PEDOMAN
tentang
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
b. Tujuan. Pedoman ini dibuat bertujuan untuk dapat dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan dukungan Siskodal dan informasi di lingkungan TNI AD.
b. Tata Urut. Pedoman ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:
1) Bab I Pendahuluan.
6) Bab VI Penutup.
4. Dasar.
5. Pengertian. ( Lampiran A )
3
BAB II
KETENTUAN UMUM
6. Umum. Ketentuan umum merupakan pedoman pokok dalam tata cara penyelenggaraan
dukungan Siskodal dan Informasi di jajaran TNI AD. Ketentuan ini diperlukan agar kegiatan yang
berkaitan dengan Siskodal dan Informasi di jajaran TNI AD dapat memperoleh hasil yang
optimal. Ketentuan ini berisikan tentang tujuan dan sasaran, sifat, peranan, organisasi, syarat
personel, teknis, sarana dan prasarana serta faktor-faktor yang memengaruhi sehingga
mencapai target dan hasil yang optimal. Selain itu untuk menghindari ketidakefisienan dan
kesalahan dalam penyelenggaraannya.
b. Sasaran.
8. Sifat. Siskodal dan Informasi memiliki sifat yang harus dipenuhi guna menjamin
keberhasilan pelaksanaan pengambilan keputusan.
9. Peranan. Pedoman ini berperan sebagai referensi bagi personel di satuan dalam
melaksanakan penyelenggaraan kegiatan dukungan Siskodal dan Informasi.
10. Organisasi. Organisasi penyelenggaraan kegiatan Siskodal dan Informasi melekat pada
struktur tugas dan jabatan yang berada di satuannya.
a. Struktur Organisasi.
1) Tingkat Pusat
PENANGGUNG
JAWAB
DALWASGIAT
WASGIAT
KALAKGIAT
2) Tingkat Kotama
PENANGGUNG
JAWAB
DALGIAT
WASGIAT
KALAKGIAT
5
DAN/KA
SATWAH
b. Susunan Organisasi.
1) Tingkat Pusat.
c) Wasgiat : Kapushubad
2) Tingkat Kotama.
c) Wasgiat : Kahubdam
a. Tingkat Pusat.
1) Penanggung Jawab:
2) Dalwasgiat:
3) Wasgiat:
4) Kalakgiat:
b. Tingkat Kotama.
1) Penanggung Jawab:
2) Dalwasgiat:
3) Wasgiat:
4) Kalakgiat:
5) Dan/Ka Satwah
12. Syarat Personel. Untuk mendapatkan hasil kegiatan yang optimal, maka dalam
penempatan personel yang menangani kegiatan Siskodal dan Informasi perlu dipertimbangkan
tentang pengalaman, kemampuan, kualifikasi dan kriteria sebagai berikut:
a. Persyaratan Umum:
1) telah dinyatakan lulus atau sudah melewati proses Litpers (screening) dari
staf intel terkait (Sintelad/Sinteldam);
2) sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kesamaptaan fisik yang prima; dan
b. Persyaratan Khusus:
13. Teknis. Teknis pelaksanaan Siskodal dan Informasi adalah mengintegrasikan semua
input data, baik data real time (secara langsung) maupun database melalui sistem komunikasi
terintegrasi, sensor-sensor Siskodal dan Informasi yang kemudian disimpan atau diolah
menggunakan aplikasi manajemen informasi (Maninfo), serta selanjutnya disajikan
menggunakan perangkat yang menyajikan informasi dalam rangka membantu proses
pengambilan keputusan (Biltus) Pimpinan.
USER INTERFACE
DAN dan STAF
Suasana kerja Komandan dan Staf berikut mekanisme kerja mereka diharapkan
mempunyai sistem yang baku dan teratur. Prosedur hubungan kerja antara Komandan
dan Staf sudah tersimpan dan terbangun oleh sistem. Hal ini akan mengurangi waktu
yang tidak berguna yang seharusnya dapat dipakai untuk memaksimalkan kinerja dalam
bidang taktik dan koordinasi antara Komandan dan Staf. Kegiatan Siskodal dan Informasi
yang dilaksanakan antara komandan, staf yang satu dengan staf yang lain akan mudah
berinteraksi dan berkoordinasi secara intens tanpa perlu berpindah tempat atau mencari
dan memanggil staf yang lain. Koordinasi yang didukung oleh sistem yang berjaringan
akan memungkinkan sistem untuk mengoptimalisasi kinerja pada sebuah Posko.
Sistem yang dibangun akan menempatkan staf untuk berpikir dan menganalisa
tugasnya serta menyajikan kepada komandan secara cepat dan tepat. Segala mekanisme
operasi dan kegiatan yang berhubungan dengan manajemen operasi diproses dalam
Siskodal dan Informasi.
12
Sistem komando dan pengendalian terdiri dari semua sumber daya yang digunakan untuk
mendukung komando dan pengendalian dan meningkatkan kemampuan komandan untuk
melakukan operasi. Komandan mengatur sistem komando dan pengendalian untuk—
- Mendukung pengambilan keputusan komandan.
- Kumpulkan, buat, dan pertahankan informasi yang relevan dan siapkan produk untuk
mendukung pemahaman dan visualisasi komandan dan pemimpin.
- Siapkan dan komunikasikan arahan.
Untuk menyediakan tiga fungsi yang tumpang tindih tersebut di atas, komandan harus
secara efektif menemukan, merancang, dan mengatur empat komponen sistem komando dan
pengendalian mereka, yang terdiri dari : Manusia, proses, jaringan, dan pos komando
1) Manusia
13
2) Proses
Komandan menetapkan dan menggunakan proses dan prosedur yang sistematis untuk
mengatur kegiatan di dalam markas mereka dan di seluruh pasukan. Proses adalah
serangkaian tindakan yang diarahkan ke keadaan akhir, seperti: proses pengambilan
keputusan militer. Selain kegiatan utama dari proses operasi, komandan dan staf
menggunakan beberapa proses integrasi untuk menyinkronkan fungsi tertentu di seluruh
proses operasi. Proses integrasi tersebut diantaranya—
- Intelijen pertempuran
- pengumpulan informasi
- Penentuan sasaran
- manajemen risiko
- manajemen pengetahuan
Prosedur mengatur tindakan dalam sistem komando dan pengendalian agar lebih efektif
dan efisien. Mereka memungkinkan tindakan kompleks terjadi tanpa panduan terperinci setiap
kali prosedur dimulai. Sebagai contoh, prosedur operasi standar sering memberikan instruksi
unit rinci tentang bagaimana: mengkonfigurasi tampilan Common Operational Picture (COP).
Mengikuti proses dan prosedur meminimalkan kebingungan, kesalahpahaman, dan keraguan
karena komandan sering membuat keputusan cepat untuk memenuhi persyaratan
operasional.
3) Jaringan (Networks)
4) Pos Komando
Komando dan pengendalian yang efektif membutuhkan koordinasi yang erat dan
terus menerus, dan seringkali segera. sinkronisasi dan berbagi informasi di seluruh staf.
Untuk mempromosikan ini, komandan mengatur staf mereka dan komponen lain dari
sistem komando dan pengendalian ke dalam pos komando untuk membantu mereka
secara efektif melakukan operasi. Pos komando adalah markas besar unit tempat
komandan dan staf melakukan kegiatan. Sering dibagi menjadi eselon, setiap eselon
markas adalah pos komando terlepas dari apakah komandan hadir atau tidak. Bila perlu,
komandan mengendalikan operasi dari lokasi lain jauh dari pos komando.
Pos komando adalah fasilitas yang mencakup personel, proses dan prosedur, serta
jaringan yang membantu komandan dalam komando dan pengendalian. Komandan
menggunakan pos komando untuk membantu mengendalikan operasi melalui kontinuitas,
perencanaan, koordinasi, dan sinkronisasi fungsi perang. Komandan mengatur pos
komando mereka secara fleksibel untuk memenuhi perubahan situasi dan persyaratan
operasi yang berbeda.
Fungsi posko berhubungan langsung dengan membantu komandan dalam
memahami, memvisualisasikan, menggambarkan, mengarahkan, memimpin, dan menilai
operasi. Berbagai jenis pos komando, seperti utama
pos komando atau pos komando taktis, memiliki fungsi khusus berdasarkan desain.
Fungsi umum untuk semua pos komando termasuk—
- Melakukan knowledge management, information management, dan foreign disclosure.
- Membangun dan memelihara pemahaman situasional.
- Mengontrol operasi.
16
- Menilai operasi.
- Berkoordinasi dengan organisasi internal dan eksternal.
- Melakukan administrasi posko.
Posko bergantung pada sekumpulan sistem komunikasi dan jaringan yang secara kolektif
menyediakan kemampuan yang dibutuhkan dan mengaktifkan perintah penugasan. Penting agar
semua personel Posko terbiasa dengan kemampuan dan keterbatasan komponen sistem
komunikasi. Terdiri dari beberapa komponen:
- Radio taktis.
- Jaringan data.
- Sistem Manajemen Pertempuran (BMS/ICCS)
A. RADIO TAKTIS
Radio taktis dikerahkan di semua eselon dan memberi pengguna kemampuan
untuk melakukan komunikasi suara dengan interoperable. Sistem ini menggunakan pita
frekuensi tinggi (HF), frekuensi ultra tinggi (UHF), frekuensi sangat tinggi (VHF),
komunikasi satelit, dan radio multiband. Peralatan tersebut mungkin dirancang khusus
untuk penggunaan militer dan mungkin termasuk radio komersial (COTS). Setiap sistem
memiliki kemampuan unik dan karakteristik yang digunakan komandan untuk menentukan
cara menggunakan setiap sistem, tergantung pada misi dan faktor lain. Radio taktis juga
dapat diakses melalui Subsistem Komunikasi Radio Interconnect seperti halnya
komunikasi Voice over Internet Protocol (VoIP).
B. JARINGAN DATA
Jaringan data, Komandan mengandalkan jaringan data di Posko untuk
mengkomunikasikan informasi dan kekuatan pengendalian. Jaringan memfasilitasi arus
informasi dengan menghubungkan pengguna informasi dan produsen informasi dan
memungkinkan arus informasi yang efektif dan efisien. Internet taktis adalah jaringan data
komunikasi yang digunakan. Internet taktis yang digunakan adalah secara fungsional
mirip dengan internet komersial, karena infrastruktur komunikasi menggunakan tekonologi
yang sama. Internet taktis memperluas kualitas stasiun rumah yang terbatas dan umum,
Layanan jaringan informasi pertahanan dan aplikasi perintah tugas ke unit yang
dikerahkan. Pada brigade dan di bawahnya, Internet taktis memperluas sistem komando
misi ke pasukan dan sistem senjata.
Pos komando (Posko) adalah markas unit tempat komandan dan staf melakukan kegiatan
mereka. Sering dibagi menjadi eselon, setiap eselon markas adalah Posko terlepas dari apakah
komandan hadir. Bila perlu, komandan dapat mengendalikan operasi dari lokasi lain yang jauh
dari Posko. Dalam semua kasus, komandan saja yang menjalankan perintah ketika berada di
Posko atau di tempat lain.
Posko adalah fasilitas yang mencakup personel, peralatan, sistem informasi, dan jaringan,
dipandu oleh: proses dan prosedur yang membantu komandan dalam pelaksanaan komando
misi. Komandan memanfaatkan Posko untuk membantu mengendalikan operasi melalui
kontinuitas, perencanaan, koordinasi, dan sinkronisasi fungsi pertempuran. Komandan mengatur
Posko mereka secara fleksibel untuk memenuhi situasi dan persyaratan yang berubah operasi
yang berbeda
Fungsi Posko berhubungan langsung dengan membantu komandan dalam memahami,
memvisualisasikan, menggambarkan, mengarahkan, memimpin, dan menilai operasi. Berbagai
jenis Posko, seperti Posko utama atau Posko taktis, memiliki fungsi khusus dengan desain.
Fungsi umum untuk semua Posko yaitu:
- Melakukan manajemen pengetahuan dan manajemen informasi.
- Membangun dan memelihara pemahaman situasional.
- Mengontrol operasi.
- Menilai operasi.
- Berkoordinasi dengan organisasi internal dan eksternal.
- Melakukan administrasi Posko
Depan / Posko Taktis. Fokus dari Posko Markas adalah pada perencanaan jangka
panjang, analisis operasi, dan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan terkait keberlanjutan.
Akibatnya, sebagian besar sel rencana, sel intelijen, dan personel sel pendukung
memberikan dukungan staf dari Posko stasiun asal. Posko stasiun rumah berkolaborasi
dengan Posko Depan / Posko Taktis menggunakan kelompok kerja virtual dan tim
perencanaan sesuai kebutuhan.
Posko Utama Markas melakukan fungsi berikut:
a) Melakukan perencanaan dan analisis yang disengaja untuk fase dan transisi baru
(sekuel) di operasi, termasuk produksi rencana dan produk pendukung.
b) Menjaga hubungan dengan unit yang diselaraskan secara regional melalui layanan
Angkatan Darat yang didukung markas komando komponen untuk memberikan
respons tepat waktu terhadap persyaratan tambahan yang mungkin berkembang
dan dalam persiapan untuk mengembalikan kekuatan-kekuatan itu ke lokasi
garnisun mereka di atas penyelesaian misi mereka.
c) Mempertahankan konektivitas digital antara Posko Utama / Markas, komandan,
dan Posko depan terlepas dari apakah nanti sedang dalam perjalanan ke area
operasi gabungan atau ditempatkan di wilayah operasi.
Sistem komunikasi adalah sistem yang terdiri atas jaring-jaring komunikasi secara
terintegrasikan dan secara teknis adalah tatanan dari alat peralatan, perlengkapan,
keterampilan, teknik dan prosedur dibidang komunikasi yang diperlukan untuk
mempertahankan dan menjamin berlanjutnya Kodal Operasi, kegiatan organisasi dan
sistem senjata lainnya.
Keberadaan komunikasi yang handal sangat membantu semua proses kegiatan di
Posko. Komunikasi dapat berupa komunikasi data, suara, gambar, video, telemetri, posisi
koordinat, kedudukan sendiri, kedudukan pasukan kawan, kedudukan musuh yang ter-
update oleh satuan Intelijen dan sensor-sensor lain, sehingga staf atau komandan bisa
menggunakan data tersebut secara langsung di dalam peta berdasarkan hasil
data/informasi dari satuan topografi.
Dukungan sistem komunikasi yang multi layer berpengaruh juga akan kehandalan
sebuah Posko. Multi layer disini artinya sistem komunikasi yang mempunyai lebih dari
satu jaringan dan sistem. Komunikasi untuk saling bertukar informasi tentang area
pertempuran misalnya, sangat membutuhkan jenis komunikasi yang terintegrasi dan
kompatibel dengan tugas yang dihadapi. Selanjutnya komunikasi yang real time dapat
menampilkan visualisasi daerah pertempuran dimana semua pejabat yang terlibat dalam
kegiatan dapat melihat peta dan medan sesungguhnya pada saat yang nyata.
21
Desain sistem komunikasi yang dapat mendukung Siskodal dan Informasi perlu
memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
Pusat Data Terpadu TNI AD adalah sekelompok sistem yang mencakup situs
tetap, stasiun bumi yang dapat digunakan, dan peralatan unit (server dan laptop) yang
menyediakan akses data satuan yang mendukung perintah operasi dan terintegrasi
dengan sistem informasi perintah operasi melalui berbagai operasi militer.
Pusat Data Terpadu TNI AD mendukung Posko secara terus menerus dalam
operasi dan memberikan pandangan yang handal dan dinamis dari lingkungan
operasional dengan menyediakan kemampuan untuk mengakses informasi geospasial,
cuaca, tunggal, multi, dan semua sumber yang relevan dan intelijen tentang ancaman dan
kekuatan nonblok untuk mendukung Common Operational Picture Posko.
Pusat Data Terpadu TNI AD secara bersamaan mendukung operasi saat ini,
operasi masa depan, dan rencana sel fungsional dalam Posko. Pusat Data Terpadu TNI
AD dapat beroperasi di seluruh eselon serta semua domain keamanan dan jaringan untuk
memasukkan jaringan koalisi.
Fungsi inti dari Pusat Data Terpadu TNI AD adalah: tugas sensor; mengendalikan
sistem sensor Angkatan Darat tertentu; memproses, menggabungkan, dan
mengeksploitasi data dan informasi; mendukung generasi pengetahuan; menyediakan
kemampuan stasiun bumi; otomatis dukungan untuk generasi produk intelijen;
24
menyebarkan informasi dan intelijen tentang ancaman, cuaca, dan medan di semua
eselon; mengotomatisasi sinkronisasi intelijen, termasuk informasi perencanaan koleksi;
integrasi dan penilaian pengintaian dan pengawasan; mendukung pemahaman
situasional; dan mendukung penargetan
Sistem sensor Siskodal dan Informasi (Intelijen Pengamatan dan
Pengintaian). Sensor adalah semua sarana, alat atau orang yang dapat
menangkap data baik bersifat statis maupun dinamis, yang relatif tetap maupun cepat
berubah dan mengirimkan datanya bagi kepentingan sistem informasi. Mekanisme sensor
dari Siskodal dan Informasi dimulai dari sensor tingkat bawah (taktis) mengumpulkan data
kemudian diolah dan hasilnya menjadi data input bagi Siskodal dan Informasi tingkat yang
lebih tinggi. Demikian seterusnya sampai ke tingkat paling atas (tingkat strategis)sehingga
simpul-simpul yang lebih bawah dalam struktur komando merupakan sensor bagi simpul
diatasnya.
Sistem yang berasal dari sensor Human Intelligence (Humint) yang berasal dari
aparat intelijen dan aparat teritorial serta sensor Signal Intelligence (Sigint) yang berasal
dari peralatan elektronika seperti Intercept, meliputi radio dan GSM intercept atau dari
peralatan pengamatan dan pengintaian seperti Radar, Foto Udara, dan Citra Satelit serta
Alat pemandu target untuk menunjang data Intelijen yang dapat memberikan data medan
termasuk lokasi musuh, kondisi jalan, permukaan medan dan bangunan. Sensor yang
tepat dapat menambah keyakinan informasi intelijen dan menambah validitas keputusan
yang diambil.
h. Manajemen Informasi
Control System (ICCS) Posko atau terdapat pada Battlefield Management System (BMS)
Posko.
Manajemen pengetahuan adalah proses yang memungkinkan aliran pengetahuan
untuk meningkatkan pemahaman bersama, pembelajaran, dan pengambilan keputusan.
Manajemen informasi adalah ilmu menggunakan prosedur dan sistem informasi untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menampilkan, menyebarkan, dan melindungi
data, informasi, dan produk pengetahuan. Gabungan, manajemen pengetahuan dan
manajemen informasi memungkinkan penyediaan informasi yang relevan kepada orang
yang tepat pada waktu yang tepat dan dalam format yang dapat digunakan untuk:
memudahkan pemahaman dan pengambilan keputusan.
Sistem komputer pada Siskodal dan Informasi merupakan sebuah sistem
komputasi yang saling terintegrasi dengan sistem komunikasi. Komputer memproses
informasi, melakukan kalkulasi, melakukan analisa matematis, mendukung proses pada
prosedur Kodalops, menyimpan data informasi, memproses informasi yang sudah ada,
melakukan integrasi dengan sistem pengendalian termasuk sistem Battlefield
Management System (BMS) dan sistem lain yang berbeda.
Sistem komputer yang diharapkan dalam Siskodal dan Informasi adalah yang
dapat membantu pekerjaan Staf seperti menganalisa medan, kontur medan, panjang rute
dan prediksi pasukan manuver dan kendaraan yang bergerak di medan tertentu sampai
dengan aplikasi penghitungan korban tempur. Sistem komputer ini akan bekerja dengan
optimal apabila digabungkan dengan Siskodal dan Informasi.
Dalam Siskodal, gambaran operasional bersama (COP) adalah tampilan tunggal yang
identik dari informasi yang relevan dibagikan oleh lebih dari satu perintah. Informasi ini biasanya
dimasukkan ke server Posko dan ditampilkan menggunakan Simulator Pertempuran. Melalui
ruang kerja visual bersama, para komandan dan staf dapat memantau operasi, menganalisis
data, berbagi pemikiran, dan merencanakan tindakan. COP adalah kunci untuk setiap langkah
dalam proses operasi: merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan menilai.
Memasukkan COP yang relevan dan komprehensif ke dalam Posko memberikan keuntungan
berikut untuk proses operasi:
1) Membantu komandan dalam memberikan tujuannya dan mengeluarkan panduan
perencanaan.
2) Membantu komandan, staf, dan pemimpin bawahan untuk fokus pada informasi
yang relevan untuk suatu operasi.
3) Meningkatkan kolaborasi dan dengan demikian memungkinkan perencanaan,
pengarahan, dan pengarahan singkat yang lebih efisien.
4) Mempromosikan perencanaan paralel unit bawahan.
5) Mengurangi kebutuhan untuk menghasilkan tindakan pengendalian yang ekstensif
untuk mengoordinasikan manuver dan menghindari salah tembak.
6) Membantu memastikan bahwa aturan pelibatan disebarluaskan secara merata
hingga ke eselon terendah.
7) Memungkinkan respons cepat terhadap situasi taktis yang berkembang dan
memungkinkan komandan untuk membuat keputusan yang tepat, menyinkronkan
kekuatan dan tembakan, dan merebut dan mempertahankan inisiatif.
27
Teknik untuk menetapkan COP yang efektif adalah dengan mengembangkan daftar
periksa untuk item apa yang akan ditampilkan pada COP setiap saat. Daftar periksa harus
mencakup hanya informasi relevan yang intuitif kepada pengguna dan disesuaikan dengan
kebutuhan komandan, diantaranya
1) Kegiatan penting termasuk batas antar satuan dan lokasi saat ini di dalam daerah
operasi
2) Grafik manuver (oleat manuver)
3) Langkah-langkah koordinasi bantuan tembakan yang aktif dan terencana
4) Tindakan pengendalian wilayah udara aktif dan sesuai pesanan sebagaimana
dipublikasikan dalam perintah pengendalian udara
5) Prioritas keterlibatan pemimpin utama
6) Titik dan jalur logistik utama
7) Pertimbangan sipil
8) Ancaman, bahaya, dan lokasi serta aktivitas musuh yang diketahui dan ditetapkan
9) Prioritas perlindungan
10) Penilaian risiko
28
Peta digital pada manajemen informasi sangat berperan efektif, mulai dari segi
ukuran dimana peta digital dapat digunakan pada ruangan yang sempit bahkan di dalam
Posko mobile-pun memungkinkan untuk mengeksplorasi peta. Sistem layering peta akan
menggantikan Oleat yang tradisional pada kegiatan pembuatan produk Komandan dan
Staf. Oleat yang bertumpuk-tumpuk serta jauh dari akurat akan tergantikan oleh peta
digital. Di samping itu, peta digital dapat diintegrasikan dan disebarluaskan sebagai data
telemetri dimana informasi koordinat dapat diakses dan diketahui secara sama persis dan
akurat.
Sistem peta digital juga mempunyai keuntungan yaitu dapat diintegrasikan dengan
peta pada BMS sistem kesenjataan. Sebagai contoh informasi peta yang dipelihara oleh
intelijen dapat saling berbagi informasi musuh dengan misalnya Pakorbantem sampai
dengan peta sasaran di pimpinan penembakan yang secara jarak sangat jauh.
Efektivitas operasional ruang siber (secara kabel maupun nirkabel) baik untuk tujuan ofensif
maupun defensif mutlak membutuhkan spektrum elektromagnetik dalam melakukan transmisi
informasinya, maka dibutuhkan penggabungan maupun sinergitas atas ruang siber dan
spektrum elektromagnetik agar dapat diselenggarakan secara efektif dan maksimal
29
Peperangan elektronika, dimana pada dasarnya bidang pernika (Electronic Warfare / EW)
terdiri dari tiga bagian besar yaitu Electronic Attack (EA), Electronic Protection (EP) dan
Electronic Warfare Support (ES). Yang dimaksud dengan EP dalam buku tersebut adalah bagian
dari kegiatan pernika dengan mengambil langkah dan tindakan dalam melindungi personil,
fasilitas maupun alat – alat terhadap efek samping dari penggunaan gelombang elektromagnetik
pasukan sendiri, lingkungan maupun lawan yang dapat mengakibatkan pengurangan, peniadaan
bahkan penghancuran atas daya tempur sendiri.
14. Sarana dan Prasarana. Sarana dan Prasarana adalah perangkat utama maupun
pendukung yang dimiliki oleh satuan-satuan jajaran TNI AD sesuai dengan fungsinya masing-
masing, serta digunakan untuk mendapatkan data input, menyimpan dan mengolah, serta
menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan.
a. Sarana.
1) Sistem Komunikasi:
a) radio;
b) telepon;
c) data; dan
b) Server database;
d) Mail server;
e) VoIP server;
3) Manajemen informasi:
a) Artificial Intelligence;
d) Radar.
(b) pemandu.
(a) navigasi;
(c) cuaca.
b) Peralatan Siber.
(a) malware/Virus;
(g) firewall;
c) voltage regulator.
6) Sistem Tampilan/Display:
a) wall display;
b) videotron;
d) TV plasma.
b. Prasarana:
1) Backbone komunikasi:
a) backbone jaringan:
(2) Intranet.
2) Ruangan.
a) Puskodalad;
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
a. Tahap Perencanaan:
2) Dalgiat.
3) Wasgiat
35
4) Kalakgiat
b. Tahap Persiapan
2) Dalgiat.
3) Wasgiat
4) Kalakgiat.
37
c. Tahap Pelaksanaan.
1) Penanggung Jawab.
2) Dalgiat.
3) Wasgiat.
4) Kalakgiat
5) Dan/Ka Satwah
39
d. Tahap Pengakhiran.
2) Dalgiat.
3) Wasgiat.
4) Kalakgiat.
40
5) Dan/Ka Satwah.
a. Tahap Perencanaan:
2) Dalgiat.
6) Wasgiat
41
7) Kalakgiat
b. Tahap Persiapan
2) Dalgiat.
3) Wasgiat
4) Kalakgiat.
e. Tahap Pelaksanaan.
1) Penanggung Jawab.
2) Dalgiat.
3) Wasgiat.
4) Kalakgiat
5) Dan/Ka Satwah
f. Tahap Pengakhiran.
45
2) Dalgiat.
3) Wasgiat.
4) Kalakgiat.
5) Dan/Ka Satwah.
19. Mekanisme dan kegiatan Siskodal dan Informasi. Penjabaran tentang mekanisme dan
pelaksanaan kegiatan Siskodal dan Informasi dijelaskan dengan pendekatan yang akan dibuat
dari masing-masing pelaksana dimana pendekatan pentahapan perencanaan sampai dengan
pengakhiran sudah menjadi satu ruang lingkup yang dihasilkan. Pelaksanaan kegiatan terkait
Siskodal dan Informasi sebagai berikut :
BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
20. Umum. Dalam pelaksanaan kegiatan Siskodal dan Informasi harus dilaksanakan
secara tertib sesuai ketentuan serta disertai penyelenggaraan administrasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kesalahan dalam perlakuan terhadap penggunaan perangkat Siskodal
dan Informasi dapat menyebabkan timbulnya kerusakan dini sehingga fungsi dari perangkat
Siskodal dan Informasi tersebut tidak optimal dan tidak siap pakai.
3) Power harus dimatikan sebelum memindahkan bagian lain dari alat tersebut.
4) Pertolongan harus segera dilakukan bila ada yang tersengat listrik. Lakukan
langkah-langkah berikut:
a) Matikan power.
b) Cari pertolongan.
sendirian. Usahakan ada orang lain disekitar kita, untuk melakukan pertolongan
pertama, bila dibutuhkan.
1) Jangan melakukan recharger (pengisian ulang daya baterai) untuk alat yang
tidak bisa di-recharger. jangan memotong jalur sirkuit, jangan membakar atau
merusak sumber tenaga.
5) Jika sumber tenaga panas dan terdengar suara berdesis serta tercium bau
yang mengganggu, pindahkan alat ke tempat terbuka. Jika ada kebocoran baterai,
ikuti prosedur hazmat (hazardous materials) dengan benar.
9) Goncangan Radio Frequency (RF) mungkin terjadi bila ada kontak personel
dengan logam terbuka pada kotak radio.
11) Jauhkan baterai multicell Lithium Sulfur Dioxide (Li-SO2) dari personel
selama proses discharger.
c. Pengamanan Kegiatan. Bagian berikut terdiri dari pencegahan umum yang tidak
berhubungan langsung dengan prosedur khusus atau peralatan. Pencegahan ini
ditujukan untuk teknisi pemeliharaan. Namun, semua personel harus mengerti dan
menggunakan pencegahan ini selama tahap-tahap penggunaan dan pemeliharaan
peralatan. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipahami:
22. Tindakan administrasi. Dalam kegiatan Siskodal dan Informasi diperlukan tindakan
administrasi agar dapat dipertanggungjawabkan secara normatif dan prosedural. Kegiatan
tersebut meliputi:
a. Tahap perencanaan:
b. Tahap persiapan:
c. Tahap pelaksanaan:
d. Tahap pengakhiran:
BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
23. Umum. Dalam pelaksanaan kegiatan Siskodal dan Informasi perlu adanya suatu
komando dan pengendalian yang jelas agar dilaksanakan secara tertib dan dapat
dipertanggungjawabkan. Kegiatan tersebut harus berdasarkan perintah pejabat yang berwenang
dan harus dilaksanakan.
24. Pengawasan. Agar pelaksanaan kegiatan Siskodal dan Informasi dapat berjalan
sesuai ketentuan maka perlu adanya pengawasan dari masing-masing pejabat satuan terkait
sesuai tataran kewenangan masing-masing.
BAB VI
PENUTUP
26. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam pedoman Siskodal
dan Informasi ini oleh para pengguna Siskodal dan Informasi akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan di dalam pelaksanaan kegiatan dukungan Perhubungan di lingkungan TNI AD.
27. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan masih kurang tepat, akibat adanya tuntutan
kebutuhan untuk penyempurnaan pedoman Siskodal dan Informasi ini agar disarankan kepada
Kapushubad melalui staf terkait sesuai dengan mekanisme umpan balik.