KODE MA : 2.150
TEKNIK PENILAIAN
SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN DAN
PENYUSUNAN PROGRAM
KERJA AUDIT
2008
EDISI KELIMA
ISBN 979-3873-15-9
C. Latar Belakang
1. Teknik pengujian
pengendalian (test of
control) dalam
kegiatan audit
terhadap instansi
pemerintah.
2. Penyusunan Program
Kerja Audit lanjutan
berdasarkan hasil pengujian pengendalian yang dilakukan
sebelumnya.
1. Survai Pendahuluan
Modul ini ditulis sebagai bahan ajar pada pendidikan dan pelatihan
Jabatan Fungsional Auditor Tingkat Penjenjangan Auditor Ketua Tim
pada Pusdiklatwas BPKP, yang pesertanya terdiri dari auditor di
lingkungan instansi pemerintah (APIP) yang meliputi Inspektorat
Jenderal Departemen, Unit Pengawasan LPND, dan Badan
Pengawasan Daerah (BAWASDA) Provinsi/Kabupaten/Kota .
D. Struktur Modul
Bab I Pendahuluan
E. Metodologi Pembelajaran
Ceramah
Curah Pendapat
Diskusi
Latihan
Setelah mengikuti pokok bahasan ini, diharapkan para peserta diklat mampu
menjelaskan konsep dasar pengendalian manajemen yang meliputi Pengertian
Pengendalian, Sistem Pengendalian Manajemen di Indonesia, Unsur-unsur
Pengendalian, Tujuan Pengendalian, Jenis dan Metode Pengendalian, dan
Keterbatasan Pengendalian
Istilah pengendalian
pertama kali diartikan
secara sempit sebagai
suatu mekanisme
pengecekan internal
(internal check), yaitu koordinasi suatu sistem akun dan prosedur terkait
sedemikian rupa sehingga seorang pegawai melaksanakan tugasnya
secara independen dan terus menerus menguji atau mengecek
pekerjaan pegawai lain tentang elemen tertentu yang terkait dengan
kemungkinan adanya kecurangan (George E. Bennett ,1930).
Perkembangan terkini
tentang pengendalian
intern telah
menghasilkan suatu
rumusan yang dilakukan
oleh Committee of
Sponsoring
Organizations of the
Treadway Commission (COSO) berupa Internal Control – Integrated
Framework yang mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu
proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris suatu entitas,
manajemen, dan personil lain, dirancang untuk menyediakan keyakinan
yang memadai berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa
kategori:
♦ Menteri/pimpinan lembaga
selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyelenggarakan
sistem pengendalian intern di bidang pemerintahan masing-masing.
Lingkungan pengendalian
adalah kondisi dalam
instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas
pengendalian intern.
Maka lingkungan dalam
organisasi yang mampu
menghasilkan perilaku
positif dan dukungan
terhadap pengendalian
manajemen harus diciptakan dan dipelihara. Lingkungan
pengendalian yang efektif akan mampu membangun kesadaran
seluruh personil yang ada dalam organisasi akan pentingnya
pengendalian.
Setelah proses
penilaian risiko
dilakukan, maka
organisasi sudah
dapat memutuskan
risiko apa yang akan
dikelola. Hal ini
dilakukan dengan
serangkaian aktivitas pengendalian yang diyakini akan dapat
meminimalkan terjadinya risiko. Kegiatan pengendalian ini
membantu untuk meyakini bahwa tindakan-tindakan perlu diambil
dalam rangka mengantisipasi risiko.
• pemisahan fungsi;
e. Pemantauan (monitoring)
AN
NG N
AN
AN
E R I-
I
UA A
AS
N
OP AS
KE POR
ET A
AT
AS GAM
ER
TA
LA
OP
KE
PE
PE
K EG IA TAN 2
PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
K EG IATA N 1
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UN IT B
UN IT A
KEGIATAN PENGENDALIAN
PENILAIAN RISIKO
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Gambar 2: Keterkaitan antar unsur pengendalian
Kegiatan operasional
sebuah organisasi
dikatakan efektif bila
telah ditangani sesuai
rencana dan hasilnya
telah sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Maksudnya ialah, bahwa
3) Penyeliaan/supervisi
3. Kolusi (collusion)
Kolusi biasanya
didefinisikan sebagai
kerjasama dua orang
atau lebih untuk
melakukan tindakan
yang bertujuan
mendapatkan keuntungan pribadi atau golongan, tanpa
memerhatikan dampak kerugian bagi organisasi. Hal ini biasanya
timbul akibat pertentangan kepentingan (conflict of interest) antara
keinginan pribadi/golongan para pelaku dengan keinginan
organisasi.
Latihan Soal
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, para peserta diklat diharapkan mampu
menjelaskan arti penting Penilaian SPM bagi Auditor, Kedudukan Penilaian SPM
dalam Tahapan Audit, Tahap-tahap Penilaian SPM, Fokus Perhatian dalam
pelaksanaan Penilaian SPM, dan pendekatan Penilaian SPM. Selain itu, peserta
diklat akan mampu menyusun PKA Evaluasi SPM dan PKA Lanjutan
1. Survai Pendahuluan
4. Pelaporan
Penilaian SPM dilakukan pada tahap kedua dalam kegiatan audit, yang
meliputi kegiatan sebagai berikut :
Subbab ini akan menguraikan lebih lanjut ketiga tahap aktivitas utama
yang harus dilakukan auditor dalam melakukan penilaian SPM.
b) Mempelajari dokumen
Di samping untuk
dokumentasi, catatan tertulis
juga bermanfaat untuk
memberikan pemahaman
yang komprehensif mengenai
kegiatan auditan, untuk
digunakan sebagai bahan
perencanaan audit.
2) Batasan-batasan lingkungan.
5) Aspek manajemen.
1) Kecenderungan/perkem
bangan data dari
periode ke periode,
seperti naik turunnya
pengeluaran dalam
suatu periode.
1) Bagan arus
start
kuitansi
kuitansi
kuitansi
Pemba-
yaran
selesai
2) Narasi
Pertanyaan dalam
ICQ harus disusun
sedemikian rupa,
sehingga hanya
boleh dijawab “ya”,
“tidak” atau “tidak
berlaku”, dengan
catatan, jawaban:
2. Pengujian Pengendalian
Perpaduan antara
gambaran pengendalian
berdasarkan ICQ, flowchart
dan narasi, serta hasil
pengujian sepintas dan
pengujian terbatas, akan
membawa auditor pada
simpulan yang meyakinkan
mengenai keadaan sistem pengendalian manajemen yang diuji.
Jika hasil penelitian menunjukkan:
pengujian, yaitu
melakukan pengujian
yang lebih luas terhadap
data/dokumen yang
mendukung pengendalian
untuk meyakini keandalan
pengendalian. Unsur yang
diperhatikan auditor pada
pelaksanaan pengujian ini
adalah sifat non-angka dari data, seperti: ciri-ciri yang
menunjukkan keabsahan dokumen, ketelitian perhitungan,
kelengkapan data pendukung dan sebagainya.
- on site tour
SURVAI - study of document
PENDAHULUAN - written description of the auditee
- analytical procedures
IC sangat
No
lemah?
AUDIT LANJUTAN
(SUBSTANTIVE
TEST)
PKA adalah rancangan prosedur dan teknik audit yang disusun secara
sistematis yang harus dilaksanakan oleh auditor untuk mencapai
tujuan audit.
Nama Auditan :
Tahun/Masa Audit :
PROGRAM KERJA AUDIT
EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
B Langkah Kerja
1. Identifikasikan tujuan dan
pengendalian kunci atas
sistem yang akan dinilai
2. Lakukan penilaian
terhadap kondisi SPM
auditan melalui ICQ atau
bagan arus
3. Bandingkan antara
kondisi pengendalian
dengan pengendalian
kunci dan teliti apakah
terjadi kesenjangan
4. Lakukan pengujian
terbatas atas
pelaksanaan SPM dan
identifikasikan akibat
potensial yang mungkin
timbul dari kelemahan
SPM tersebut dan unsur
pengendalian yang
diperlukan untuk
menutup kelemahan
tersebut
5. Buat Resume hasil
penilaian SPM dengan
membuat Matriks
penilaian SPM
6. Buat Kesimpulan
Nama Nama
Disetujui oleh
Tanggal
Pengendali Mutu
Nama
1. Tujuan Pengendalian
2. Pengendalian Kunci
4. Akibat Potensial
Dengan memperhatikan
kondisi pengendalian
auditan yang sedang
berjalan dan
membandingkannya
dengan pengendalian
kunci yang harus
dipenuhi, akan diketahui kekuatan dan kelemahan pengendalian
yang diuji:
PKA ini ditujukan untuk memperoleh pembuktian lebih lanjut atas FAO
yang telah diperoleh melalui survai pendahuluan dan pengujian atas
SPM. FAO adalah sasaran yang lebih jelas, identifikasinya telah
Nama Auditan :
Tahun/Masa Audit :
Nama Nama
Disetujui oleh
Tanggal
Pengendali Mutu
Nama
Penjelasan
1. Pendahuluan
2. Tujuan Audit
4. Dilaksanakan oleh
6. Nomor KKA
Sistem pengendalian
manajemen dibangun
untuk membantu
mencapai tujuan
organisasi. Sistem
pengendalian manajemen
berlaku pada tingkatan
organisasi baik secara
keseluruhan maupun parsial. Oleh karena itu, penilaian atas efektivitas
SPM juga mengikuti pendekatan evaluasi pada tingkatan organisasi
secara keseluruhan dan pada tingkatan aktivitas.
bagi semua unit dan pegawai di organisasi yang diaudit. Di lain pihak,
evaluasi efektivitas SPM pada tingkat aktivitas berlaku bagi unit kerja
yang melaksanakan aktivitas tersebut saja.
Setelah mengikuti pokok bahasan ini, para peserta diklat diharapkan mampu
melakukan penilaian sistem pengendalian manajemen pada satuan kerja/organisasi
secara keseluruhan
Bab ini akan menguraikan lebih lanjut faktor-faktor yang berfungsi sebagai
pengendalian kunci yang harus dinilai oleh auditor, bagaimana melakukan
penilaian, dan mengambil simpulan untuk digunakan sebagai bahan
pengembangan PKA Lanjutan.
1. Lingkungan Pengendalian
Penegakan integritas dan nilai • Satker telah memiliki kode etik yang
etika telah disosialikasikan ke seluruh
pegawai
didelegasikan
2. Penilaian Risiko
3. Aktivitas Pengendalian
5. Pemantauan
Nama Auditan :
Tahun/Masa Audit :
PROGRAM KERJA AUDIT
PENILAIAN SPM pada TINGKAT ORGANISASI
Dilaksanakan Waktu Audit No.
No. Uraian Catatan
Rencana Realisasi Rencana Realisasi KKA
A. Tujuan Pengujian SPM
Menaksir Risiko
Pengendalian atas
pelaksanaan SPM tingkat
organisasi dan
memantapkan apakah TAO
yang diperoleh pada tahap
survai Pendahuluan dapat
menjadi FAO
B. Langkah Kerja
1. Identifikasikan tujuan dan
pengendalian kunci yang
relevan untuk organisasi
yang diaudit
2. Lakukan penilaian
terhadap kondisi SPM
melalui ICQ atau bagan
arus (flowchart)
3. Bandingkan antara
kondisi pengendalian
dengan pengendalian
kunci dan teliti apakah
terjadi kesenjangan
4. Lakukan pengujian
terbatas atas pelaksanaan
SPM dan identifikasikan
akibat potensial yang
mungkin timbul dari
kelemahan SPM tersebut
serta unsur pengendalian
yang diperlukan untuk
menutup kelemahan tsb.
5. Susun hasil penilaian
SPM dengan membuat
Matriks Penilaian SPM
6. Buat kesimpulan hasil
penilaian SPM
Nama Nama
Disetujui oleh,
Tanggal
Pengendali Mutu
Nama
memperoleh keyakinan
akan keandalan sistem
pengendalian
manajemen yang
dijalankan auditan,
terutama terkait
dengan hal-hal yang
sifatnya ingin menggali
pemahaman atau persepsi/pertimbangan (judgement). Misalkan
kita ingin mengetahui, apakah pejabat mengerti akan wewenang
dan tanggung jawab yang diberikan, maka sebaiknya kita
melakukan wawancara dengan bantuan kuesioner.
Buat program kerja audit untuk pelaksanaan audit rinci, dengan fokus
pada pembuktian atas eksistensi akibat potensial dari kelemahan
pengendalian manajemen, (berdasarkan contoh matrik di atas) adalah
kualitas hasil pekerjaan yang tidak memadai.
Setelah mengikuti pokok bahasan ini, diharapkan peserta diklat mampu menilai
sistem pengendalian manajemen pada aktivitas pelayanan masyarakat, pengadaan
barang/jasa, dan penyusunan laporan keuangan
Penilaian SPM juga dilakukan pada tingkat aktivitas utama yang dilakukan
oleh auditan. Hasil penilaian SPM pada tingkatan organisasi merupakan
dasar pengembangan FAO untuk tiap aktivitas utama yang dilakukan
auditan. Misalnya, terjadi kelemahan pengendalian terkait dengan tidak
adanya standar kompetensi setiap jabatan, maka akibat potensial berupa
kualitas hasil pekerjaan yang tidak sesuai standar akan menjadi FAO untuk
tiap aktivitas utama yang dilakukan penilaian SPM. Dengan demikian,
terhadap pengendalian kunci yang telah dinilai pada tingkatan organisasi,
auditor tidak perlu melakukan penilaian SPM pada tingkatan aktivitas atas
pengendalian kunci yang sama.
kunci secara generik yang dapat berlaku bagi semua layanan publik maupun
non publik.
Dari kedua jenis pelayanan tersebut, secara garis besar ruang lingkup
pelayanan meliputi :
3. pelaksanaan pelayanan;
d. Kedisiplinan Petugas
Pelayanan, yaitu
kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan
terutama terhadap
konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang
berlaku.
Buat program kerja audit untuk pelaksanaan audit rinci, dengan fokus
pada pembuktian atas eksistensi akibat potensial dari kelemahan
pengendalian manajemen. Dari contoh matrik di atas adalah adanya
aktivitas pelayanan yang di luar tugas dan wewenang instansi
pemerintah.
Pengadaan barang/jasa
adalah usaha atau kegiatan
pengadaan barang/jasa yang
diperlukan instansi
pemerintah meliputi
pengadaan barang, jasa
pemborongan, jasa
konsultansi, dan jasa lainnya.
Tujuan pengadaan
barang/jasa adalah untuk memperoleh barang/ jasa yang dibutuhkan
instansi pemerintah dalam jumlah yang cukup, dengan kualitas dan
harga yang dapat dipertanggung-jawabkan, dalam waktu dan tempat
tertentu, secara efektif dan efisien, terbuka dan bersaing, transparan,
adil/tidak diskrimainatif, dan akuntabel. Mengingat pengadaan adalah
kegiatan yang sangat penting, maka perlu diatur dalam suatu Keputusan
Presiden. Saat ini ketentuan yang berlaku adalah Keputusan Presiden
No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Instansi Pemerintah.
Perencanaan Proses
Pengadaan Pengadaan
Penyusunan Pelaksanaan
Anggaran Pekerjaan
Pemakaian Penerimaan
dan Pemeli- dan Penyim-
haraan panan
• Perencanaan Pengadaan
• Proses Pengadaan
• Pelaksanaan Pekerjaan
Setelah penunjukan,
berdasarkan Surat Perintah
Kerja, rekanan yang
ditunjuk melaksanakan
pekerjaan yang
diperjanjikan. Ada dua hal
penting pada periode
pelaksanaan pekerjaan:
1) Pengawasan pekerjaan
2) Pembayaran Termin
Khusus Barang.
diotorisasi
• Satker memantau akses ke sistem
informasi, melakukan investigasi atas
pelanggaran dan melakukan tindakan
atas pelanggaran tersebut?
Pengendalian Fisik atas • Barang hasil pengadaan secara fisik
barang sudah diamankan dalam gudang
penyimpanan yang memadai
• Barang hasil pengadaan secara
periodik dihitung dan dibandingkan
dengan catatan
• Barang telah disimpan ditempat
terkunci dan akses ke tempat tersebut
dijaga ketat
• Formulir yang digunakan untuk
mencatat transaksi pengadaan diberi
prenumbered dan akses dikendalikan
• Identitas aset dilekatkan pada
meubelair, peralatan, dan inventaris
kantor lainnya.
Pemisahan fungsi • Terdapat pemisahan fungsi yang
terkait dengan otorisasi, persetujuan,
pemrosesan, pencatatan, pembayaran
serta fungsi-fungsi penerimaan
barang/jasa.
• Checks and balances sudah dilakukan
• Saldo barang direkonsiliasi oleh
pegawai yang independen dari fungsi
penerimaan, penyimpanan dan
pembayaran
Otorisasi atas transaksi dan • Seluruh transaksi pengadaan didukung
kejadian penting dengan bukti yang sah seperti Bukti
Pembayaran; Berita Acara pengujian
kuantitas dan kualitas; Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan; SPK/Kontrak;
• Kewenangan otorisasi sudah dikomuni-
kasikan kepada seluruh jajaran
pimpinan dan pegawai
• Otorisasi pengadaan telah dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pimpinan
• Penggunaan barang harus terencana,
disesuaikan dengan kebutuhan
Pencatatan yang akurat atas • Setiap transaksi pengadaan
transaksi dan kejadian barang/jasa sudah diklasifikasikan dan
dicatat dengan segera
• Seluruh transaksi pengadaan
Buat program kerja audit untuk pelaksanaan audit rinci, dengan fokus
pada pembuktian bahwa terdapat penunjukan rekanan pemenang yang
tidak benar dan berpotensi menimbulkan harga yang tinggi pada
pengadaan barang/ jasa.
Buat Program Kerja Audit untuk pelaksanaan audit rinci, dengan fokus
pada pembuktian bahwa saldo kas yang tidak dan berpotensi
menimbulkan pengeluaran uang fiktif.
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN
REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENERIMAAN KAS
1 Apakah rekening kas dibuka pada bank telah ditentukan oleh pejabat
yang berwenang atau kepala daerah?
2 Apakah orang yang bisa mengakses rek. kas adalah orang yang sudah
tercantum dalam surat keputusan pejabat yang berwenang atau kepala
daerah?
3 Apakah ada pemisahan rekening antara rekening penerimaan dengan
rekening pengeluaran?
9 Apakah salinan rekening koran bank, buku kas umum, buku besar
penerimaan dan catatan akuntansi lainnya telah disimpan dengan aman?
10 Apakah laporan bulanan penerimaan dinas/kantor/badan telah diterima
PPKD?
11 Apakah bendaharawan penerima/pemegang kas diangkat oleh kepala
daerah?
12 Apakah kepala daerah telah menetapkan:
a. Pejabat yang diberi wewenang mengelola penerimaan dan
pengeluaran kas daerah serta segala bentuk kekayaan daerah
lainnya, yang selanjutnya disebut Bendahara Umum Daerah;
b. Pejabat yang diserahi tugas melaksanakan kegiatan
kebendaharawanan dalam rangka pelaksanaan APBD di setiap
unit kerja pengguna anggaran daerah yang selanjutnya disebut
Pemegang Kas dan Pembantu Pemegang Kas;
c. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani ikatan atau
perjanjian dengan pihak ketiga yang mengakibatkan pendapatan
dan pengeluaran APBD.
d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangi surat bukti dasar
pemungutan pendapatan daerah
Lampiran 2
DAFTAR PERTANYAAN
REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENGELUARAN KAS
7 Apakah cek yang diterbitkan untuk dicairkan oleh bank telah sesuai
SPM yang dimaksud dalam pertanyaan di atas?
Lampiran 3
DAFTAR PERTANYAAN
REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERN
AKTIVA TETAP
Lampiran 4
DAFTAR PERTANYAAN
REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERN
INVESTASI JANGKA PANJANG :
PERMANEN DAN NON PERMANEN
Lampiran 5
DAFTAR PERTANYAAN
REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERN
UTANG JANGKA PANJANG
Pickett, KH Spencer. The Internal Auditing Handbook. John Wiley & Sons
Inc. Edisi Kedua. West Sussex, England. 2003