Anda di halaman 1dari 3

]Lucas adalah salah satu murid MIN 2 kota Malang, dia selalu mendapat peringkat

lima besar disekolahnya. Selain pintar, Lucas anak yang begitu sopan dan suka membantu
orang tuanya. Ayah dan ibunya Lucas bekerja di Jakarta. Sedangkan Lucas tinggal bersama
neneknya di Malang. Pada suatu hari di Indonesa terjadi musibah besar. Banyak sekali orang-
orang diseluruh dunia terjangkit wabah penyakit yang disebut dengan virus corona-19.
Sehingga pemerintah di seluruh Indonesia, termasuk kota Malang dan Jakarta menganjurkan
semua warga negara tidak di perbolehkan untuk keluar dari rumah. Banyak sekali warga
Indonesia yang meninggal bahkan mencapai ratusan orang.

Pada suatu hari orang tua Lucas nekat untuk pulang, karena mereka khawatir pada
nenek dan juga Lucas. Pada saat itu mereka tidak peduli tentang larangan dari pemerintah,
karena mereka tahu mereka merasa sehat dan tidak ada gejala virus ini. Dalam perjalanan
yang dilakukan selama satu hari satu malam itu akhirnya mereka sampai di kota Malang.
Bertepatan hari jum’at orang tua Lucas sampai dengan selamat. Sudah lama mereka tidak
berkumpul bersama dikarenakan kesibukkan kedua orang tua Lucas. Saat malam tiba mereka
sekeluarga berkumpul di ruang tengah sambil menonton televisi “Lucas, gimana kabar kamu
le...?” kata ayah Lucas.

“baik, yah....” kata Lucas.

“besok kita ke ruma bu dhe Irma ya, yah....., kan kita sudah lama tidak ke rumah mereka”
kata bunda.

“iya... besok kita kesana” kata ayah

“kalian ini... ini itu musim banyak virus malah mau pergi” kata nenek

“Cuma deket ini gak papalah nek” kata bunda

“kalian ini baru sampai dari Jakarta, kan belum tahu kalian ini kena virus apa enggak.
Seenggaknya nunggu 14 hari dulu baru ke sana, ikuti prosedur dari pemerintah” nasihat
nenek.

“nek... ini tuh cuma di kampung sebelah saja, gak jauh-jauh kok. Lagian kita tuh sehat gak
akan kena virus corona nek” kata bunda.

“walaupun gitu kan ada tuh yang di berita, ada pasien corona-19 yang positif tapi gak ada
gejalahnya. Kalian tuh jangan pernah menyepelekan penyakit. Mencegah itu lebih bagus dari
pada mengobati” kata nenek. Tapi orang tua Lucas tidak mempedulikannya, menganggap
hanya angin lalu saja.

Keesokan paginya ayah, bunda, beserta Lucas sudah bersiap-siap untuk pergi ke
rumah saudaranya bu dhe Irma di kampung sebelah. Setelah bersiap mereka akhirnya
berangkat ke kampung sebelah. Setelah berbincang-bincang tak terasa sudah sore hari,
akhirnya keluarga Lucas pamit untuk pulang.

Tiga minggu sudah berlalu semenjak mereka berkunjung ketempat bu dhe Irma, disaat
mereka mengobrol bersama mereka mendapat kabar bahwa keluarga bu dhe Irma positif
terkena virus corona-19 dan mereka dibawah ke rumah sakit untuk dikarantina. Mereka kaget
kok bisa sich keluarganya bu dhe Irma terjangkit virus? Tak lama kemudian pak lurah datang
ke rumah keluarga Lucas dan menceritakan maksud kedatangannya. Setelah ditelusuri oleh
pihak rumah sakit dan warga di kampungnya. Terakhir keluarga bu dhe Irma menerima tamu
yaitu keluarga Lucas, setelah itu mereka tidak menerima tamu siapapun lagi. Setelah
mencertikan panjang lebar Lucas dan sekeluarganya dibawah kerumah sakit untuk diperiksa
lebih lanjut.

Setelah sampai dirumah sakit Lucas, ayah, bunda, dan nenek mengikuti serangkaian
tes mulai dari rapid tes sampai melakukan tes darah. Mereka juga ditempatkan didalam ruang
khusus untuk isolasi sampai hasil dari laboratorium keluar. Seminggu kemudian surat hasil
laboratorium keluar dan mereka dinyatakan positif covid-19. Ayah dan bunda positif menjadi
pasien OTG, sedangkan Lucas dan nenek menjadi pasien PDP. Merekapun dijelaskan oleh
dokter apa itu pasien OTG dan pasien PDP.

Pasien OTG ini melengkapi kategori kelompok awal terkait covid-19. Yaitu orang
dalam risiko (ODR), orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Kategori OTG merupakan orang atau mereka yang tidak bergejala tetapi memiliki risiko
tertular dari orang yang terkonfirmasi positif covid-19. Seseorang tersebut masuk dalam
kategori ini apabila dia memiliki riwayat kontak erat, baik kontak fisik, berada dalam
ruangan, atau berkunjung dengan radius 1 meter, dengan kasus konfirmasi positif covid-19.

Sedangkan pasien PDP adalah mereka yang memiliki gejala panas badan dan
gangguan saluran pernapasan. Gangguan saluran pernapasan itu bisa ringan atau berat, serta
pernah berkunjung ke atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan
Covid-19. Tidak hanya itu, PDP ini juga memiliki indikasi atau diketahui pernah berkontak
dengan langsung dengan kasus yang terkonfirmasi atau probabel Covid-19.

Cara penanganan pasien OTG adalah menjalani perawatan isolasi secara mandiri
dirumah. Namun, tetap dalam pengawasan Dinkes Kota Malang terkait perkembangan
gejalahnya. Sedangkan untuk pasien PDP adalah mereka harus di rawat diruangan Isolasi dan
mereka akan menjalani observasi lebih lanjut.

Setelah sampai rumah ayah dan ibunda Lucas ini hanya bisa menangis dan menyesal,
karena mereka tidak mengiraukan himbauan dari pemerintah dan nasehat dari nenek. Mereka
sedih dan merasa bersalah karena gara-gara mereka juga keluarga dari budhe Irma juga
terkena dampak. Niat mereka hanya ingin melepas rindu kepada keluarga terdekat, tapi justru
karena kepulangan mereka juga membawa kemalangan bagi orang yang mereka sayangi dan
orang lain. Seandainya waktu bisa berputar mereka tidak akan pulang atau berpergian jauh.

Mereka khawatir kepada Lucas yang sendirian dirumah sakit dan tak bisa menemani
dan memeluk anak kesayangan mereka. Dan mereka juga khawatir kepada nenek karena
nenek yang usianya sudah lanjut harus menjalani rangkaian perawatan dari dokter. Untuk
sekarang ayah dan bunda Lucas hanya bisa berdo’a dan memasrahkan diri kepada Allah SWT

agar mereka dapat berkumpul kembali. 

Anda mungkin juga menyukai