1
d. Rincian Persediaan (Final Inventory List)
e. Rincian Liabilitas
f. Beban Umum dan Administrasi
g. Rincian Beban Penjualan
h. Surat Pernyataan Langganan
a. Piutang
b. Liabilitis
c. Dari Bank
d. Dari Penasihat Hukum Perusahaan
2
Dalam kertas kerja pemeriksaan harus terlihat bahwa apakah
yang diatur dalam SPAP sudah diikuti dengan baik oleh auditor.
Misalnya, melakukan penilain terhadap struktur pengendalian
intern dengan menggunakan ICQ, mengirimkan konfirmasi
piutang, meminta surat pernyataan langganan dan lain – lain.
3. Sebagai refrensi dalam hal ada pertanyaan dari :
a. Pihak pajak
b. Pihak bank. Dan
c. Pihak klien
3
2. Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif
tidak mengalami perubahan. Arsip kini berisi kertas kerja yang
informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
a. Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
b. Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab
para manajer
c. Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang
behubungan dengan pengendalian
d. Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku
jangka panjang.
e. Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok
perusahaan
f. Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite –
komite yang dibentuk klien. Pembentukan arsip permanen
ini mempunyai tiga tujuan, yaitu :
1) Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai
informasi yang akan digunakan dalam audit tahun –
tahun mendatang.
2) Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan
dan organisasi klien bagi staf yang baru pertama kali
menangani audit laporan keuangan klien tersebut
3) Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang
sama dari tahun ke tahun.
3. Correspondance File
Berisi korespondensi dengan klien, berupa surat – menyurat,
faksimile, e-mail, dan lain – lain.
4
termasuk dalam kelompok modal sendiri adalah jarang mengalami
perubahan dari tahun ke tahun. Pemeriksaan pertama terhadap akun
tersebut akan menghasilkan informasi yang akan berlaku beberapa
tahun, sehingga dalam audit berikutnya auditor hanya akan
memeriksa transaksi-transaksi tahun yang diaudit yang berkaitan
dengan akun-akun tersebut. Dalam hal ini arsip permanen benar-
benar menghemat waktu auditor karena perubahan-perubahan dalam
tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam arsip permanen, tanpa
harus memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun
sebelumnya dalam kertas kerja tersendiri.
5
4. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index.
Ada beberapa cara penggunaan index :
a. Alphabetis =A–Z
b. Numerical = I – II dan seterusnya
c. Gabungan = A1, A2 dan seterusnya
5. Kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh orang yang
membuat dan me –review working papers, sehingga dapat
diketauhi siapa yang bertanggung jawab.
6. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus
terjawab, tidak boleh ada “open question” (pertanyaam yang
harus terjawab).
7. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan:
a. Sifat dari perkiraan yang diperiksa
b. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
c. Kesimpulan mengenai kelayakan perkiraan yang diperiksa
8. Hal – hal tambahan :
a. Kertas kerja pemeriksaan harus rapih dan bersih
b. Kertas kerja pemeriksaan mudah dibaca (jelas)
c. Bahasa yang digunakan (Indonesia dan Inggris) harus baik
d. Jangan hanya meng-copy data dari klien tanpa diberi suatu
penjelasan
9. Dibagian muka file kertas kerja pemeriksa harus dimasukkan
daftar isi dan index dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa
yang terlibat dalam penugasan audit tersebut.
6
kebocoran yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan data
klien.
2. Walaupun sebagian kertas kerja akuntan public dapat digunakan
sebagai sumber referensi bagi kliennya, namun kertas kerja
pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai bagian atau
pengganti dari catatan akuntansin klien tersebut.
3. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau meriview kertas
kerja pemeriksaan, baru bisa diberikan atas persetujuan tertulis
dari klien yang bersangkutan, sebaiknya hanya bagian yang
diperlukan saja yang dipinjamkan atau diperlihatkan.
4. Akuntan public harus mengambil langkah-langkah yang tepat
untuk keamanan kertas kerja pemeriksaannya dan menyimpan
kertas kerja tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku.
7
G. TOP SCHEDULE DAN SUPPORTING SCHEDULE
Angka-angka dalam Top Schedule akan didukung oleh
angka-angka dalam Supporting Schedule, untuk itu antara Top
Schedule dan Supporting Schedule harus dilakukan cross index. Top
Schedule akan memperlihatkan saldo per Book (bersumber dari Trial
Balance), audit adjusment, saldo peraudit, serta saldo tahun lalu
(bersumber dari KK pemeriksaan tahun lalu).
Dalam Top Schedule biasanya dicantumkan kesimpulan atas
pos yang bersangkutan, sifat akun, audit prosedur yang dilakukan
serta audit tick mark, audit adjusment yang diusulkan dan diterima
klien, harus tercantum di Supporting Schedule.
Di semua Top Schedule dan Supporting Schedule harus
dicantumkan index working paper.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://tsoenx.blogspot.com/2011/04/blog-post.html
http://keuanganlsm.com/kertas-kerja-pemeriksaan-audit-working-paper/
http://pipitjuliana65.blogspot.com/2016/07/kertas-kerja-pemeriksaan.html