Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perdata
Disusun oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
mengucapkan Puji syukur atas kehadiratNya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
Subyek Hukum
“Tempat Tinggal, Kedewasaan Dan Pencatatan Peristiwa Hukum”
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada Bapak Muhammad, M.S.I selaku dosen pengampu dan semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Demikian penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
A. Latar belakang.......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................................................6
PENUTUP.........................................................................................................................................6
Kesimpulan....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hukum Perdata adalah salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban
yang dimiliki subyek hukum dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata disebut
pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terdiri dari 4 Buku, antara lain antara lain
yaitu Buku ke-I tentang Orang, Buku ke-II tentang Benda, Buku ke-III tentang Perikatan,
dan Buku ke-IV tentang Pembuktian dan Daluarsa.
Pada kali ini, makalah kami berisikan pembahasan Hukum Perdata mengenai
Hukum tentang tempat tinggal, kedewasaan dan pencatatan peristiwa hukum . Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin yaa robbal ‘alaamiin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tempat tinggal (domisili)?
2. Apa yang dimaksud dengan kedewasaan dan pendewasaan?
3. Apa yang dimaksud dengan pencatatan peristiwa hukum?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sriwaty Sakkirang, Hukum Perdata, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 37.
2
Sri Harini Diyatmi, Pengantar Hukum Indonesia Edisi Kedua, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 47.
2
Tempat kediaman yang dipilih atas dasar UU misalnya dalam hukum
acara dalam menentukan waktu eksekusi dari vonis.
Tempat kediaman yang dipilih secara bebas misalnya dalam melakukan
pembayaran memilih kantor notaris (menurut Sri Soedewi M. Sofwan)
Pendewasaan (Handlichting) adalah suatu lembaga hukum agar semua orang yang
belum dewasa tetapi telah menempuh syarat- syarat tertentu dalam hal tertentu dan sampai
batas-batas tertentu menurut ketentuan UU dapat memiliki kedudukan hukum yang sama
dengan orang dewasa.3
Pendewasaan (Handlichting) adalah suatu lembaga hukum agar semua orang yang
belum dewasa tetapi telah menempuh syarat- syarat tertentu dalam hal tertentu dan sampai
batas-batas tertentu menurut ketentuan UU dapat memiliki kedudukan hukum yang sama
dengan orang dewasa.4
Kedudukan Istri dalam pasal 1330 KUH Perdata tidak cakap UU No.1/1974 Pasal
31: Sudah berubah. Keseimbangan kedudukan laki- laki dan perempuan serta pihak berhak
melakukan perbuatan hukum. Kecuali : perbuatan hukum yang berkaitan dengan
penggunaan dan pengalihannya harus mendapat persetujuan kedua belah pihak.
3
Sriwaty Sakkirang, Hukum Perdata, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 30.
4
Sriwaty Sakkirang, Hukum Perdata, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 30.
3
Pasal 433 KUHPerdata;
- Imbilasi (tolol, dungu, bodoh)
- Lemah daya/ lemah pikir
- Sakit otak/ sakit ingatan atau mata gelap
- Pemboros (masih dapat membuat testamen melalui perwakilan dan pembuat janji
kawin).5
c. Pendewasaan Penuh (Pasal 421)
Venia Aetatis (Surat pernyataan sudah cukup umur)
Syarat: 20 tahun dan mengajukan permohonan kepada Presiden RI
d. Pendawasaan Terbatas (Pasal 426-431)
18 tahun dan orang tuanya (wali) tidak keberatan.
Diajukan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang. Dapat ditarik kembali
misalkan untuk membuat surat wasiat.
Kedudukan Istri dalam pasal 1330 KUH Perdata tidak cakap UU No.1/1974 Pasal
31: Sudah berubah. Keseimbangan kedudukan laki- laki dan perempuan serta pihak berhak
melakukan perbuatan hukum. Kecuali: perbuatan hukum yang berkaitan dengan
penggunaan dan pengalihannya harus mendapat persetujuan kedua belah pihak.
5
g) Penyediaan bahan dalam rangka perumusan kebijaksanaan di bidang
kependudukan/kewarganegaraan.7
Organisasi catatan sipil ditetapkan oleh menteri dalam negeri yang mendapat
persetujuan tertulis dari menteri yang bertanggung jawab di bidang penertiban dan
penyempurnaan aparatur Negara.
Gubernur Kepala daerah bertanggungjawab atas penyelenggaraan Catatan sipil.
Penyelenggaraan Catatan sipil dilakukan oleh Bupati/walikota yang menunjuk camat selaku
Pegawai pencatatan sipil di wilayah kecamatan.
\
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tempat kediaman (domisili) adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang
artinya tempat tinggal, diatur dalam pasal 17 KUHPerdata sampai dengan pasal 25
KUHP.
7
Kuliah Ade. Hukum Perdata: Catatan Sipil. [Online]. Tersedia:
https://kuliahade.wordpress.com/2010/04/07/hukum-perdata-catatan-sipil-2/. (06 Oktober 2015).
6
(menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Pendewasaan (Handlichting) adalah suatu lembaga hukum agar semua orang yang
belum dewasa tetapi telah menempuh syarat- syarat tertentu dalam hal tertentu dan
sampai batas-batas tertentu menurut ketentuan UU dapat memiliki kedudukan
hukum yang sama dengan orang dewasa.
3. Pencatatan peristiwa hukum atau bisa disebut catatan sipil (BS/Burgerlijk stand)
adalah suatu lembaga yang mencatat kejadian-kejadian penting seseorang seperti:
kelahiran, pengakuan, perkawinan, perceraian dan kematian. Sedangkan tugas
catatan sipil adalah memberikan informasi kepada pihak ke III tentang kejadian-
kejadian penting seseorang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Diyatmi, Sri Harini Diyatmi. (2013). Pengantar Hukum Indonesia Edisi Kedua. Bogor:
Ghalia Indonesia.