Menurut Prof. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan: Hak mutlak atas suatu benda dimana hak itu
memberikan kekuasaan langsung atas sesuatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun
juga.
Sementara penggantinya (yang diatur dalam UUPA) tidak dibahas secara mendalam,
karena bahasan khusus dalam Hukum Agraria.
· hak kebendaan yang bersifat memberi jaminan. Misal hak gadai (pand), hipotik, Hak
Tanggungan (UUHT 4/96) & Jaminan Fidusia (UUJF 42/99)
Ada 2 hak lain yang diatur oleh KUHPerdata yaitu hak privilege dan retentie
Menurut KUHPerdata, suatu pemindahan hak terdiri atas dua macam/melalui dua macam
perjanjian:
1. Perjanjian obligatoir: perjanjian yang bertujuan memindahkan hak, misalnya perjanjian jual
beli.
2. perjanjian zakelijk: perjanjian yang menyebabkan pindahnya hak-hak kebendaan, misalnya
hak milik, bezit, dll.
3.1.1 Eigendom
Menurut KUHPerdata: hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan
untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak
bertentangan dengan UU atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang
berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu hak- hak orang lain; kesemuanya itu dengan tak
mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasar atas
ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi
Ciri hak milik:
1. hak induk terhadap hak kebendaan yang lain
2. hak paling lengkap, dilihat dari jumlah hak yang melekat padanya.
3. Bersifat tetap, tidak akan lenyap jika berhadapan dengan hak lainnya
4. Mengandung inti (benih) dari semua hak kebendaan yang lain
===
Penyerahan terhadap benda tidak bergerak dilakukan dengan cara balik nama. Sedangkan
terhadap benda bergerak penyerahan lazimnya berupa penyerahan dari tangan ke tangan.
Menurut Prof. Subekti pemindahan hak milik atas benda tidak bergerak memerlukan suatu surat
penyerahan (tidak sekedar pengalihan kekuasaan belaka)
Hak milik atas suatu benda dapat dimiliki secara kolektif/bersama, terdiri dari hak milik bersama
yang bebas dan hak milik bersama yang terikat.
3.1.2 Bezit
Menurut KUHPerdata diterjemahkan dengan kedudukan berkuasa, yaitu kedudukan seseorang
yang menguasai suatu kebendaan, baik dengan diri sendiri maupun dengan perantaraan orang
lain, dan yang mempertahankan atau menikmatinya selaku orang yang memiliki kebendaan itu
(Pasal 529 KUHPerdata)
Prof. Soebekti: Bezit adalah suatu keadaan lahir dimana seseorang menguasai suatu benda
seolah–olah kepunyaannya sendiri, keadaan mana oleh hukum dilindungi, dengan tidak
mempersoalkan hak atas benda tersebut sebenarnya ada pada siapa.
Prof. Soedewi: Bezit adalah keadaan memegang atau menikmati benda dimana seorang
menguasai baik sendiri atau perantara orang lain seolah – olah kepunyaan sendiri
Dalam hukum berlaku asas bahwa kejujuran ada pada tiap orang, sehingga ketidakjujuran harus
dibuktikan (yang mendalilkan adalah yang membuktikan)
beda dengan detentie adalah hanya memenuhi syarat pertama yang diakibatkan adanya hubungan
hukum dengan orang lain (pemilik sebenarnya dari benda itu)
===
Pasal 538 KUHPerdata: Menarik kebendaan itu dalam kekuasaannya, dengan maksud
mempertahankannya untuk diri sendiri
Pasal 540:
a. Occupatio: memperoleh bezit tanpa bantuan dari orang yang membezit lebih dulu
b. Traditio: memperoleh bezit dengan bantuan dari orang yang membezit lebih dulu.
Pasal 541: Bezit beralih dari seorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya dengan segala
cacat dan sifatnya.
Menurut Pasal 593 KUHPerdata: Orang yang sakit ingatan tidak bisa memperoleh bezit, tapi
anak yang belum dewasa dan perempuan yang sudah kawin dapat memperoleh bezit
3.1.3 Servituut
Dikenal juga dengan hak pengabdian pekarangan, yaitu suatu beban yang diberikan kepada
pekarangan milik orang yang satu, untuk digunakan bagi dan demi kemanfaatan pekarangan
milik orang lain (Pasal 674 KUHPerdata)
===
Syarat sah:
1. ada 2 halaman yang saling berdekatan
2. kemanfaatan dari hak pekarangan harus dapat dinikmati berbagai pihak
3. bertujuan meninggalkan kemanfaatan dari halaman penguasa
4. Beban yang diberatkan itu harus senantiasa bersifat menanggung sesuatu
5. Kewajiban yang timbul: membolehkan sesuatu, atau tidak membolehkan sesuatu
3.1.4 Opstal
disebut juga hak tumpang-karang, yaitu suatu hak kebendaan untuk mempunyai gedung-gedung,
bangunan-bangunan dan penanaman di atas tanah orang lain.
===
Hak opstal dapat dipindahkan pada orang lain atau dapat dipakai sebagai hipotik (Pasal 712
KUHPerdata). Hak Opstal diperoleh karena perbuatan perdata (Pasal 713 KUHPerdata)
3.1.5 Erfpacht
Pasal 720 ayat (1) KUHPerdata: suatu hak kebendaan untuk menikmati sepenuhnya akan
kegunaan suatu barang tak bergerak milik orang lain, dengan kewajiban akan membayar upeti
tahunan kepada si pemilik sebagai pengakuan akan kepemilikannya, baik berupa uang, hasil atau
pendapatan.
===
Hak Erfpacht dikenal juga dengan sebutan hak guna usaha. Hak ini dapat dijual atau dipakai
sebagai jaminan hutang (hipotik)
Hak ini berakhir dengan cara yang sama pada hak opstal:
1. Jatuh ke dalam satu tangan
2. Musnahnya pekarangan
3. Selama 30 tahun tidak digunakan
4. Waktu yang diperjanjikan telah lampau
5. Diakhiri oleh pemilik tanah.
Hak erfpacht ini berpindah pada ahli warisnya apabila orang yang mempunyai hak meninggal.
Hak ini dikenal juga dengan nama hak memungut hasil dimana tidak sekedar menarik
penghasilan namun juga hak untuk memakai benda itu.
===
Sedangkan menurut Pasal 807 KUHPerdata Hak pakai hasil hapus jika:
1. meninggalnya si pemakai
2. tenggang waktu yang diberikan telah lewat waktu atau terpenuhi
3. percampuran
4. pelepasan hak oleh si pemakai kepada pemilik.
5. kadaluarsa, selama 30 tahun pemakai tidak mempergunakan haknya
6. musnahnya benda itu seluruhnya
3.2.1 Gadai
Hak kebendaan yang diperoleh seseorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang
diserahkan kepadanya oleh seorang berutang, atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya; dengan kekecualian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah
barang itu di gadaikan, biaya-biaya mana harus di dahulukan
Sifat dari hak gadai adalah accessoir, yaitu tambahan dari perjanjian pokok yang berupa
perjanjian pinjaman uang. Tujuannya untuk menjaga agar yang berutang tidak lalai membayar
utangnya. Selain itu gadai meletak atas seluruh bendanya, sebagian hak gadai tidak hapus dengan
dibayar sebagian utang.
Benda yang dapat digadaikan adalah semua benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak
berwujud
===
Hak gadai lahir dengan penyerahan kekuasaan atas barang yang dijadikan tanggungan pada
pemegang gadai
Hak atas barang gadai dapat pula ditaruh di bawah kekuasaan seseorang pihak ketiga atas
persetujuan kedua belah pihak yang berkepentingan.
Hak gadai tidak sah jika bendanya tetap berada dalam kekuasaan pemberi gadai (yang berutang)
3.2.2 Hipotik
· Hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda- benda tak bergerak, untuk mengambil
penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan (1162).
· Hak tersebut pada hakekatnya tak dapat dibagi- bagi dan terletak di atas semua benda
tak bergerak yang diikatkan dalam keseluruhannya, di atas masing-masing dari benda
tersebut, dan di atas tiap-tiap bagian dari padanya (1163).
· Yang dimaksud benda tidak bergerak adalah:
1. Berdasarkan sifat: tanah, dan segala yang bersatu atau dipersatukan dengan
tanah.
2. Berdasarkan peruntukan : mesin di dalam pabrik, perumahan, tanah,
bangunan.
3. Berdasarkan ketentuan UU : kapal laut (20 m3/ton), kapal udara.
· Pemberi Hipotik adalah Pemilik atau yang diberi kuasa untuk itu. Hipotik tidak dapat
diletakkan selainnya oleh siapa yang berkuasa memindahtangankan benda yang
dibebani (1168KUHPerdata)
· Sedangkan kaidah dalam akta Hipotik:
1. Hipotik hanya dapat diberikan dengan suatu akta otentik, kecuali dalam hal- hal
yang dengan tegas ditunjuk oleh undang-undang (1171 ayat 1).
2. Begitu pula kuasa untuk memberikan hipotik harus dibuat dengan suatu akta
otentik (ayat 2).
3. Harus didaftarkan (1179).
Pengertian
Fidusia berasal dari kata fides yang berarti kepercayaan.
Lengkapnya adalah Fiduciaire eigendomsoverdracht = penyerahan hak milik secara kepercayaan
Menurut UUJF, Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda.
Sedangkan menurut Pasal 1 angka 2 UUJF menyebutkan bahwa Jaminan Fiducia adalah hak
jaminan atas benda bergerak, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak
bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap
berada dalam penguasaan Pemberi Fiducia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fiducia terhadap kreditor lainnya.
Jaminan Fiducia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan
kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi prestasi. (Pasal 4 UUJF)
Berdasarkan ketentuan tersebut jelaslah bahwa keberadaan jaminan fiducia tergantung dari
perjanjian pokoknya. Praktek yang banyak terkait dengan jaminan fiducia adalah kredit
perbankan, sehingga perjanjian pokok yang dimaksudkan adalah perjanjian kredit.
Pembebanan
Jaminan Fidusia adalah perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan
kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi (Ps. 4).
· Pembebanan Benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa
Indonesia dan merupakan Akta Jaminan Fidusia (Ps. 5 ayat 1).
· Akta Jaminan Fidusia sekurang- kurangnya memuat :
- identitas pemberi dan penerima fidusia
- data perjanjian pokok
- uraian benda
- nilai penjaminan
- nilai benda yg menjadi obyek fidusia (Ps. 6).
· Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dpt berupa :
a. utang yg telah ada;
b. utang yg akan timbul dikemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu;
c. utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya (Ps. 7).
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia (misal kredit
konsorsium. (Pasal 8)
Jaminan Fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis benda, termasuk
piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian (Ps.
9 ayat 1).
· Kecuali diperjanjikan lain :
a. Jaminan Fidusia meliputi hasil dari Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
b. Jaminan Fidusia meliputi klaim asuransi, dalam hal Benda yang menjadi obyek Jaminan
Fidusia diasuransikan (Ps. 10)
Pendaftaran
· Benda yang dibebani dengan Jaminan Fidusia wajib didaftarkan (Ps. 11 ayat 1).
· Pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia/KPF (Ps. 12 ayat
1).
· Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan oleh Penerima Fidusia, kuasa atau
wakilnya dengan melampirkan pernyataan Jaminan Fidusia (Ps. 13 ayat 1).
· KPF mencatat pendaftaran Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia/BDF pada tanggal
yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
· KPF menerbitkan & menyerahkan kepada Penerima Fidusia Sertifikat Jaminan Fidusia/SJF
pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran (Ps. 14 ayat
1)
· SJF merupakan salinan Buku Daftar Fidusia (Ps. 14 ayat 2)
· Jaminan Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya Jaminan Fidusia
dalam Buku Daftar Fidusia (Ps. 14 ayat 3).
· Dalam SJF dicantumkan kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa” (Ps. 15 ayat 1).
· SJF mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (Ps. 15 ayat 2).
· Pemberi Fidusia dilarang melakukan fidusia ulang terhadap benda yang menjadi obyek
Jaminan Fidusia yang sudah terdaftar (Ps. 17).
· Segala keterangan mengenai Benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia -> terbuka untuk
umum (Ps. 18).
Hak Preferensi
Ketentuan KUH Perdata dalam pasal 1133 (hak istimewa untuk didahulukan pembayarannya)
hanya memberikan hak preferensi kepada kreditur pemegang :
· Hipotik (untuk kapal laut dan pesawat udara)
· Gadai
· Hak Tanggungan (hak jaminan atas tanah)
· Fidusia
Hak preferensi dari penerima fidusia telah diatur pada Pasal 27 ayat (2) UUJF, yang bunyinya,
hak preferensi adalah hak penerima fidusia untuk mengambil pelunasan piutangnya atas hasil
eksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
Mengenai kedudukan hak preferensi dari penerima fidusia jika debitur mengalami pailit atau
likuidasi, telah diatur dalam Pasal 27 ayat (3) UUJF, yang bunyinya: ”hak preferensi dari
penerima fidusia tidak hilang dengan pailit atau dilikuidasinya debitur.”
Suatu jaminan fidusia untuk dapat memberikan hak istimewa atau hak preferensi bagi
pemegangnya, maka jaminan fidusia tersebut harus dibuat dalam bentuk Akta Jaminan Fidusia di
hadapan Notaris dan didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia.
Apabila debitur cidera janji, maka kreditur sebagai penerima fidusia mempunyai hak untuk
mengeksekusi objek jaminan fidusia atas kekuasaannya dalam rangka pelunasan hutang debitur
Pengikatan
· Didahului dengan janji (Ps. 10 ayat (1)).
· Pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) oleh PPAT (ayat (2)).
· Isi APHT, wajib :
a. identitas para pihak,
b. domisili,
c. utang yang dijamin,
d. nilai tanggungan,
e. uraian tentang obyek Hak Tanggungan (Ps. 11 ayayt (1)).
· Janji-janji Hak Tanggungan (ayat (2)).
· Janji milik dilarang (Ps. 12).
· Kantor Pertanahan menerbitkan Sertifikat Hak Tanggungan (Ps. 14 ayat 1).
· Sertifikat HT memuat irah2 “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”,
· SHT mempunyai kekuatan eksekutorial (ayat 3).
Note:
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) wajib dibuat dengan akta notaris atau
PPAT (Ps. 15 ayat 1).
Hak Privilege
Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur2 lainnya
lazim disebut Droit de Preference atau hak istimewa untuk didahulukan (privilege)
· Memberikan kedudukan yang diutamakan.
· selalu mengikuti objek yang dijamin dalam tangan siapapun benda itu berada (Droit De suit)
· Memenuhi asas spesialitas dan publisitas, dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan
kepastian hukum bagi pihak yang berkepentingan
· Mudah dan pasti dalam pelaksanaan eksekusinya, kalau ia didaftarkan.
Selain itu, kreditur pemegang hak tanggungan juga dijamin dengan ketentuan pasal 21 UU No 4
Tahun 1996
Apabila pemberi hak tanggungan dinyatakan pailit, objek hak tanggungan tidak termasuk ke
dalam budel kepailitan pemberi hak tanggungan, sebelum kreditur pemegang hak tanggungan
mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan objek hak tanggungan itu.
Penghapusan HT
· Hapusnya utang yang dijamin,
· Pelepasan oleh pemegang Hak Tanggungan,
· Pembersihan Hak Tanggungan,
· Hapusnya hak atas tanah obyek HT.
· Hak menuntut pembersihan dari beban Hak Tanggungan hanya dapat dilakukan oleh
pembeli obyek HT dalam suatu pelelangan.
· Roya (Ps. 22).
Eksekusi HT
· Hak menjual atas kekuasaan sendiri atau parate eksekusi (Ps. 6).
· Titel eksekutorial dalam sertifikat Hak Tanggungan ( Ps. 14 ayat 2).
· Penjualan dibawah tangan (Ps. 20 ayat 2).
4 Menurut UUPA
4.1 Milik
Hak terkuat dan terpenh yang dapat dimiliki orang atas tanah
4.4 Pakai
Hak menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, atau
tanah milik orang lain
Penggunaan hak secara sah bukan sebagai alas hak untuk memiliki
Hak digunakan untuk memelihara dan mengembangkan kesuburan bumi, air, dan kekayaan alam
yang terkandung didalamnya, atau hal lain yang berkenaan dengan itu
Hak milik diakui dan dilindungi hukum selama penggunaan terkait dengan keagamaan dan sosial