Anda di halaman 1dari 68

DIKLAT PENJENJANGAN AUDITOR

PENGENDALI MUTU

KM
KODE MA : 2.330

KENDALI MUTU

2007
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

EDISI KEDUA

Kendali Mutu

Judul Modul

: Kendali Mutu

Penyusun

Bambang Surya Wirya, AK., M.B.A.


M Hassan, Ak., MAFIS

Pereviu

John Elim, Ak., M.B.A.

Perevisi Kedua

Drs. Edison, M.B.A.

Pereviu

Drs. Sura Peranginangin, M.B.A.

Editor

Riri Lestari, Ak

Dikeluarkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan


BPKP dalam rangka Diklat Sertifikasi JFA
Tingkat Penjenjangan Auditor Pengendali Mutu

Edisi Pertama

Tahun 2002

Edisi Kedua (Revisi Pertama)

Tahun 2007

ISBN 979-3873-28-0

Dilarang keras mengutip, menjiplak, atau menggandakan sebagian atau seluruh


isi modul ini, serta memperjualbelikan tanpa izin tertulis dari
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP

Pusdiklatwas BPKP - 2007

Kendali Mutu

Pusdiklatwas BPKP - 2007

Kendali Mutu

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................

ii

Daftar Isi............................

iii

BAB I

Pendahuluan...............................................

A.

Tujuan Pemelajaran Umum.............

B.

Tujuan Pemelajaran Khusus...................

C.

Deskripsi Singkat Struktur Modul...................

D.

Metodologi Pemelajaran..............

Kendali Mutu dalam Audit ..........

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)................

A.

Umum..............

B.

Mutu Laporan Audit........................................

C.

Sistem Kendali Mutu Unit Kerja Audit ....

D.

Karakteristik Sistem Kendali Mutu.......................................

15

Latihan Soal .......................

17

Formulir Kendali Mutu.........................................................

18

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)................

18

A.

Umum.....................

18

B.

Kegiatan Pengawasan...............................

19

C.

Formulir Kendali Mutu....

20

Tujuan Formulir Kendali Mutu......

24

Kelemahan Formulir Kendali Mutu.....................................................

35

Latihan Soal ........................

36

Daftar Singkatan/Istilah..........................................................................................................

iii

Lampiran-lampiran..............................

37

Daftar Pustaka..........................

61

Pusdiklatwas BPKP - 2007

ii

BAB II

BAB III

Kendali Mutu

DAFTAR SINGKATAN / ISTlLAH


NO. SINGKATAN

URAIAN

BPKP

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

APFP

Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah

PNS

Pegawai Negeri Sipil

KM

Kendali Mutu

UPKPT

Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan

PKPT

Program Kerja Pengawasan Tahunan

OP

Obyek Pengawasan

LHP

Laporan Hasil Pengawasan

RMP

Rencana Mulai Pengawasan

10

RPL

Rencana Penerbitan Laporan

11

KKP

Kertas Kerja Pengawasan

12

PP

Penugasan Pengawasan

13

TP

Temuan Audit

14

TP III/92

Daftar temuan pemeriksaan terbaru tahun 1992

15

TL

Tindak Lanjut

16

TPL

Temuan hasil Pengawasan yang ditindaklanjuti

17

AT

Anggota Tim

18

KT

Ketua Tim

19

PT

Pengendali Teknis

20

PM

Pengendali Mutu

21

JA

Jam Auditor

22

JALK

Jam Auditor Luar Kota

23

Juklak

Petunjuk pelaksanaan

24

Juknis

Petunjuk Teknis

25

BP

Belum mulai pengawasan

26

SP

Sedang dalam pelaksanaan pengawasan

Pusdiklatwas BPKP - 2007

iii

Kendali Mutu

27

DL 1

Sedang disusun Laporan oleh Ketua Tim

28

PL

Proses Pembicaraan Laporan dengan Pimpinan OP

29

DL 2

Konsep laporan sedang direviu oleh PT

30

DL 3

Konsep laporan sedang direviu oleh PM

31

DL 4

Konsep laporan sudah disetujui oleh PM

32

PG

Konsep laporan dalam proses penggandaan

33

Penugasan pengawasan dibatalkan, atau tidak sampai


diterbitkan laporan

34

Display Board

Papan pemantauan jadwal kerja

35

Inprocess Review

Evaluasi dilaksanakan pada saat kegiatan pengawasan sedang


berlangsung

36

Pending Matters

Peristiwa penting yang perlu diperhatikan lebih lanjut

37

Pre Memori

Sebagai catatan untuk diperhatikan

38

Review Meeting

Rapat evaluasi antara PM dengan Kepala/Pimpinan Unit


Organisasi

membahas

permasalahan

pengawasan

yang

dilakukan secara berkala


39

Review Sheet

Lembar evaluasi terhadap permasalahan dan penyelesaiannya


yang ada dalam LHP

40

Review Meeting Sheet

Lembar hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan oleh PM


dengan KepalaiPimpinan Unit Organisasi

41

Routing Slip

Pusdiklatwas BPKP - 2007

Lembar proses penyelesaian LHP

iv

Kendali Mutu

PENDAHULUAN

A.

Tujuan Pemelajaran Umum (TPU)


Modul ini disusun untuk memenuhi materi pemelajaran pada diklat sertifikasi penjejangan
pengendali mutu bagi pejabat fungsional auditor di lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP).
Tujuan pemelajaran umum dari modul ini adalah agar setelah mengikuti diklat ini peserta
diharapkan dapat memahami dan menerapkan kendali mutu dalam pelaksanaan audit.

B.

Tujuan Pemelajaran Khusus (TPK)


Setelah mengikuti diklat ini peserta diharapkan mampu:
1. memahami konsep kendali mutu dalam audit
2. mengetahui kendali mutu laporan audit
3. memahami sistem kendali mutu unit kerja audit
4. memahami karakteristik sistem kendali mutu
5. memahami formulir kendali mutu yang digunakan dalam audit
6. menggunakan formulir kendali mutu dalam audit

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

C.

Deskripsi Singkat Struktur Modul


Modul ini dirancang untuk membekali peserta dengan pengertian, pemahaman, dan
konsep-konsep kendali mutu dalam audit yang terdiri atas:
Bab I

Pendahuluan

Bab II

Kendali mutu dalam audit yang meliputi kendali mutu laporan audit, sistem
kendali mutu unit kerja audit, dan karakteristik sistem kendali mutu.

Bab III

Formulir kendali mutu, kegiatan pengawasan, serta uraian rinci tentang formulir
kendali mutu yang digunakan dalam audit.

D.

Metodologi Pemelajaran
Metodologi pemelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini menggunakan pendekatan
pemelajaran orang dewasa (andragogi). Dengan metode ini, peserta didorong untuk
berperan secara aktif dalam proses belajar di dalam kelas.
Metode pemelajaran ini menggunakan kombinasi proses belajar mengajar dengan cara:
pemaparan materi, tanya jawab, diskusi, dan pembahasan kasus.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

KENDALI MUTU DALAM AUDIT


Setelah mengikuti materi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kendali mutu laporan
audit, sistim kendali mutu unit kerja audit, dan karakteristik sistim kendali mutu.
A.

Umum
Dalam
merupakan
keberhasilan

era
bagian
suatu

informasi,

audit

penting

dari

pengambilan

keputusan. Kompleksnya transaksi dan


kegiatan menyebabkan para pengambil
keputusan tidak lagi mampu memahami
informasi dan data primer yang diperlukan
untuk

pengambilan

keputusan.

Oleh

karena itu, para pengambil keputusan


harus menggunakan informasi sekunder
yang telah disusun dalam bentuk berbagai laporan. Namun, timbul permasalahan mengenai
keandalan laporan, karena, umumnya, laporan disusun oleh pengelola yang berkepentingan
dengan baik buruknya kegiatan yang dilaporkannya. Dengan demikian, terdapat pertentangan
kepentingan antara pengguna laporan dengan penyusun laporan kegiatan.
Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomi
untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan
atau

kriteria

teoritis,

Pusdiklatwas BPKP- 2007

serta

mengomunikasikan

hasilnya

kepada

pihak-pihak

yang

Kendali Mutu

berkepentingan.1

Secara

sederhana,

adalah

pengecekan

audit
terhadap

suatu

asersi/pernyataan atau laporan


kegiatan yang dilakukan secara
independen.

Independensi

auditor merupakan faktor kritis


bagi dihasilkannya laporan audit
yang obyektif. Apapun opini
audit, sepanjang laporan audit tersebut dapat diyakini obyektivitasnya, akan memberikan
bantuan yang sangat berarti bagi pengambilan keputusan. Opini auditor yang menyatakan
menerima pernyataan manajemen atau pengelola, menunjukkan bahwa pengambil keputusan
dapat menggunakan laporan tersebut sebagai salah satu informasi dalam proses pengambilan
keputusan. Sebaliknya, opini auditor yang menyatakan menolak laporan manajemen,
menunjukkan bahwa sebaiknya pengambil keputusan mencari informasi alternatif sebagai dasar
pengambilan keputusannya.
Obyektivitas auditor bersumber pada independensi, namun independensi belumlah cukup
tanpa disertai dengan pemahaman auditor terhadap hakikat kegiatan atau transaksi yang
diauditnya. Oleh karena itu, sikap independen harus disertai dengan penguasaan pengetahuan
untuk memahami dan meletakkan permasalahan transaksi yang dijumpainya dengan tepat pada
konteksnya. Hal ini sering disebut sebagai profesionalisme. Ketiga sikap tersebut sangat
menentukan mutu hasil audit yang dihasilkan seorang auditor. Bab ini akan memuat uraian lebih
lanjut terhadap faktor-faktor yang menjadi penentu (determinant) dari mutu audit.
B.

Mutu Laporan Audit


Audit adalah pekerjaan yang unik, karena setiap penugasan audit maupun permasalahan

yang dijumpai dalam penugasan, selalu baru dan tidak pernah dijumpai sebelumnya. Oleh
1

Puslitbang Sistem Pengawasan BPKP, Klarifikasi Istilah Teknis Auditing di Lingkungan Pengawasan
Pemerintah Edisi Pertama, 2001, halaman 21.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

karena itu bagi orang awam mengukur mutu suatu audit adalah sesuatu yang sulit untuk
dilakukan. Demikian sulitnya, bahkan para pengguna jasa audit sekalipun tetap sulit untuk
melakukan pengukuran terhadap mutu audit. Hanya orang-orang yang telah menjalani pelatihan
dan menjalankan praktek audit dengan benar yang mampu mengukur keberhasilan suatu audit.
Mutu laporan audit hanya dapat diyakinkan jika
informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk
pengambilan

keputusan.

Namun,

keberhasilan

pengambilan keputusan tidak dapat disandarkan hanya


pada informasi tersebut saja. Terdapat informasiinformasi lain yang perlu dipertimbangkan, seperti
dinamika lingkungan dan intuisi pengambilan keputusan
yang turut berpengaruh pada keberhasilan pengambilan
keputusan. Audit dikatakan bermutu jika para pengguna
laporan merasa puas dengan informasi yang diperoleh dari laporan audit itu. Oleh karena itu,
mutu audit harus dijaga dengan cara menegakkan tanggung jawab profesi auditor terhadap
pengguna jasanya.
Untuk melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, ikatan profesi auditor mempunyai
beberapa alat dan metode untuk mengendalikan mutu audit. Pelaksanaan tanggung jawab
profesional ini merupakan dasar dari adanya profesi auditor sehingga keberadaannya dalam
masyarakat dapat tetap dipertahankan. Alat-alat dan metode tersebut antara lain adalah:
1.

Penetapan Standar Audit,

2.

Penetapan Kode Etik Auditor,

3.

Penetapan Auditor sebagai Profesi,

4.

Penetapan Metode Supervisi dan Reviu dalam Audit.

1.

Standar Audit
Pengukuran mutu audit sangat sulit bagi orang awam sehingga profesi auditor perlu

menerbitkan standar audit yang berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu audit, dan berkaitan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

tidak hanya dengan mutu profesional auditor namun juga


berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam
pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya.2 Standar ini akan
memudahkan para pengguna jasa audit dalam memilih auditor,
karena setiap auditor akan melakukan hal yang sama untuk
permasalahan yang sama. Dengan kata lain, standar audit
adalah bukti pengakuan profesi akan kepentingan pengguna jasa
sehingga audit harus dilaksanakan hanya oleh orang tertentu dan dengan cara tertentu agar
dicapai mutu yang diperlukan oleh pengguna jasa.
Contoh penghargaan pada kepentingan pengguna jasa ini misalnya, dipersyaratkannya,
oleh Standar Audit Independen (Generally Accepted Auditing Standards), bahwa audit hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang memang telah memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup
sebagai auditor, mampu bekerja secara obyektif dan menggunakan kemahiran profesionalnya
secara hati-hati. Institute of Internal Auditor (IA) menyaratkan independensi dan kemampuan
profesional sebagai standar umum nomor 1 dan nomor 2. Sementara itu untuk lingkup BPK-RI,
SAP standar umum pertama menyatakan: "Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus
secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan".
Demikian juga tata cara pelaksanaan audit. Standar audit mengatur secara ketat
bagaimana audit harus dilakukan. Kalimat dalam laporan audit yang berbunyi: "Audit kami
lakukan sesuai dengan standar audit yang lazim, oleh karenanya meliputi..." merupakan
cerminan betapa pekerjaan audit dilakukan dengan derajat pengaturan yang tinggi. Dengan
demikian tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa standar audit adalah ukuran mutu
pekerjaan auditor.
2.

Kode Etik Auditor


Walaupun sudah terdapat standar yang merupakan bukti pengakuan kepentingan

masyarakat oleh profesi, dan sekaligus merupakan prasyarat suatu profesi, belum dapat dijamin
2

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, SA Seksi 150, halaman 150.1,
Salemba Empat, 2001.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

bahwa setiap anggota profesi akan melaksanakannya secara 100 persen. Terdapat banyak
alasan seperti persaingan dan keteledoran yang membuat anggota profesi menomor duakan
standar. Sebagai profesi, yang daya hidupnya amat tergantung dari penerimaan masyarakat
yang awam terhadap pelaksanaan jasa profesi, ketaatan terhadap standar sebagai satu-satunya
ukuran mutu adalah hal yang tidak dapat ditawar. Oleh karena itu, untuk lebih memaksakan
ketaatan pada standar, profesi auditor menerbitkan aturan perilaku (kode etik). Kode etik ini
mengatur pola hubungan antara auditor dengan pengguna jasanya dan juga koleganya,
sehingga banyak membantu menghilangkan kendala yang menghalangi kepatuhan auditor
terhadap standar.
3.

Auditor adalah Profesi


Untuk

menjadi auditor diperlukan keahlian dan

pengalaman kerja tersupervisi. Untuk tetap menjaga agar


dapat memberikan jasa dengan mutu seperti digariskan
standar harus diikuti berbagai prosedur kendali mutu seperti
pendidikan profesi lanjutan, pelatihan, dan sertifikasi. Selain
itu, jasa yang diberikan oleh auditor tadi haruslah merupakan
hasil dari pembelajaran, pelatihan, dan pengalaman serta
diluar kemampuan pengetahuan orang kebanyakan.
Jadi auditor, sebagai seorang profesional sejati, harus mempunyai atribut tertentu yang
menjadikannya berbeda dari orang kebanyakan. Auditor merupakan pribadi-pribadi yang mampu
bekerja mandiri. Kemampuan mereka untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dijumpai
dalam penugasan adalah hasil pembelajaran yang panjang dan tempaan pengalaman lapangan
yang luas.
4.

Supervisi dan Reviu dalam Audit


Penetapan auditor sebagai suatu profesi membawa konsekuensi bahwa auditor harus

bekerja dengan supervisi yang minimum. Akan tetapi pengakuan bahwa pengalaman memegang
peran sangat penting dalam pembinaan profesi, membawa konsekuensi adanya pengakuan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

senioritas dalam audit. Oleh karena itu, fungsi supervisi dan reviu diperlukan dalam rangka
pelaksanaan standar.
Dalam

penugasan

audit,

terdapat

penjenjangan senioritas auditor dengan harapan


dicapai suatu efisiensi dalam audit. Untuk
masalah-masalah rutin audit, yang merupakan
volume terbesar dalam audit, diharapkan dapat
diselesaikan oleh anggota tim dan ketua tim yang
merupakan

lapisan

yunior

dalam

suatu

penugasan audit. Untuk hal-hal yang sifatnya luar


biasa, penyelesaiannya akan diserahkan kepada pengawas atau penanggung jawab, tergantung
derajat ketidak-biasaannya. Dalam urutan senioritas fungsi, yang lebih tinggi akan menjadi
tempat bertanya bagi lapisan-lapisan fungsi di bawahnya.
Terhadap hal yang mengandung risiko audit yang besar, dalam fungsi audit independen
dikenal pula prosedur partner reviu. Partner reviu ini adalah reviu atas materi audit oleh partner
selain yang melaksanakan penugasan. Partner reviu biasanya dilakukan terhadap penugasan
audit terhadap perusahaan-perusahaan publik. Karena pengguna laporannya sangat luas audit
demikian dipandang mengandung risiko audit yang lebih besar.
Secara periodik terhadap institusi dan firma audit dilakukan peer reviu. Peer reviu adalah
reviu terhadap prosedur audit yang dilaksanakan oleh institusi audit yang sejenis. Tujuan dari
peer reviu adalah untuk melihat ketaatan institusi audit terhadap standar audit. Karena yang
mengerti audit hanya profesi audit, maka peer reviu merupakan prosedur paling tepat untuk
menetapkan kesesuaian audit terhadap standar.
C.

Sistem Kendali Mutu Unit Kerja Audit


Dalam upaya menjalankan setiap ketentuan yang diatur oleh standar audit, auditor

bertanggung jawab untuk mematuhi setiap turunan standar audit. Turunan standar ini dapat
berbentuk pernyataan standar, interpretasi atau pedoman audit khusus. Dalam pemenuhan
tanggung jawab tersebut, institusi audit wajib mempertimbangkan integritas stafnya dalam

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

menegakkan tanggung jawab profesionalnya. Harus terdapat keyakinan bahwa setiap staf
institusi audit kompeten secara profesional, objektif, dan akan menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care). Oleh karena itu, institusi
audit harus menerapkan sistem kendali mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang
kesesuaian penugasan profesional dengan pedoman-pedoman yang ada.
Setiap institusi audit wajib menerapkan sistem kendali mutu dan menjelaskan unsur-unsur
kendali mutu dan hal-hal yang terkait dengan implementasi secara efektif sistem tersebut.
Kendali mutu institusi audit, sebagaimana tersebut di atas, harus diterapkan pada semua jasa
audit, atestasi, akuntansi dan reviu, yang masing-masing standarnya telah ditetapkan.
Untuk memudahkan penetapan sistem kendali mutu, organisasi profesi biasanya telah
menetapkan masalah-masalah kritis yang langsung berpengaruh pada kemampuan institusi audit
dalam memenuhi ketentuan standar. AICPA, dan kemudian diadopsi juga oleh IAI, dan di
lingkungan auditor pemerintah diputuskan melalui Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: S841/K/1996, mengidentifikasi 9 unsur yang membentuk sistem kendali mutu audit. Institusi audit
wajib mempertimbangkan setiap unsur kendali mutu yang dibahas berikut ini, sejauh diterapkan
dalam praktiknya, dalam menetapkan kebijakan dan prosedur kendali mutunya.
Unsur-unsur kendali mutu berhubungan
satu sama lain, sehingga kelemahan pada
suatu unsur berpengaruh pada unsur yang
lain dan sebaliknya. Hal ini misalnya, metode
penugasan staf institusi audit memengaruhi
metode

pelatihannya.

Metode

pelatihan

memengaruhi kebijakan promosinya. Metode pelatihan dan promosi memengaruhi kebijakan


supervisi. Praktik supervisi memengaruhi kebijakan pelatihan dan promosi, dan seterusnya.
Kesembilan unsur tersebut dibahas dalam paragraf-paragraf berikut:
1.

Independensi
Independensi mengharuskan setiap personil yang terlibat dalam suatu penugasan agar

memenuhi persyaratan independensi yang diharuskan. AICPA mengharuskan independensi

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

diukur berdasarkan the AICPA Code of Professional Ethics. Aparat Fungsional Auditor
Pemerintah (APFP) diharuskan memberikan keyakinan yang memadai bahwa pada setiap lapis
organisasi APFP, semua personilnya mempertahankan independensi sebagaimana diatur dalam
Aturan Perilaku Pemeriksa BPKP Tahun 1993 dan Aturan Perilaku Pegawai BPKP Tahun 1994
serta Kode Etik Akuntan Indonesia. Secara rinci, aturan perilaku Pemeriksaan BPKP Tahun 1993
dan Aturan Perilaku Pegawai BPKP Tahun 1994, memuat contoh-contoh penerapan yang
berlaku. The Institute of Internal Auditors (the IIA) menyatakan bahwa auditor adalah independen
jika mereka dapat melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif. Dengan independensi
auditor akan mampu memberikan pertimbangan profesional dengan tidak memihak dan tidak
bias bagi pelaksanaan audit yang tepat. Independensi ini dapat dicapai melalui status organisasi
dan obyektivitas.
Agar independen, status organisasi departemen audit internal harus cukup tinggi sehingga
memungkinkan untuk mencapai tanggung jawab auditnya. Dukungan manajemen puncak serta
tersedianya jalur komunikasi langsung dengan manajemen puncak merupakan bukti kecukupan
status

organisasi

departemen

audit

internal.

Jalur

komunikasi

diperlukan

untuk

mengomunikasikan rencana, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan audit internal untuk


mendapatkan perhatian bagi penyempurnaan kendali intern organisasi. Obyektivitas adalah sikap
mental yang harus dijaga oleh internal auditor dalam pelaksanaan auditnya. Obyektivitas
mengharuskan internal auditor untuk melaksanakan audit dengan cara sedemikian sehingga
auditor mempunyai keyakinan terhadap kebenaran hasil kerjanya dan tidak berkompromi
terhadap mutu yang signifikan. Ukuran obyektivitas adalah bahwa auditor tidak berada dalam
suatu kondisi di mana mereka tidak mampu membuat pertimbangan profesional secara obyektif.
2.

Penugasan Personel
Harus terdapat prosedur yang dapat
memberikan

keyakinan

memadai

bahwa

penugasan akan dilaksanakan oleh auditor


yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian
teknis untuk penugasan tersebut. Kemampuan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

10

Kendali Mutu

profesional merupakan tanggung jawab pejabat penanggung jawab audit pada institusi audit.
Pejabat ini harus meyakinkan bahwa personil yang ditugaskan dalam suatu audit secara kolektif
memiliki pengetahuan, ketrampilan dan disiplin yang diperlukan untuk melaksanakan audit
secara tepat. Harus ditetapkan suatu kriteria yang cocok terhadap pendidikan dan pengalaman
untuk setiap posisi dalam penugasan audit, sejalan dengan luas lingkup pekerjaan dan tingkatan
tanggung jawab yang diemban.
Dalam proses penugasan personil, sifat dan lingkup supervisi harus dipertimbangkan.
Umumnya, apabila personil yang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman, maka supervisi
secara langsung terhadap personil tersebut, semakin tidak diperlukan.
3.

Konsultasi
Jika

staf

atau

tim

audit

menghadapi masalah teknis, maka


harus

terdapat

prosedur

yang

meyakinkan bahwa tim audit akan


mendapat bimbingan dari orang lain
yang lebih mampu. Prosedur ini secara
keseluruhan memberikan keyakinan
yang memadai bahwa personil akan memeroleh informasi yang memadai, sesuai yang
dibutuhkan, dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan
(judgement) yang memadai. Prosedur yang biasa dijalankan adalah bahwa penanggung jawab
audit atau pimpinan institusi audit, menyediakan waktu bagi staf/tim audit untuk berkonsultasi dan
harus menyetujui seluruh penugasan sebelum penyelesaian suatu audit dilakukan.
Sifat konsultasi akan tergantung atas beberapa faktor, antara lain ukuran institusi audit dan
tingkat pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf pelaksana
penugasan.
3.

Supervisi
Supervisi adalah suatu metode untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa

Pusdiklatwas BPKP- 2007

11

Kendali Mutu

pelaksanaan penugasan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh institusi audit. Supervisi
dalam audit merupakan proses yang melekat pada seluruh tahapan audit yang dimulai dari saat
perencanaan, dan berlanjut pada keseluruhan pelaksanaan audit, evaluasi, pelaporan dan tindak
lanjut. Secara garis besar supervisi harus mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Meyakinkan bahwa auditor yang ditugaskan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan dalam penugasan.
b. Memberikan instruksi yang tepat selama perencanaan audit dan menyetujui program audit.
c. Meyakinkan bahwa audit program yang telah disetujui dilaksanakan, terkecuali terdapat
perubahan yang telah diperiksa dan disetujui.
d. Menetapkan bahwa kertas kerja audit (KKA) dibuat sedemikian hingga cukup mendukung
temuan audit, kesimpulan audit dan laporan audit.
e. Meyakinkan bahwa laporan audit akurat, obyektif, jelas, langsung pada permasalahan,
bernada konstruktif dan disajikan tepat waktu.
f.

Meyakinkan bahwa tujuan audit tercapai.

g. Membuka kesempatan bagi pengembangan pengetahuan dan ketrampilan auditor.


Lingkup supervisi dan reviu yang sesuai pada suatu kondisi tertentu, tergantung atas beberapa
faktor, antara lain kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana penugasan, dan lingkup
konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan.
4.

Rekrutmen (Hiring)
Rekrutmen

terkait

dengan

masalah

penerimaan anggota baru di lingkungan institusi


audit. Harus terdapat prosedur yang secara
memadai meyakinkan bahwa seluruh personil
baru

mempunyai

kemampuan

untuk

melaksanakan pekerjaan secara kompeten.


Seluruh personil yang dipertimbangkan untuk

Pusdiklatwas BPKP- 2007

12

Kendali Mutu

direkrut harus melalui suatu wawancara. Persetujuan pengangkatan juga harus diberikan oleh
pejabat yang membawahi urusan personil dan pejabat yang membawahi urusan teknis dimana
personil baru tersebut akan ditempatkan.
Manajemen personalia institusi audit harus menetapkan suatu program bagi pemilihan dan
pengembangan sumber daya manusia agar tetap mampu mengatasi risiko penugasan yang
dihadapinya. Beberapa cara dapat dijalankan misalnya, dengan menetapkan program yang
meyakinkan dapat digunakan untuk:
a. Mengembangkan uraian tugas secara tertulis bagi setiap tingkatan jabatan dalam institusi
audit.
b. Memilih individual dengan kompetensi dan kualifikasi yang tepat.
c. Mengembangkan pelatihan dan menyediakan kesempatan bagi dilaksanakannya pendidikan
profesi berkelanjutan bagi setiap auditornya.
d. Menilai kinerja setiap auditor paling tidak setahun sekali.
e. Menyediakan bimbingan (counseling) bagi setiap auditor mengenai kinerja dan
pengembangan profesionalnya.

5.

Pengembangan Profesional
Auditor

bertanggung

jawab

terhadap

kelanjutan

pendidikannya agar dapat tetap memelihara kemampuan


profesionalnya. Auditor harus tetap mengikuti perkembangan
terkini atas standar, prosedur dan teknik audit. Pendidikan
berkelanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan dan
partisipasi dalam masyarakat profesional, menghadiri seminar,
konferensi, kuliah dan program pelatihan intern, serta
berpartisipasi dalam proyek-proyek riset. Prosedur yang biasa dijalankan oleh institusi audit
untuk melaksanakan persyaratan ini biasanya mengharuskan seorang auditor untuk
mengumpulkan 40 jam pendidikan profesi lanjutan ditambah beberapa jam tambahan yang

Pusdiklatwas BPKP- 2007

13

Kendali Mutu

direkomendasikan oleh pejabat yang bertanggung jawab terhadap masalah personil. Untuk
mengantisipasi terbenturnya jadwal kerja auditor dan ketersediaan topik pendidikan profesi pada
suatu saat, angka 40 jam diperbolehkan untuk dilaksanakan secara kumulatif selama 3 tahun
yaitu sebanyak 120 jam.
Hasil akhir dari pengembangan profesional adalah diperolehnya keyakinan yang memadai
bahwa personil memiliki pengetahuan yang memadai sehingga memungkinkan mereka
memenuhi tanggung jawabnya.
6.

Promosi (Advancement)
Prosedur promosi di lingkungan institusi audit

harus memberikan keyakinan memadai bahwa semua


personil yang terseleksi untuk promosi memiliki
kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk lapis tanggung
jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personil akan
berakibat terhadap mutu pekerjaan institusi audit.
Kualifikasi personil yang terseleksi untuk promosi harus
mencakup:

karakter,

intelegensi,

pertimbangan

(judgement), dan motivasi, sekalipun tidak terbatas pada


keempat hal tersebut.
Prosedur dasar yang harus dilakukan sebuah institusi audit adalah menilai kinerja
individual pada setiap penugasan dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu
bentuk formulir standar untuk evaluasi dapat dikembangkan secara intern sehingga seluruh
aspek auditor yang ingin dinilai dapat diperoleh dengan tepat dan akurat. Hasil penilaian ini
merupakan dasar bagi setiap promosi dan alih tugas yang dilakukan institusi audit.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

14

Kendali Mutu

7.

Penerimaan dan Retensi Klien


Prosedur penerimaan dan retensi klien harus
memberikan keyakinan memadai bahwa institusi audit
tidak dihadapkan pada risiko yang lebih besar dari risiko
penugasan yang dapat diterima. Seluruh klien dan calon
klien harus dinilai untuk meminimalkan risiko disangkut
pautkannya institusi audit dengan integritas manajemen

klien yang buruk. Institusi audit dapat mengembangkan, secara internal, formulir untuk
melakukan penilaian klien, menghubungi auditor sebelumnya untuk minta komentar dan
pendapat mengenai penggantian auditor.
8.

Inspeksi
Prosedur

inspeksi

digunakan

untuk

memberikan

keyakinan yang memadai bahwa prosedur yang berhubungan


dengan unsur-unsur kendali mutu, seperti tersebut pada butir 1
sampai dengan butir 8, telah diterapkan secara efektif.
Prosedur inspeksi dapat dirancang dan dilaksanakan oleh
individu yang bertindak mewakili kepentingan manajemen
institusi audit. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan
tergantung kepada kendali yang ditetapkan oleh institusi audit
dan penetapan tanggung jawab di institusi audit untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur
kendali mutunya. Biasanya akan ditunjuk seorang eksekutif yang bertindak sebagai pejabat
pengendali mutu yang, paling tidak setahun sekali, akan melakukan reviu terhadap kepatuhan
institusi terhadap prosedur-prosedur kendali mutu.
D.

Karakteristik Sistem Kendali Mutu


Sistem kendali mutu institusi audit mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur

yang disusun untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian penugasan profesional

Pusdiklatwas BPKP- 2007

15

Kendali Mutu

dengan pedoman-pedoman yang berlaku. Sistem kendali mutu harus komprehensif dan harus
dirancang selaras dengan tipe dan struktur organisasi institusi audit. Setiap sistem kendali mutu
memiliki keterbatasan bawaan yang dapat berpengaruh terhadap efektivitasnya. Perbedaan
kinerja antar staf dan pemahaman persyaratan profesional, dapat memengaruhi tingkat
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur kendali mutu yang kemudian memengaruhi
efektivitas sistem tersebut.
Sifat dan lingkup kebijakan dan prosedur kendali mutu yang ditetapkan oleh suatu institusi
audit tergantung pada berbagai faktor, antara lain ukuran institusi audit, tingkat pendelegasian
kewenangan yang diberikan kepada stafnya dan unit-unit kerja di bawahnya, serta pertimbangan
biaya-manfaat. Institusi audit perlu menetapkan hubungan tanggung jawab kepada personilnya
agar kebijakan dan prosedur kendali mutunya dapat dilaksanakan secara efektif. Dalam
penetapan hubungan tanggung jawab, hal-hal yang perlu mendapatkan pertimbangan memadai
adalah kompetensi individu, penetapan wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.
Institusi

audit

wajib

mengomunikasikan kebijakan dan


prosedur kendali mutu kepada
personilnya dengan suatu cara yang
akan

memberikan

keyakinan

memadai bahwa kebijakan dan


prosedur tersebut dapat dipahami.
Bentuk dan lingkup komunikasi
tersebut harus cukup komprehensif
sehingga komunikasi tersebut dapat memberikan umpan balik informasi mengenai penerimaan
para staf terhadap kebijakan dan prosedur kendali mutu yang digunakan. Pada umumnya,
komunikasi akan lebih baik apabila dilakukan secara tertulis, namun efektivitas sistem kendali
mutu suatu institusi audit tidak terpengaruh oleh ketiadaan dokumentasi kebijakan dan prosedur
kendali mutu yang ditetapkan. Ukuran, struktur, dan sifat praktik institusi audit harus
dipertimbangkan dalam menentukan apakah dokumentasi kebijakan dan prosedur kendali mutu
diperlukan dan, jika diperlukan, seberapa luas dokumentasi tersebut harus dilaksanakan.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

16

Kendali Mutu

Umumnya, dokumentasi kebijakan dan prosedur kendali mutu pada institusi audit besar akan
lebih luas cakupannya dibandingkan dengan dokumentasi pada institusi audit yang kecil.
Institusi audit harus memantau efektivitas sistem kendali mutunya secara rutin dengan
mengevaluasi kebijakan dan prosedur, penetapan tanggung jawab dan komunikasinya. Ukuran,
struktur dan sifat praktik institusi audit memengaruhi keterbatasan dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh fungsi pemantauan. Tersirat dalam fungsi pemantauan adalah perubahan rutin
terhadap kebijakan dan prosedur, penetapan tanggung jawab, dan bentuk serta lingkup
komunikasi karena adanya perubahan standar audit. Inspeksi yang merupakan salah satu unsur
kendali mutu, termasuk dalam kegiatan pemantauan, namun kegiatan pemantauan tidak terbatas
pada inspeksi saja.
Latihan Soal
1. Sebutkan dan jelaskan masing-masing unsur-unsur kendali mutu laporan audit!
2. Sebutkan dan jelaskan masing-masing unsur-unsur kendali mutu pada organisasi audit!
3. Jelaskan karakteristik sistem kendali mutu!
4. Jika anda ditunjuk sebagai pejabat pengelola personil, persyaratan apa saja yang anda akan
buat untuk meyakinkan bahwa anda mendapat personil yang diinginkan?
5. Jika anda sebagai pengelola/pimpinan insititusi audit, bagaimana menciptakan suatu kendali
mutu audit yang baik?

Pusdiklatwas BPKP- 2007

17

Kendali Mutu

FORMULIR KENDALl MUTU


Setelah mengikuti materi ini diharapkan para peserta akan dapat menjelaskan dan
menggunakan formulir kendali mutu yang digunakan dalam audit
A.

Umum
Agar kegiatan pengawasan dapat dilaksanakan dengan lancar, terarah, dan dapat diikuti

perkembangannya diperlukan suatu kendali. Hasil kegiatan kendali dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan menentukan tindakan koreksi yang akan dilakukan terhadap perencanaan
dan pelaksanaan pengawasan, baik untuk periode yang sedang berjalan maupun periode
berikutnya, dengan demikian pelaksanaan pengawasan dapat dilaksanakan dengan semakin
baik dari hari ke hari.
Salah

satu

media

kendali

pengawasan yang penting adalah


formulir kendali mutu (KM). Formulir
KM menunjukkan secara jelas tingkat
tanggung jawab pejabat struktural dan
pejabat fungsional auditor. Formulir ini,
yang dirinci dalam sub unsur kegiatan
pengawasan dan pengembangan profesi, harus diisi dengan benar dan disampaikan tepat waktu
kepada pejabat yang berhak menerima dan bertanggung jawab atas pencapaian sasaran
pengawasan dan pengembangan profesi.
Di samping itu, melalui formulir kendali mutu juga dihasilkan informasi untuk digunakan
sebagai bahan penilaian angka kredit auditor dalam hubungannya dengan Jabatan Fungsional

Pusdiklatwas BPKP- 2007

18

Kendali Mutu

Auditor.
Pada bagian ini akan diuraikan kendali pengawasan dengan menggunakan formulir kendali
mutu yang digunakan pada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sesuai dengan
Surat Edaran Kepala BPKP No: SE 448/K/1990 tanggal 11 September 1990 tentang Formulir
Kendali Mutu dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan, terkait dengan penggunaan istilah
pengawasan yang berkembang sampai saat ini, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996 tanggal 2 Mei 1996.
B.

Kegiatan Pengawasan
Kegiatan Pengawasan meliputi sub unsur yang mencakup 44 butir kegiatan pengawasan

sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19/1996
tanggal 2 Mei 1996, tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, pasal 7 ayat (1)
dan (2). Dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dikenal beberapa macam istilah, antara lain
Sub Unsur Kegiatan Pengawasan dan Obyek Pengawasan. Sub Unsur Kegiatan Pengawasan
adalah kegiatan yang mengacu kepada 44 butir kegiatan pengawasan, sedangkan Obyek
Pengawasan adalah besaran spesifik yang dilakukan dalam hubungannya dengan pelaksanaan
pengawasan.
Perbedaan antara Sub Unsur Kegiatan Pengawasan dan Obyek Pengawasan,
Pengembangan Profesi dan Tema Pengembangan Profesi dapat dilihat dalam contoh berikut:
Sub Unsur Kegiatan Pengawasan dan
Pengembangan Profesi

Obyek Pengawasan dan Tema


Pengembangan Profesi
Obyek Pengawasan

Sub Unsur Kegiatan Pengawasan


Audit Akuntan
Perumusan Kebij. Pengawasan dan

Kebijakan lainnya

Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan


(Juklak) dan/atau Petunjuk Teknis
(Juknis) Pengawasan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

BBD Cabang Kendal


Besarnya sampling audit untuk
proyek Bangdes
Petunjuk Pelaksanaan Sertifikasi Jabatan
Fungsional Auditor

19

Kendali Mutu

Pengembangan Profesi
Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)
-

Tema Pengembangan Profesi


Tindak Pidana Korupsi dan Aspek
-

Teknik Audit Sampling

Auditor diharapkan untuk selalu menjaga mutu profesionalitas dalam bekerja. Untuk itu,
auditor diwajibkan melaksanakan kegiatan pengembangan profesi. Kegiatan ini sifatnya wajib,
jadi perlu direncanakan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam rencana kegiatan tahunan.
C.

Formulir Kendali Mutu


Institusi audit harus merumuskan
kebijakan dan prosedur kendali mutu
mengenai penugasan personil untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa
penugasan akan dilaksanakan oleh
pejabat fungsional auditor yang memiliki
tingkat pelatihan dan keahlian teknis
untuk

penugasan

tersebut.

Dalam

proses penugasan personil, sifat dan lingkup supervisi harus dipertimbangkan. Umumnya,
apabila personil yang ditugaskan semakin cakap dan berpengalaman, supervisi secara langsung
terhadap personil tersebut, semakin tidak diperlukan.
Institusi audit harus mempertimbangkan perumusan kebijakan untuk mencapai tujuan,
sejauh tujuan tersebut dapat diterapkan dalam praktik. Di bawah ini adalah contoh prosedur yang
dirancang untuk dapat mengimplementasikan kebijakan yang mengikuti setiap tujuan, walaupun
prosedur yang ditetapkan oleh institusi audit tidak harus mencakup semua contoh tersebut atau
juga tidak harus dibatasi hanya pada contoh tersebut.
1.

Jelaskan pendekatan yang digunakan oleh institusi audit dalam penugasan personil,
termasuk perencanaan kebutuhan untuk institusi audit secara keseluruhan, sebagaimana
dituangkan dalam KM1 dan KM2, dan ukuran yang diterapkan untuk mencapai

Pusdiklatwas BPKP- 2007

20

Kendali Mutu

keseimbangan antara kebutuhan, keahlian, pengembangan, dan pemanfaatan personil


dalam pelaksanaan penugasan.
a. Rencanakan penugasan pengawasan dan pengembangan profesi yang disusun
berdasarkan susunan tim auditor yang dalam pelaksanaannya masih dimungkinkan
untuk direvisi, sehingga pimpinan unit organisasi dapat secara langsung mengetahui
rencana kegiatan, rencana pemakaian jam efektif, dan rencana perolehan angka kredit
setiap auditor dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
b. Susun secara realistis KM 1 perencanaan kegiatan pengawasan dan pengembangan
profesi dengan memerhatikan sumber daya yang dimiliki masing-masing unit
organisasi yang meliputi sumber daya manusia, dana, dan jam yang tersedia. Di
samping itu juga diperhatikan urutan prioritas yang digariskan oleh pemerintah,
pimpinan institusi, dan deputi terkait. Apabila prioritas tersebut telah dipenuhi
sedangkan unit organisasi yang bersangkutan masih memiliki sumber daya maka
dapat diusulkan obyek pengawasan menurut prioritas setempat dan dituangkan dalam
Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan (UPKPT).
c. Informasikan kepada para auditor yang akan melaksanakan tugas pengawasan dan
pengembangan profesi pada awal tahun anggaran, dengan demikian, masing-masing
auditor dapat mengetahui rencana kegiatan, rencana pemakaian jam efektif, dan
rencana perolehan angka kredit selama satu tahun anggaran dengan jelas.
d. Hindari pencantuman pre memori (tidak pasti), dengan demikian ada kepastian bagi
setiap auditor dalam mengantisipasi pelaksanaan penugasan dan perolehan angka
kredit, jika terdapat penugasan khusus, misalnya audit khusus, pelaksanaannya dapat
menggeser kegiatan prioritas yang lebih rendah.
e. Pertimbangkan faktor-faktor berikut ini untuk mencapai keseimbangan antara
kebutuhan, keahlian, pengembangan, dan pemanfaatan personil dalam pelaksanaan
penugasan.
(i) Ukuran dan kompleksitas penugasan.
(ii) Ketersediaan personil.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

21

Kendali Mutu

(iii) Keahlian khusus yang dibutuhkan.


(iv) Waktu pelaksanaan pekerjaan.
(v) Rotasi personil secara berkelanjutan dan periodik.
(vi) Kesempatan untuk pelatihan selama penugasan (on-the-job training).
2.

Tunjuk satu atau lebih personil yang tepat untuk bertanggung jawab dalam penugasan
personil.
a. Tuangkan hal-hal tersebut dibawah ini dalam KM 3 dan KM 4.
b. Pertimbangkan hal-hal berikut ini dalam proses penugasan personil:
(i) Kebutuhan personil dan pengaturan waktu pelaksanaan penugasan tertentu.
(ii) Evaluasi kualifikasi personil, yaitu mengenai pengalaman, posisi, latar belakang
dan keahlian khusus personil.
(iii) Supervisi terencana dan keterlibatan personal supervisor.
(iv) Proyeksi ketersediaan waktu individu yang ditugasi (KM3).
(v) Situasi yang memungkinkan terjadinya masalah independensi dan benturan
kepentingan, seperti penugasan personil ke obrik tertentu yang memiliki hubungan
keluarga tertentu dengannya.
c. Pertimbangkan, dalam penugasan personil, aspek keberlanjutan kerja dan rotasi
sehingga memungkinkan penugasan dilaksanakan seefisien

mungkin dan

memungkinkan personil lain dengan pengalaman dan latar belakang yang berbeda,
memberikan perspektif baru dalam pelaksanaan penugasan.
3.

Selenggarakan pengesahan penjadwalan waktu pelaksanaan dan kebutuhan personil


untuk penugasan, oleh personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksaaaan
penugasan tersebut (KM3 & KM4).
a. Ajukan kepada personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penugasan
tersebut, jika dianggap perlu, untuk mereviu dan mengesahkan nama dan kualifikasi

Pusdiklatwas BPKP- 2007

22

Kendali Mutu

personil yang ditugasi dalam pelaksanaan.


b. Pertimbangkan pengalaman dan pelatihan staf pelaksana penugasan dalam kaitannya
dengan kompleksitas atau persyaratan lain penugasan, dan lingkup supervisi yang
akan diberikan.
c. Siapkan surat tugas untuk obrik yang bersangkutan.
Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BPKP No: SE 448/K/1990 tanggal 11 September
1990 tentang Formulir Kendali Mutu, formulir kendali mutu bagi kegiatan pengawasan terdiri atas
12 (dua belas) formulir kendali mutu (KM) dan dilengkapi dengan petunjuk pengisiannya. Pada
bagian ini diuraikan ke-12 macam formulir KM tersebut dengan penyesuaian diperlukan dalam
penerapannya pada organisasi pengawasan sesuai perkembangan sekarang. Berurutan formulir
kendali mutu adalah:
1.

Rencana Pengawasan 20. dilihat dari segi auditor (Formulir KM 1);

2.

Rencana Pengawasan 20. dilihat dari segi obyek pengawasan (Formulir KM2);

3.

Anggaran Waktu Pengawasan (hari pengawasan) per penugasan pengawasan (Formulir


KM 3 dan KM 3A);

4.

Kartu Penugasan (Formulir KM 4);

5.

Laporan Mingguan (perbandingan rencana dan realisasi pekerjaan per auditor) (Formulir
KM 5);

6.

Daftar Analisis Tugas-Tugas Mingguan yang dibuat bulanan dengan membandingkan


secara bertahap setiap minggu anggaran waktu hari pengawasan produktif dan
realisasinya (Formulir KM 6 dan Formulir KM 6 A).

7.

Daftar Rincian Pemakaian Hari Kerja yang disusun untuk semua auditor setiap bulan
(Formulir KM 7);

8.

Laporan Pengawasan Pelaksanaan Pengawasan (Formulir KM 8);

9.

Format Program Pengawasan (Formulir KM 9);

10.

Daftar Pengujian Akhir / Check List (Formulir KM 10);

Pusdiklatwas BPKP- 2007

23

Kendali Mutu

11.

Pengendali RMP dan RPL (Formulir KM 11);

12.

Laporan Rencana dan Realisasi Mingguan RMP/RPL (Formulir KM 12);

D.

Tujuan Formulir Kendali Mutu


Dengan diselenggarakannya kendali melalui formulir kendali mutu ini, diharapkan disiplin

dan mutu kerja para pejabat struktural dan pejabat fungsional auditor semakin meningkat.
Dengan demikian perlu ditegaskan kembali bahwa pengisian formulir KM tidak boleh hanya
sekedar formalitas, tetapi harus dihayati dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar
fungsinya sebagai alat kendali dapat dicapai secara optimal.
1.

Rencana Pengawasan Tahun Anggaran 20 dari Segi Auditor (KM 1)


Formulir KM 1 merupakan
rencana

penugasan

pengawasan

dan

pengembangan
berdasarkan
auditor

profesi
susunan

yang

dalam

pelaksanaannya
mungkin

tim
masih

direvisi.

Dengan

formulir KM 1, pimpinan unit


organisasi dapat secara langsung mengetahui rencana kegiatan, rencana pemakaian jam
efektif, dan rencana perolehan angka kredit setiap auditor dalam tahun anggaran yang
bersangkutan,

dengan

demikian

dapat

diketahui

dan

diusahakan

optimalisasi

pendayagunaan auditor.
Pada setiap awal tahun anggaran formulir KM 1 diharapkan dapat diinformasikan kepada
para auditor yang akan melaksanakan tugas pengawasan dan pengembangan profesi,
dengan demikian, masing-masing auditor yang bersangkutan dapat mengetahui rencana
kegiatan, rencana jam efektif, dan rencana perolehan angka kredit selama satu tahun

Pusdiklatwas BPKP- 2007

24

Kendali Mutu

anggaran dengan jelas.


Nomor yang tercantum dalam jadwal pelaksanaan kegiatan dalam formulir KM 1 disusun
sesuai dengan nomor rincian obyek pengawasan yang tercantum dalam formulir KM 2.
Penyusunan formulir KM 1 menjadi tanggung jawab pimpinan unit organisasi yang
bersangkutan berdasarkan masukan dari para pengendali mutu.
Dalam merencanakan penugasan pengawasan, perlu dipertimbangkan adanya benturan
kepentingan antara auditor dengan mitra kerja (auditee) antara lain:
1. Hubungan keuangan antara auditor dengan mitra kerja
2. Hubungan keluarga
3. Hubungan bisnis
Di samping hal tersebut beberapa faktor berikut ini perlu juga dipertimbangkan untuk
mencapai keseimbangan antara kebutuhan, keahlian, pengembangan, dan pemanfaatan
personil dalam pelaksanaan penugasan:
1. Ukuran dan kompleksitas penugasan.
2. Ketersediaan personil.
3. Keahlian khusus yang dibutuhkan.
4. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Rotasi personil secara berkelanjutan dan periodik.
6. Kesempatan untuk pelatihan selama penugasan (on-the-job training).

2.

Rencana Pengawasan Tahun Anggaran 20 Segi Obyek Pengawasan (KM 2)


Formulir KM 2 digunakan untuk
mencatat

semua

pengawasan
pengembangan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

kegiatan
termasuk

profesi,

obyek

25

Kendali Mutu

pengawasan dan tema pengembangan profesi, jam audit, jumlah LHP yang dihasilkan, dan
jadwal pelaksanaan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun
anggaran tertentu.
Perencanaan kegiatan pengawasan dan pengembangan profesi yang akan dilaksanakan
tersebut hendaknya disusun secara realistis dengan memerhatikan sumber daya yang
dimiliki masing-masing unit organisasi yang meliputi sumber daya manusia, dana, dan jam
yang tersedia. Di samping itu juga diperhatikan urutan prioritas yang digariskan oleh
pemerintah dan kebijakan pimpinan pusat organisasi. Apabila prioritas tersebut telah
dipenuhi sedangkan unit organisasi yang bersangkutan masih memiliki sumber daya maka
dapat diusulkan obyek pengawasan menurut prioritas setempat dan dituangkan dalam
Usulan Program Kerja Pengawasan Tahunan (UPKPT).
Pengisian Formulir KM 1 dan 2 harus didasarkan atas rencana stratejik (Renstra) masingmasing unit organisasi dan sebaiknya sejalan dengan renstra kantor pusat organisasi yang
bersangkutan. Berdasarkan formulir KM 1 dan formulir KM 2 yang telah diisi dengan cermat,
selanjutnya disusun UPKPT dari tahun anggaran yang bersangkutan. UPKPT yang sudah
disetujui oleh pimpinan tertinggi organisasi berubah menjadi PKPT. Apabila terdapat
perbedaan isian antara formulir KM 1 dan KM 2 dengan PKPT, maka formulir KM 1 dan KM
2 ini akan disesuaikan dengan PKPT.
Formulir KM 1 dan KM 2 ini merupakan
rencana kegiatan yang dapat diubah
sesuai kondisi pada saat kegiatan
pengawasan berjalan, namun harus
disertai

alasan

yang

dipertanggung-jawabkan.
dimaksud

bisa

dapat

Perubahan

dalam

bentuk

perubahan tim atau jangka waktu


pelaksanaan. Misalnya: apabila tim
yang seharusnya melaksanakan penugasan tertentu karena sesuatu hal tidak bisa
melaksanakan penugasan, maka penugasan dapat dilaksanakan oleh tim lain atau apabila

Pusdiklatwas BPKP- 2007

26

Kendali Mutu

jangka waktu pelaksanaan yang seharusnya 300 jam karena sesuatu hal tidak cukup, maka
dapat diperpanjang menjadi 400 jam.
3.

Anggaran Waktu Pengawasan (KM 3 dan KM 3A)


Formulir KM 3 ini digunakan untuk mencatat anggaran waktu pengawasan dalam rangka
kendali pengawasan mulai dari tahap persiapan pengawasan sampai dengan penyusunan
Laporan Hasil Pengawasan oleh auditor sesuai perannya dalam tim. Formulir anggaran
waktu pengawasan ini terdiri dari 2 formulir yaitu: formulir KM 3 untuk audit keuangan dan
KM 3A untuk audit operasional dan lainnya. Pada dasarnya kedua formulir tersebut baik
format maupun cara pengisiannya adalah sama.
Anggaran waktu pengawasan harus memperhatikan jadwal dan HP auditor yang diperlukan
sebagaimana tercantum pada KM 2. Perubahan jadwal dan HP Auditor harus didasarkan
pada alasan yang jelas dan disetujui oleh pimpinan unit organisasi. Dengan disusunnya
formulir KM 3 tersebut diharapkan kegiatan pengawasan dapat dilakukan dengan tepat
waktu.

4.

Kartu Penugasan (KM 4)


Formulir KM 4

diisi dengan rencana

pengawasan sesuai hasil survei mengenai


kegiatan dan sistem kendali mitra kerja.
Formulir KM 4 adalah salah satu alat
pengendali yang dibuat dengan tujuan
sebagai kesepakatan antara pimpinan unit
organisasi dengan pengendali mutu atas
pelaksanaan kegiatan pengawasan untuk
setiap penugasan. Formulir ini digunakan
sebagai alat kendali dalam rangka pemantauan dan perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan penyelesaian pengawasan untuk setiap penugasan. Selain itu juga digunakan
sebagai dasar penghitungan angka kredit bagi auditor. Seluruh pengisian formulir KM 4

Pusdiklatwas BPKP- 2007

27

Kendali Mutu

menjadi tanggung jawab ketua tim auditor dan pengendali mutu.


Dalam formulir KM 4 ini dapat terlihat antara lain anggaran waktu pengawasan dengan
realisasinya, rencana mulai pengawasan (RMP) dengan realisasinya, dan rencana
penerbitan laporan (RPL) dengan realisasinya. Dengan disusunnya formulir KM 4 tersebut
maka dapat diberikan gambaran menyeluruh mengenai rencana pelaksanaan pengawasan
atas obyek pengawasan yang bersangkutan.
Formulir KM 4 dibuat bersamaan dengan Formulir KM 3 (Anggaran Waktu).
Pengajuan formulir ini kepada pimpinan unit organisasi harus dilampiri dengan ikhtisar hasil
tahap survai yang disusun oleh ketua tim dan disetujui oleh pengendali teknis dan
pengendali mutu. Pimpinan unit organisasi sebelum menyetujui formulir KM 4 perlu
mempertimbangkan sejauh mana tahap survai telah menghasilkan kesimpulan yang
memadai sehingga mudah dilihat pengaruhnya terhadap arah pengawasan dalam
memenuhi tujuan pengawasan serta terhadap langkah-langkah pengawasannya (audit
program).
5.

Laporan Mingguan (KM 5)


Formulir KM 5 digunakan untuk mencatat jenis
pekerjaan yang direncanakan disertai jam
efektif yang dianggarkan, jenis pekerjaan yang
dilaksanakan disertai jam realisasinya, tahap
pengawasan,

dan

nomor

KKA

yang

merupakan hasil dokumentasi masing-masing


dari pelaksanaan kegiatan tersebut yang
dikerjakan oleh setiap Anggota Tim, Ketua
Tim, dan Pengendali Teknis. Formulir KM 5
dibuat dengan tujuan sebagai alat kendali
pelaksanaan

kegiatan

pengawasan

bagi

Pengendali Mutu terhadap Pengendali Teknis, Pengendali Teknis terhadap Ketua Tim, dan
Ketua Tim terhadap Anggota Tim. KM 5 merupakan pencatatan kegiatan harian dan dibuat

Pusdiklatwas BPKP- 2007

28

Kendali Mutu

secara berkelanjutan untuk digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja masing-masing


Auditor.
Formulir KM 5 ini juga merupakan alat komunikasi bagi anggota tim, ketua tim, pengendali
teknis dan pengendali mutu. Setiap terjadi perubahan program kerja yang tidak dapat
dilaksanakan dan usulan alternatif penggantinya harus dikomunikasikan melalui media ini.
Perubahan tersebut harus disetujui oleh pengendali teknis dan diketahui oleh pengendali
mutu.
Dengan Formulir KM 5 tersebut maka penugasan yang dilaksanakan oleh setiap Auditor
setiap hari dalam satu minggu dapat dipantau dan dinilai oleh atasan langsungnya.
Sehingga dapat diketahui apakan tugas-tugas yang telah direncanakan tersebut dapat
direalisasikan dan bila terdapat perbedaan maka harus disertakan alasan yang mendukung
perbedaan tersebut.
6.

Daftar Analisis Tugas-Tugas Mingguan (KM. 6 dan KM 6A)


Formulir KM. 6 digunakan dalam audit laporan keuangan BUMN/BUMD dan laporan
keuangan proyek berbantuan yang memerlukan pernyataan pendapat akuntan, sedangkan
formulir KM 6 A digunakan dalam audit operasional atas pelaksanaan APBN/APBD dan
BUMN/BUMD serta obyek audit lainnya yang memerlukan rekomendasi perbaikan atas
kelemahan yang ditemukan. Formulir KM 6A juga dapat dipakai dalam audit khusus dengan
tujuan tertentu atau investigasi dengan penyesuaian isinya.
Formulir KM. 6 digunakan untuk mencatat realisasi penggunaan HP auditor setiap minggu
per kelompok kegiatan. Formulir KM. 6 adalah alat kendali untuk menganalisis penggunaan
HP produktif dalam melaksanakan tugas-tugas mingguan per obyek audit. Formulir KM. 6
dibuat bulanan, dengan membandingkan secara bertahap setiap minggu antara anggaran
HP produktif dengan jumlah realisasinya. Formulir KM. 6 ini perlu dipakai oleh pengendali
teknis/mutu audit sebagai salah satu sumber informasi bagi pelaksanaan supervisi yang
efektif.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

29

Kendali Mutu

Dengan disusunnya formulir KM. 6 tersebut diharapkan audit dapat dilakukan dengan tepat
waktu serta mencapai hasil audit yang bermutu.
7.

Daftar Rincian Pemakaian Hari Kerja (KM. 7)


Formulir KM.
memantau

7 dibuat untuk

pendayagunaan

hari

kerja para auditor dalam suatu unit


organisasi selama satu bulan.
Dengan disusunnya formulir KM. 7
ini, pengendali mutu/pimpinan unit
organisasi

akan

mengetahui

produktivitas masing-masing tenaga


auditor dengan membandingkan
antara realisasi dengan standar hari produktif yang ditetapkan oleh pimpinan unit
organisasi yang bersangkutan. Penyimpangan-penyimpangan yang mencolok dari standar
perlu dianalisis untuk perbaikan pelaksanaan selanjutnya atau untuk perencanaan
berikutnya. Di samping itu data dari formulir KM. 7 dapat dipakai pula sebagai sumber
informasi bagi pengendali mutu/pimpinan unit organisasi untuk memberikan peringatan
kepada para pejabat fungsional dalam rangka pencapaian dan peningkatan angka
kreditnya.
Setiap akhir tahun anggaran, jumlah hari produktif setahun menurut formulir KM. 7 ini
harus dibandingkan dengan rencana hari produktif menurut formulir KM. 1 baik untuk
setiap pegawai pemeriksa maupun jumlah totalnya. Perbedaan-perbedaannya harus
dianalisis oleh pengendali mutu/pimpinan unit organisasi untuk landasan penyempurnaan
kerja masa-masa berikutnya.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

30

Kendali Mutu

8.

Laporan Pengawasan Pelaksanaan Audit (KM 8)


Formulir KM 8 digunakan untuk
mencatat

hasil

terhadap

supervisi
pelaksanaan

penugasan audit. Formulir KM 8


harus dibuat oleh pengendali
teknis/mutu ketika melakukan
evaluasi terhadap pekerjaan tim
audit atau ketika melakukan
kunjungan ke obyek audit. Evaluasi kendali mutu audit ini harus banyak dilaksanakan pada
saat audit sedang berlangsung (in process review). Kunjungan supervisi oleh pengendali
mutu dan/atau pengendali teknis kepada tim aAudit tersebut sedapat mungkin disesuaikan
dengan rencana yang tercantum pada Kartu Penugasan (Formulir KM 4).
Formulir ini harus diserahkan kepada pengendali mutu setiap kali selesai mengunjungi dan
mengevaluasi tim audit dalam rangka memonitor perkembangan pelaksanaan audit.
Formulir ini harus diparaf ketua tim dan ditanda-tangani oleh pengendali teknis sebagai
tanda telah setuju isinya dan memahami instruksi-instruksi yang diberikan, selanjutnya
direviu oleh pengendali mutu. Sedangkan untuk kunjungan dan atau reviu yang dilakukan
oleh pengendali mutu harus diparaf oleh pengendali teknis dan ditanda-tangani oleh
pengendali mutu sebagai tanda telah menyetujui isinya dan memahami instruksi-instruksi
yang diberikan.
Supervisi dibagi menjadi:
a.

Perencanaan Pendahuluan

b.

Pelaksanaan supervisi

a. Perencanaan Pendahuluan
1) Ciptakan prosedur yang jelas, agar pengendali mutu & pengendali teknis terlibat
dalam perencanaan awal dan pengarahan pekerjaan?

Pusdiklatwas BPKP- 2007

31

Kendali Mutu

2) Pastikan bahwa untuk setiap penugasan audit dilakukan perencanaan pendahuluan?


3) Pastikan bahwa perencanaan tersebut telah mempertimbangkan hal-hal berikut:
a)

Analisis bidang usaha/atau kegiatan atas obrik yang akan diperiksa dan kegiatan
usaha?

b)

Kebijakan dan prosedur akuntansi?

c)

Antisipasi mengenai seberapa jauh JFA mengandalkan kendali intern?

d)

Pertimbangan pendahuluan dan analisis mengenai kelayakan dan tingkat


materialitas pos-pos dalam laporan keuangan untuk tujuan audit?

e)

Pos-pos dalam laporan keuangan yang mungkin sekali memerlukan koreksi atau
penyesuaian?

f)

Keadaan yang mungkin memerlukan perluasan atau modifikasi pengujian,


seperti keadaan yang peka terhadap kekeliruan atau penyelewengan yang
material atau adanya transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (related party transaction)?

g)

Sifat laporan hasil audit/laporan akuntan yang akan diterbitkan, seperti laporan
akuntan atas laporan keuangan konsolidasi, laporan akuntan atas laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan ketentuan instansi,

atau

laporan

lainnya, umpamanya tentang ketaatan terhadap ketentuan kontrak?


h)

Perundangan atau ketentuan lain yang relevan

b. Pelaksanaan supervisi dan penelaahan


Pastikan bahwa supervisi dan penelaahan antara lain dilakukan untuk hal-hal seperti:
1)

Kelengkapan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan lapangan?

2)

Kesimpulan audit untuk setiap perkiraan yang penting?

3)

Masalah perpajakan?

4)

Masalah-masalah penting yang ditemukan?

Pusdiklatwas BPKP- 2007

32

Kendali Mutu

9.

Format Program Audit (KM 9)


Formulir KM 9 digunakan untuk mencatat program audit. Formulir KM 9 dibuat dengan
tujuan agar format program audit seragam. Dari formulir KM 9 ini dapat terlihat rencana
dan realisasi prosedur audit, siapa yang melaksanakan prosedur audit, waktu audit yang
diperlukan, dan nomor KKA tempat pelaksanaan dan hasil dari prosedur audit yang
bersangkutan didokumentasikan.
Program pengawasan ini disusun oleh pengendali mutu berdasarkan pada tujuan yang
ingin dicapai dari kegiatan pengawasan dengan memperhatikan KM 3 dan KM 4.
Dengan disusunnya formulir KM 9 dapat diberikan gambaran adanya suatu audit yang
perencanaan dan pelaksanaannya lengkap, menyeluruh, terarah dan terpadu dari sejak
perencanaan sampai dengan realisasinya.

10. Daftar Pengujian Akhir (Checklist) (KM 10)


Formulir KM 10 digunakan untuk mencatat hasil reviu final yang dilakukan oleh ketua tim
audit, pengendali teknis dan pengendali mutu audit. KM 10 dibuat dengan tujuan sebagai
salah satu alat kendali dalam rangka general review" atas perencanaan audit,
pelaksanaan audit sampai dengan penyelesaian audit untuk setiap penugasan.
Dengan diselenggarakannya formulir KM 10 maka dapat diketahui sejauh mana
tanggungjawab audit dari masing-masing pejabat pada organisasi audit telah dilaksanakan.
11. Kendali RMP dan RPL (KM 11)
Formulir KM 11 digunakan dan dibuat oleh pimpinan unit organisasi untuk mengendalikan
ketaatan kepada RMP dan RPL sebagaimana tercantum dalam PKPT. Sebagaimana
dimaklumi penyimpangan dari RMP dapat menimbulkan benturan pelaksanaan audit di
lapangan dengan audit oleh aparat pengawasan fungsional lain atau unit kerja lainnya.
Penyimpangan dari RPL menimbulkan kelambatan penerbitan laporan yang dapat
memengaruhi kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

33

Kendali Mutu

hasil audit.

Oleh sebab itu,

perbedaan antara rencana dengan


realisasi perlu menjadi petunjuk
bagi pimpinan unit organisasi untuk
menganalisis penyebabnya dan
segera

melaksanakan

tindakan

korektif yang dianggap perlu.


Mengingat PKPT hanya memuat RMP dan RPL bulanan, maka angka rencana
mingguannya harus disusun dari data yang secara khusus diberitahukan oleh para
pengendali mutu kepada pimpinan unit organisasi menggunakan formulir KM 12.
Pengendali mutu memperoleh datanya dari para pengendali teknis dan para ketua tim audit
yang menyiapkan rencana detail pelaksanaan penugasan audit dan mengendalikan
ketepatan waktu penerbitan LHP. Hal yang sama berlaku juga untuk data realisasi
mingguan. Penggunaan formulir ini pada unit organisasi hendaknya disesuaikan dengan
struktur organisasinya. Formulir KM 11 ini juga menjadi sumber bagi penyelenggaraan
"display board" oleh para pimpinan unit organisasi.
12. Laporan Rencana dan Realisasi Mingguan RMP/RPL (KM 12)
Formulir KM 12 digunakan ketua tim audit dan pengendali teknis
untuk melapor secara berkala kepada pengendali mutu, pada
minggu yang mana dari suatu bulan suatu PP yang ditetapkan
dalam PKPT maupun yang ditetapkan oleh pimpinan unit
organisasi akan mulai dilaksanakan, dan untuk melaporkan pula
secara berkala pada minggu yang mana dari suatu bulan
realisasi mulainya PP tersebut.
Formulir KM 12 juga digunakan oleh pengendali teknis dan pengendali mutu untuk melapor
secara berkala kepada pimpinan unit organisasi, pada minggu yang mana dari suatu bulan
LHP dari PP direncanakan akan terbit dan untuk melapor pula secara berkala pada minggu

Pusdiklatwas BPKP- 2007

34

Kendali Mutu

yang mana dari suatu bulan, realisasi penerbitan LHP tersebut serta status konsep LHP
yang sudah diterima dari ketua tim audit.
Formulir KM 12 merupakan bahan utama bagi pengisian formulir KM 11, yaitu satu-satunya
alat kendali pimpinan unit organisasi terhadap pelaksanaan PKPT yang telah disetujui
pemerintah atau pimpinan pusat unit organisasi maupun terhadap pelaksanaan PP lainnya.
Oleh karena itu, kalau suatu satuan organisasi pengawasan tidak memiliki alat kendali lain
terhadap pelaksanaan PKPT dan formulir KM 11 ini juga tidak diselenggarakan, maka
pelaksanaan PKPT pasti tidak akan terkendalikan. Agar terdapat arus informasi berkala
mengenai realisasi PKPT, maka setiap awal triwulan atau semester, ketua tim audit
hendaknya mengisi formulir KM 12 ini dalam segi rencana mulainya PP untuk masa tiga
atau enam bulan berikutnya dan realisasinya dilaporkan secara mingguan atau periode lain
yang mungkin yang ditetapkan pimpinan unit organisasi. Hal ini juga berlaku untuk
pengendali teknis dan pengendali mutu.
Demikian pula, pengendali tTeknis hendaknya mengisi formulir KM 12 ini dalam segi
rencana akan terbitnya LHP dari setiap PP untuk masa tiga bulan atau enam bulan
berikutnya dan realisasi penerbitan LHP dilaporkan secara mingguan kepada pengendali
mutu. Hal ini juga berlaku untuk pengendali mutu. Untuk mendukung pengisian formulir KM
12 maka bagi setiap konsep LHP harus diselenggarakan routing slip agar terlihat jelas waktu
dan tanggung jawab jika terjadi kelambatan penyelesaian KM 12 ini.
E.

Kelemahan Formulir Kendali Mutu


Formulir kendali mutu disusun dengan tujuan
untuk kendali proses audit atau pengawasan,
dan diharapkan melalui proses kendali ini akan
didapatkan mutu audit yang bermutu. Namun,
untuk mendapatkan mutu audit yang diinginkan
tidak bisa hanya bergantung pada formulir KMKM ini saja tetapi kepada mutu dari subyek

Pusdiklatwas BPKP- 2007

35

Kendali Mutu

yang melaksanakan pengisian formulir tersebut. Formulir KM-KM tersebut harus diisi
dengan jujur baik oleh anggota dan ketua tim audit, dan pengendali teknis dan mutu audit,
maupun kendali oleh pimpinan organisasi di mana pejabat fungsional tersebut berada.
Secara empiris, aplikasi formulir ini pada organisasi BPKP mempunyai banyak kelemahan
antara lain:
1.

Formulir ini tidak lagi sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban oleh BPKP
ataupun tugas pengawasan yang tercantum dalam SK MenPan.

2.

Pengisian formulir ini bagi sebagian auditor dirasakan terlalu rumit sehingga
memerlukan beberapa penyesuaian.

3.

Informasi dari formulir ini belum memadai seperti yang diinginkan sekarang ini,
misalnya pada KM 11, sebagian unit kerja pada BPKP telah melakukan penyesuaianpenyesuaian.

Latihan Soal
1. Sebutkan kegiatan pengawasan sesuai dengan Keputusan Menteri PAN No. 19/1996?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis-jenis formulir kendali mutu sesuai dengan
Keputusan Kepala BPKP No. 448/K/1990?
3. Jika Saudara ditunjuk sebagai pengendali mutu, dan anggota tim tidak dapat melaksanakan
satu atau lebih program audit yang direncanakan, dari formulir kendali mutu mana Saudara
akan tahu dan apa yang harus Saudara lakukan?
4. Jelaskan hubungan formulir kendali mutu dengan UPKPT/PKPT?

Pusdiklatwas BPKP- 2007

36

Kendali Mutu

Formulir KM 1
RENCANA AUDIT TAHUN 20.
DILIHAT DARI SEGI PELAKSANA AUDIT

UNIT ORGANISASI: ..

No.
Urut

NAMA AUDITOR

(1)

(2)

BULAN
1

10

11

12

(3)

Rencana
Hari
Produktif
setahun
(4)

, 20
PIMPINAN UNIT ORGANISASI ..

( .)
NIP.
Cara Pengisian:
Kolom 1: Diisi urut nomor
Kolom 2: Diisi nama-nama auditor
dengan Daftar Urutan
(DUK) atau menggunakan
urutan lain yang
j p sesuai
g
y g Kepangkatan
j
y p g
g
masing auditor. Jumlah hari rencana pelaksanaan penugasan pemeriksaan (PP) kurang dari setengah bulan dibulatkan
menjadi setengah bulan dan jumlah hari lebih dari setengah bulan dibulatkan menjadi satu bulan. Nama mitra kerja
pengawasan dapat pula ditulis dengan kode saja atau lengkap nama mitra kerja dan kodenya. Data mitra kerja diperoleh
antara lain dari KF 1, KF 2 dan KF 3.
Kolom 4: Diisi rencana hari produktif selama setahun. Hari produktif meliputi hari produktif di kantor mitra kerja dan hari
produktif di kantor sendiri. Perhatikan selanjutnya tujuan dan petunjuk pengisian formulir KM. 7 mengenai penggunaan data
dalam kolom ini pada akhir tahun anggaran.
Kolom 5 : Diisi dengan memperhatikan ketentuan perhitungan angka kredit.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Rencana
Perolehan Angka Kredit
Bulan 1-3 Bulan 4-6 Bulan 7-9
(5)

Kendali Mutu

Formulir KM 2
UNIT ORGANISASI: ..

No.
Urut

MITRA
KERJA

SASARAN
AUDIT

RENCANA AUDIT TAHUN 20.


DILIHAT DARI SEGI MITRA AUDIT (AUDITEE )

JUMLAH
B U L A N
HP

(1)

(2)

(3)

LHP
(3)

10

11

(3)

, 20
PIMPINAN UNIT ORGANISASI ..

( .)
NIP.
Cara Pengisian:
Kolom 1: diisi nomor urut
Kolom 2: diisi nama mitra kerja dan pengembangan profesi
Kolom 3: diisi jenis pengawasan dan masa yang diawasi seperti audit keuangan (GA), audit operasional, audit dengan tujuan
tertentu dan pengawasan lain yang akan dilakukan.
Kolom 4: diisi lamanya hari pengawasan
Kolom 5: diisi dengan jumlah auditor (P) yang terdiri dari Ketua Tim dan Anggota Tim
Kolom 6: diisi jumlah hari auditor (HP = H x P)
Kolom 7: diisi jumlah Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang akan diterbitkan
Kolom 8: diisi lamanya lamanya pengawasan berupa garis lurus dengan lamanya bulan pengawasan untuk masing-masing
mitra kerja. Jumlah hari kurang dari setengah bulan dibulatkan menjadi setengah bulan dan jumlah hari lebih dari setengah
bulan dibulatkan menjadi satu bulan.
Catatan:
- Tanda panah pada awal garis menunjukkan bahwa kegiatan pengawasan sudah dimulai (RMP) tahun anggaran
- Tanda panah pada akhir garis, menunjukkan bahwa kegiatan pengawasan belum selesai pada akhir tahun anggaran/PKPT
yang bersangkutan, sehingga masih perlu ada kelanjutan pengawasan pada tahun anggaran berikutnya atau penerbitan
laporannya (RPL) baru dalam tahun anggaran/PKPT berikutnya.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

12

Kendali Mutu

Formulir KM 3
UNIT ORGANISASI :
ANGGARAN WAKTU AUDIT KEUANGAN
(HP produktif)
Nama Obyek Pengawasan : ..
Nomor Kartu Penugasan : .
Persiapan Audit
dari tgl s.d. tgl ..

Pelaksanaan Audit
Dari tgl. .. s.d. tgl

I. PERSIAPAN AUDIT
- Pembicaraan pendahuluan
- Survey internal control, permanent data dsb
- Program audit
Sub Judul
II. PELAKSANAAN AUDIT
- Kas/Bank
- Investasi jangka pendek
- Piutang dan penyisihannya
- Persediaan dan penyisihannya
- Biaya dibayar dimuka/hasil yang masih harus ditagih
- Investasi jangka panjang
- Aktiva tetap dan penyusutannya
- Aktiva tak berwujud dan amortisasi
- Beban yang ditangguhkan
- Aktiva lain-lain
- Hutang Usaha
- Hutang lainnya dan biaya yang harus dibayar
- Pajak-pajak
- Hutang jangka panjang
- Modal
- Laba yang tidak dibagi
- Cadangan
- Pendapatan Usaha
- Pendapatan lain-lain
- Beban usaha
- Beban umum dan administrasi
- Beban lain-lain
- Pembicaraan temuan dengan obyek
audit
Sub Judul
III. PENYELESAIAN AUDIT
- Penelaahan kelengkapan kka
- Pembahasan Intern antara Anggota dan Ketua Tim serta Dalnis
- Penyusunan konsep LHP/Pembuatan lampiran
- Pembahasan konsep LHP dengan pimpinan auditee
Sub Jumlah
Jumlah HP yanag dianggarkan
, 20
Disetujui oleh
Pengendali Teknis

(..)
NIP. .

Sasaran Audit: ..

Penyelesaian Audit
dari tgl . s.d. tgl .
Ketua
Anggota
Jumlah
Tim
Tim
(HP)

., 20
Disusun oleh
Ketua Tim Audit

(..)
NIP. .

Cara Pengisian:
Formulir KM 3 disusun oleh Ketua Tim dan disetujui oleh Pengendali Teknis
Jumlah HP yang dimasukkan dalam anggaran waktu adalah HP produktif
Jumlah HP untuk Ketua Tim adalah jumlah hari pengawasan yang produktif untuk Ketua Tim yang bersangkutan
Jumlah HP untuk Anggota Tim adalah jumlah hari pengawasan yang produktif untuk setiap Anggota Tim
dikalikan dengan banyaknya Anggota Tim.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

39

Kendali Mutu

Formulir KM 3A
UNIT ORGANISASI :
ANGGARAN WAKTU AUDIT OPERASIONAL/KHUSUS
(HP produktif)
Nama Obyek Pengawasan : ..
Nomor Kartu Penugasan : .

Sasaran Audit: ..

Nama Obyek :
..
PERSIAPAN AUDIT
dari tgl . s.d. tgl ..
Jenis-jenis Kegiatan

AUDIT
PENDAHULUAN
dari tgl .
s.d. tgl ..
Ketua
Tim

AUDIT
LANJUTAN
dari tgl .
s.d. tgl ..
Anggota
Tim

PENYELESAIAN
AUDIT
dari tgl .
s.d. tgl ..
Jumlah
(HP)

I. PERSIAPAN AUDIT
- Pengumpulan Informasi Umum
- Penyusunan Rencana Audit
- Pembicaraan pendahuluan
- Pengumpulan peraturan perundang-undangan dan
penelaahan peraturan perundang-undangan
- Penyusunan program kerja audit pendahuluan
Sub Judul

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

II. PELAKSANAAN AUDIT


A. AUDIT PENDAHULUAN
- Pengembangan temuan hasil audit pendahuluan
- Evaluasi transaksi/bukti-bukti
- Peninjauan Fisik
- Penyusunan ikhtisar temuan hasil audit pendahuluan
- Penyusunan program kerja audit lanjutan

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

B. AUDIT LANJUTAN
- Pengembangan temuan hasil audit pendahuluan
- Evaluasi bukti tambahan
- Pembuatan BPAK
- Pembuatan keterangan tanggung jawab mutlak
- Penyusunan temuan hasil audit lanjutan
- Penyusunan Rekomendasi
- Pembahasan temuan dengan penanggung
jawab obyek yang diaudit
- Pembahasan komentar dari obyek yang diaudit
Sub Judul
III. PENYELESAIAN AUDIT
- Penelaahan kelengkapan KKA
- Pembahasan Intern antara Anggota Tim, Katim, Dalnis
- Penyusunan konsep LHP/Pembuatan daftar-daftar
- Hal-hal lain
Sub Jumlah
Jumlah HP yang Dianggarkan
, 20
Disetujui oleh
Pengendali Teknis

(..)
NIP.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

., 20
Disusun oleh
Ketua Tim Audit

(..)
NIP. .

40

Kendali Mutu

Formulir KM.4
UNIT ORGANISASI:..

KARTU PENUGASAN
Nomor :
1. a. Nama Instansi Sasaran
b. Alamat
Nomor Telephon

: ..
: ..
: ..

2. Rencana Penugasan Nomor

: ..

3. a. Kegiatan Penugasan
b. Sasaran Penugasan
c. Tujuan Penugasan

: ..
: ..
: ..

4. Laporan dikirim kepada

: ..

5. a. Pengendali Mutu

: ..

b. Ketua Tim

: ..

6. Penugasan dilakukan dengan Surat Tugas


Nomor
Dimulai pada tanggal
Direncanakan selesai pada tanggal

: ..

: , Tanggal ..
: ..
: , Selesai Tanggal...

7. Kunjungan lapangan dan review Pengenali Teknis :


Direncanakan : ..hari

Realisasi :

1. Tanggal ..(..hari)
2. Tanggal ..(..hari)
3. Tanggal ..(..hari)
8. Anggaran waktu hari produktif Tim :
Dilaksanakan oleh

Ketua Tim
Anggota Tim
Dalnis

: ..
: ..

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Anggaran Waktu

hari
hari
hari
hari
hari
HP

Realisasi

hari
hari
hari
hari
hari
HP

41

Kendali Mutu

9. Rencana Mulai Penugasan (RMP) bulan :Rencana Penerbitan Laporan Bulan (RPL)
bulan:...
Realisasi mulai Penugasan
bulan : .. Realisasi penerbitan laporan bulan :
10. Konsep laporan direncanakan selesai selambat-lambatnya pada tanggal : ..
Realisasi konsep laporan diselesaikan pada tanggal : ..
Keterangan/alas an penyimpangan :
Pimpinan Unit Organisasi

................, 20..
Pengendali Mutu

.
NIP.

..
NIP. .

Pengendali Teknis

.., 20..
Ketua Tim

.
NIP.

..
NIP. .

Cara Pengisian:
a.

Kartu Penugasan diajukan oleh Pengendali Mutu atau Pengendali Teknis kepada Pimpinan Unit Organisasi.

b.

Nomor urut diisi sesuai dengan urutan penugasan pada unit organisasi yang bersangkutan selama tahun
anggaran berjalan.

c.

Nama mitra kerja pengawasan diisikan pada nomor 1a diambil dari formulir KM 2.

d.

Alamat dan nomor telpon mitra kerja pengawasan pada nomor 1b diisi dari data yang diperoleh dari mitra
kerja dan atau permanent file.

e.

Nomor urut pada formulir KM 2 diisikan pada nomor 2 Kartu Penugasan

f.

Kegiatan/program/sasaran pengawasan diisi pada nomor 3a dan 3b. Tujuan pengawasan pada nomor 3c
diambil dari formulir KM 2.

g.

Laporan Hasil Pengawasan dikirimkan kepada siapa saja.

h.

Pengisian nomor 5 dan 6 berdasarkan pada Surat Tugas.

i.

Pengisian nomor 7 disesuaikan dengan rencana kunjungan dan reviu Pengendali Teknis, demikian pula
pengisian realisasi kunjungannya.

j.

Pengisian anggaran waktu Tim diambil dari formulir KM 3 atau KM 3A, sedangkan realisasinya diambil dari
formulir KM 6 atau KM 6A.

k.

Pengisian RMP dan RPL diambil dari formulir KM 2, sedangkan realisasinya diambil dari pelaksanaan
pengawasan dan penerbitan laporannya (formulir KM 12)

Pusdiklatwas BPKP- 2007

42

Kendali Mutu

l.

Pengisian nomor 10 didasarkan atas kesanggupan Ketua Tim yang disesuaikan dengan formulir KM 3 atau
formulir KM 3A, sedangkan realisasinya diambil dari pelaksanaan penyelesaian penyusunan konsep laporan
(formulir KM 12 dan Routing Slip).

m. Formulir KM 4 dibuat dalam rangkap dua, asli menyertai konsep LHP sedangkan lembar kedua untuk arsip di
KKA yang bersangkutan.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

43

Kendali Mutu

Formulir KM.5
UNIT ORGANISASI : ..
LAPORAN - MINGGUAN
(DISUSUN SECARA PERSEORANGAN OLEH AUDIT)
NAMA:
HARI
TP
JENIS PEKERJAAN YANG DIRENCANAKAN
TANGGAL
Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jumat

Sabtu

HARI TERSEDIA : HARI 1) PRODUKTIF DI OBRIK :


KARTU PENUGASAN

.
hari s/d minggu
yang lalu
hari s/d minggu
yang lalu

HARI

DILAKSANAKAN
DI

2) PRODUKTIF DI KANTOR :
KARTU PENUGASAN
HARI

..
.
.

. hari

. hari

TANDA TANGAN
PENGENDALI TEKNIS

TP

MINGGU KE :/TAHUN ..
No.
KKP

PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN

3) TIDAK PRODUKTIF : 4) HARI BESAR/CUTI/SAKIT


DI KANTOR
PRIVE
hari .

..

. hari

.. hari

.. hari .

..

. hari

.. hari

.. hari .

..

TANDA TANGAN

TANDA TANGAN

KETUA TIM AUDIT

AUDITOR

. hari

# Setiap Ketua Tim dan Anggota Tim diwajibkan mengerjakan formulir KM5.
# Pada hari kerja pertama setiap minggu formulir KM 5 yang sudah diisi oleh Ketua Tim Audit dengan rencana pekerjaannya pada kolom "Jenis Pekerjaan Yang Direncanakan" disampaikan
kepada Pengendali Teknis untuk mendapatkan persetujuannya. Di samping itu, Anggota Tim Audit juga mengisi kolom "Jenis Pekerjaan Yang Direncanakan" yang diserahkan kepada Ketua Tim
Auditnya untuk mendapatkan persetujuan. Jenis Pekerjaan Yang Direncanakan tersebut merupakan pelaksanaan penugasan yang direncanakan setiap hari dalam minggu yang bersangkutan.
Pengisian Jenis Pekerjaan Yang Direncanakan didasarkan pada Program Audit dengan memperhatikan kemajuan audit yang sudah dilaksanakan.
# Untuk perhitungan hari bagi setiap pemeriksa dalam satu bulan, perlu dibuat dua buah formulir KM. 5, kalau pengisian formulir KM. 5 untuk awal bulan tidak jatuh pada hari Senin. Satu formulir
untuk sisa hari dari bulan berjalan dan satu formulir untuk minggu pertama dari bulan berikutnya.
# Dalam kolom "Pekerjaan Yang Dilaksanakan" dicatat realisasi audit setiap hari dalam minggu yang bersangkutan oleh Anggota Tim Audit dan Ketua Tim Audit dengan memperhatikan jenis pekerj
# Dalam mengisi penugasan pada kolom "Jenis Pekerjaan Yang Direncanakan" dan realisasi penugasan pada kolom "Pekerjaan Yang Dilaksanakan" dalam penyajiannya secara jelas harus
dipisahkan ke dalam kelompok Tahap Audit (TP) persiapan audit (I), pelaksanaan audit (II) dan penyelesaian audit (III).
# Formulir KM. 5 setelah diisi lengkap kolom "Pekerjaan Yang Dilaksanakan" wajib diserahkan kepada atasan yang bersangkutan menurut petunjuk atasan tersebut, namun selambat-lambatnya
pada hari kerja pertama setiap minggu berikutnya, atau pada kesempatan pertama. Atasan wajib menganalisis laporan mingguan tersebut dengan membandingkan rencana dengan realisasinya
dan memberi petunjuk yang perlu bila terjadi penyimpangan yang cukup berarti.
# Dalam hal Ketua Tim Audit tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas tersebut dalam titik 2, 3, 4 dan 5 di atas (Ketua Tim Audit membawahi beberapa auditee yang terletak berjauhan/di
luar kota), maka tugas menyetujui rencana mingguan dalam kolom "Jenis Pekerjaan Yang Direncanakan" dan menerima serta menganalisis laporan mingguan, dapat didelegasikan kepada salah
# Dalam kolom "Nomor KKA" dicatat nomor kertas kerja audit yang dikerjakan untuk mendukung penugasan yang dilaksanakan.
# KM 5 merupakan bagian dari KKA dalam kelompok Program Audit dan menjadi dasar untuk pengisian formulir KM 6/formulir KM. 6A dan menjadi dasar penghitungan kredit.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

Formulir KM.6
UNIT ORGANISASI :

DAFTAR ANALISIS TUGAS-TUGAS MINGGUAN


(Pengawasan atas pelaksanaan langkah kerja dan waktu audit kegiatan/
program yang diaudit)

Obyek Pengawasan :
..
Rencana Audit
Nomor :
Kartu Penugasan
Nomor
Realisasi waktu
Minggu ke

Audit
Bulan :

Jumlah Hari
Produktif

Hari
Pemeriksa
Produktif
Jenis-jenis Kegiatan

I. PERSIAPAN AUDIT
- Pembicaraan pendahuluan
- Survey internal control, permanent data dsb
- Program audit
Sub Judul
II. PELAKSANAAN AUDIT
- Kas/Bank
- Investasi jangka pendek
- Piutang dan penyisihannya
- Persediaan dan penyisihannya
- Investasi jangka panjang
- Aktiva tetap dan penyusutannya
- Aktiva tak berwujud dan amortisasi
- Beban yang ditangguhkan
- Aktiva lain-lain
- Hutang Usaha
- Hutang lainnya dan biaya yang harus
dibayar

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Ketua Tim
Anggota Tim
Jumlah
ANGGARAN
WAKTU

s/d bln
I
II
III
IV
V bln ini lalu


s/d bln
ini

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

45

Kendali Mutu

Formulir KM.6
- Pajak-pajak
- Hutang jangka panjang
- Modal

.
.
.

- Laba yang tidak dibagi


- Cadangan
- Pendapatan Usaha

.
.
.

- Pendapatan lain-lain
- Beban usaha
- Beban umum dan administrasi
- Beban lain-lain

.
.
.
.

- Pembicaraan temuan dengan obyek


audit
Sub Judul

.
.

III. PENYELESAIAN AUDIT


- Penelaahan kelengkapan KKP
- Pembahasan Intern antara Anggota Tim

Ketua Tim audit dan Pengawas


audit
- Penyusunan konsep LHP/Pembuatan
Lampiran

-
Sub Jumlah
Jumlah

.
.
.

Penjelasan singkat perbedaan antara realisasi HP


produktif dengan anggaran waktu
- Penjelasan Ketua Tim audit : ..
..

.
.

...

Komentar dan keputusan Pengawas audit :


..
...

, 20
Disetujui oleh
Pengendali Teknis

.
.

., 20
Disusun Oleh
Ketua Tim audit

(..)

(..)

NIP.

NIP. .

Pusdiklatwas BPKP- 2007

46

Kendali Mutu

Cara Pengisian:
# Daftar ini disiapkan oleh Ketua Tim Audit dan direview oleh Pengendali Teknis/Mutu.
# Daftar ini diselesaikan setiap bulan, kemudian dilanjutkan dengan daftar berikutnya dengan masa bulan berikutnya
sampai laporan selesai.
# Untuk mengisi anggaran waktu dalam daftar ini diambil bahan dari formulir KM. 3 dan realisasinya dari formulir KM. 5
semua auditor yang terkait dengan audit ybs.
# Setelah pengisian bulanan selesai Ketua Tim Audit harus membuat catatan mengenai perbedaan-perbedaan yang
mencolok antara anggaran waktu dengan realisasinya dan hasil analisis sebab-sebabnya. Selanjutnya Pengendali
Teknis/Mutu harus mengemukakan tanggapannya terhadap catatan Ketua Tim Audit terutama catatan terhadap
masalah-masalah yang menunjukkan penyimpangan dari rencana audit dan program audit. Tanggapan Pengawas
Audit tersebut diperlukan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan audit selanjutnya atau audit yang serupa
berikutnya. Penjelasan tersebut dapat dilampirkan tersendiri apabila perlu.
# Formulir KM.6 merupakan bagian KKA dalam kelompok yang sama dengan formulir KM.8.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

47

Kendali Mutu

Formulir KM.6A

UNIT ORGANISASI:

DAFTAR ANALISIS TUGAS-TUGAS MINGGUAN


(Pengawasan pelaksanaan kerja dan waktu Audit)
Nama Obyek :
..
Kartu Penugasan

Audit

Nomor :

Bulan :

REALISASI WAKTU

Minggu Ke
I

H.P Produktif

Ketua Tim
Anggota Tim

II

III

Jumlah Hari Produktif


IV

bln ini s/d bln s/d bln


lalu
ini

Jumlah
ANGGARAN
WAKTU

.
.
.

- Pengembangan temuan hasil audit


pendahuluan
- Evaluasi transaksi/bukti-bukti
- Peninjauan Fisik

.
.

- Penyusunan ikhtisar temuan hasil audit


pendahuluan
- Penyusunan program kerja audit lanjutan

Jenis-jenis Kegiatan

I. PERSIAPAN AUDIT
- Pengumpulan Informasi Umum
- Penyusunan Rencana Audit
- Pembicaraan pendahuluan
- Pengumpulan peraturan perundang
undangan dan penelaahan peraturan
perundang-undangan
- Penyusunan program kerja audit
pendahuluan
Sub Judul
II. PELAKSANAAN AUDIT
A. AUDIT PENDAHULUAN

Pusdiklatwas BPKP- 2007

48

Kendali Mutu

Formulir KM.6A
B. AUDIT LANJUTAN
- Pengembangan temuan hasil audit

pendahuluan
- Evaluasi bukti tambahan

- Pembuatan BPAK
- Pembuatan keterangan tanggung jawab

.
.

mutlak
- Penyusunan temuan hasil audit lanjutan

.
.

- Penyusunan Rekomendasi
- Pembahasan temuan dengan penanggung

.
.

jawab obyek yang diperiksa


- Pembahasan komentar dari obyek yang

.
.

.
.

Ketua Tim dan Dalnis


- Penyusunan konsep LHP/Pembuatan

daftar-daftar
- Hal-hal lain

.
.

.
.

diperiksa
Sub Judul
III. PENYELESAIAN AUDIT
- Penelaahan kelengkapan KKP
- Pembahasan Intern antara Anggota Tim

Sub Jumlah
Jumlah
Penjelasan singkat perbedaan antara realisasi HP
produktif dengan anggaran waktu
- Penjelasan Ketua Tim Audit : .

....
....

.
.

Komentar dan keputusan Dalnis :


....
.
....
, 20
Disetujui oleh
Pengendali Teknis

.
., 20
Disusun Oleh
Ketua Tim

(..)

(..)

NIP.

NIP. .

Pusdiklatwas BPKP- 2007

49

Kendali Mutu

Formulir KM.6B

UNIT ORGANISASI: ..

DAFTAR ANALISIS TUGAS-TUGAS MINGGUAN


(Pengawasan atas pelaksanaan kerja dan waktu evaluasi)

Nama Obyek :
..
Kartu Penugasan

Kegiatan

Nomor :

Bulan :

REALISASI WAKTU

Minggu Ke
I

H.P Produktif

Jenis-jenis Kegiatan

I. PERSIAPAN TUGAS
- Pembicaraan Pendahuluan

II

III

Jumlah Hari Produktif


IV

bln ini s/d bln s/d bln


lalu
ini

Ketua Tim
Anggota Tim

Jumlah
ANGGARAN
WAKTU

- Penyusunan Rencana Tugas


- Pengumpulan peraturan perundang
undangan dan penelaahan peraturan

perundang-undangan
- Pembuatan ikhtisar hasil persiapan tugas
- Penyusunan proporsal

.
.
.

Sub Judul
II. PELAKSANAAN TUGAS
A. TUGAS PENDAHULUAN
- Penyiapan materi/modul

- Evaluasi sistem dan prosedur


- Penyusunan ikhtisar temuan hasil evaluasi

.
.

pendahuluan
- Penyusunan program kerja evaluasi lanjutan

Pusdiklatwas BPKP- 2007

50

Kendali Mutu

Formulir KM.6B
B. TUGAS LANJUTAN
- Pendalaman masalah evaluasi pendahuluan
- Penelaahan kepustakaan
- Evaluasi Sarana Pendukung
- Perumusan masalah dan alternatif
pemecahan

.
.

- Penyusunan Rekomendasi
- Pembahasan masalah hasil evaluasi dengan
pimpinan obyek

.
.

- Perumusan kesimpulan akhir

- Penyusunan konsep LHE/LH Asistensi


- Pembuatan daftar-daftar lampiran-lampiran
- Pembahasan konsep LHE dengan pimpinan

.
.

obyek evaluasi
- Finalisasi LHE

.
.

.
.

Sub Judul
III. PENYELESAIAN AKHIR
- Penelaahan kelengkapan KK Evaluasi

Sub Jumlah
Jumlah

Penjelasan singkat perbedaan antara realisasi HP


produktif dengan anggaran waktu
- Penjelasan Ketua Tim :
..
..

.
.
.

Komentar dan keputusan Dalnis :

, 20
Disetujui oleh
Pengendali Teknis

., 20
Disusun Oleh
Ketua Tim

(..)
NIP.

(..)
NIP. .

Pusdiklatwas BPKP- 2007

51

Kendali Mutu

Formulir KM.8
UNIT ORGANISASI: ..........................
LAPORAN SUPERVISI PELAKSANAAN TUGAS

Nama Obyek Penugasan

Sasaran Penugasan

Periode Penugasan

Tanggal Kunjungan/Review

Nama Dalnis

Bidang

KEMAJUAN TUGAS
I.

Evaluasi Pelaksanaan Tugas :


1. Tahapan yang sudah selesai :
2. Tahapan yang sedang dikerjakan :
3. Jumlah Program Penugasan yang belum dikerjakan :
4. Realisasi Pencapaian Target
:
%
5. Pencapaian target yang seharusnya :
%

II.

Masalah penting yang dijumpai/perlu dikembangkan :

III.

Instruksi kepada Ketua Tim :


........................., ....................20....
Dalnis
(...................................................)
NIP. .............................................

Review Daltu :
Nama
Paraf
Tanggal:
Catatan :

:
:

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Diterima Ketua Tim


Tanggal ..................
(..................................................)
NIP. ...........................................

52

Kendali Mutu

Cara Pengisian:
Butir I :
1. Diisi dengan nomor program audit yang telah diselesaikan. Jika sudah banyak yang
diselesaikan cukup dicatat jumlahnya saja.
2.

Cukup Jelas.

3.

Diisi dengan nomor program audit yang belum diselesaikan. Jika masih banyak yang
belum diselesaikan cukup dicatat jumlahnya saja.

4.

Dihitung dengan membandingkan HP yang seharusnya terpakai dengan total HP dalam


formulir KM. 3. Dapat pula dipakai tolok ukur lain yang disepakati sebelumnya antara
Pengendali Teknis dengan Ketua Tim Audit.

5.

Dihitung dengan membandingkan HP yang telah digunakan. dengan total HP dalam


formulir KM. 3 atau tolok ukur lain yang disepakati sebelumnya.

Butir II

Diisi oleh Pengendali Teknis apabila terdapat masalah-masalah penting dalam audit termasuk
masalah kelambatan dalam pelaksanaan audit.

Butir III

Diisi oleh Pengendali Teknis berupa berbagai instruksi untuk menangani masalah penting,
termasuk kemungkinan perubahan/pengembangan program audit yang dijumpai pada waktu
mengevaluasi hasil kerja Tim Audit.

Formulir KM. 8 dibuat rangkap dua :


- Lembar ke 1 :

Direviu oleh Pengendali Mutu/Pimpinan Unit Organisasi untuk menilai apakah


pemantauan dan instruksi kepada Ketua Tim Audit sudah memadai. Lembar ke 1 ini
setelah direview oleh Pengendali Mutu/Pimpinan Unit Organisasi disimpan dalam KKA
obyek audit yang bersangkutan, satu kelompok dengan formulir KM. 4.

- Lembar ke 2:

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Untuk Ketua Tim Audit sebagai bagian dari KKA kelompok Daftar Notisi.

53

Kendali Mutu

Formulir KM.9
UNIT ORGANISASI : ..
FORMAT PROGRAM AUDIT/EVALUASI
Nama obyek penugasan

Kegiatan yang diaudit/evaluasi

Lokasi

Periode yang diaudit/dievaluasi

PROGRAM PERSIAPAN/PELAKSANAAN/PENYELESAIAN PENUGASAN 1)


No.
Urt

Uraian Tujuan
dan Prosedur Audit

.,..20.
Mengetahui
Pengendali Teknis
(..)
NIP.

Rencana
Dilaksana
Anggaran
kan Oleh
Waktu
3
4

Realisasi
Dilaksana
Waktu
kan Oleh
5
6

REF
KKA
7

Ket
8

.,20.
Ketua Tim Audit

(..)
NIP..
Kecukupan Audit Program
Pengendali Mutu

(..)
NIP. .
1). Coret yang tidak perlu

Pusdiklatwas BPKP- 2007

54

Kendali Mutu

Cara Pengisian:
1. Daftar ini disiapkan Ketua Tim Audit dan direviu serta disetujui Pengendali Mutu.
2. Pengisian formulir ini cukup jelas. Prosedur-prosedur audit untuk tahap persiapan, pelaksanaan dan
penyelesaian audit dapat disusun berurutan dalam satu dokumen.
3. Formulir ini sebagai dasar pengisian formulir KM. 3 atau formulir KM. 3A.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

55

Kendali Mutu

Formulir KM.10
UNIT ORGANISASI : ......................................................................
DAFTAR PENGUJIAN AKHIR
(CHECK LIST)
Untuk : Ketua Tim
Pengendali Teknis
Pengendali Mutu
Nama Obyek Audit: .........................
No.
Urut
PERTANYAAN

Nomor Kartu Penugasan : ......................


JAWABAN OLEH
Ketua Tim
Pengendali Pengendali
Audit
Teknis
Mutu

1. Apakah audit merupakan pelaksanaan PP dalam PKPT ?


(Lihat pula catatan di bawah)

.............

2. Apakah mulainya audit sesuai dengan rencananya (RMP) ?

...................

.............

3. Apakah audit merupakan audit berulang (repeat-audit) ?

...................

.............

4. Apakah dalam KKP terdapat Surat Tugas ?

...................

.............

5. Apakah dalam KKP terdapat Program Audit yabng sudah


dimutakhirkan ?

...................

.............

6. Apakah dalam KKP terdapat Ikhtisar Hasil Survey ?

.................

...................

7. Apakah para Anggota Tim Audit dan Ketua Tim Audit


membuat rencana kegiatan mingguan ?
..................

...................

8. Apakah permanent
semestinya ?

data

telah

diperbaharui

dengan ..................

..................

9. Apakah seluruh proses audit dan kesimpulan audit telah


cukup didokumentasikan dalam kertas kerja audit ?
..................

...................

10. Apakah in process review telah dilaksanakan oleh


Pengawas Audit ?

...................

.............

11. Apakah konsep laporan disusun berdasarkan kertas kerja


audit dan kesimpulan hasil audit yang diketengahk konsep
laporan dapat dengan mudah ditemukan dalam kertas kerja
audit ?

.................

.............

12. Apakah sudah dilakukan identifikasi KKN ?

Pusdiklatwas BPKP- 2007

..................

.................

56

Kendali Mutu

13. Apakah konsep LHP dan rekomendasi yang dimuat dalam


laporan sudah dibicarakan dengan pimpinan obyek audit ?

...................

...................

14. Apakah konsep laporan sudah memuat semua hal yang


relevan dengan tujuan audit ?
...................

...................

.............

...................

.............

15. Apakah penerbitan LHP sesuai dengan rencananya (RPL) ?


Catatan : kalau audit bukan
pelaksanaan PP dalam PKPT (beri
Tanggal
tanda untuk yang sesuai ) :
a. Audit khusus : -------:
Tanda Tangan

......................

..................

.............

......................

..................

.............

b. Audit diluar : --------:

.....................

..................

..............

Nama

Cara Pengisian:
1. Setiap Ketua Tim, Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu Audit diwajibkan mengisi formulir
KM. 10
2. Formulir KM. 10 dikerjakan setelah Konsep Laporan Hasil Audit selesai disusun.
3. Pengisian Daftar Pengujian Akhir merupakan hasil Reviu dan Counter Review oleh atasan
langsung dalam organisasi audit.
4. Jawaban pengisian Daftar Pengujian Akhir cukup dengan "ya" atau "tidak". Kalau perlu ada
penjelasan singkat mengenai kondisi yang ada hendaknya dibuat sebagai lampiran
tersendiri.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

57

Kendali Mutu

Formulir KM 11
UNIT ORGANISASI:
PENGENDALIAN RMP DAN RPL TAHUN 20
Bulan:
RMP

No.
Urut

Unit Organisasi

Minggu
1

(2)

(1)
1
2
3
4
5
6
7
Dst

Jumlah
Rincian

PKPT
Khusus
Diluar PKPT
PKPT
Khusus
Diluar PKPT

Cara Pengisian:
Kolom 1 :
Kolom 2 :
Kolom 3 :
Kolom 4:
Kolom 5:
Kolom 6:
Kolom 7:
Kolom 8:

Pusdiklatwas BPKP- 2007

3
(3)

RPL
Jumlah
Sebulan

Jumlah s.d.
Bulan ini

(4)

(5)

Minggu
1

3
(6)

Jumlah
Sebulan

Jumlah s.d.
Bulan ini

(7)

(8)

Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra
Re
Ra

Re

Cukup jelas.
Diisi nama Pengendali Mutu atau Pengendali Teknis Audit.
Diisi dengan jumlah PP yang akan dimulai pada minggu yang bersangkutan sebagai angka rencana dan PP yang telah dimulai pada minggu yang
bersangkutan sebagai angka realisasi berdasarkan laporan dari Pengendali Mutu dengan menggunakan formulir KM12.
Diisi dengan hasil penjumlahan masing-masing kolom minggu. Jika tidak tersedia data mingguan maka kolom ini untuk rencana diisi dengan data
menurut PKPT dan sumber lainnya dan untuk realisasi diisi data dari sumber lain yang datanya dapat dipercaya.
Diisi dengan angka kumulatif jumlah bulan ini dalam kolom (4) ditambah jumlah dalam kolom (5) laporan kendali bulan sebelumnya.
Diisi dengan jumlah LHP yang akan diterbitkan pada minggu yang bersangkutan sebagai rencana dan LHP yang telah terbit pada minggu yang
bersangkutan sebagai angka realisasi, berdasarkan laporan menggunakan formulir KM. 12 dari Pengendali Mutu/Pimpinan Unit Organisasi.
Diisi dengan hasil penjumlahan masing-masing kolom minggu. Jika tidak tersedia data mingguan maka kolom ini untuk rencana diisi dengan data
menurut PKPT dan sumber lain dan untuk realisasi diisi data dari sumber lain yang datanya dapat dipercaya.
Diisi dengan angka kumulatif jumlah bulan ini dalam kolom (7) ditambah jumlah dalam kolom (8) laporan kendali bulan sebelumnya.

Kendali Mutu

Formulir KM 12
UNIT ORGANISASI:
LAPORAN RENCANA DAN REALISASI MINGGUAN
RMP/RPL Tahun 20 ..

No.
Urut
(1)

No.
PP
Dalam
PKPT
(2)

Nama Penugasan
Audit
(3)

Bulan
menurut
Rencana
(4)

Rencana

Realisasi

Minggu
1

3
(5)

Minggu
4

3
(6)

Bulan
Realisasi
(7)

Posisi
Per Tanggal
Pelaporan
(8)

I. PKPT

Sub Jumlah
II. Audit Khusus

Sub Jumlah
III. Di luar PKPT

Sub Jumlah
Jumlah
.., 20
Ketua Tim Audit/Pengendali Teknis/Pengendali Mutu 1)
1) Coret yang tidak perlu

( ..)
NIP. .

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

Cara Pengisian:
Kolom 1: Cukup jelas
Kolom 2: Diisi dengan nomor PP dalam PKPT (atau UPKPT kalau PKPT belum terbit)
Kolom 3: Diisi dengan nama PP atau uraian PP sebagaimana tercantum dalam PKPT dan nama PP untuk audit khusus dan di luar PKPT.
Diisi dengan bulan RMP atau bulan RPL sesuai yang tercantum dalam PKPT, disesuaikan dengan tujuan pelaporannya apakah pelaporan
mengenai RMP dan realisasinya oleh Ketua Tim Audit dan Pengendali Teknis ataukah pelaporan RPL dan realisasinya oleh Pengendali
Kolom 4: Teknis dan Pengendali Mutu.
Diisi dengan tanda/simbol "silang" (x) atau "kaki jalak" (v) pada kolom minggu yang direncanakan sebagai mulainya PP atau terbitnya LHP,
Kolom 5: disesuaikan dengan tujuan pelaporan.
Diisi dengan tanda/simbol "silang" (x) atau "kaki jalak" (v) pada kolom minggu realisasi mulainya PP atau realisasi terbitnya LHP,
Kolom 6: disesuaikan dengan tujuan pelaporan.
Kolom 7: Diisi dengan bulan realisasi mulainya PP atau bulan realisasi terbitnya LHP, disesuaikan dengan tujuan pelaporan.
Kolom 8: Kolom ini baru diisi kalau tuiuan pelaporan adalah melaporkan realisasi RMP. Kolom ini diisi dengan status PP pada tanggal pelaporan.
a.
BP
=
belum mulai audit.
b.
SP
=
sedang dalam pelaksanaan audit
c.
DLI
=
sedang disusun laporan oleh Ketua Tim Audit.
d.
PL
=
proses pembicaraan laporan dengan pimpinan auditee.
e.
DLII
=
konsep laporan sedang direview oleh Pengendali Teknis.
f.
DLIII
konsep laporan sedang direview oleh Pengendali Mutu Audit.
=
g.
DLIV
=
konsep laporan sudah disetujui Pengendali Mutu.
h.
PG
=
konsep laporan dalam proses penggandaan.
i.
B
=
penugasan audit dibatalkan, atau tidak sampai diterbitkan laporan.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

Kendali Mutu

Arthur Andersen Consulting, An Executive Seminar on Steps to certification


Success -ISO 9000, Jakarta, 1995.
Arthur R. Tenner, dan Irving J. DeToro, Total Quality Management: Three
Steps to Continuous Improvement, Addison-Wesley Publishing
Company, Inc., 1992 hal. 15.
David A. Garvin, Managing Quality: The Strategic and Competitive Edge,
seperti dikutip Arthur R. Tenner dan Irving J. DeToro dalam Total
Quality Management, Addison-Wesley Publishing Company.
Fariborz Y. Partovi, Management of Manufacturing Firms, Kinko's,
Philadelphia, 1992.
Michael L. Dertouzos, Richard K. Lester, Robert M. Solow dan the MIT
Commission on Industrial Productivity, Made in America: Regaining
the Productivity Edge, MIT Press, Cambridge, 1989, hal 8.
Philip Kotler, Marketing Management: Analysis, Planning, and Control,
Prentice Hall, 1984, hal 23.
President's Council on Management Improvement, Int:roduction to Total
Quality Management in the Federal Government, the Office of
personnel Management, the Federal Quality Institute and the Office of
Management and Budget, 1991.

Pusdiklatwas BPKP- 2007

61

Pusdiklat Pengawasan BPKP


Jln. Beringin II
Pandansari, Ciawi
Bogor 16720

ISBN 979-3873-28-0

Anda mungkin juga menyukai