Anda di halaman 1dari 19

Pemanfaatan Lembaga Modal Venturan dalam Pengembangan Modal UMKM

Diajukan untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Hukum Lembaga
Pembiayaan yang diampu oleh:

Dr. Paramita Prananingtyas, S.H., LLM.

Oleh

Narendra Kaindran
11010114170003

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, manusia melakukan berbagai
macam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya adalah dengan
melakukan aktivitas bisnis. Dalam suatu aktivitas bisnis, keberadaan modal memiliki
peranan yang sangat penting dan merupakan sebuah kebutuhan utama. Artinya, tanpa
keberadaan modal, seseorang ataupun suatu badan usaha akan kesulitan untuk memulai
suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Dengan adanya modal yang
besar, diharapkan perusahaan mampu mempertahankan prestasi kerja yang sudah ada
dan meningkatkan nilai lebih bagi konsumen serta mempunyai daya saing yang tinggi
dengan barang- barang sejenis di pasaran.
Menurut KBBI, pengertian modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok
(induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang,
dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah
kekayaan dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan modal usaha, perusahaan harus
mencari sumber pendanaan yang dapat menyediakan dana dalam jumlah yang besar
untuk membiayai investasi baru. Sumber penawaran modal apabilia ditinjau dari
asalnya dapat dibedakan menjadi sumber internal dan sumber eksternal. Sumber
internal merupakan sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh perusahaan,
dapat berupa keuntungan yang ditahan dan akumulasi penyusutan/depresiasi.
Sedangkan sumber eksternal adalah sumber modal yang berasal dari luar
perusahaan, maka dari itu sumber dana eksternal sering juga disebut dengan modal
asing. Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam peusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal
tersebut mreupakan hutang yang ada pada saatnya akan dibayar kembali.1
Modal asing dapat diperoleh pengusaha dari lembaga keuangan baik lembaga
perbankan, lembaga keuangan non bank, lembaga-lembaga pembiayaan maupun dari
pasar uang atau dari pasar modal. Untuk menunjang pertumbuhan perekonomian
nasional, diperlukan pendanaan yang cukup besar, oleh karena itu, sarana penyediaan
dana yang dibutuhkan masyarakat perlu diperluas. Secara konvensional dana yang

1
Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit FE
UGM, 2003) hal 238.
diperlukan dalam rangka meningkatkan pembangunan yang disediakan oleh perbankan,
dan lembaga pembiayaan membantu dalam penyaluran dana di masyarakat,
demikianlah lembaga pembiayaan mulai muncul
Lembaga pembiayaan merupakan salah satu bentuk usaha yang mempunyai
peranan sangat penting dalam pembiayaan. Kegiatan lembaga pembiayaan ini
dilakukan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana
secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat
sanggup bayar. Oleh karena itu, lembaga pembiayaan juga berperan sebagai salah satu
lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang perekonomian
nasional2
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Lembaga pembiayaan merupakan
alternatif pembiayaan di luar perbankan yang lebih dapat disesuaikan dengan
kebutuhan riil masyarakat bisnis.3 Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor
9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, yang dimaksud dengan lembaga
pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang.
Lembaga pembiayaan dalam menjalankan usahanya dilaksanakan oleh
perusahaan pembiayaan. Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
2009 tentang Pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009
tentang Lembaga Pembiayaan Pasal 2 sampai 4 menyebutkan jenis Lembaga
Pembiayaan meliputi :
a. Perusahaan Pembiayaan. Pada pasal 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2009, untuk kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan meliputi :
 Sewa Guna Usaha (Leasing)
 Anjak Piutang (Factoring)
 Usaha Kartu Kredit (Credit Card)
 Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)
b. Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha
yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan yang meneriman bantuan pembiayaan (Investee Company) untuk

2
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati. Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan. (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2000), hal 5.
3
Khotibul Umam. Hukum Lembaga Pembiayaan. (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010), hal 2.
jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui
pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian
atas hasil usaha.
c. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur Adalah badan usaha yang didirikan
khusus untuk melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada
proyek infrastruktur.

B. Rumusan Permasalahan
1. Bagaimana peran lembaga modal ventura dalam pemenuhan modal usaha?
2. Bagaimanakah implementasi pelaksanaan pembiayaan oleh perusahaan
modal ventura?

C. Tujuan
1. Mengetahui peran lembaga pembiayaan modal ventura dalam pemenuhan
modal
2. Mengetahui implementasi pelaksanaan pembiayaan oleh perusahaan modal
ventura
BAB II
PEMBAHASAN
A. Modal Ventura
1. Pengertian Modal Ventura

Menurut Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden no 9 tahun 2009 tentang Lembaga


Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan
usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan
yang menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu
dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi,
dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
Istilah modal ventura merupakan terjemahan dari terminology bahasa inggris,
venture capital yang berarti suatu usaha yang mengandung risiko atau dapat pula
berarti sebagai usaha. Jadi, secara harafiah modal ventura berarti modal yang
diinvestasikan pada suatu usaha yang mengandung risiko. Oleh karena itu, modal
ventura disebut juga risk capital, akrena dalam investasi ini tidak menekankan aspek
jaminan, melainkan pada aspek kelayakan dari usaha yang dibiayai.4
Pengertian mengenai modal ventura sendiri juga banyak di berikan oleh para ahli.
Tony Lorenz merumuskan modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk
penyediaan modal yang berisiko tinggi di mana penyediaan dana (venture capitalist)
bertujuan utama memperoleh keuntungan (capital gain) bukan pendapatan bunga atau
dividen. (Venture Capital is along term invesment in the form of high riskcapital
provision where the venture capitalist has a main goal to get the profit, not to getinterest
or deviden).5
Secara sempit, modal ventura dapat diartikan sebagai modal yang ditanamkan
pada usaha yang mengandung risiko dengan tujuan memperoleh pendapatan berupa
bunga atau deviden6
Berdasarkan definisi tersebut dapat mengidentifikasi unsur dari perusahaan modal
ventura yaitu :
 Adanya badan usaha;
 Bidang usaha, yaitu kegiatan di bidang pembiayaan;
 Bentuk kegiatan, yaitu penyertaan modal;
4
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta :SInar Grafika, 2008), hal. 19.
5
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati,op.cit, hal 181.
6
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002), hal 127
 Pada perusahaan pasangan usaha;
 Dalam jangka waktu tertentu;7

2. Landasan Hukum Modal Ventura


Adapun landasan hukum mengenai modal ventura adalah :

1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 46/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober


1995 tentang Pendirian Dan Pembinaan Perusahaan Modal Ventura.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan Bagi


Perusahaan Modal Ventura.

3) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994 tanggal Juni


1994 tentang Sektor-Sektor Usaha Perusahaan Pasangan Usaha Dari
Perusahaan Modal Ventura.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1992 tentang Sektor-Sektor Usaha


Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) Perusahaan Modal Ventura.

5) Keputusan Menteri Keuangan nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20


desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan.

6) Peraturan Presiden no. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan.

7) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no. 35 /POJK.05/2015 tentang


Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura
3. Karakteristik Modal Ventura
Modal ventura mempunyai karakteristik antara lain sebagai berikut :
1. Pemberian bantuan finansial dalam bentuk modal ventura ini tidak hanya
menginvestasikan modalnya saja, tetapi juga ikut terlibat dalam manajemen
perusahaan yang dibentuknya.
2. Investasi yang dilakukan tidaklah berbentuk permanen, tetapi hanyalah
berbentuk sementara untuk kemudian untuk masanya dilakukanlah
investasi.

7
Sunaryo, op.cit. hlm 20
3. Motif dari modal ventura adalah motif bisnis yaitu mendapatkan
keuntungan setinggi-tingginya walaupun dengan resiko yang relatif tinggi
pula,
4. Investasi dengan bentuk modal ventura yang ditukarkan ke perusahaan
pasangan usahanya bukan investasi jangka pendek, tetapi merupakan
investasi jangka menengah atau jangka panjang.
5. Modal ventura merupakan investasi tanpa jaminan collateral sehingga
dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran.
6. Investasi tersebut bukan bersifat pembiayaan dalam bentuk pinjaman,
tetapi dalam bentuk partisipasi equity, atau setidaknya loan yang dapat
dilakukan ke equity. Sehingga return yang diharapkan dari perusahaan
modal ventura bukanlah bunga atas modal yang ditanam, melainkan
deviden dan capital again.
7. Prototipe dari pembiayaan modal ventura adalah pembiayaan yang
ditujukan kepada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi memiliki
potensi untuk berkembang.
8. Investasi modal ventura biasanya dilakukan terhadap perusahaan yang
tidak punya akses untuk mendapatkan kredit perbankan.

4. Pihak-pihak
Dalam melakukan kegiatan usahanya ada berbagai pihak yang terlibat dalam
modal ventura, yaitu :

a. Pihak perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company)


Pihak perusahaan modal ventura merupakan pihak yang memberikan bantuan
dana kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Keppres No. 61 Tahun
1988 tentang Lembaga Pembiayaan pada pasal 1 ayat (11) menyatakan definisi
perusahaan modal ventura yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan usaha
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan dalam jangka waktu tertentu.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 35/POJK.05/2015 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura Pasal 1 angka 2,
Perusahaan Modal Ventura yang selanjutnya disingkat PMV adalah badan
usaha yang melakukan kegiatan Usaha Modal Ventura, pengelolaan dana
ventura, kegiatan jasa berbasis fee, dan kegiatan usaha lain dengan persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan pasal 9 Keputusan Menteri Keuangan
No.1251/KMK.013/1988, maka perusahaan modal ventura haruslah berbentuk
Perseroan Terbatas atau Koperasi.
Perusahaan modal ventura tidak hanya bergerak sebagai investor pasif saja,
tetapi dalam praktek bisnis modal ventura, pihak inilah yang mengatur
jalannya perusahaan yang dibiayainya, memegang saham, menduduki posisi
menejemen, membantu produksi, marketing dan sebagainya.
b. Pihak Perusahaan Pasangan Usaha (Investree Company)
Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) disebut juga sebagai Investree merupakan
perusahaan yang membutuhkan bantuan dana untuk mengembangkan
produknya. Menurut pasal 1 huruf I Keputusan Menteri Keuangan
No.1251/KMK.013/1988 Perusahaan Pasangan usaha adalah perusahaan yang
memperoleh pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dari perusahaan
modal ventura. Dalam pasal tersebut tidak diisyaratkan bahwa perusahaan
pasangan usaha berbentuk perseroan terbatas atau badan hukum.
Tidak setiap perusahaan dapat memeperoleh penyertaan modal dari suatu
perusahaan modal ventura, melainkan perusahaan pasangan usaha yang
memenuhi kriteria :
1. Perusahaan pasangan usaha yang memepunyai pangsa pasar dari
prospek yang baik.
2. Pemilik perusahaan menguasai bidang usahanya.
3. Memiliki return on investment yang baik.
4. Bidang usahanya memiliki kekhususan sehingga tidak mudah
dimasuki pendatang baru.
c. Pihak Penyandang Dana Bila terdapat pihak penyandang dana dalam modal
ventura maka perusahaan modal ventura hanya berkedudukan sebagai find
management, disamping pula berkedudukan sebagai investee management.
Pasal 4 (1) Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KMK.013/1988
menyatakan bahwa kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk
penyertaan modal dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk hal-hal
seperti :
1. Pengembangan suatu penemuan baru.
2. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya
mengelami kesulitan dana.
3. Membantu perusahaan yang berada pada tahap perkembangan.
4. Membantu perusahaan yang berada pada tahap kemunduran.
5. Pengembangan berbagai penggunaan tehnologi baru dan alih
teknologi baik dari dalam maupun luar negeri.

5. Mekanisme dan Tahapan


Perusahaan Modal Ventura melakukan penyertaan modal ke perusahaan pasangan
usaha menentukan syarat-syarat dan prosedur tertentu. Persyaratan yang harus
dipenuhi oleh calon PPU untuk memperoleh pembiayaan yaitu :

 Foto kopi KTP;

 Foto kopi Kartu Keluarga;

 Foto kopi Surat Izin Usaha Dagang;

 Foto kopi Tanda Daftar Perusahaan;

 Foto kopi Nomor Pokok Wajib Pajak;

 Foto kopi Pengusaha kena pajak;

 Foto kopi Surat bukti kepemilikan yang ada;

 Foto kopi Sertifikat tanah yang dimiliki;

 Foto kopi Laporan keuangan 6 bulan terakhir;

 Foto kopi Rekening koran 3 bulan terakhir.

Adapun mekanisme yang dilakukan adalah :

 Calon perusahaan pasangan usaha datang sendiri ke perusahaan modal


ventura mengisi surat permohonan pembiayaan;
 Surat Permohonan pembiayaan diserahkan kembali ke perusahaan
modal ventura setelah dilengkapi data dan persyaratan;

 Perusahaan modal ventura melakukan survey pada perusahaan calon


perusahaan pasangan usaha;

 Calon perusahaan pasangan usahamenunggu tindak lanjut analisis


tentang dapat tidaknya usaha tersebut dibiayai;

 Apabila perusahaan modal ventura setuju untuk dilakukan


pembiayaan, selanjtnya dibuat suatu dokumen perjanjian pembiayaan
dilakukan di depan notaris;
 Perusahaan modal ventura merealisasikan penyertaan, menyalurkan
dananya ke perusahaan pasangan usaha. Perusahaan melakukan
pembinaan ke perusahaan pasangan usaha;
 Perusahaan modal ventura melakukan divestasi, menarik modalnya
kembali dari perusahaan pasangan usaha

Berdasarkan mekanisme di atas, dalam melakukan kerjasama melalui usaha


modal ventura dapat dibagi ke dalam beberapa tahapan berikut :
a. Tahap pendahuluan, dalam tahap ini perusahaan modal ventura melakukan
penawaran tersebut pada calon perusahaan usaha dengan menerbitkan letter of
offer. Berdasarkan penawaran tersebut kemudian calon perusahaan pasangan
usaha mengajukan proposal kepada perusahaan modal ventura. Disamping
melakukan penawaran terbatas, perusahaan modal ventura juga melakukan
kunjungan / survey pada perusahaan pasangan usaha.
b. Tahap penjajakan, yaitu perusahaan modal ventura melakukan evaluasi
terhadap proposal yang diajukan perusahaan pasangan usaha dengan menganalisis
berbagai aspek, meliputi aspek hukum dan perizinan, keuangan, prospek usaha,
risiko serta semua aspek terhadap kelayakan perusahaan.
c. Tahap konfirmasi, yaitu perusahaan modal ventura membicarakan kembali
dengan calon perusahaan pasangan usaha atas hasil analisis di atas sekaligus
melakukan negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Dari hasil
kesepakatan ini kemudian ditindaklanjuti dengan menyusun memorandum of
understanding (MoU) serta dilakukan ceking silang terhadap dokumen yang
diserahkan dengan kenyataan yang ada.
d. Tahap penyusunan perjanjian, dimana didalamnya memuat tentang syarat dan
bentuk serta ketentuan lain dalam penyertaan modal. Perjanjian antara perusahaan
modal ventura dan perusahaan pasangan usaha ini dilaksanakan dalam bentuk
akta autentik yang dibuat dihadapan notaries.
e. Tahap pencairan dana, yaitu perusahaan modal ventura menyerahkan dana
pada perusahaan pasangan usaha yang mekanismenya sesuai dengan apa yang
telah disepakati bersama.
f. Tahap pelaksanaan kegiatan / pembinaan, disini perusahaan modal ventura
melakukan inspeksi, supervise dan evaluasi terhadap perkembangan usaha
perusahaan pasangan usaha serta laporan-laporan yang disampaikan oleh
perusahaan pasangan usaha kepada perusahaan modal ventura.
g. Tahap divestasi, yaitu suatu kegiatan dimana perusahaan modal ventura
menarik kembali penyertaan modalnya dari perusahaan pasangan usaha setelah
jangka waktu yang ditentukan telah berakhir. Divestasi merupakan tahap terakhir
dalam pola kerjasama modal ventura, dan merupakan kewajiban bagi perusahaan
modal ventura untuk melakukannya. Adapun cara melakukan divestasi akan
sangat tergantung dari bentuk penyertaan modal yang dilaksanakannya. Apabila
bentuk penyertaan modal dengan pola bagi hasil, divestasinya dilakukan dengan
cara pembelian kembali berdasarkan perhitungan bersama atas keseluruhan
penyertaan modal yang ditanam perusahaan modal ventura pada perusahaan
pasangan usaha (redemption).

B. Peran Modal Ventura dalam Pemenuhan Modal UMKM


Pendirian perusahaan modal ventura bukanlah tanpa ada tujuan dan manfaat.
Sebagai lembaga bisnis, usaha modal ventura sudah barang tentu berorientasi untuk
memperoleh keuntungan yang besar mengingat usaha ini mempunyai tingkat risiko
yang tinggi (high risk). Tetapi bukan berarti usaha modal ventura ini tidak mempunyai
misi humanistic (humanistic institution).
Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah dalam menopang
pembangunan ekonomi yaitu memberdayakan dan menumbuhkan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) sebagai basic pembangunan ekonomi kerakyatan. Dalam
rangka mewujudkan pengusaha kecil dan menengah yang merupakan bagian terbesar
dari pengusaha nasional, agar menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri, untuk itu
diupayakan peningkatan kemampuan kewirausahaan dan manajemen, serta kemampuan
penguasaan dan pemanfaatan teknologi bagi para pengusaha kecil dan menengah.
Sejarah telah menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia tetap eksis dan
berkembang meski terjadi krisis ekonomi. Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) terbukti merupakan penggerak utama sektor riil yang berpengaruh
langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, jumlah UMKM pada tahun 2011 sebanyak
55,2 juta unit dengan terbagi sebagai berikut 54.559.969 unit Usaha Mikro, 602.195
unit Usaha kecil dan 44.280 unit Usaha Menengah. Jumlah UMKM pada tahun 2011
adalah sekitar 99,99 persen dari jumlah total unit usaha yang ada, Unit-unit tersebut
diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97,24 persen.
Namun demikian perkembangan UMKM umumnya masih mengalami berbagai
masalah dan belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan, Masalah yang hingga
kini masih menjadi kendala dalam pengembangan usaha UMKM adalah keterbatasan
modal yang dimiliki dan sulitnya UMKM mengakses sumber permodalan. Sebelum
diberlakukannya Undang-Undang tentang Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 Tahun 2004, kebijakan Bank Indonesia
dalam membantu pengembangan usaha kecil dan koperasi, Bank Indonesia dapat
memberikan bantuan keuangan kepada UMKM, yang dikenal dengan Kredit Likuiditas
Bank Indonesia (KLBI).
Salah satu upaya lain yang dikembangkan oleh pemerintah dalam rangka
mendorong perkembangan UMKM dalam pemenuhan modal usaha adalah dengan
diterbitkannya peraturan pembentukan lembaga pembiayaan nonbank yaitu perusahaan
modal ventura (PMV). Disinilah perusahaan modal ventura menjalankan misi
humanisticnya, yaitu lembaga penolong bagi usaha yang masih lemah.
Menurut Dahlan Siamat, pembiayaan modal ventura di samping berorientasi untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi dengan risiko yang tinggi pula, juga bertujuan antara
lain:8
a. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru ;
b. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dan dalam
pengembangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal ;

8
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Ketiga), (Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2001), hal 337
c. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk maupun
pada tahap mengalami kemunduran ;
d. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap
dipasarkan ;
e. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri ;
f. Mendorong pengembangan proyek research and development ;
g. Membantu pengembangan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih
teknologi ;
h. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilihan suatu perusahaan.
Perusahaan ventura ini memang tergolong baru dan merupakan sumber modal
yang terhitung berani melakukan terobosan sehingga di Indonesia dapat diandalkan
bagi usaha kecil sampai menengah yang sedang membutuhkan. Meskipun demikian,
usaha modal ventura ini ke depan mempunyai prospek yang cukup baik mengingat
keberadaannya mempunyai peranan yang sangat penting bagi pengembangan usaha,
khususnya bagi usaha kecil di Indonesia. Kendala-kendala secara umum yang selama
ini dihadapi oleh usaha kecil, seperti keterbatasan modal, kemampuan manajemen dan
teknologi akan dapat dieliminasi dengan adanya lembaga pembiayaan modal ventura.
Selain dari hal tersebut diatas ada hal-hal yang lain sebagai penerapan perusahaan
modal ventura sebagai lembaga pembiayaan yang memiliki visi dan misi peningkatan
usaha kecil. Perusahan modal ventura dalam memberikan bantuan kepada usaha kecil
tidak berupa modal semata melainkan juga bantuan berupa manajemen baik manajemen
pemasaran, manajemen produksi dan manajemen sumber daya.
Pembentukan PMV ini sangat tepat mengingat sistem modal ventura ini sangat
berbeda dengan sistem pembiayaan lainnya. Pada prinsipnya model PMV (venture
capital) merupakan sistem kerjasama yang bersifat equity financing yakni memberikan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu perusahaan, atau di Indonesia
dikenal sebagai perusahaan pasangan usaha (PPU), untuk jangka waktu tertentu dan
bersifat sementara.
Masuknya PMV ke dalam suatu PPU maka perusahaan tersebut mendapatkan
partner yang secara bersama-sama akan mengembangkan perusahaan, baik dari segi
permodalan maupun dari segi manajemen perusahaan. Dengan demikian diharapkan
agar PPU dapat meningkatkan produktivitas usaha, kualitas barang dan jasa yang
diproduksi, volume penjualan maupun pangsa pasar. Dalam model ini PPU tidak
dibebani dengan kewajiban keuangan seperti pembayaran pokok pinjaman, bunga
maupun penyediaan agunan seperti yang dilakukan dalam model perbankan. Resiko
dan keuntungan bisnis dalam model pembiayaan ini ditanggung dan dinikmati secara
bersama-sama oleh PMV dan PPM. Dengan demikian diharapkan adanya modal
ventura ini dapat mempengaruhi perkembangan usaha mikro, kecil, menengah.

C. Implementasi Pelaksanaan Pembiayaan oleh Modal Ventura


Pembiayaan modal ventura menerapkan prinsip penyertaan modal, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi dalam prakteknya, bentuk pembiayaan
yang dilaksanakan oleh kebanyakan perusahaan modal ventura bukanlah penyertaan
modal melainkan pinjaman dengan prosedur yang hampir sama dengan kredit yang
diterapkan oleh bank, diantaranya persyaratkan jaminan dalam bentuk asset yang pada
prinsipnya tidak dikenal dalam pembiayaan modal ventura.
Penetapan jaminan pada dasarnya menyalahi prinsip modal ventura, akan tetapi
dengan mempertimbangkan bentuk perjanjian yang mirip dengan kredit perbankan dan
penerapan system bagi hasil maka penetapan jaminan dianggap wajar. Konsekuensi
dari penetapan jaminan pendampingan sebagai wujud pengawasan tidak dibutuhkan
karena jaminan dapat mengamankan investasi dan setiap saat dapat dieksekusi jika
terjadi tunggakan. Dengan mendasarkan pada idealisme modal ventura di Indonesia
sebagai pendukung pengembangan UKM maka perlu dicarikan alternatif bagi PPU
yang tidak mampu memberikan jaminan. Sehingga pembiayaan modal ventura dapat
menjangkau semua kalangan.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan jaminan menjadi
pilihan bagi PPU, maksudnya jika PPU tidak membutuhkan pendampingan maka
jaminan menjadi keharusan tetapi jika pendampingan dilakukan maka jaminan
ditiadakan, karena pendampingan dapat diartikan sebagai wujud dari jaminan dengan
cara pengawasan terhadap PPU dalam mengelola usaha termasuk penggunaan
keuangan.
Selain itu pengawasan (monitoring) merupakan bentuk lain dari pendampingan
dan pembinaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan modal ventura, berbeda dengan
lembaga perbankan yang memberikan kredit, dimana tanggung jawab bank dalam
mengawasi penggunaan pinjaman modal tidak dilakukan. Walaupun saat ini ada upaya
dari perbankan untuk mulai melibatkan diri dalam upaya pengembangan indusri kecil
menengah yang merupakan wujud dari tanggung jawab sosial (Corporate Social
Responsibility (CSR)), akan tetapi bentuk pendampingan seperti yang diterapkan dalam
modal ventura sulit dilakukan oleh perbankan.
Dengan demikian semestinya perusahaan modal ventura dapat melihat ini sebagai
kekuatan mereka dalam persaingan mendapatkan PPU. Akan tetapi PPU juga
berkonstribusi terhadap sulitnya dilakukan pendampingan terutama disebabkan
pemahaman PPU tentang makna pendampingan manajemen. PPU masih menganggap
bahwa pendampingan manajemen sebagai upaya PMV untuk ikut campur dalam
mengelola usaha. Hal ini disebabkan karena pada umumnya UKM di Indonesia
merupakan usaha keluarga yang juga dikelola dengan metode kekeluargaan sehingga
sulit untuk melibatkan pihak luar dalam pengelolaan usaha.
Salah satu kendala dalam Program ini adalah karena UMKM merasa kesulitan
untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pembiayaan terutama
dalam hal pembukuan dan agunan. Demikian juga lembaga pembiayaan menemukan
kesulitan UMKM yang feasible dan bankable untuk dibiayai untuk menghindari adanya
kredit bermasalah.
Saat ini akses pembiayaan UMKM masih lebih banyak diperoleh dari bank
umum dibandingkan dengan lembaga pembiayaan seperti koperasi dan lembaga
pembiayaan non bank. Persaingan antar lembaga pembiayaan menjadikan lembaga
pembiayaan non bank yang kurang populer mengalami penurunan jumlah debitur.
Lembaga pembiayaan non bank menghadapi kendala untuk mendapatkan informasi
calon debitur. Hal ini berguna untuk menghindarkan pemberian Analisis Peran
Lembaga Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM iv kredit/pinjaman yang tumpang
tindih yang akan menyebabkan terjadinya kesulitan pembayaran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, manusia melakukan berbagai
macam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya adalah dengan
melakukan aktivitas bisnis. Dalam suatu aktivitas bisnis, keberadaan modal memiliki
peranan yang sangat penting dan merupakan sebuah kebutuhan utama
Dalam pemenuhan modal tersebut, terdapat sumber dana internal dan eksternal.
Sumber internal merupakan sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri oleh
perusahaan, dapat berupa keuntungan yang ditahan dan akumulasi
penyusutan/depresiasi.
Sedangkan sumber eksternal adalah sumber modal yang berasal dari luar
perusahaan, maka dari itu sumber dana eksternal sering juga disebut dengan modal
asing. Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam peusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal
tersebut mreupakan hutang yang ada pada saatnya akan dibayar kembali
Modal asing dapat diperoleh pengusaha dari lembaga keuangan baik lembaga
perbankan, lembaga keuangan non bank, lembaga-lembaga pembiayaan maupun dari
pasar uang atau dari pasar modal. Salah satu dari lembaga-lembaga pembiayaan adalah
lembaga modal ventura.
Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang
melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu Perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam
bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau
pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha
Modal Ventura memiliki peran dalam mengembangkan UMKM karena
mempermudah pemenuhan modal usaha. Namun dalam implementasinya, pelaksanaan
Modal Ventura masih belum sesuai dengan prinsip-prinsip modal ventura
Di samping itu kurang memadainya peraturan mengenai modal ventura juga
berpengaruh pada konsep seperti apa yang dijalankan perusahaan modal ventura di
Indonesia. Peraturan yang ada belum dapat mengakomodir sistem modal ventura yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan lembaga pembiayaan pada umumnya.
Sehingga keberadaan peraturan mengenai pelaksanaan pembiayaan modal ventura
sangat diharapkan terutama jika ingin mengembangkan system ini sebagai salah satu
upaya untuk mengembangkan UKM
Daftar Pustaka

Buku
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati. Segi Hukum Lembaga Keuangan dan
Pembiayaan. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000)
Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat.
(Yogyakarta: Yayasan Penerbit FE UGM, 2003)
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Ketiga), (Jakarta :Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001)
Khotibul Umam. Hukum Lembaga Pembiayaan. (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta: Ekonisia, 2002)
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta :Sinar Grafika, 2008)

Jurnal
Bambang Supeno. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Jakarta (BEJ).
B Supeno. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis 1 (1), 2009
Musfiari Haridhi. ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MODAL VENTURA
TERHADAP PENDAPATAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA (PPU) DARI PT.
SARANA ACEH VENTURA. (Aceh: Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Januari
2011
Nitaria Agkasa. PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA DALAM
PEMBERDAYAAN USAHA KECIL. (Metro: Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Metro, November 2016)
PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN DALAM NEGERI BADAN PENGKAJIAN
DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN KEMENTERIAN
PERDAGANGAN. ANALISIS PERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN DALAM
PENGEMBANGAN UMKM. 2013

Anda mungkin juga menyukai