Anda di halaman 1dari 2

1.

Teknik Audit Konstruksi Jaringan Irigasidan Bendungan

pada pekerjaan proyek konstruksi di lingkungan sumber daya air, kebanyakan pekerjaan utamanya

berkaitan dengan pekerjaan cut and fill atau pekerjaan galian dan timbunan untuk jaringan irigasi,

pekerjaan konstruksi beton untuk konstruksi bendungan dan lining saluran atau dinding penahan

tanah, dan pekerjaan pengurukan sungai dengan menggunakan peralatan pengerukan seperti kapal

keruk.

1. AUDITING PADA PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN

Adapun teknik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah pelajari back up data perhitungan volume di mana akan terlihat profil per
section pekerjaan galian dan timbunan, menggambarkan keadaan sebelum, yang
menggambarkan keadaan sebelum terlaksana dan setelah terlaksana

TEKNIK AUDIT KONSTRUKSI GEDUNG

Pekerjaan pembangunan gedung pada umumnnya didominasi oleh pekerjaan konstruksi beton
struktural berupa konstruksi beton yang berfungsi sebagai kolom, balok, dan plat lantai. Disamping utu
juga terdapat pekerjaan utama lain seperti pekerjaan penutup atap dan rangka atap. Selain pekerjaan
konstruksi utama tadi juga ada pekerjaan pendukung non-struktural lain seperti pekerjaan finishing
berupa pekerjaan plesteran dan pengecatan serta pekerjaan mekanikal dan elektrikal dan seringkali juga
dijumpai pekerjaan

Landscaping. Adapun teknik audit pada konstruksi gedung adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui volume konstruksi beton (kolom, balok dan plat lantai) dapat dilakukan audit
fisik lapangan dengan mengukur dimensi masing-masing konstruksi.Pengukuran dimensi konstruksi
itu hendaknya memperhatikan apakah terhadap kolom, balok, atau plat tersebut sudah dilakukan
pekerjaan plesteran atau belum. Jika sudah dilakukanpekerjaan plesteran hendaknya dimensi kolom,
balok atau plat lantai diukur yang benar-benar belum dilakukan pekerjaan plesteran, namun jika sudah
dplester, sebaiknya plesteran tersebut dikupas terlebih dahulu agar didapat dimensi kolom, balok, atau
plat lantai yang sebenarnya;

2. Langkah selanjutnya dapat dilakukan audit atas kualitas konstruksi beton terpasang dengan
melakukan uji karakteristik mutu beton terpasang. Untuk menguji kualitas suatu konstruksi beton dapat
dilakukan pertama-tama dengan teknik non-destructive tools seperti hammer test.

3. Apabila dari hasil uji mutu beton dengan hammer test diketahui bahwa mutu beton terpasang tidak
memenuhi spesifikasi seperti yang dipersyaratkan di dalam kontrak maka sebaiknya dilakukan
uji lanjutan menggunakan alat uji mutu kuat tekan beton dengan cara, konstruksi beton yang terindikasi
tidak memenuhi spesifikasi tadi diambil sampelnya menggunakan core drill agar didapat hasil yang
lebih mewakili, meskipun cara seperti ini akan merusak kekuatan struktur beton tersebut;
4. Setelah dilakukan pengambilan sampel beton menggunakan core drill beton maka akan didapat
sampel beton yang akan diuji mutunya menggunakan alat uji kuat tekan beton;

5. Untuk melakukan uji kuat tekan tersebut, auditor dapat bekerja sama dengan laboratorium
independen lain yang tidak terafiliasi dengan objek yang sedang diaudit.

6. Langkah selanjutnya adalah melakukan audit atas jumlah, dimensi dan jarak besi beton
terpasang di dalam konstruksi beton, baik kolom, balok maupun plat lantai menggunakan
profometer atau

Microcoverneter. Dengan menggunakan non-destructive tools ini Auditor dapat menggunakan non-
destructive tool ini Auditor dapat mengetahui jumlah besi, diameter besi, dan jarak besi yang terpasang
dalan suatu konstruksi beton. Dengan membandingkan dimensi serta jumlah dan jarak besi tertera pada
as built drawing, maka auditor dapat memperhitungkan volume besi yang terpasang dilapangan.

7. Untuk melakukan teknik audit ini auditor dapat bekerja sama dengan laboratorium independen

milik univeraitas ataupun laboratorium independen lain yang tidak terafiliasi dengan objek yang sedang
diaudit;

8.Selain pengujian mutu beton tetsebut dan pengujian dimensi beton dengan pemeriksaan fisik di
lapangan, dapat juga dilakukan pengujian volume pekerjaan dengan memebandingkan volume
pekerjaan dengan membandingkan volume pekerjaan hasil cek fiaik dengan volume pekerjaan pada
RAB. Atau dapat juga dilakukan pengecekan terhadap volume pekerjaan dengan
membandingkan antara volume hasil perhitungan dari gambar as built drawing dengan volume yang
terpasang di lapangan dan volume yang tertera dalam RAB. Biasanya sering terjadi

Anda mungkin juga menyukai