maka hal
tersebut tidak menyalahi asas ultra petitum partium;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan para Penggugat untuk
ditetapkan anak-anak Nurmi yaitu Dedi Ibrahim bin Ibrahim, Muhibar bin
Ibrahim dan Wasiastuti binti Ibrahim sebagai ahli waris;
Menimbang, bahwa sewaktu Tjabbe meninggal dunia pada tahun
2003 keempat anaknya masih hidup termasuk Nurmi ibu kandung para
Tergugat, karena ibu kandung para Tergugat masih hidup sewaktu Tjabbe
meninggal dunia, maka gugatan para Penggugat untuk ditetapkan para
Tergugat sebagai ahli waris Tjabbe adalah premature dengan demikian
gugat para Penggugat tidak dapat diterima;
Menimbang, karena tidak semua gugatan para Penggugat
dikabulka, maka gugatan para Penggugat selebihnya tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa terhadap protes atau keberatan dan eksepsi
atau jawaban Tergugat yang diajukan oleh kuasa para Tergugat pada saat
kesimpulan, Majelis Hakim berpendapat bahwa protes atau keberatan dan
eksepsi atau jawaban Tergugat tersebut diajukan diluar waktunya (bukan
lagi pada tahap jawab menjawab), dengan demikian protes atau
keberatan dan eksepsi atau jawaban Tergugat dikesampingkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat adalah pihak yang kalah,
maka sesuai maksud Pasal 192 RBg, Tergugat dihukum untuk membayar
seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini;
Memperhatikan segala ketentuan peraturan perundang-undangan
danِhukumِSyar’iِyang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
1. Mengabulkan gugatan para Penggugat sebagian;
2. Menetapkan meninggalnya Tjabbe pada tahun 2003;
3. Menetapkan ahli waris Tjabbe adalah:
• Hj. I Pamintong (anak perempuan);
• Hasnah (anak perempuan);
• Nurmi (anak perempuan); dan
• Abbas (anak laki-laki).
4. Menetapkan harta warisan Tjabbe adalah berupa tanah perumahan
terletak di Jl. Irian No. 52, Sengkang, Kelurahan Lapongkoda,
Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, luasnya 133 M dengan batas-
2
batas:
• Utara : Rumah Muh. Saleh.
• Selatan : Rumah (Alm) Baharuddin.
• Timur : Rumah Lamba.
• Barat : Jl. Irian (Jl. Raya).
5. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris adalah:
• Hj. I Pamintong (anak perempuan) = 1/5 X 5 = 1 bagian dari harta
peninggalan Tjabbe;
• Hasnah (anak perempuan) = 1/5 X 5 = 1 bagian dari harta
peninggalan Tjabbe;
• Nurmi (anak perempuan) = 1/5 X 5 = 1 bagian dari harta
peninggalan Tjabbe;
• Abbas (anak laki-laki) = 2/5 X 5 = 2 bagian dari harta peninggalan
Tjabbe.
6. Menghukum para Tergugat atau siapa saja yang menguasai harta
warisan tersebut untuk menyerahkan kepada ahli waris lainnya dalam
keadaan kosong yang merupakan bagiannya dan apabila tidak dapat
dibagi secara natura maka harta warisan tersebut akan dijual lelang
yang kemudian harganya dibagi kepada ahli waris sesuai dengan
bagiannya masing-masing;
7. Tidak menerima selain dan selebihnya;
8. Menolak permohonan sita para Penggugat;
9. Menghukum para Tergugat untuk membayarbiaya perkara ini sejumlah
Rp2.179.000,00(dua juta seratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Agama Sengkang pada hari Selasa tanggal 9 Februari 2021
Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir 1442 Hijriyah, oleh
Hj. St. A, S.H., sebagai Ketua Majelis, Drs. H. M. A. dan Drs. N, masing-
masing sebagai Hakim Anggota yang diucapkan pada Selasa tanggal 16
Februari 2021 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 4 Rajab 1442
Hijriyah, oleh Dra. Hj. SH, M.H., sebagai Ketua Majelis, ARB, S.H.I., dan
H., S.H.I., masing-masing sebagai Hakim Anggota dalam sidang terbuka
untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi oleh Hj. F.,
S.Ag. sebagai Panitera Pengganti dihadiri oleh kuasa para Penggugat
dankuasa para Tergugat.
Hakim Anggota I, Ketua Majelis
ttd ttd
ARB, S.H.I. Dra. Hj. SH, M.H.
Hakim Anggota II,
ttd
H, S.H.I.
Panitera Pengganti,
ttd
Hj. F, S.Ag.