Disusun oleh:
1. Nurbaya (2210101004)
2. Novita Nilam Cahya (2220101041)
Dosen Pengampuh
HIJRIYANA SAFITRI S.H., M.H
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu
pengetahuan yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Perdata Hukum. Tidak lupa penulis
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini, karena berkatnya lah kami dapat
menyusun makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. MACAM-MACAM HAK KEBENDAAN....................................................2
1. Hak Bezit.............................................................................................................2
2. Hak Eigendom/Hak Milik..................................................................................5
3. Hak Servituut....................................................................................................10
4. Hak Opstal........................................................................................................12
5. Hak Erfpacht....................................................................................................13
6. Hak Pakai Hasil................................................................................................14
7. Hak Gadai.........................................................................................................15
8. Hak Hipotik.......................................................................................................18
9. Hak Istimewa (Privilege).................................................................................21
10. Hak Reklame......................................................................................................23
11. Hak Retentie.......................................................................................................24
BAB III........................................................................................................................25
PENUTUP...................................................................................................................25
A. Kesimpulan..........................................................................................................25
B. Saran....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................27
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
warga negara dengan warga negara yang lain, didalam makalah yang berjudul
tentang hukum benda yang mengatur segala peraturan menurut Kitab Undang-
undang Hukum Perdata disini saya akan mencoba membahasnya sedikit demi
termasuk pada sub system hukum perdata. Pengertian hukum perdata adalah
lain, individu dengan Negara. Hukum perdata mengatur hak dan kewajiban
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hak Bezit
a. Pengertian Bezit
1) Menurut KUHPdt
Bezit diterjemahkan dengan kedudukan berkuasa, yaitu kedudukan
seseorang yang menguasai suatu kebendaan baik dengan diri sendiri
maupun dengan perantaraan orang lain dan yang mempertahankan atau
menikmatinya selaku orang yang memiliki kebendaan itu (pasal 529
KUHPdt)1
2) Menurut Prof Subekti, SH
Bezit adalah suatu keadaan lahir, dimana seorang menguasai suatu
benda seorang – olah kepunyaannya sendiri yang oleh hukum
diperlindungi, dengan tidak mempersoalkan hak milik atas benda itu
sebenarnya ada pada siapa.
3) Menurut Prof Dr. Sri Soedewi Macjchoen Sofwan, SH
Dengan mengacu pada Pasal 529 KUHPdt, maka bezit ialah
keadaan memegang atau menikmati sesuatu benda di mana seseorang
menguasainya, baik secara sendiri ataupun perantaraan orang lain, seolah
– olah itu adalah kepunyaan sendiri.
4
bahwa benda yang dikuasainya adalah miliknya sendiri (misalnya ia
memperoleh
5
3
Dengan demikian, untuk adanya bezit harus ada dua unsur yaitu
kekuasaan atas suatu benda dan kemauan untuk memilikinya benda
tersebut. Dalam hal ini, bezit harus dibedakan dengan “detentie”, dimana
seseorang menguasai suatu benda berdasarkan hubungan hukum tertentu
dengan orang lain (pemilik dari benda itu). Jadi. Seorang detentor tidak
mempunyai kemauan untuk memiliki benda itu bagi dirinya sendiri.
d. Fungsi bezit
Pada dasarnya, bezit mempunyai dua fungsi, yaitu :
1) Fungsi polisionil
Bezit itu mendapat perlindungan hukum tanpa mempersoalkan hak
milik atas benda tersebut sebenarnya ada pada siapa. Jadi siapa yang
membezit sesuatu benda, maka ia mendapat perlindungan dari hukum
sampai terbukti bahwa ia sebenarnya tidak berhak. Dengan demikian ,
4
2) Fungsi zakkenrectelijk
Bezitter yang telah membezit suatu benda dan telah berjalan
untuk beberapa waktu tertentu tanpa adanya proses dari pemilik
sebelumnya, maka bezit itu berubah menjadi hak milik melalui
lembaga verjaring (lewat waktu / daluwarsa). Inilah yang dimaksud
dengan fungsi zakenrectelijk dan fungsi ini tidak ada pada setiap bezit
bezit, tetapi anak yang belum dewasa dan perempuan yang telah menikah
dapat memperoleh bezit.
f. Hapusnya Bezit
Pada dasarnya, orang bisa kehilangan bezit apabila
1) kekuasaan atas benda itu berpindah pada orang lain, baik secara
diserahkan maupun karena diambil oleh orang lain
2) Benda yang dikuasainya nyata telah ditinggalkan.2
a. Pengertian Eigendom
1) Menurut KUHPdt
Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan
itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan undang-
undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang
berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu hak-hak orang lain;
kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan
hak itu demi kepentingan umum berdasar atas ketentuan undang-undang
dan dengan pembayaran ganti-rugi (Pasal 570 KUHPdt).
2) Menurut Prof. Subekti, SH
Eigendom adalah hak yang paling sempurna atas suatu benda.
Seseorang yang mempunyai hak eigendom (milik) atas suatu benda dapat
berbuat apa saja dengan benda itu (menjual, menggadaikan, memberikan,
bahkan merusak), asal saja ia tidak melanggar undang-undang atau hak
orang lain.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa hak milik atas suatu benda baru
beralih kepada orang lain, apabila telah terjadi penyerahan bendanya.
Tetapi, cara untuk melakukan penyerahan atas benda itu dapat dibedakan
sesuai dengan sifat benda yang akan diserahkan. Menurut Pasal 612
KUHPdt, untuk benda bergerak yang berwujud, penyerahan dapat
dilakukan dengan cara:
1) Penyerahan nyata (feitelijke levering).
2) Penyerahan kunci dari tempat di mana benda itu berada.
Menurut sistem KUHPer, suatu pemindahan hak terdiri atas dua macam,
yaitu:
1) Perjanjian obligatoir ialah perjanjian yang bertujuan memindahkan
hak, misalnya: perjanjian jual-beli, dan sebagainya.
2) Perjanjian zakelijk ialah perjanjian yang menyebabkan pindahnya hak-
hak kebendaan, misalnya: hak milik, bezit, dan sebagainya.
Sah atau tidaknya suatu pemindahan hak milik itu digantungkan pada sah
atau tidaknya perjanjian obligatoir, misalnya: perjanjian jual-beli atau
perjanjian schenking, dan sebagainya. Jadi dengan kata lain, untuk sahnya
penyerahan itu, diperlukan titel yang nyata.
2) Menurut Abstract Stelsel
Untuk sah atau tidaknya suatu pemindahan hak milik itu tidak
digantungkan pada sah atau tidaknya perjanjian obligatoir. Jadi dengan
kata lain, untuk sahnya penyerahan itu, tidak perlu adanya titel yang nyata
dan cukup asal ada titel anggapan saja.
f. Hak milik bersama (Medeeigendom)
Biasanya, sebuah benda hanya dimiliki oleh seorang pemilik. Tetapi
ada kemungkinan lain, bahwa benda itu dapat dimiliki oleh dua orang atau
lebih. Kalau benda itu dimiliki oleh lebih dari seorang, maka hak ini
disebut dengan hak milik bersama atas sesuatu benda. Mengenai hak milik
bersama ini menurut KUHPdt dapat dibagi menjadi dua macam , yaitu :
1) Hak milik bersama yang bebas
2) Hak milik bersama yang terikat
3. Hak Servituut
3
P.N.H. Simanjuntak, S.H.,M.Kn. Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta
2015.187-191.
11
4
12
4. Hak Opstal
5
P.N.H.Simanjuntak.Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta,2015. 194
13
5. Hak Erfpacht
6
P.N.H.Simanjuntak.Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta,2015. 195
14
Hak erfpacht ini berpindah pada para ahli warisnya apabila orang yang
mempunyai hak meninggal. Sama seperti berakhirnya hak opstal, maka
menurut Pasal 736 KUHPdt, hak erfpacht ini dapat hapus karena :
1) Hak opstal jatuh ke dalam satu tangan.
2) Musnahnya pekarangan.
3) Selama 30 tahun tidak dipergunakan.
4) Waktu yang diperjanjikan telah lampau. 5) Diakhiri oleh pemilik
tanah.7
Dari uraian isi pasal 756 KUHPdt ini tampaklah, bahwa hak
memungut hasil (yruchtgebruik) tidak hanya memberikan hak untuk
menarik penghasilan saja, melainkan juga hak untuk memakai benda itu.
Menurut Pasal 759 KUHPdt, hak pakai hasil ini diperoleh karena:
1) Undang-undang.
2) Kehendak si pemilik.
c. Kewajiban si pemakai hasil
Menurut ketentuan Pasal 783-784 KUHPdt, kewajiban-kewajiban
daripada orang yang mempunyai hak pakai hasil (vruchtgebruiker) adalah
sebagai berikut:
1) Membuat catatan/daftar pada waktu ia menerima haknya.
2) Menanggung segala biaya pemeliharaan dan perbaikan yang
biasa.
3) Memelihara benda itu sebaik-baiknya dan menyerahkannya
dalam keadaan yang baik apabila hak itu berakhir. Apabila ia melalaikan
kewajibannya tersebut, maka ia dapat dituntut untuk mengganti kerugian.
7. Hak Gadai
8
Soedewi Mascjhoen Sofwan, Sri: Hukum Perdata Hukum Benda. 119
16
seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil
pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang
berpiutang lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah
barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan (Pasal 1150
KUHPdt).
8. Hak Hipotik
a. Pengertian hipotik
1) Menurut KUHPdt,
9
P.N.H.Simanjuntak.Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta,2015. 199
19
benda yang tak bergerak. Menurut Pasal 1164 KUHPdt, yang dapat
dibebani dengan hipotik adalah:
1) Benda-benda tak bergerak.
2) Hak pakai hasil atas benda tersebut.
3) Hak opstal dan hak erfpacht.
4) Bunga tanah.
5) Bunga sepersepuluh.
6) Pasar-pasar yang diakui oleh Pemerintah beserta hak istimewa
yang melekat padanya.
d. Syarat-syarat hipotik
Cara untuk mengadakan hipotik harus memenuhi syarat-syarat
tertentu, yaitu:
1) Harus dengan akta notaris, kecuali dalam hal-hal yang dengan
tegas ditunjuk undang-undang (Pasal 1171 KUHPdt).
2) Harus didaftarkan ke Kantor Balik Nama (Pasal 1179
KUHPdt).
e. Asas-asas hipotik
Menurut Prof. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, ada dua asas dalam
hipotik, yaitu:
1) Asas publiciteit
Yaitu asas yang mengharuskan bahwa hipotik itu harus didaftarkan pada
pegawai pembalikan nama, yaitu pada kantor kadaster. Yang didaftarkan
ialah akte dari hipotik itu.
2) Asas specialiteit
21
Yaitu asas yang menghendaki, bahwa hipotik hanya dapat diadakan atas
benda-benda yang ditunjukkan secara khusus untuk dipakai sebagai
tanggungan.
f. Hapusnya hipotik
Menurut Pasal 1209 KUHPdt, hak hipotik dapat hapus karena:
1) Hapusnya perikatan pokoknya.
2) Si berpiutang melepaskan hipotiknya. 3) Penetapan
tingkat oleh hakim.
a. Pengaturan privilege
10
P.N.H. Simanjuntak,Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta ,2015,196-
201.
22
c. Macam-macam privilege
Menurut undang-undang, privilege ini ada 2 (dua) macam, yaitu:
1) Privilege khusus
Adalah piutang-piutang yang diistimewakan terhadap benda-benda
tertentu (Pasal 1139 KUHPdt).
2) Privilege umum
Adalah piutang-piutang yang diistimewakan terhadap semua harta benda
(Pasal 1149 KUHPdt).
Menurut ketentuan Pasal 1138 KUHPdt, privilege yang khusus ini
didahulukan dariipada privilege yang umum.
Hak reklame ini diatur dalam Pasal 1145-1146a KUHPdt dan . dalam
KUHD (Pasal 230 dan seterusnya). Yang dimaksud dengan . hak reklame
adalah hak yang diberikan kepada si penjual untuk meminta kembali
barangnya yang telah diterima oleh si pembeli ' setelah pembeli membayar
tunai. Jadi, jikalau penjualan telah dilakukan dengan tunai, maka si penjual
mempunyai kekuasaan menuntut kembali barang-barangnya, selama barang-
barang ini masih berada di tangan si pembeli, asal saja penuntutan kembali ini
dilakukan dalam jangka waktu 30 hari setelah penyerahan barang kepada si
pembeli (Pasal 1145 ayat 1 KUHPdt).11
Menurut undang-undang, hak si penjual ini gugur/tidak dapat
dilaksanakan apabila:
11
P.N.H.Simanjuntak.Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta,2015. 203.
24
12
P.N.H.Simanjuntak.Hukum Perdata Indonesia.Kencana,Jakarta,2015. 204
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
27