Anda di halaman 1dari 28

No.Dokumen PM.

LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlakusejak 02 Desember 2020
Halaman 5 – 29

1. PROFIL LSP-AF

Perkembangan bentuk dan modus kecurangan yang menimbulkan kerugian finansial dan
non finansial menjadikan audit forensik dibutuhkan. Audit forensik diperlukan untuk membuktikan
keberadaan kasus sampai dengan penyelesaiannya termasuk penelusuran dan pemulihan aset.
Begitu besarnya manfaat dari audit forensik terutama sejak terungkapnya kasus-kasus “big fish”
internasional seperti kasus Enron, maupun kasus-kasus nasional yang menghilangkan uang negara
dan privat hingga trilyunan rupiah, menarik akuntan dan auditor untuk mengembangkan audit
forensik.
Sejalan dengan banyaknya praktik audit yang menawarkan jasa untuk mengungkap
kecurangan, selain memunculkan berbagai nama audit, seperti audit investigatif, due dilligence,
dan forensik audit. Berkembangnya audit yang berkenaan dengan fraud ini (fraud audit) semakin
mendorong perlu adanya suatu lembaga yang mempunyai fungsi melakukan sertifikasi bagi para
auditor forensik sehingga dapat mendukung pelaksanaan audit forensik melalui penyediaan
tenaga-tenaga auditor yang memiliki standar kompetensi yang sama. Untuk mengisi kekurangan
tersebut maka didirikan LSP-AF.
Ada sinyelemen, ketika WTO digulirkan, auditor forensik asing akan mewarnai pasar dalam
negeri. Hal ini merupakan ancaman sekaligus tantangan bagi auditor forensik nasional. Hanya
auditor yang memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan stakeholders yang mampu bertahan.
Berdasarkan kenyataan dan tantangan tersebut, maka perlu adanya standar kompetensi
yang diakui nasional dan internasional. Standar kompetensi tersebut merupakan standar
kompetensi bagi auditor forensik yang memiliki kemampuan untuk menyajikan bukti, informasi
keuangan dan bukti lain yang dapat diterima pengadilan dalam proses litigasi.
Untuk menghadapi tantangan sekaligus menjawab kebutuhan para stakeholders tersebut,
Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik (LSP-AF AF) didirikan untuk mengembangkan standar
kompetensi auditor forensik yang mengacu kepada literatur-literatur internasional khususnya
seperti termuat dalam Manual of Association of Certified Fraud Examiners (CFE).
LSP-AFAuditor Forensik mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang
dimiliki. Yakni, SKKNIBidang Audit Forensik(SK Menakertrans No. 46/II/2009 tanggal 27 Februari
2009).Dalam melaksanakan uji kompetensi di bidang audit forensiktersebut, kualifikasi Auditor
Forensik akan menggunakan sertifikasi dengan jenjang KKNI Sertifikat VII.
Dalam melaksanakan kegiatan sertifikasi ini LSP-AF mempunyai Visi dan Misi sebagai
berikut :
A. VISI
LembagaSertifikasiProfesiAuditor Forensik menjadi lembaga yang terpercaya serta diakui di
tingkat Nasional dan Internasional.
B. MISI
1. Memberikan jaminan profesional melalui sertifikasi auditor forensik dalam rangka
menyediakan tenaga yang kompeten untuk mencegah, mendeteksi dan mengungkap fraud
di dalam maupun di luar negeri.
2. Membina, memelihara dan mengembangkan kompetensi auditor forensik sejalan
perkembangan ilmu pengetahuan yang relevan dengan tuntutan tugas.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 6-33

2. RUANG LINGKUP LISENSI

Pekerjaan :Auditor Forensik

Kode Pekerjaan : X 01 01 - - - - VII 01

Level : Sertifikat VII

Kompetensi kerja terdiri atas sebagai berikut.

No. No. Kode Unit Kompetensi

I Sub BidangPencegahandanPendeteksian Fraud


1 AUD.FR02.001.01 Melakukan presentasi anti-fraud
2 AUD.FR02.002.01 Mengapresiasi peraturan perundang undangan yang terkait
dengan fraud
3 AUD.FR02.003.01 Mengapresiasi standar profesi yang terkait anti-fraud
4 AUD.FR02.004.01 Mengevaluasi sistem pengendalian intern
5 AUD.FR02.005.01 Mengevaluasi keberadaan sistem anti-fraud
6 AUD.FR02.006.01 Melakukan bimbingan teknis untuk implementasi sistem anti-fraud
II Sub Bidang Pelaksanaan Audit Forensik
7 AUD.FR02.007.01 Melakukan identifikasi dan penelaahan masalah
8 AUD.FR02.008.01 Melakukan perencanaan audit forensik
9 AUD.FR02.009.01 Melakukan pengumpulan bukti
10 AUD.FR02.010.01 Melakukan evaluasi bukti
11 AUD.FR02.011.01 Menyusun dan mereviu kertas kerja
12 AUD.FR02.012.01 Menyusun laporan hasil penugasan audit
III Sub Bidang Pemberian Pernyataan Secara Keahlian
Melakukan pemberian keterangan ahli di depan penyidik
13 AUD.FR02.013.01
14 AUD.FR02.014.01 Melakukan pemberian keterangan ahli di depan persidangan
15 AUD.FR02.015.01 Melakukan penyusunan laporan pemberian keterangan ahli
IV Sub Bidang Penghitungan Kerugian Keuangan dan Penelusuran Aset
16 AUD.FR02.016.01 Melakukan penelaahan awalmelaluiekspose
17 AUD.FR02.017.01 Mempersiapkan penugasan dan pengumpulan bukti-bukti
18 AUD.FR02.018.01 Melakukan penghitungan kerugian suatu kasus/perkara
19 AUD.FR02.019.01 Melakukan pemaparan hasil penghitungan kerugian
20 AUD.FR02.020.01 Menyusun dan mereviukertas kerja
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 7-33

21 AUD.FR02.021.01 Menyusun dan mereviulaporan


22 AUD.FR02.022.01 Mengumpulkan informasi berkaitan dengan penyembunyian dan
atau pengkonversian aset
23 AUD.FR02.023.01 Melakukan tukar menukar informasi dengan pihak terkait
24 AUD.FR02.024.01 Melakukan penyitaan aset
25 AUD.FR02.025.01 Melakukan inventarisasi dan verifikasi aset yang telah disita
26 AUD.FR02.026.01 Menyusun dan mereviukertas kerja penelusuran aset
27 AUD.FR02.027.01 Menyusun dan mereviulaporan penelusuran aset
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 8-33

3. ACUAN NORMATIF

3. Acuan Normatif
3.1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
3.2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi;
3.3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional;
3.4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia;
3.5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012
tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional;
3.6. Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1 / BNSP / III / 2014 tentang Pedoman
Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi;
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 9-33

4. ISTILAH DAN DEFINISI

4.1 Sertifikasi Kompetensi Kerja


Proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif
melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia,
standar internasional dan/atau standar khusus.
4.2 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4.3 Standar Kompetensi Kerja Internasional
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi
multinasional dan digunakan secara internasional.
4.4. Standar Kompetensi Kerja Khusus
Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan digunakan oleh organisasi untuk
memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain
yang memiliki ikatan kerja sama dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain
yang memerlukan.
4.5 Profesi
Bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui oleh masyarakat.
4.6 Sistem Sertifikasi
Kumpulan prosedur dan sumber daya untuk melakukan proses sertifikasi (4.7) sesuai dengan
skema sertifikasinya (4.8), untuk menerbitkan sertifikat kompetensi (4.11) termasuk
pemeliharaannya.
4.7 Proses Sertifikasi
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh LSP-AF untuk menetapkan bahwa seseorang
memenuhi persyaratan sertifikasi kompetensi (4.1) yang ditetapkan, mencakup pendaftaran,
penilaian, permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen pemeliharaan sertifikasi,
dan sertifikasi ulang, dan penggunaan sertifikat (4.11) maupun logo atau penanda (mark).
4.8 Skema Sertifikasi
Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan
dengan menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama.
4.9 Persyaratan Sertifikasi
Kumpulan persyaratan yang ditentukan, termasuk persyaratan skema sertifikasi yang harus
dipenuhi dalam menetapkan atau memelihara sertifikasi.
4.10 Pemilik Skema
Organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan skema
sertifikasi (4.8).
4.11 Sertifikat Kompetensi
Dokumen yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi, yang menunjukkan bahwa orang
yang tercantum namanya telah memenuhi persyaratan sertifikasi (4.9).
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 10-33

4.12 Kompetensi
Kemampuan yang dapat diperagakan untuk menerapkan pengetahuan dan/atau
keterampilan sesuai dengan atribut personal sebagaimana yang ditetapkan dalam skema
sertifikasi.
4.13. Kualifikasi
Penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan kedudukannya dalam Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
4.14. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,
dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan di berbagai sektor.
4.15. Asesmen
Proses penilaian kepada seseorang terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam
skema sertifikasi (4.8).
4.16. Uji Kompetensi
Mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen (4.15) untuk mengukur kompetensi
peserta sertifikasi menggunakan satu atau lebih metode misalnya metode tertulis, lisan,
praktek dan pengamatan, sebagaimana ditetpkan dalam skema sertifikasi (4.8).
4.17 Penguji Kompetensi atau Asesor Kompetensi
Seseorang yang mempunyaikompetensi (4.12) dan mendapatkan penugasan resmi untuk
melakukan dan memberikan penilaian dalam uji kompetensi yang memerlukan
pertimbangan atau pembenaran secara profesional.
4.18. Penyelia Uji Kompetensi
Orang yang diberikan kewenangan oleh lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan
administrasi dan/atau mengawasi pelaksanaan uji kompetensi, tetapi tidak melakukan
proses penilaian terhadap kompetensi peserta sertifikasi.
4.19. Pemohon Sertifikasi
Orang yang telah mendaftar untuk diterima mengikuti proses sertifikasi (4.7).
4.20. Evaluasi
Proses penilaian profesi terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema
sertifikasi untuk mengambil keputusan sertifikasi
4.21. Peserta Uji Kompetensi
Pemohon sertifikasi (4.19)yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan untuk dapat
ikut serta dalam proses sertifikasi (4.7).
4.22. Ketidakberpihakan
Perwujudan atau bentuk dari objektivitas.
4.23. Adil
Penyediaan kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan bagi tiap peserta sertifikasi
(4.20) dalam proses sertifikasi (4.7).

4.24. Validitas
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 11-33

Bukti bahwa asesmen (4.15) telah dilakukan menggunakan ukuran-ukuran yang ditetapkan
dalam skema sertifikasi (4.8).
4.25. Keandalan
Indikator sejauh mana nilai hasil uji kompetensi (4.16) konsisten untuk uji kompetensi yang
dilakukan pada waktu dan tempat berbeda, metode uji yang berbeda, dan asesor
kompetensi (4.17) yang berbeda.
4.26. Banding
Permintaan dari pemohon sertifikasi (4.19),peserta sertifikasi (4.21), atau pemegang
sertifikat untuk mempertimbangkan kembali keputusan yang dirasa merugikan pemohon
banding yang telah dibuat oleh LSP-AF terkait dengan status sertifikasi yang mereka
harapkan.
4.27. Keluhan
Pernyataan ketidakpuasan, selain banding (4.26), oleh individu atau organisasi terhadap LSP-
AF, untuk melakukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan LSP-AF atau
pemegang sertifikat.
4.28 Stakeholders atau Pemangku kepentingan
Para pemangku kepentingan,individu, kelompok atau organisasi yang dipengaruhi oleh kinerja
pemegang sertifikat atau lembaga sertifikasi profesi.
4.29. Surveilan
Pemantauan berkala, selama periode sertifikasi, terhadap pemegang sertifikat untuk memastikan
kepatuhannya terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam pedoman, standar atau skema sertifikasi.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 12-33

5. PERSYARATAN UNTUK LSP-AF


5. 1 LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

5.1.1 Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi Auditor Forensik terkait dengan
kriteria sertifikasi, dilakukan dengan jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan memenuhi
semua persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. LSP-AFtidak
menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh pemohon dan
calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman ini.

5.1.2 LSP-AF menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian(DP.4.3.1.12),


pemeliharaan(DP.4.3.2.12), perpanjangan(DP.4.3.2.12),penundaan atau pencabutan
sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup sertifikasi yang diajukan.

5.1.3. LSP-AF membatasi persyaratan (KEP-08/K/IV/2011), evaluasi(KEP-10/K/IV/2011)dan


keputusan sertifikasinya(KEP-11/K/IV/2011), sesuai dengan hal-hal spesifik yang berkaitan
dengan ruang lingkup sertifikasi.

5.1.4 LSP-AFdibentuk melalui suatu Panitia Kerja (SK Kepala BPKP No: Kep. 25/K/SU/2009) yang
diprakarsai oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kepolisian RI dan
Kejaksaan RI.

5.1.5 Susunan Panitia Kerja terdiri atas Pengarah, Penanggung Jawab, Ketua, Wakil ketua,
Sekretaris dan beberapa orang anggota serta beberapa staf Sekertariat.

5.1.6 Panitia kerja memiliki tugas(SK Kepala BPKP No: Kep. 25/K/SU/2009) yang meliputi:
a. Melakukan perbaikan RSKKNI Bidang Audit Forensik sesuai masukan peserta Konvensi,
b. Menyusun organisasi dan personilLSP-AF,
c. Mempersiapkan terbentuknya LSP-AF
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 13-33

5. PERSYARATAN UNTUK LSP-AF


5. 2 STRUKTUR ORGANISASI

5.2.1. Struktur LSP Auditor Forensik dibentuk untuk memberikan kepercayaan kepada
stakeholders atas kompetensi, ketidakberpihakan dan integritasnya. Secara khusus,
lembaga sertifikasi harus :
a) Independen dan tidak memihak dalam kaitannya dengan pemohon, calon, peserta dan
Profesi yang disertifikasi, termasuk dengan pemilik dan pelanggannya dan
akanmengambil langkah yang dapat menjamin operasi yang layak;
b) Bertanggung jawab atas keputusannya berkaitan dengan pemberian(DP.4.3.1.12),
pemeliharaan(DP.4.3.2.12), perpanjangan(DP.4.3.2.12), penundaan danpencabutan
sertifikasiserta perluasan/pengurangan ruang lingkup yang diajukan.
c) Mengidentifikasi manajemen LSP-AF memiliki tanggung jawab menyeluruh untuk:
1) Evaluasi, sertifikasi dan survailen sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini,
dalam persyaratan kompetensi dan dalam dokumen relevan lain yang berlaku.
2) Perumusan kebijakan operasi LSP-AF, yang berkaitan dengan sertifikasi Profesi.
3) Keputusan sertifikasi,
4) Penerapan kebijakan dan prosedurnya
5) Keuangan lembaga sertifikasi, dan
6) Pendelegasian kewenangan kepada komite atau perorangan untuk melakukan
kegiatan yang ditetapkan atas namanya.
d) Memiliki dokumen legalitas hukum atau bagian dari legalitas hukum (Akte Notaris
Risbert, SH. MHNomor 28 Tahun 2008)
5.2.2. LSP-AF memiliki struktur terdokumentasi yang menjaga ketidakberpihakan termasuk
ketentuan yang menjamin ketidakberpihakan pengoperasian LSP-AF. Struktur ini
melibatkan partisipasi BPKP, Kepolisian RI dan Kejaksaan RI dalam pengembangan
kebijakan dan prinsip-prinsip tentang substansi dan fungsi sistem sertifikasi, tanpa adanya
pihak yang mendominasi.
5.2.3 LSP-AF membentuk komite skema sertifikasi, bertanggung jawab dalam pengembangan
dan pemeliharaan skema sertifikasi yang dipertimbangkan. Komite skema diwakili oleh
BPKP, Kepolisian RI dan Kejaksaan Agung RI secara seimbang (tanpa ada pihak yang lebih
mendominasi). Jika ada skema sertifikasi yang dikembangkan oleh organisasi selain
lembaga sertifikasi, maka pengembangan skema tersebut mengikuti prinsip-prinsip yang
sama. (KEP- 05/K/IV/2011)
5.2.4 LSP-AF:
a) memiliki sumber keuangan (Akte Notaris No. 28 tahun 2008) yang diperlukan untuk
operasi sistem sertifikasi dan untuk membiayai pertanggunggugatan (liability) yang
mungkin timbul.
b) memiliki kebijakan dan prosedur yang membedakan antara sertifikasi profesi dan
kegiatan lainnya,
c) menjamin bahwa kegiatan lembaga yang terkait tidak mengkompromikan kerahasiaan
objektivitas dan ketidakberpihakan dari sertifikasinya.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 14-33

5.2.5 LSP-AF tidak menawarkan atau memberikan pelatihan atau membantu pihak lain dalam
penyiapan jasa tersebut.
5.2.6 LSP-AF menetapkan kebijakan dan prosedur (seperti pedoman pelaksanaan) untuk
penyelesaian banding dan keluhan(DP.4.2.6.12)yang diterimadaricalon yang disertifikasi
dan atasan/institusi tempat profesi yang disertifikasi bekerja serta dari pihak lain mengenai
proses kriteria sertifikasi, termasuk kebijakan dan prosedur untuk kinerja profesi yang
disertifikasi. Kebijakan dan prosedur tersebut menjamin bahwa banding dan keluhan
diselesaikan secara independen, tegas dan tidak berpihak.
5.2.7 LSP-AF memperkerjakan personil permanen atau personil kontrak dalam jumlah yang
memadai dengan pendidikan, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman yang
diperlukan (KEP- 08/K/IV/2011)untuk melaksanakan fungsi sertifikasi sesuai dengan jenis,
rentang dan volume pekerjaan yang dilakukan di bawah tanggung jawab manajemen.
5.2.8 Lembaga Sertifikasi Profesi Auditor Forensik adalah suatu lembaga yang dibentuk atas
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 yang pendiriannya disahkan oleh
NotarisRisbert, SH. MH ( Akta No. 28 tahun 2008), dan dengan demikian mempunyai
kekuatan hukum untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga.
5.2.9 Organisasi LSP-AFterdiri unsur pengarah (board) dan unsur pelaksana. Unsur pengarah
terdiri atas ketua merangkap anggota dan anggota yang berasal dari BPKP, Kepolisian RI
dan Kejaksaan RI, sedangkan unsur pelaksana terdiri atas Ketua, Wakil Ketua I, Wakil Ketua
II, Sekertaris, Bendahara, Bagian Administrasi, dan bidang-bidang Standardisasi, Sertifikasi
dan Manajemen Mutu.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 15-33

STRUKTUR ORGANISASI LSP-AF

DEWAN
PENGARAH

DEWAN PAKAR

KETUA PELAKSANA
Ubaedi

WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II


Djaswardhana Herman Rachmad

KOMITE SKEMA

BENDAHARA SEKRETARIS
Sudarsono Syarif Anwar

KABAG KABAG
ADMINISTRASI UMUM ADMINISTRASI TEKNIS
Choirun Nadjib Sutrisno

KABAG HUB ANTAR KABID KABID KABID


LEMBAG & HUMAS SERTIFIKASI STANDARISASI MANAJ. MUTU
Ishak Nawawi Mulia Ardi Aswandi Ruhiyat

KELOMPOK KERJA
 Warga Murad (Bidang Sertifikasi)
 Piping Effrianto (Bidang Sertifikasi)
 M. Fuat (Bidang Standarisasi)
 Kasminto (Bidang Standarisasi)
 Nirwan Ristiyanto (Bidang Manajemen Mutu)
 Thomas DW(Bidang Manajemen Mutu)
 Hari Setiadi (Bag. Hub. Antar Lembaga & Humas)
 Achmad Warsa (Sekretariat)
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 16-33

5.2.10 Dewan Pengarah mempunyai tangggung jawab atas keberlangsungan LSP-AFdengan


menetapkan Visi, Misi dan tujuanLSP-AF, program kerja, anggaran belanja, mengangkat
dan memberhentikan pengurus LSP-AF, komunikasi dengan stakeholders dan mobilisasi
sumber daya.
5.2.11 Unsur PelaksanaLSP-AF memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan yang telah ditetapkan
oleh Dewan pengarah, dengan tugas-tugas sebagai berikut:
a) melaksanakan program kerja LSP-AF,
b) melakukan monitoring dan evaluasi,
c) menyiapkan rencana program dan anggaran,
d) memberikan laporan dan pertanggungjawaban kepada Dewan Pengarah.
5.2.12 Bidang Standardisasi mempunyai tugas:
a) memfasilitasi kegiatan identifikasi kebutuhan jenis kompetensi tenaga dari industri,
b) memfasilitasi kegiatan pengembangan standar kompetensi,
c) memfasilitasi pengusulan standar kompetensi baru untuk ditetapkan sebagai SKKNI.
5.2.13 Bidang Sertifikasi mempunyai tugas:
a) memfasilitasi penyusunan Materi Uji Kompetensi dan kualifikasi,
b) melaksanakan kegiatan asesmen,
c) melaksanakan verifikasi TUK,
d) melakukan “recruitment” asesor serta pemeliharaan kompetensi asesor baik asesor
manajemen mutu maupun asesor kompetensi.
5.2.14 Bidang manajemen mutu mempunyai tugas:
a) mengembangkan menerapkan sistem manajemen mutu LSP-AF sesuai Pedoman BNSP
201-202,
b) memelihara berlangsungnya sistem manajemen agar tetap sesui dengan standar dan
pedoman yang diacu,
c) melakukan audit internal dan kaji ulang manajemen LSP-AF.
5.2.15 Bagian Administrasi mempunyai tugas:
a) memfasilitasi unsur-unsur organisasi LSP-AF guna terselenggarannya program sertifikasi
profesi,
b) melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan organisasi LSP-AF
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 17-33

5. 3 PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN


SKEMA SERTIFIKASI

5.3.1 LSP-AF menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam mengevaluasi
kompetensi calon/peserta dan menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai untuk
pengembangan awal dan pemeliharaan berkelanjutan (DP.4.3.1.12)dari metode dan
mekanisme tersebut.
5.3.2 LSP-AF menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi
(DP.4.3.2.12)yang mencakup kaji ulang dan validasi yang dilakukan oleh komite skema.
5.3.3 LSP-AF segera memberikan informasi mengenai setiap perubahan di dalam persyaratan
kepada wakil-wakil komite. LSP-AF mempertimbangkan pendapat yang disampaikan oleh
komite skema sebelum memutuskan bentuk perubahan yang tepat dan tanggal efektif
berlakunya perubahan. Setelah pengambilan keputusan dan publikasi mengenai perubahan
persyaratan, LSP-AF memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dan profesi
yang disertifikasi. LSP-AF memverifikasi bahwa setiap profesi yang disertifikasi memenuhi
persyaratan yang diubah dalam periode waktu, yang penetapannya mempertimbangkan
pendapat komite skema.
5.3.4 Kriteria kompetensi profesi yang dievaluasi ditetapkan oleh LSP-AFsesuai dengan pedoman
ini dan dokumen relevan lainnyaantara lain SKKNI-AF (KEP.46/MEN/II/2009) Jika diperlukan
penjelasan untuk penerapan dokumen tersebut terhadap skema sertifikasi yang spesifik,
maka penjelasan tersebut dirumuskan oleh para ahli (KEP- 08/K/IV/2011), disahkan oleh
komite skema dan dipublikasikan oleh LSP-AF.
5.3.5 Sertifikasi tidak dibatasi atas dasar keuangan atau kondisi lain yang tidak semestinya,
seperti keanggotaan dalam asosiasi atau kelompok. Sertifikat kelulusan suatu lembaga
pelatihan yang diakui menjadi persyaratan skema sertifikasi. Pengakuan atau persetujuan
tersebut oleh LSP-AF, tidak dilakukan dengan mengkompromikan ketidakberpihakan atau
mengurangi bobot persyaratan evaluasi dan sertifikasi.
5.3.6 LSP-AF mengevaluasi metode ujian calon(DP.4.3.1.12). Penyelenggaraan ujian dilakukan
secara jujur, absah dan dapat dipertanggungjawabkan. Minimum 1 (satu) tahun sekali,
metodologi dan prosedur yang tepat (seperti pengumpulan dan pemeliharaan data
statistik) ditetapkan untuk menegaskan kembali kejujuran, keabsahan, kepercayaan dan
kinerja umum setiap ujian dan semua perbaikan perbedaan yang teridentifikasi.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 18-33

5. 4 SISTEM MANAJEMEN

5.4.1 LSP-AF menggunakan sistem manajemen yang didokumentasikan dan mencakup semua
persyaratan pedoman ini serta menjamin efektifitas penerapan persyaratan tersebut.
5.4.2 LSP-AF menjamin bahwa:
a) sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini, dan
b) sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat organisasi.
5.4.3 LSP-AF mempunyai sistem pengendalian dokumen (DP.4.4.3.1.12) dan audit internal
(DP.4.4.3.2.12) serta kaji ulang manajemen(DP.4.4.3.3.12) yang sudah diterapkan termasuk
ketentuan untuk perbaikan berkelanjutan, tindakan koreksi dan pencegahan
(DP.4.4.3.4.12).
5.4.4. Reviu sistem pengendalian dokumen, audit internal dan kaji ulang manajemen dilakukan
sekurang-kurangnya 1 x dalam setahun.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 19-33

5. 5 SUBKONTRAK

5.5.1 Jika LSP-AF memutuskan untuk mensubkontrakkan pekerjaan yang berkaitan dengan
asesmen kepada asesor subkontrak, maka perjanjian terdokumentasi yang mencakup
pengaturan, termasuk kerahasiaan danpencegahan konflik kepentingan dituliskan
Keputusan sertifikat tidak disubkontrakkan.
5.5.2 LSP-AF:
a) Bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang disubkontrakkan dan tetap
bertanggung jawab atas pemberian (DP.4.3.1.12), pemeliharaan (DP.4.3.2.12),
perpanjangan (DP.4.3.2.12), perluasan dan pengurangan ruang lingkup, penundaan
atau pencabutan sertifikasi.
b) Menjamin bahwa subkontraktor tersebut kompeten dan memenuhi ketentuan yang
berlaku dalam pedoman ini, dan tidak terlibat baik secara langsung atau melalui
atasannya dengan pelatihan atau pemeliharaan sertifikasi personel sedemikian rupa
sehingga kerahasiaan dan kenetralan dapat dikompromikan.
c) Memelihara daftar subkontraknyadan menilai serta memantau kinerjanya sesuai
prosedur yang didokumentasikan.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 20-33

5. 6 REKAMAN

5.6.1 LSP-AF memelihara sistem rekaman (DP.4.6.1.12) sesuai dengan kondisi dan peraturan
perundang-undangan, termasuk cara-cara untuk mengkonfirmasikan status profesi yang
disertifikasi. Rekaman membuktikan bahwa proses sertifikasi telah dipenuhi secara efektif,
khususnya yang berkaitan dengan formulir permohonan (FR-APL-01), laporan evaluasi,
kegiatan survailen (DP.6.4.1.12), dan dokumen lain yang terkait dengan pemberian,
pemeliharaan (DP.6.4.12), perpanjangan, perluasan, pengurangan, penundaan dan
pencabutan sertifikasi.
5.6.2 Rekaman diidentifikasi, diatur dan dimusnahkan dengan cara yang sesuai untuk menjamin
integritas proses dan kerahasiaan informasi tersebut(DP.4.6.1.12). Rekaman disimpan
selama periode waktu tertentu untuk memberikan jaminan kepercayaan berkelanjutan,
minimal satu siklus sertifikasi penuh, atau sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
perjanjian pengakuan, kontrak, hukum dan kewajiban lainnya.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 21-33

5. 7 KERAHASIAAN

LSP-AF menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh selama proses kegiatannya, melalui
komitmen terhadap peraturan perundang-undangan yangberlaku. Komitmen tersebut
dilaksanakan oleh semua individu/personil yang bekerja pada LSP-AF, termasuk anggota komite
dan lembaga atau individu dari luar yang bekerja atas namanya. Informasi tersebut tidak diberikan
kepada pihak yang tidak berwenang tanpa persetujuan tertulis dari organisasi atau individu dari
mana informasi diperoleh, kecuali bila perundang-undangan mensyaratkan informasi tersebut
harus diungkapkan. Bila lembaga sertifikasi disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan
untuk mengumumkan informasi tersebut, organisasi atau individu yang bersangkutan harus
diberitahu sebelumnya tentang informasi yang diberikan.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 22-33

5. 8 KEAMANAN

Seluruh soal-soal ujian dan bahan-bahan yang terkait harus dipelihara dalam suatu lingkungan
yang aman oleh LSP-AF (DP.4.8.12), atau subkontraktornya untuk melindungi kerahasiaan
bahan-bahan tersebut selama masa pakainya.
Updating soal-soal ujian dilakukan secara periodik dengan memperhatikan segi/aspek
keamanannya (dijaga dari kebocoran).
Bahan-bahan ujian diberi label LSP-AF dan dijaga secara baik dari kesalahan dan pencurian.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 23-33

6. PERSYARATAN UNTUK PERSONIL PERMANENATAU


YANG DIKONTRAKOLEH LEMBAGA SERTIFIKASI

6. 1 UMUM

6.1.1 LSP-AF menetapkan persyaratan kompetensi bagi personilpermanen atau yang dikontrak
(KEP- 08/K/IV/2011) yang terlibat dalam proses sertifikasi.
6.1.2 LSP-AF mewajibkan personil permanen atau yang dikontrak untuk menandatangai
dokumen yang menyatakan komitmennya untuk memenuhi peraturan yang ditetapkan
oleh LSP-AF, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kerahasiaan dan kebebasan dari
pengaruh komersial dan pengaruh lainnya dari setiap hubungan sebelum dan/atau saat ini
dengan profesi yang diuji yang dapat mengkompromikan kenetralannya.
6.1.3 Uraian tugas dan tanggung jawab yang terdokumentasi dengan jelas tersedia bagi setiap
Profesi permanen atau yang dikontrak. Mereka harus dilatih sesuai dengan bidang
tugasnya (Rekaman Pelatihan), sehingga yang bersangkutan menyadari pentingnya
sertifikasi yang ditawarkan. Semua personil yang terlibat dalam setiap aspek kegiatan
sertifikasi memiliki kualifikasi pendidikan, pengalaman dan keahlian teknis yang sesuai
dengan kriteria kompetensi untuk tugas yang ditetapkan.
6.1.4 LSP-AF membuat dan memelihara dokumentasi mutakhir mengenai kualifikasi setiap
personil. Informasi tersebut mudah diakses oleh personil permanen atau yang dikontrak
dan mencakup(Form Daftar Pegawai), (Arsip Kepegawaian Individual):
a) nama dan alamat;
b) organisasi dan jabatannya;
c) pendidikan, jenis dan status personil;
d) pengalaman dan pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya;
e) tanggung jawab dan kewajibannya dalam lembaga sertifikasi;
f) penilaian kinerja;
g) tanggal pemutakhiran rekaman
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 24-33

6. 2 PERSYARATAN ASESOR KOMPETENSI

6.2.1 Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan LSP-AF berdasarkan persyaratan


kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya (KEP- 06/K/IV/2011).
Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu uji kompetensi atau bagian
dari suatu ujiankompetensi harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:
a) memiliki sertifikat asesor kompetensi yang masih valid;
b) mengerti skema sertifikasi yang relevan;
c) memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode ujiankompetensi dan dokumen
ujiankompetensi yang relevan;
d) memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;
e) mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang
digunakan dalam ujian kompetensi, dan
f) bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian (asesmen) dengan
independen, tidak memihak dan tidak diskriminatif serta objektif.

(Persyaratan asesor sesuai dengan skema sertifikasi/ metodologi asesmen dan teknis
profesinya)
6.2.2 Dalam melakukan fungsinya Assesor kompetensi harus dapat berlaku obyektif dan
independen dan dibuktikan dengan menandatangani Fakta Integritas yang harus
diperbaharui dalam satu periode waktu yaitu 2 tahun.
6.2.3 Jika seseorang asesor kompetensi mempunyai potensi konflik kepentingan dalam uji
kompetensi dengan peserta uji kompetensi , LSP-AF mengambil langkah-langkah untuk
menjamin bahwa kerahasiaan dan kenetralan uji kompetensi tidak dikompromikan (lihat
4.2.5). Langkah-langkah tersebut harus direkam (DP.4.6.1.12).
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 25-33

6. 3 PERSYARATAN PERSONIL LAIN YANG TERLIBAT


DALAM ASESMEN

6.3. LSP-AF telah mendokumentasikan uraian tugas dan tanggung jawab serta kualifikasi
personil lain yang terlibat dalam proses sertifikasi, seperti penyelia proses uji kompetensi.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 26-33

7. PROSES SERTIFIKASI

7. 1 PERMOHONAN

7.1.1 Berdasarkan permintaan pemohon(DP. 6.1.1.12), LSP-AF memberikan uraian rinci yang
mutakhir mengenai proses sertifikasi skema sertifikasi (termasuk biaya) (Leaflet/Iklan).
Disamping itu LSP-AF memberikan dokumen yang memuat persyaratan sertifikasi, hak
pemohon, serta kewajiban profesi yang disertifikasi termasuk kode etik profesi (lihat 6.6.2).
7.1.2 LSP-AF mensyaratkan kelengkapan permohonan, yang ditandatangi oleh pemohon yang
meminta sertifikasi danmencakup (FR-APL-01):
a) lingkup sertifikasi yang diajukan;
b) pernyataan bahwa profesi yang bersangkutan setuju memenuhi persyaratan sertifikasi
dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi;
c) rincian kualifikasi yang relevan didukung dengan bukti dan rekomendasi;
d) informasi umum pemohon, seperti nama, alamat dan informasi lain yang disyaratkan
untuk identifikasi Profesi.
7.1.3 Dalam hal informasi yang disampaikan pemohon tidak lengkap seperti diatur dalam angka
7.1.2 diatas, kepada pemohon diberitahukan agar segera melengkapi persyaratan tersebut
dalam jangka waktu 3 hari setelah dokumen diterima.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 27-33

7. 2 EVALUASISERTIFIKASI
7. 3 KEPUTUSAN

7.2.1 LSP-AF mengkaji ulang permohonan sertifikasi untuk menjamin bahwa:


a) LSP-AF mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai ruang lingkup
yang diajukan;
b) LSP-AF menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi pemohon dan dengan
alasan yang tepat dapat mengakomodasikan keperluan khusus pemohon seperti
bahasa dan/atau ketidakmampuan (disabilities) lainnya;
c) pemohon mempunyai pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang disyaratkan dalam
skema.
7.2.2 Hasil kaji ulang atas kelengkapan berkas kelengkapan permohonan sertifikasi sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi, pemohon atau calon peserta
sertifikasi selanjutnya ditetapkan sebagai peserta sertifikasi.
7.2.2 LSP-AF menguji kompetensi profesi berdasarkan persyaratan skema sertifikasi melalui
metode verifikasi portofolio, tes tertulis, wawancara, dan praktek atau simulasi (KEP-
05/K/IV/2011).
7.2.3 Asesmen direncanakan,dan disusun, dan dilaksanakanuntuk dapat menjamin bahwa semua
persyaratan skema sertifikasi diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi (DP.4.4.3.1.12) sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi peserta
sertifikasi.
7.2.4 LSP-AF membuat pelaporanyang menjamin kinerja dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan
hasil asesmen, yang didokumentasikan secara tepat dan dimengerti.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 28-33

7. 4 BANDING ATAS KEPUTUSAN SERTIFIKASI DAN KELUHAN


7.3.1
Keputusan sertifikasi ditetapkan oleh LSP-AFuntuk seorang peserta sertifikasi
berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang
membuat keputusan sertifikasi tidak berperan serta dalam pelaksanaan asesmen atau
pelatihan peserta sertifikasi.
7.3.2 LSP-AF memberikan sertifikasi kepada semua Profesi yang disertifikasi. LSP-AF memelihara
kepemilikan sertifikat(DP. 6.3.2.12). Sertifikat tersebut dalam bentuk Sertifikat, SK dan
Kartu Anggota Auditor Forensik, yang ditandatangani atau disahkan oleh KetuaLSP-AF.
7.3.3 Sertifikat tersebut minimal harus memuat informasi berikut (FR-APL-01) :
a) nama Personel yang disertifikasi dan nomor sertifikat;
b) nama lembaga sertifikasi;
c) acuan persyaratan kompetensi atau dokumen relevan lain, termasuk hal-hal yang
menjadi dasar dalam sertifikasi;
d) ruang lingkup sertifikasi termasuk batasannya;
e) tanggal efektif sertifikasi dan masa berlaku;
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 29-33

7.4.1 LSP-AF telah menetapkan prosedur untuk menerima, mempelajari, mengkaji, dan
membuat keputusan terhadap banding dan atau keluhan. Proses penanganan banding
dan/atau keluhan mencakup setidaknya unsur-unsur dan metoda berikut:
1. proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding dan/atau keluhan,
dan untuk memutuskan tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan
mempertimbangkan berbagai hal yang relevan;
2. penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk
mengatasinya;
3. melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan guna mencegah hal serupa tidak
terulang.

7.4.2 LSP-AF menetapkan kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua kasus banding
dan/atau keluhan ditangani secara konstruktif, independen, tegas, tidak berpihak, dan
objektif serta diselesaian dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 30-33

7. 5 SURVAILEN
7.5.1 LSP-AF menetapkan
proses survailen (DP.6.4.1.12)untuk memantau pemenuhan profesi yang disertifikasi
dengan persyaratan skema sertifikasi yang relevan.
7.5.2 LSP-AF memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikasi (DP.6.4.12)sesuai
dengan skema sertifikasi. Aturan tersebut termasuk frekuensi dan cakupan kegiatan
survailen disahkan oleh komite skema. Aturan tersebut menjamin adanya evaluasi yang
jujur untuk mengkonfirmasikan kompetensi Personel yang disertifikasi.
7.5.3 Pelaksanaan survailen dilaksanakan pada saat kegiatan sertifikasi berlangsung (on going
monitoring) maupun dilakukan secara terpisah oleh pelaksana survailen yang ditunjuk
Ketua LSP-AF.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 31-33

7. 6 SERTIFIKASI ULANG

7.6.1 LSP-AF menetapkan persyaratan sertifikasi ulang (DP.6.5.1.12)sesuai dengan persyaratan


kompetensi dan dokumen relevan lain untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi
selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.
7.6.2 LSP-AF memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikat(DP.4.3.2.12) sesuai
dengan skema sertifikasi. Aturan tersebut termasuk frekuensi dan cakupan kegiatan
sertifikasi ulang disahkan oleh komite skema. Aturan tersebut cukup menjamin adanya
evaluasi yang jujur untuk mengkonfirmasikan kompetensi profesi yang disertifikasi.
No.Dokumen PM.LSP-AF/IV/2017
Edisi / Revisi 2/00
PANDUAN MUTU Berlaku sejak 02 Desember 2020
Halaman 32-33

7.7 PENGGUNAAN SERTIFIKAT

7.7.1 LSP-AF mensyaratkan bahwa pemegang profesi yang disertifikasi menandatangani


persetujuan untuk:
a) memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;
b) menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang
diberikan;
c) tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP-AF dan tidak memberikan
persyaratan yang berkaitan dengan sertifikasi yang menurut LSP-AF dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah;
d) menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan dengan sertifikasi
yang memuat acuan LSP-AF setelah dibekukan atau dicabut sertifikasinya serta
mengembalikan sertifikat kepada LSP-AF yang menerbitkannya, dan
e) tidak menyalahgunakan sertifikat.
7.7.2 Acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan sertifikat dalam publikasi, katalog,
dll, harus ditangani oleh Ketua LSP-AF dengan tindakan perbaikan seperti penundaan atau
pencabutan sertifikasi, pengumuman pelanggaran dan, jika perlu tindakan hukum
lainnya(DP.6.6.2.12).
6.7.3 LSP-AF berhak mempublikasikan penyalahgunaan sertifikat oleh pihak yang tidak berhak
sebagaimana disebut pada angka 6.6.2.

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

Ketua LSP-AF

Staf Tata Usaha Kabid Manajemen Mutu

Anda mungkin juga menyukai