Anda di halaman 1dari 74

TENTARA NASIONAL INDONESIA RAHASIA Lampiran Keputusan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT


Nomor Kep/ 692 / VIII / 2018
Tanggal 8 Agustus 2018

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PRODUK ADMINISTRASI INTELIJEN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Dalam menyelenggarakan pembuatan produk administrasi intelijen,


memerlukan suatu pedoman dalam bentuk petunjuk teknis (Juknis) tentang Produk
Administrasi Intelijen (Produk Minintel). Juknis tentang Produk Minintel ini
merupakan jabaran dari Petunjuk Administrasi tentang Administrasi Intelijen
(Minintel) yang turunannya meliputi kegiatan proshub mekker staf dan satuan
intelijen, produk minintel dan kegiatan lapbapul. Juknis Produk Minintel ini
menjelaskan tentang teknis kegiatan pembuatan produk catatan, produk laporan,
produk telaahan dan produk perintah/rencana.

b. Pembuatan produk administrasi intelijen yang dilaksanakan oleh staf/satuan


Intelijen/badan pelaksana/personel Intelijen selama ini menggunakan sumber
rujukan Buku Petunjuk Teknik tentang Administrasi Intelijen berdasarkan surat
keputusan Kasad Nomor: Skep 79/III/2002 tanggal 8 Maret 2002 (PT: PAM-22),
namun dirasakan masih ada kekurangan dan penambahan, oleh karena itu perlu
disusun dan disempurnakan menyesuaikan dengan stratifikasi petunjuk bidang
Intelijen yang berlaku di lingkungan Angkatan Darat, agar dapat dijadikan pedoman
dan rujukan dalam pembuatan produk administrasi intelijen serta diharapkan dapat
mendukung tugas staf/aparat Intelijen di lapangan.

c. Mengingat pentingnya Juknis tentang Produk Minintel ini sebagai pedoman


pokok dalam penyelenggaraan kegiatan/operasi intelijen, maka kegiatan aparat
intelijen di lingkungan staf intelijen/pengamanan perlu dilengkapi/didukung dengan
pembuatan produk minintel kepada pimpinan/komando atas. Petunjuk teknis ini
disusun dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman dan rujukan dalam
pembuatan produk administrasi Intelijen di lingkungan Angkatan Darat, termasuk
format dan cara membuat setiap produk minintel agar memiliki kesamaan persepsi,
pemahaman dan tindakan. Selain itu, petunjuk teknis ini dapat digunakan sebagai
referensi dan sumber bahan ajaran di lembaga pendidikan Angkatan Darat.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk Teknis tentang Produk Minintel dimaksudkan agar


dapat memberikan gambaran, penjelasan, dan pemahaman tentang
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen.

RAHASIA
4

b. Tujuan. Petunjuk Teknis tentang Produk Minintel bertujuan untuk dapat


digunakan sebagai pedoman bagi personel dan staf/satuan Intelijen/pengamanan
di lingkungan Angkatan Darat, sehingga diperoleh kesamaan pola pikir dan pola
tindak dalam menyelenggarakan pembuatan produk administrasi intelijen.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan petunjuk teknis ini mencakup


kegiatan administrasi intelijen untuk menyelenggarakan pembuatan produk minintel
berupa produk catatan, produk laporan, produk telaahan, dan produk
perintah/rencana.

b. Tata Urut.

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.

4) Bab IV Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.


6) Bab VI Penutup.

4. Dasar. Dasar yang digunakan dalam penyusunan petunjuk teknis ini sebagai
berikut:

a. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum
Angkatan Darat;

b. Keputusan Kasad Nomor Kep/542/VIII/2015 tanggal 12 Agustus 2015


tentang Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Petunjuk TNI AD;

c. Keputusan Kasad Nomor Kep/548/VI/2016 tanggal 27 Juni 2016 tentang


Petunjuk Teknis tentang Tulisan Dinas;

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/632/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017


tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk TNI
Angkatan Darat;

e. Keputusan Kasad Nomor Kep/633/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017


tentang Petunjuk Administrasi Tata Cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk TNI
Angkatan Darat; dan

f. Keputusan Kasad Nomor Kep/634/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017


tentang Petunjuk Administrasi tentang Administrasi Intelijen (Minintel).

5. Pengertian. (Lampiran A).


5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Ketentuan umum merupakan pedoman pokok dalam tata cara


pembuatan Produk Minintel di satuan intelijen/pengamanan. Ketentuan ini diperlukan agar
kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan produk minintel di satuan intelijen/
pengamanan mendapatkan hasil produk yang optimal. Ketentuan ini berisi tentang tujuan
dan sasaran, sifat, peranan, organisasi, tugas dan tanggung jawab, syarat personel,
teknis, sarana dan prasarana, serta faktor-faktor yang memengaruhi.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Menyelenggarakan pembuatan produk administrasi intelijen


yang tertib, dan lengkap untuk menentukan kebijakan, perencanaan dan
pengambilan keputusan serta tindakan pimpinan dalam rangka pelaksanaan tugas
pokok satuan jajaran Angkatan Darat.

b. Sasaran. Terselenggaranya proses pembuatan produk minintel meliputi:

1) terwujudnya produk catatan yang tertib dan lengkap guna mendukung


pelaksanaan tugas pokok intelijen;

2) terwujudnya produk laporan yang tertib dan lengkap guna


mendukung pelaksanaan tugas pokok intelijen;

3) terwujudnya produk telaahan yang tertib dan lengkap guna


mendukung pelaksanaan tugas pokok intelijen; dan

4) terwujudnya produk perintah/rencana yang tertib dan lengkap guna


mendukung pelaksanaan tugas pokok intelijen.

8. Sifat.

a. Obyektif. Penulisan produk minintel senantiasa berdasarkan fakta-fakta


yang memiliki nilai-nilai kebenaran dari sumber informasi yang dapat dipercaya/
akurat.

b. Terang dan Jelas. Dalam membuat produk minintel dapat menguraikan


secara terang dan jelas, sehingga mudah dimengerti dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda, serta menghindari penggunaan kata-kata yang tidak lazim/baku.

c. Sistematis. Dalam membuat produk minintel diatur dan disusun berurutan


secara kronologis sesuai waktu kejadian sehingga mudah dimengerti.

d. Teliti. Dalam membuat produk minintel dilaksanakan secara teliti baik


dalam format, susunan, dan isi untuk menghindari kesalahan.

e. Tertib. Prosedur pembuatan produk minintel dilakukan dengan tahapan


perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran sehingga dalam
pembuatan produk minintel dilakukan dengan tertib.
6

f. Keamanan. Dalam membuat produk minintel harus diutamakan faktor


kerahasiaan/keamanan baik sebelum, selama dan sesudah produk dibuat.

g. Lengkap. Dalam membuat produk minintel dituangkan berdasarkan


fakta-fakta yang terjadi di lapangan dengan lengkap mengandung unsur
siabidibame.

h. Akuntabel. Dalam membuat produk minintel harus dapat dipertanggung


jawabkan dalam penggunaan anggaran, dan kegiatan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

9. Peranan. Petunjuk Teknis tentang Produk Minintel dibuat sebagai pedoman


bagi personel, staf/satuan Intelijen/pengamanan serta sarana, dan bagian penting dalam
penyusunan pembuatan produk administrasi Intelijen dengan tetap memperhatikan
ketentuan, dan prosedur yang berlaku di lingkungan Angkatan Darat.

10. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.

PIMPINAN

PEMBANTU PIMPINAN

PELAKSANA

b. Susunan Organisasi.

1) Tingkat Pusat.

a) Pimpinan : Kasad.

b) Pembantu pimpinan : Aspam Kasad.

c) Pelaksana : Danpusintelad.

2) Tingkat Kostrad/Kotama/Kopassus.

a) Pimpinan : Pangkostrad/Pangdam/Danjen
Kopassus.

b) Pembantu pimpinan : Asintel


Kaskostrad/Kasdam/Kopassus.

c) Pelaksana : Danyon Satria Sandi Yudha


Kostrad/Dandeninteldam/Dansat
intel Kopassus.
7

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Pimpinan : Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

b) Pembantu pimpinan : Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/


Sekretaris.

c) Pelaksana : Pabanpam/Kabagpam/Kasipam.

4) Tingkat Satuan.

a) Divif.

(1) Pimpinan : Pangdivif.

(2) Pembantu pimpinan : Asintel Kasdivif.

(3) Pelaksana : Sinteldivif.

b) Brigif/Resimen/Grup.

(1) Pimpinan : Danbrig/Danmen/Dangrup.

(2) Pembantu pimpinan : Kasiintel Brigif/Resimen/Grup.

(3) Pelaksana : Danki Taikam Pandu Penangkal


Serangan Udara (Danki TPP)/
Dansatintel Resimen/Dansatintel
Kopassus.

c) Korem/Rindam/Balakdam

(1) Pimpinan : Danrem/Danrindam/Kabalak

(2) Pembantu pimpinan : Kasiintelrem/Kabagpam/Katuud

(3) Pelaksana : Dantimintelrem/Kaur Pam

d) Kodim/Yon/Den.

(1) Pimpinan : Dandim/Danyon/Danden.

(2) Pembantu pimpinan : Pasiintel Kodim/Pasilidik


Yon/Pasi Pamops Den

(3) Pelaksana : Danunitinteldim/Dansiintel


Yon/Ba Intel/Pam.

11. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Tingkat Pusat.
8

1) Kasad selaku penentu kebijakan dan bertanggung jawab dalam


kegiatan administrasi Intelijen di lingkungan Angkatan Darat.
2) Aspam Kasad.

a) Tugas:

(1) memberikan pertimbangan, saran pendapat kepada


Kasad mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan Angkatan Darat;

(2) mengoordinasikan, mengawasi, dan memberikan


pengarahan staf terhadap penyelenggaraan pembuatan
produk administrasi intelijen di lingkungan Angkatan Darat
sesuai dengan batas tanggung jawabnya;

(3) memberikan supervisi teknis atas pelaksanaan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan Angkatan Darat;

(4) memberikan asistensi teknis tentang segala sesuatu


yang berhubungan dengan pembuatan produk administrasi
intelijen kepada satuan di lingkungan Angkatan Darat; dan

(5) mengevaluasi dan melaporkan segala sesuatu yang


berhubungan dengan pembuatan produk administrasi intelijen
di lingkungan Angkatan Darat kepada Kasad.

b) Tanggung jawab. Dalam melaksanakan tugasnya Aspam


Kasad bertanggung jawab kepada Kasad.

3) Danpusintelad.

a) Tugas:

(1) memimpin perencanaan dalam pembuatan usulan


program dan anggaran bidang administrasi intelijen di
lingkungan Pusintelad;

(2) membina, mengawasi dan mengendalikan pembuatan


produk administrasi intelijen di lingkungan Pusintelad;

(3) memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja dan


pengembangan kemampuan pembuatan produk administrasi
intelijen personel Pusintelad; dan

(4) memberikan pertimbangan, saran pendapat kepada


Kasad mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan Angkatan Darat.
9

b) Tanggung jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya Danpusintelad


bertanggung jawab kepada Kasad dan dikoordinasikan oleh Aspam
Kasad.

b. Tingkat Kostrad/Kotama/Kopassus.

1) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus sebagai penanggung jawab


komando dalam pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan administrasi
intelijen di jajaran tingkat komandonya.

2) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus.

a) Tugas:

(1) merencanakan, merumuskan, menyiapkan, dan


mengoordinasikan kebijakan bidang administrasi intelijen guna
menjamin terselenggaranya kegiatan/operasi intelijen di
lingkungan satuan jajarannya;

(2) memberikan asistensi teknis tentang segala sesuatu


yang berhubungan dengan pembuatan produk administrasi
intelijen di lingkungan satuan jajarannya;

(3) mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan satuan jajarannya;

(4) memberikan petunjuk teknis dalam pembinaan dan


pengendalian tentang penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilaksanakan oleh staf intelijen
di lingkungan satuan jajarannya; dan

(5) memberikan pertimbangan, dan saran bidang


administrasi intelijen kepada Pangkostrad/Pangdam/Danjen
Kopassus.

b) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya Asintel


Kaskostrad/Kasdam/Kopassus bertanggung jawab kepada
Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus dikoordinasikan oleh
Kaskostrad/Kasdam/Wadanjen Kopassus.

3) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/Dansatintel


Kopassus.

a) Tugas:

(1) memimpin, membina, mengendalikan, merencanakan,


dan melaksanakan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di satuannya;

(2) memelihara, dan meningkatkan kemampuan kerja dan


pengembangan kemampuan pembuatan produk administrasi
intelijen untuk mendukung kegiatan intelijen di satuannya; dan
10

(3) memberikan saran, dan pendapat tentang pembuatan


produk administrasi intelijen di lingkungan satuannya kepada
Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus u.p. Asintel
Kaskostrad/Kasdam/Kopassus.
b) Tanggung jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya Danyon
Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/Dansatintel Kopassus
bertanggung jawab kepada Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus
dikoordinasikan oleh Kaskostrad/Kasdam/Wadanjen Kopassus.

c. Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

1) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD sebagai penanggungjawab komando


dalam pembinaan dan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen di jajaran tingkat komandonya.

2) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris.

a) Tugas:

(1) merencanakan, merumuskan, menyiapkan, dan


mengoordinasikan kebijakan bidang intelijen guna menjamin
terselenggaranya pembuatan produk administrasi intelijen
di jajaran satuannya;

(2) memberikan asistensi teknis tentang segala sesuatu


yang berhubungan dengan pembuatan produk administrasi
intelijen kepada satuan jajarannya;

(3) mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
jajaran satuannya;

(4) merencanakan dan memberikan petunjuk teknis dalam


pembinaan dan pengendalian tentang penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen terhadap staf intelijen
di jajaran satuannya; dan

(5) memberikan pertimbangan dan saran pembuatan


produk adminsitrasi intelijen kepada Dan/Gub/Dir/Ka
Puscabfung AD.

b) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya bidang


administrasi intelijen Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris
bertanggung jawab kepada Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD
dikoordinasikan oleh Wadan/Wagub/Wadir/Waka.

3) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam.

a) Tugas:
11

(1) memimpin, membina, mengendalikan, dan


merencanakan penyelenggaraan kegiatan administrasi intelijen
bagian pengamanan di satuannya;

(2) memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja dan


pengembangan kemampuan pembuatan produk administrasi
intelijen untuk mendukung kegiatan intelijen bagian
pengamanan di satuannya; dan

(3) memberikan saran dan pendapat tentang pembuatan


produk administrasi intelijen kepada Dan/Gub/Dir/Ka
Puscabfung AD u.p. Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris.

b) Tanggung jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya Pabanpam/


Kabagpam/Kasipam bertanggung jawab kepada Dan/Gub/Dir/Ka
Puscabfung AD dikoordinasikan oleh Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/
Sekretaris.

d. Tingkat Satuan.

1) Divif Kostrad.

a) Pangdivif Kostrad sebagai penanggung jawab komando dalam


pembinaan, dan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen di lingkungan Divif.

b) Asintel Kasdivif.

(1) Tugas:

(a) merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan


mengoordinasikan kebijakan bidang administrasi
intelijen guna menjamin terselenggaranya kegiatan/
operasi intelijen di lingkungan Divif;

(b) memberikan asistensi teknis tentang segala


sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan/
pembuatan produk administrasi intelijen di lingkungan
Divif;

(c) mengawasi, dan mengendalikan pelaksanaan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen di lingkungan Divif;

(d) memberikan petunjuk teknis dalam pembinaan


dan pengendalian tentang penyelenggaraan pembuatan
produk administrasi intelijen terhadap staf intelijen
satuan di lingkungan Divif; dan

(e) memberikan pertimbangan dan saran bidang


administrasi intelijen kepada Pangdivif.
12

(2) Tanggung jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya


Asintel Kasdivif bertanggung jawab kepada Pangdivif.

c) Sinteldivif.

(1) Tugas:

(a) memimpin, membina, mengendalikan dan


merencanakan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di Sinteldivif;

(b) memelihara, dan meningkatkan kemampuan


kerja dan pengembangan pembuatan produk
administrasi intelijen untuk mendukung kegiatan/operasi
intelijen di satuannya; dan

(c) memberikan saran, dan pendapat tentang


pembuatan produk administrasi intelijen kepada
Pangdivif u.p. Asintel Kasdivif.

(2) Tanggung jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya


sinteldivif bertanggung jawab kepada Pangdivif.

2) Brigif/Resimen/Grup.

a) Danbrig/Danmen/Dangrup. sebagai penanggung jawab


komando dalam pembinaan dan penyelenggaraan kegiatan
administrasi intelijen di satuan jajaran Brigif/Resimen/Grup.

b) Kasiintel Brigif/Resimen/Grup.

(1) Tugas:

(a) memimpin, membina, mengendalikan, dan


merencanakan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di Sintel Brigif/Resimen/Grup;

(b) merencanakan, merumuskan, menyiapkan dan


mengoordinasikan kebijakan pembuatan produk
administrasi intelijen guna menjamin terselenggaranya
kegiatan/operasi intelijen di satuan jajaran Brigif/
Resimen/Grup;

(c) memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja


dan pengembangan kemampuan pembuatan produk
administrasi intelijen untuk mendukung kegiatan/operasi
intelijen di satuannya; dan
13

(d) memberikan pertimbangan dan saran pembuatan


produk administrasi intelijen kepada Danbrig/Danmen/
Dangrup.

(2) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya


kasiintel Brigif/Resimen/Grup bertanggung jawab kepada
Danbrig/Danmen/Dangrup.

c) Danki Taikam Pandu PSU/Kasi-1 intel Resimen/Dansatintel


Kopassus.

(1) Tugas:

(a) membantu kasiintel Brigif/Resimen/Grup dalam


memimpin, membina, mengendalikan, dan
merencanakan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di Ki Taikam Pandu PSU/Sintel
Resimen/Satintel Kopassus;

(b) membantu kasiintel Brigif/Resimen/Grup


memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja dan
pengembangan kemampuan pembuatan produk
administrasi intelijen untuk mendukung kegiatan intelijen
di satuannya; dan

(c) memberikan saran dan pendapat tentang


pembuatan produk administrasi intelijen kepada
Danbrig/Danmen/Dangrup.

(2) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya Danki


Taikam Pandu PSU/Kasi-1 intel Resimen/Dansatintel
Kopassus bertanggung jawab kepada Danbrig/Danmen/
Dangrup.

3) Korem/Rindam/Balakdam.

a) Danrem/Danrindam/Kabalakdam sebagai penanggung jawab


komando dalam pembinaan dan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di satuan jajaran Korem/Rindam/Balakdam.

b) Kasiintel Korem/Kabagpam Rindam/Kasituud Balakdam.

(1) Tugas:

(a) merencanakan, merumuskan, menyiapkan, dan


mengoordinasikan kebijakan bidang administrasi
intelijen guna menjamin terselenggaranya pembuatan
produk adminsitrasi intelijen di satuan jajaran
Korem/Rindam/Balakdam;

(b) memberikan asistensi teknis tentang segala


sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan produk
14

administrasi intelijen di satuan jajaran


Korem/Rindam/Balakdam;

(c) mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen di satuan jajaran Korem/Rindam/Balakdam;

(d) memberikan petunjuk teknis dalam pembinaan,


dan pengendalian tentang penyelenggaraan pembuatan
produk administrasi intelijen terhadap staf intelijen/
satuan intelijen di jajaran Korem/Rindam/Balakdam; dan

(e) memberikan pertimbangan dan saran bidang


administrasi intelijen kepada
Danrem/Danrindam/Kabalakdam.

(2) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya


kasiintel Korem/kabagpam Rindam/Kasituud Balakdam
bertanggung jawab kepada Danrem/Danrindam/Kabalakdam.

c) Dantim intelrem/Kaur Pam.

(1) Tugas:

(a) memimpin, membina, mengendalikan, dan


merencanakan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di tim intelrem/bagpam
Rindam/urpam tuud Balakdam;

(b) memelihara, dan meningkatkan kemampuan


kerja dan pengembangan kemampuan administrasi
intelijen untuk mendukung pembuatan produk intelijen
di satuannya; dan

(c) memberikan saran dan pendapat tentang


pembuatan produk administrasi intelijen kepada
Danrem/Danrindam/Kabalakdam u.p. kasiintel
Korem/kabagpam rindam/kasituud balakdam.

(2) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya


Dantimintelrem/Kaurpam bertanggung jawab kepada
Danrem/Danrindam/Kabalakdam.

4) Kodim/Yon/Den.

a) Dandim/Danyon/Danden sebagai penanggung jawab komando


dalam pembinaan dan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di Kodim/Yon/Den.

b) Pasiintel Kodim/Pasilidik Yon/Pasi Pamops Den.

(1) Tugas:
15

(a) memimpin, mengawasi, dan mengendalikan


pelaksanaan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di lingkungan Kodim/Yon/Den;

(b) memelihara dan meningkatkan kemampuan kerja


dan pengembangan kemampuan pembuatan produk
administrasi intelijen untuk mendukung kegiatan intelijen
di satuannya; dan

(c) memberikan pertimbangan dan saran pembuatan


produk administrasi intelijen kepada
Dandim/Danyon/Danden.

(2) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya Pasi


intel Kodim/Pasilidik Yon/Pasi pamops Den bertanggung jawab
kepada Dandim/Danyon/Danden.

c) Danunitintel Kodim/Dansiintel Yon/Ba Intel Den.

(1) Tugas:

(a) membantu Pasiintel Kodim/Pasilidik Yon/Pasi


Pamops Den dalam memimpin, membina,
mengendalikan, dan merencanakan penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen di unitintel
Kodim/siintel Yon/sipamops Den;

(b) membantu Pasiintel Kodim/Pasilidik Yon/Pasi


Pamops Den memelihara dan meningkatkan
kemampuan kerja dan pengembangan kemampuan
pembuatan produk administrasi intelijen untuk
mendukung kegiatan intelijen di satuannya; dan

c) memberikan saran dan pendapat tentang


pembuatan produk administrasi intelijen kepada
Dandim/Danyon/Danden.

(2) Tanggung Jawab. Dalam pelaksanaan tugasnya


Danunitintel Kodim/Dansiintel Yon/Ba intel Den bertanggung
jawab kepada Dandim/Danyon/Danden.

12. Syarat Personel. Personel yang menyelenggarakan pembuatan produk


administrasi intelijen harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. Umum:

1) memiliki kualifikasi pendidikan intelijen dasar ;

2) memiliki kemampuan menggunakan aplikasi komputer; dan

3) memiliki pengetahuan tentang tulisan dinas di lingkungan Angkatan


Darat.

b. Khusus:
16

1) memiliki kualifikasi pendidikan lanjutan intelijen (Administrasi dan


atau Analis Intelijen); dan

2) memiliki pengalaman tugas di staf intelijen.

13. Teknis. Penyusunan produk minintel mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) dan administrasi umum TNI serta menggunakan bahasa indonesia
yang benar, efektif, terang, dan jelas agar tidak menimbulkan kebimbangan atau keragu-
raguan.

14. Sarana dan Prasarana.

a. Sarana. Dalam penyusunan produk administrasi intelijen sarana yang


digunakan adalah:

1) referensi yang valid/peranti lunak;

2) perangkat komputer;

3) alat perekam;

4) camera video;

5) scanner; dan

6) alat tulis kantor lainnya.

b. Prasarana. Prasarana yang diperlukan antara lain:

1) kantor/bangunan berklasifikasi;

2) ruang data;

3) ruang komputer; dan

4) lemari arsip.

15. Faktor-Faktor yang Memengaruhi.

a. Faktor Intern.

1) Personel. Kuantitas, dan kualitas personel sangat berpengaruh


terhadap pembuatan produk administrasi intelijen. Pembagian tugas
personel lebih prioritas karena dibutuhkan personel yang teliti dan cermat
dalam membuat produk intelijen.

2) Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang memadai/


lengkap akan berpengaruh terhadap kelancaran pembuatan produk minintel
sampai dengan pengiriman kepada pimpinan atau Komando Atas.

3) Pengalaman tugas. Pengalaman tugas perwira/bintara administrasi


dalam membuat produk minintel akan memengaruhi kualitas produk yang
17

dibuat terutama dalam menganalisa dan memberikan saran tindakan


kepada pimpinan.

4) Dukungan anggaran. Dukungan anggaran yang kurang


mencukupi akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembuatan produk
minintel.

b. Faktor Ekstern.

1) Kondisi wilayah. Kondisi wilayah/daerah yang relatif jauh dari


jangkauan listrik/satelit akan menyulitkan dalam pembuatan dan pengiriman
produk administrasi intelijen dengan tepat waktu.

2) Keamanan. Perubahan situasi, dan kondisi secara mendadak di


daerah/lokasi kantor seperti mati listrik, gangguan jaringan internet, banjir,
dll. Keadaan tersebut sangat berpengaruh terhadap faktor keamanan.

3) Ancaman. Segala bentuk ancaman baik dari lingkungan/alam


sekitar yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah pembuatan produk
minintel akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dibuat.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

16. Umum. Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembuatan produk minintel harus
dipersiapkan dan direncanakan dengan baik. Dalam hal ini diperlukan personel yang
memiliki kualifikasi intelijen dan memahami pembuatan produk minintel, karena hal ini
akan berpengaruh terhadap hasil akhir produk yang dibuat, sesuai dengan ketentuan
dalam pembuatan produk administrasi intelijen. Menurut sifat dan kepentingannya produk
minintel dapat digolongkan menjadi empat produk diantaranya produk catatan, produk
laporan, produk telaahan dan produk perintah/rencana. Dalam pembuatan setiap produk
minintel dilaksanakan melalui tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
pengakhiran.

17. Produk Catatan. Produk Catatan merupakan salah satu tulisan intelijen yang di
buat oleh personel atau pejabat staf intelijen satuan yang dilakukan setelah
berita/surat/bahan keterangan yang masuk atau diterima staf/personel administrasi untuk
kepentingan penilaian, penggolongan, dan penafsiran sebelum disajikan kepada
pimpinan. Produk catatan dapat digolongkan menjadi Rencana pengumpulan keterangan
(Bentuk C-1), Buku harian intelijen (Bentuk C-2), Lembaran kerja (Bentuk C-3), Peta
situasi (Bentuk C-4), Data intelijen siap operasi (Bentuk C-5), dan Kartotek perorangan
(Bentuk C-6).

a. Rencana Pengumpulan Keterangan (Renpulket). Renpulket adalah


suatu perencanaan kegiatan yang dilakukan oleh staf intelijen untuk menentukan
badan pengumpul (Bapul) dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
pengumpulan keterangan guna menjawab kebutuhan intelijen Komandan.
Renpulket dibuat sebagai dasar bagi staf intelijen dalam pembuatan target operasi
(TO) atau instruksi lainnya, adapun tahapan pembuatannya sebagai berikut:
18

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan kegiatan pembuatan


renpulket dilakukan antara lain:

a) kegiatan mengumpulkan bahan keterangan/informasi awal dari


lapangan;

b) merencanakan bapul yang akan ditunjuk untuk melaksanakan


tugas;

c) merencanakan waktu yang diperlukan; dan

d) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan renpulket meliputi:

a) menyiapkan konsep sprint TO yang akan dibuat;

b) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dan alat


perlengkapan yang diperlukan;

c) menyiapkan pembuatan dan kelengkapan data renpulket; dan

d) memilih badan pengumpul (bapul) yang dapat memberikan


keterangan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan renpulket


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pengisian renpulket (UUK/PIL, petunjuk, dasar


untuk perintah atau permintaan, badan pengumpul, tempat dan waktu
laporan serta keterangan) sesuai dengan format;

b) melakukan koreksi dan pengecekan akhir produk yang dibuat;


dan

c) Setelah pembuatan rencana pengumpulan keterangan selesai,


maka bagi satuan-satuan atau badan-badan yang ditugaskan sebagai
badan pengumpul diberikan instruksi/perintah tersendiri dalam bentuk
Target Operasi (TO) atau instruksi lainnya.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran pembuatan renpulket, yaitu:

a) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan renpulket sesuai


dengan tataran kewenangan dan tanggung jawabnya; dan

b) melaksanakan pengarsipan produk renpulket, sesuai dengan


jangka waktu renpulket dibuat agar memudahkan dalam pencarian
bila diperlukan pimpinan.

b. Buku Harian Intelijen (BHI). Buku harian intelijen merupakan catatan


yang dilakukan oleh staf intelijen yang berisi semua informasi/bahan keterangan
yang diterima setiap hari, dikerjakan secara kronologis menurut urutan tanggal, jam
19

kejadian atau menurut urutan penerimaan informasi/bahan keterangan tersebut.


Bentuk buku harian Intelijen merupakan sistem pencatatan yang tertib dan teratur
agar memudahkan aparat intelijen dalam membuat suatu analisa suatu
kejadian/masalah yang ada keterkaitannya dengan kejadian/masalah yang telah
lalu. Adapun tahapan pembuatannya sebagai berikut:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan kegiatan pembuatan


buku harian intelijen dilakukan antara lain:

a) menyiapkan format buku harian intelijen berupa catatan yang


masuk; dan

b) merencanakan konsep buku harian intelijen yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan buku harian intelijen


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


produk buku harian intelijen dan data yang akan dituangkan/dibuat;

b) menyiapkan konsep buku harian intelijen yang akan dibuat;


dan

c) menyiapkan pembuatan buku harian dan kelengkapan data


buku harian intelijen.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan buku harian


intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) mengisi semua informasi/bahan keterangan yang didapat dan


dituangkan dalam buku harian intelijen;

b) melaksanakan pengisian no. urut, tanggal/jam penerimaan,


sumber informasi, uraian kejadian, nilai isi berita/neraca penilaian dan
keterangan/tindakan yang dilaksanakan; dan

c) melakukan koreksi buku harian intelijen dan pengecekan akhir


produk yang dibuat.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan buku harian intelijen, yaitu:

a) melaksanakan evaluasi pembuatan buku harian intelijen


sesuai dengan tataran kewenangan dan tanggung jawabnya; dan

b) melaksanakan pengarsipan produk buku harian intelijen sesuai


dengan tanggal penerimaan kejadian agar memudahkan dalam
pencarian bila diperlukan pimpinan.

c. Lembaran Kerja (LK). Lembaran kerja merupakan catatan pejabat


intelijen mengenai suatu masalah menurut golongan, jenis dan subyek, sehingga
hal-hal mengenai kejadian atau peristiwa yang sama dapat dikelompokkan menjadi
satu dalam lembaran tersendiri. Tujuan pencatatan dalam lembaran kerja untuk
memudahkan mengikuti perkembangan suatu keadaan/peristiwa/masalah,
20

sehingga mempercepat pembuatan perencanaan atau penyusunan catatan


intelijen. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lembaran


kerja dilakukan antara lain:

a) menyiapkan format lembaran kerja berupa catatan yang


masuk; dan

b) menyiapkan buku lembaran kerja seuai dengan bidang


Ipoleksosbudhankam.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lembaran kerja


meliputi:

a) menyiapkan konsep lembaran kerja yang akan dibuat;

b) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


produk lembaran kerja dan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

c) menyiapkan pemilahan data menurut bidang Ipoleksosbud


hankam yang akan dicatat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lembaran


kerja kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) menuangkan materi sesuai bidang Ipoleksosbudhankam;

b) melaksanakan pengisian nomor urut lembaran kerja, sumber


informasi, uraian kejadian, neraca penilaian/nilai isi berita dan
keterangan/tindakan; dan

c) seperti pada buku harian iIntelijen, lembaran kerja juga tidak


mempunyai bentuk khusus, akan tetapi pencatatan dalam lembaran
kerja harus dapat menjamin pemisahan keterangan menurut jenis
persoalannya. Lembaran kerja harus diikuti secara terus menerus,
disusun dan disimpan secara alfabet menurut jenis keterangannya.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lembaran kerja kegiatan pengecekan akhir yaitu:

a) melaksanakan evaluasi pembuatan lembaran kerja sesuai


dengan bidang/masalah yang dicatat; dan

b) Setelah selesai membuat lembaran kerja maka lembaran


tersebut disimpan menurut pengelompokkan secara alfabet/no. urut,
sehingga memudahkan pencarian kembali bila diperlukan pimpinan.

d. Peta Situasi (PS). Peta situasi merupakan pencatatan secara grafis di atas
kertas oleat/kertas bening yang terpasang diatas peta topografi, tentang suatu
situasi dengan menggunakan tanda-tanda atau simbol dengan warna yang telah
ditentukan. Pencatatan pada peta situasi ini untuk memudahkan mengikuti
perubahan situasi, agar memperoleh gambaran yang nyata tentang situasi yang
21

dihadapi. Penggambaran kejadian yang belum ditentukan simbolnya dapat


ditentukan sendiri dengan memberikan penjelasan dalam legenda, tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan peta situasi


dilakukan, antara lain:

a) menyiapkan format pembuatan peta situasi berupa catatan-


catatan yang masuk; dan

b) merencanakan konsep peta situasi yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan peta situasi meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi dan dukungan ATK


lainnya dalam membuat peta situasi serta data yang akan dibuat;

b) menyiapkan kelengkapan data peta situasi; dan

c) menyiapkan pembuatan peta situasi, dengan memilih peta


yang berlaku, kertas bening, data yang akan ditulis, penempatan
tanda-tanda di peta situasi.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan peta situasi


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan peta situasi, dengan data yang


masuk sesuai dengan lembaran kerja/buku harian intelijen,
menghimpun data yang diterima, penempatan tanda-tanda
di pinggir kiri/kanan peta situasi;

b) mencatat setiap kejadian dan dimasukan kedalam kotak


analisa singkat tentang kemampuan, catatan, bapul/sumber dan
susunan bertempur musuh/lawan (untuk satuan tempur) atau
masalah menonjol yang harus dituangkan/diplot dalam peta situasi;
dan

c) memplot lokasi kejadian/data lengkap dengan memberikan


benang ke samping kiri/kanan peta situasi.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan peta situasi merupakan bahan evaluasi, yaitu:

a) melakukan pengecekan data yang masuk dengan tanda-tanda


pada peta situasi;

b) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan peta situasi


sesuai dengan masalah yang menonjol dan kecenderungan kejadian
disuatu wilayah; dan

c) Peta situasi ini harus diikuti secara terus menerus sehingga


dapat mengetahui perkembangan-perkembangan baru dan
memudahkan bagi komandan/pimpinan untuk mengambil
22

kebijaksanaan/keputusan. Peta situasi harus sinkron antara yang


dibuat oleh staf/satuan terkecil dengan staf/satuan diatasnya secara
hierarki dan peta situasi ini dibuat oleh pejabat intelijen satuan yang
bersangkutan.

e. Data Intelijen Siap Operasi (DISO). Diso adalah suatu data Intelijen
hasil proses yang berlangsung secara terus menerus dalam menganalisa ancaman
dan lingkungan pada suatu wilayah/daerah tertentu. Data tersebut di buat dan
harus selalu diperbaharui secara terus menerus oleh staf intelijen sejak menerima
perintah operasi dari satuan atas. Diso ini akan menjadi dasar tentang
pengetahuan daerah dan wilayah operasi serta musuh yang akan menjadi
pertimbangan dalam pembuatan dan pemberian perkiraan staf/analisa tugas staf,
penentuan cara bertindak maupun selama proses pengambilan keputusan. Diso
harus dilengkapi dengan peta topografi, peta udara, spesifikasi alutsista musuh,
dan lain-lain. Adapun tahapan pembuatannya sebagai berikut :

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan Diso


dilakukan, antara lain:

a) menyiapkan format pembuatan Diso berupa data umum


meliputi geografi, demografi, kondisi social, dan musuh; dan

b) merencanakan konsep Diso yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan Diso meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi dan dukungan ATK


lainnya dalam membuat Diso serta data kondisi daerah operasi yang
akan dibuat;

b) menyiapkan kelengkapan data tambahan; dan

c) menyiapkan pembuatan Diso, dengan memilih peta yang


berlaku, penempatan tanda-tanda pada peta wilayah operasi.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan Diso


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan Diso/peta wilayah operasi, dengan


data yang diterima sesuai dengan ADO/kirka intelijen, memasukan
data yang diterima, penempatan tanda-tanda di peta wilayah
operasi;dan

b) mencatat setiap kejadian dan membuat analisa singkat tentang


tugas limpahan, informasi intelijen, penyiapan satuan, rencana waktu,
penekanan komandan, dll (untuk satuan tempur) atau masalah
menonjol yang harus dituangkan/diplot dalam peta wilayah operasi.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan Diso merupakan bahan evaluasi, yaitu:

a) melakukan pengecekan data siap operasi dengan data pada


peta wilayah operasi;
23

b) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan Diso sesuai


dengan masalah yang menonjol dan kecenderungan kejadian di
wilayah; dan

c) Diso ini harus diikuti secara terus menerus sehingga dapat


mengetahui perkembangan-perkembangan baru dan memudahkan
bagi komandan/pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan/keputusan.

e. Kartotek Perorangan. Kartotek perorangan merupakan sebuah kartu


yang dibuat dalam bentuk formulir berisi tentang catatan mengenai berbagai aspek
diri seseorang. Kartotek perorangan tersebut sebagai data awal yang akan
memudahkan pejabat Intelijen dalam melakukan tugas pengusutan dan penelitian
terhadap diri seseorang/prajurit TNI/PNS serta merupakan alat penolong
menemukan informasi/data lain. Dalam pembuatan Kartotek perorangan,
penyusunannya melalui pentahapan sebagai berikut:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan kartotek


perorangan dilakukan, antara lain:

a) merencanakan format pembuatan kartotek berupa catatan-


catatan yang dimiliki personel tersebut; dan

b) merencanakan konsep kartotek perorangan yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan kartotek perorangan


meliputi:

a) menyiapkan konsep pembuatan kartotek perorangan yang


akan dibuat;

b) menyiapkan kebutuhan administrasi dan data pribadi dalam


membuat kartotek serta data lainnya yang akan dibuat; dan

c) menyiapkan pemilahan menurut nama/pangkat sesuai abjad


perorangan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan kartotek


perorangan, dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan kartotek, dengan mengisi data


pribadi, pendidikan, riwayat jabatan, keterangan mental ideologi,
keterangan psikologi, catatan personel, dapen, dan penggunaan; dan

b) melakukan pengecekan data/cross check data yang masuk


dengan catatan personel sesuai nama/pangkat atau berdasarkan
abjad inisial perorangan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan kartotek perorangan meliputi:

a) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan kartotek mulai


dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penyusunan; dan
24

b) melaksanakan pengarsipan kartotek perorangan sesuai


dengan nama urut abjad/pangkat, agar memudahkan dalam
pencarian bila diperlukan pimpinan sesuai tataran kewenangan dan
tanggung jawabnya.
18. Produk Laporan. Produk laporan merupakan salah satu tulisan intelijen yang di
buat oleh staf/personel Intelijen yang berisikan hasil pelaksanaan suatu kegiatan, operasi,
kejadian, situasi dan kondisi serta informasi memuat tentang Ipoleksosbudhankam yang
erat kaitannya dengan hakekat ancaman sesuai tugas pokok TNI, termasuk pengamanan
tubuh Angkatan Darat dan pelaksanaan kegiatan bidang Intel/pam. Produk laporan di buat
sesegera mungkin setelah selesai melaksanakan suatu kegiatan/operasi, setelah
terjadinya suatu kejadian, sifat laporan intelijen mengutamakan faktor kecepatan dalam
penyebarannya. Dalam pembuatan laporan intelijen menggunakan kertas ukuran A-4 :
297 mm x 210 mm, jenis huruf Arial ukuran 12 (naskah yang berhuruf kapital
menggunakan ukuran 11), klasifikasi rahasia hanya ditulis pada halaman pertama dan
naskah halaman terakhir serta pada cover/sampul berwarna kuning dan tidak
menggunakan logo satuan. Untuk produk laporan yang membutuhkan data/fakta dan
analisa yang lebih luas seperti: Lapharsus, Lapsus, Lapat, Lapgiat, dll produk tersebut
ditandatangani oleh Pejabat Intel (Asintel, Kasi intel, Pasi intel, Kabagpam dll.),
Sedangkan untuk laporan yang bersifat rutin dan tidak memerlukan analisa seperti:
Laphar, Lapming, Lapbul, Laptri, Lapsem, dan Laptah produk tersebut diparaf/otentikasi
oleh pejabat/staf intel.
Produk laporan digolongkan dalam bentuk laporan periodik dan non periodik,
laporan periodik terdiri dari Laphar (Bentuk D.P-1), Lapming (Bentuk D.P-2), Lapbul
(Bentuk D.P-3), Laptri (Bentuk D.P-4), Lapsem (Bentuk D.P-5), Laptah (Bentuk D.P-6)
dan Laporan pelaksanaan kegiatan bidang Intel/pam (Bentuk D.P-7), sedangkan laporan
non periodik terdiri dari Lapharsus (Bentuk D.NP-8), Lapsus (Bentuk D.NP-9), Lapat
(Bentuk D.NP-10), Lapgas (Bentuk D.NP-11), Lapinfo (Bentuk D.NP-11a), Lapgiat
(Bentuk D.NP-11b), Lapmasjol (Bentuk D.NP-12), Lapbangsit (Bentuk D.NP-13), dan
Executive Summary (Bentuk D.NP-14).

a. Laporan Harian (Laphar). Laphar merupakan bentuk laporan yang


berisi berita/kejadian dihimpun dalam satu hari yang dibuat oleh staf
intelijen/satuan menurut pengelompokkan berita (Ipoleksosbudhankam). Laphar
merupakan bentuk penyebaran informasi keadaan sehari-hari berfungsi sebagai
sarana pertukaran berita, alat pengecek kebenaran suatu berita dan sebagai dasar
untuk tindakan preventif dan represif oleh pimpinan. Tujuan pembuatan laphar
menyampaikan informasi keadaan sehari-hari kepada pimpinan dengan tembusan
eselon atas, samping dan bawah. Adapun tahapan pembuatannya:
1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan laphar
antara lain:
a) menyiapkan rencana membuat laphar, sesuai dengan masalah
Ipoleksosbudhankam di wilayah dengan mengumpulkan bahan
keterangan/informasi awal dari lapangan;
b) menyiapkan format laphar berupa catatan-catatan dan
kejadian setiap hari; dan

c) merencanakan konsep laphar yang akan dibuat.


2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan laphar meliputi:

a) menyiapkan konsep laphar yang akan dibuat;


25

b) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


laphar dan data yang akan dituangkan/dibuat; dan
c) menyiapkan pemilahan data menurut bidang
Ipoleksosbudhankam yang akan dicatat.
3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan laphar
kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) membuat laporan harian memuat informasi tentang


Ipoleksosbudhankam yang erat kaitannya dengan hakekat ancaman
sesuai tugas pokok TNI, termasuk pengamanan tubuh Angkatan
Darat. Laphar ditujukan ke satuan atas dengan tembusan ke satuan
samping dan bawah, catatan:

(1) bagi kesatuan tempur di daerah operasi memuat


kejadian tentang cumemu dan pengamanan tubuh. Sedangkan
kesatuan tempur yang tidak bertugas di daerah operasi,
membuat laphar seperti satuan teritorial, sesuai porsinya
dalam melakukan "pembinaan teritorial terbatas", termasuk
pengamanan tubuh satuan tersebut;

(2) bagi kesatuan yang melaksanakan fungsi intelijen


kewilayahan/teritorial isinya memuat kejadian tentang
Ipoleksosbudhankam yang erat kaitannya dengan hakekat
ancaman sesuai tugas pokok TNI, termasuk pengamanan
tubuh Angkatan Darat; dan

(3) bagi kesatuan yang melaksanakan fungsi pengamanan


tubuh Angkatan Darat sebagai titik berat, memuat rincian
tentang pengamanan tubuh Angkatan Darat.

b) pengamanan tubuh Angkatan Darat, meliputi:

(1) pengamanan personel.

(a) Pembersihan dan penindakan terhadap sisa-sisa


radikal kiri, radikal kanan dan radikal lainnya.

(b) Memuat data-data pelanggaran hukum dan


disiplin meliputi: pelanggaran disiplin, desersi,
pelanggaran lalu lintas, pelanggaran kriminal, narkoba,
kerugian personel, dan tindakan Dansat.

(2) Pengamanan materiil. Memuat data-data tentang


penyelewengan, penyalahgunaan wewenang dan jabatan,
dibidang materiil termasuk kerugian dan penertibannya.

(3) Pengamanan pemberitaan dan kegiatan Angkatan


Darat. Memuat data-data tentang pengamanan dibidang
pemberitaan, komunikasi dan kegiatan Angkatan Darat baik
secara perorangan atau kesatuan.
26

(4) Lain-lain, memuat kejadian-kejadian, peristiwa yang


tidak dapat dimasukkan dalam bidang tersebut diatas, tetapi
secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh
terhadap tugas pokok.

c) melaksanakan penilaian terhadap setiap berita/kejadian yang


dilaporkan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pembuatan


laphar merupakan evaluasi, yaitu:

a) melakukan koreksi tulisan dan pengecekan akhir laphar yang


dibuat;

b) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan laphar sesuai


dengan kejadian selama satu hari; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk laphar sesuai dengan


kejadian setiap hari, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan pimpinan.

b. Laporan Mingguan (Lapming). Lapming merupakan himpunan/


rekapitulasi data kejadian selama satu minggu, lapming juga merupakan data
statistik kejadian selama seminggu, klasifikasi rahasia, distribusi terbatas, isi
lapming memuat angka-angka kejadian yang tercatat selama satu minggu sesuai
dengan bidangnya masing-masing baik angka kasusnya maupun personel yang
terlibat. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapming


antara lain:

a) sesuai dengan masalah Pam tubuh dengan menjumlah


kasus/kejadian selama satu minggu;

b) menyiapkan format laporan mingguan dengan menghimpun


jumlah kejadian selama satu minggu; dan

c) merencanakan konsep lapming yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapming meliputi:

a) menyiapkan konsep lapming yang akan dibuat;

b) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapming dan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

c) menyiapkan pemilahan data jumlah personel menurut


pangkat/jumlah orang yang dicatat dalam lapming.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapming


kegiatan yang dilakukan meliputi:
27

a) membuat lapming memuat angka-angka kejadian yang terjadi


dan dilaporkan selama satu minggu sesuai dengan bidangnya
masing-masing baik angka kasusnya maupun personel yang terlibat;
dan

b) melaksanakan penjumlahan terhadap personel sesuai jumlah


kejadian dan satuan/jumlah orang yang dilaporkan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam pembuatan


lapming merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan koreksi dan pengecekan akhir setelah lapming


dibuat;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapming sesuai dengan


kejadian selama satu minggu; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapming sesuai dengan


kejadian selama satu minggu, agar memudahkan dalam pencarian
bila diperlukan pimpinan.

c. Laporan Bulanan (Lapbul). Lapbul merupakan resume dari kejadian-


kejadian penting dalam suatu bulan yang lewat yang memuat gambaran situasi
dalam periode itu serta merupakan perkiraan keadaan singkat tentang situasi
periode yang akan datang. Lapbul adalah dokumentasi yang sewaktu-waktu dapat
digunakan, merupakan perkiraan keadaan (forecasting) atas kejadian yang lalu dan
saran untuk mengarahkan satuan bawah mengambil tindakan preventif dan
represif dibidang intel/pam. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapbul


antara lain:

a) menyiapkan format laporan bulanan dan kejadian selama satu


bulan; dan

b) merencanakan konsep lapbul yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan laporan bulanan


meliputi:

a) menyiapkan konsep lapbul yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapbul serta data yang akan dituangkan/dibuat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapbul


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) menentukan materi yang harus dituangkan dalam setiap pasal


dengan menghimpun kejadian/masalah menonjol dalam satu bulan,
kalau tidak ada yang dilaporkan dibuat nihil; dan
28

b) membuat analisa singkat tentang kejadian yang menonjol pada


satu bulan lalu.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam pembuatan lapbul


merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir lapbul yang dibuat setelah


dikoreksi baru diparaf pada otentifikasi;

b) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan lapbul sesuai


dengan kejadian selama satu bulan; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapbul setiap akhir bulan


setelah dilaporkan, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan pimpinan.

d. Laporan Triwulan (Laptri). Laptri merupakan resume dari kejadian-


kejadian penting, berisi evaluasi sementara tentang hasil pengamanan yang telah
dicapai dalam satu triwulan, sebagai bahan pertimbangan guna mengambil
langkah-langkah pengamanan pada periode berikutnya dan merupakan resume
dari kejadian-kejadian dan peristiwa penting pada triwulan yang lampau. Adapun
tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan laptri


antara lain:

a) menyiapkan format laptri pengamanan tubuh dan catatan


kejadian selama tiga bulan; dan

b) merencanakan konsep laptri yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan laptri meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


laptri serta data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan menurut bidang/masalah yang akan


dianalisa secara singkat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan laptri kegiatan


yang dilakukan meliputi:

a) menentukan materi yang harus dituangkan dalam setiap pasal


dengan menghimpun kejadian/masalah menonjol selama tiga bulan,
kalau tidak ada yang dilaporkan dibuat nihil; dan

b) membuat analisa singkat tentang kejadian yang menonjol.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pembuatan


laptri merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan koreksi dan pengecekan akhir laptri yang dibuat;


29

b) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan laptri sesuai


dengan kejadian selama tiga bulan; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk laptri berdasarkan


pembuatan diakhir bulan ketiga dilaporkan, agar memudahkan dalam
pencarian bila diperlukan pimpinan.
e. Laporan Semester (Lapsem). Lapsem merupakan resume dari
kejadian-kejadian penting dalam periode semester yang lewat, lapsem juga
merupakan evaluasi sementara tentang hasil pengamanan yang telah dicapai
dalam satu semester, sebagai bahan pertimbangan guna mengambil langkah-
langkah pengamanan pada periode semester berikutnya. Lapsem adalah resume
dari kejadian-kejadian dan peristiwa penting pada periode satu semester yang
lampau. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapsem


antara lain:

a) menyiapkan format lapsem pengamanan tubuh dan catatan


kejadian selama enam bulan; dan

b) merencanakan konsep lapsem yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapsem meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapsem dan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut bidang/masalah yang


akan dianalisa secara singkat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapsem


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) menentukan materi yang harus dituangkan dalam setiap pasal


dengan menghimpun kejadian/masalah menonjol selama enam bulan
(satu semester); dan

b) membuat analisa singkat tentang hal menonjol pada setiap


pasal.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pembuatan


lapsem merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan koreksi dan pengecekan akhir produk lapsem;

b) melaksanakan evaluasi kegiatan pembuatan lapsem sesuai


dengan kejadian selama enam bulan; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapsem sesuai pembuatan


diakhir bulan keenam dilaporkan, agar memudahkan dalam pencarian
bila diperlukan pimpinan.

f. Laporan Tahunan (Laptah). Laptah merupakan resume dari kejadian-


kejadian penting dalam periode satu tahun yang lewat, laptah adalah evaluasi
30

tentang hasil pengamanan yang telah dicapai dalam satu tahun, sebagai bahan
pertimbangan guna mengambil langkah-langkah pengamanan pada periode tahun
berikutnya. Laptah juga merupakan resume dari kejadian-kejadian dan peristiwa
penting pada periode satu tahun yang lampau. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan laptah


antara lain:

a) menyiapkan format laptah pengamanan tubuh dan catatan


kejadian selama satu tahun; dan

b) merencanakan konsep laptah yang akan dibuat.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan laptah meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


laptah serta kumpulan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut bidang/masalah yang


akan dianalisa secara singkat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan laptah


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) menentukan materi yang harus dituangkan dalam setiap pasal


dengan menghimpun kejadian/masalah menonjol dalam satu tahun;
dan

b) membuat analisa singkat tentang masalah yang menonjol.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan laptah evaluasi berupa:

a) melakukan koreksi tulisan dan pengecekan akhir produk laptah


sebelum diparaf pada otentifikasi;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan laptah yang sudah dibuat


dengan menuangkan kejadian selama satu tahun; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk laptah sesuai pembuatan


diakhir bulan desember dilaporkan, agar memudahkan dalam
pencarian bila diperlukan pimpinan.

g. Laporan pelaksanaan kegiatan bidang Intel/Pam. Laporan pelaksanaan


kegiatan bidang Intel/Pam merupakan produk intelijen yang disusun sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran bidang Intel/Pam, yang
meliputi; kegiatan penyelidikan, pengamanan, penggalangan, Pencegahan,
Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN),
pembinaan jaring, Dukungan Kegiatan Bintara Intelijen, TO Pimpinan, Pengawasan
orang Asing (POA), Penelitian Personel (Litpers), Pembinaan Penerangan, dan
Tromol Pos 7000. Laporan pelaksanaan kegiatan Intel/Pam dibuat oleh setiap
pejabat Intel/Pam kesatuan/instansi yang mendapat dukungan anggaran. Adapun
tahapan pembuatannya sebagai berikut :
31

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan laporan


pelaksanaan kegiatan intel/pam, antara lain:

a) merencanakan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan


bidang intel/pam oleh pejabat Intel/Pam kesatuan/instansi; dan

b) mengumpulkan data/informasi intelijen terkait situasi dan


kondisi satuan/wilayah yang menonjol guna mendukung dan
melatarbelakangi kegiatan yang dilaksanakan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan laporan pelaksanaan


kegiatan intel/pam, meliputi:

a) menyiapkan atau menentukan sasaran yang dilaksanakan


pada kegiatan bidang intel/pam;

b) menyiapkan jumlah personel yang terlibat dalam menyusun


laporan kegiatan intel/pam;

c) menyiapkan waktu/tanggal laporan pelaksanaan kegiatan


bidang intel/pam; dan

d) menyiapkan bukti penggunaan anggaran yang digunakan


berdasarkan jenis sasaran, jumlah personel dan waktu/tanggal
kegiatan dilaksanakan termasuk administrasi/ATK yang digunakan
dalam mendukung pembuatan produk laporan pelaksanaan kegiatan
bidang intel/pam.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam,


yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan laporan kegiatan bidang intel/pam


oleh ketua pelaksana/dantim sebagai bentuk penjabaran terhadap
pelaksanaan kegiatan;

b) ketua pelaksana/dantim sebagai koordinator pelaksanaan


kegiatan intel/pam; dan

c) ketua pelaksana/dantim bertanggungjawab untuk menghimpun


dan membuat laporan pelaksanaan kegiatan intel/pam dalam bentuk
laporan penugasan yang dilampiri dengan laporan informasi dan
laporan kegiatan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pembuatan


laporan pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir terhadap laporan pelaksanaan


kegiatan intel/pam sesuai format sebelum ditandatangani oleh
komandan/pimpinan;

b) pejabat intel/pam menghimpun laporan penugasan yang dibuat


oleh ketua pelaksana/dantim di lapangan;
32

c) pejabat intel/pam menyimpan dengan tertib laporan


pelaksanaan kegiatan intel/pam; dan

d) melaksanakan pengarsipan produk laporan pelaksanaan


kegiatan intel/pam, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan komando atas/pimpinan.

h. Laporan Harian Khusus (Lapharsus). Lapharsus merupakan


laporan tentang satu macam masalah aktual atau sebagai lanjutan dari sesuatu
masalah yang pernah dilaporkan agar pimpinan segera mengerti dan dapat
mengambil tindakan preventif. Lapharsus juga dapat diartikan sebagai laporan
masalah aktual yang dilengkapi penjelasan, atau pendalaman informasi, dimana
terdapat penjelasan dan analisa singkat tentang sesuatu masalah aktual atau
masalah yang telah dilaporkan dalam bentuk laporan informasi/laphar sebelumnya,
sebagai saran pengarahan dan penyelesaian suatu masalah. Adapun tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapharsus


antara lain:

a) menyiapkan format lapharsus dengan catatan tindakan yang


dilakukan;

b) merencanakan konsep lapharsus yang akan dibuat; dan

c) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapharsus meliputi:

a) menyiapkan konsep lapharsus yang akan dibuat;

b) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapharsus dan kumpulan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

c) menyiapkan pemilahan data menurut bidang/perihal yang akan


dianalisa secara singkat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapharsus


yang dilakukan meliputi:

a) menentukan fakta-fakta yang harus dituangkan dalam pasal


pertama dan membuat analisa singkat pada pasal kedua; dan

b) membuat analisa singkat tentang permasalahan yang


dilaporkan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapharsus merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan koreksi dan pengecekan akhir produk lapharsus.

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapharsus sesuai dengan


perkembangan kejadian pada laphar sebelumnya; dan
33

c) melaksanakan pengarsipan produk lapharsus sesuai


bidang/perihal, agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan
pimpinan.
i. Laporan Khusus (Lapsus). Lapsus merupakan laporan tentang suatu
persoalan, masalah khusus atau perkembangan tentang sesuatu yang sedang
atau telah selesai dilaksanakan, dengan penyajian yang luas dan mendalam.
Lapsus sebagai pertanggung jawaban atau progress report atas pelaksanaan/
penyelesaian sesuatu masalah/tugas. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan Lapsus


antara lain:

a) menyiapkan format lapsus dengan catatan perkembangan


tindakan yang sudah dilakukan;

b) merencanakan konsep lapsus yang akan dibuat; dan

c) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapsus meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapsus serta data tambahan yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut bidang/perihal yang akan


dianalisa secara singkat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapsus


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) membuat pendahuluan, menuangkan fakta-fakta sesuai


kejadian di lapangan, menganalisa setiap fakta, membuat kesimpulan
dari fakta dan memberikan saran tindakan kepada pimpinan/komando
atas; dan

b) catatan perbedaan dengan lapharsus terletak pada sifatnya


sebagai pertanggung jawaban dan masalah yang dibahas relatif
kompleks (complicated).

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapsus merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk lapsus yang dibuat


sebelum ditandatangani Dansat;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapsus sesuai dengan


saran tindakan kepada pimpinan/komando atas; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapsus sesuai


bidang/perihal, agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan
pimpinan.

j. Laporan Atensi (Lapat). Lapat merupakan bentuk laporan suatu


peristiwa, kejadian, persoalan atau masalah yang isinya sangat penting dan
34

memerlukan perhatian dari pimpinan, distribusi lapat sangat terbatas untuk


pimpinan atau pemakai intelijen, dan isinya memuat masalah yang dinilai
mendesak (urgen) penyelesaiannya. Adapun tahapan pembuatannya:
1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapat antara
lain:

a) merencanakan konsep lapat yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapat meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapat dan data tambahan yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut permasalahan yang akan


dibuat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapat kegiatan


yang dilakukan meliputi:

a) membuat pendahuluan sebagai pengantar, menuangkan fakta-


fakta sesuai kejadian di lapangan, menganalisa setiap fakta, membuat
kesimpulan; dan

b) memberikan saran tindakan kepada pimpinan/komando atas.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapat merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir dan mengajukan saran untuk


mendapatkan perhatian/atensi dari pimpinan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapat sesuai dengan


masalah yang dilaporkan agar mendapat perhatian/atensi dari
pimpinan; dan

c) melakukan pengarsipan produk lapat sesuai permasalahan


yang dilaporkan, agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan
pimpinan.

k. Laporan Penugasan (Lapgas). Lapgas merupakan laporan aparat


intelijen kepada pimpinan yang mengeluarkan perintah/instruksi dengan tujuan
menjelaskan rencana kegiatan yang disusun beserta pelaksanaannya agar
pimpinan mengetahui bagaimana cara pelaksanaan tugas, menguraikan tentang
hasil yang telah dicapai dan mengemukakan faktor yang menghambat dan yang
mendukung, guna penyempurnaan tugas berikutnya, dibuat oleh setiap
personel/dantim intelijen yang sedang/telah melaksanakan perintah/penugasan.
Laporan penugasan berfungsi sebagai pertanggung jawaban aparat intelijen
kepada pimpinan, serta sebagai saran untuk penyempurnaan tugas berikutnya,
sehingga pada pembuatan laporan penugasan sebaiknya dilampiri dengan laporan
informasi dan laporan kegiatan. Adapun tahapan pembuatannya:
35

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapgas


antara lain:

a) merencanakan konsep lapgas yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapgas meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapgas dan tambahan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut rencana kegiatan yang


akan dilaksanakan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapgas


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) Lapgas berfungsi sebagai pertanggung jawaban aparat


intelijen kepada pimpinan, serta sebagai sarana untuk
penyempurnaan tugas berikutnya; dan

b) Lapgas sebaiknya dilampiri laporan informasi dan laporan


kegiatan, sebagai pertanggung jawaban tugas kepada pimpinan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapgas yang merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan koreksi dan pengecekan akhir lapgas dengan


dilampiri laporan informasi dan laporan kegiatan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapgas sesuai dengan


permasalahan yang dilaporkan; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapgas sesuai


permasalahan yang dilaporkan, agar memudahkan dalam pencarian
bila diperlukan pimpinan.

l. Laporan Informasi (Lapinfo). Lapinfo merupakan penyampaian berita


dalam bentuk informasi, atau laporan badan pengumpul di lapangan. Laporan
informasi berisi penyampaian satu atau lebih bahan keterangan yang masih perlu
diolah dan dicek kebenarannya, baik sebagai jawaban dari UUK yang dilemparkan
atau sebagai bentuk penyampaian pertukaran informasi antar badan intelijen.
Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapinfo


antara lain:

a) merencanakan konsep lapinfo yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapinfo meliputi:


36

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapinfo dan tambahan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut bidang, masalah/perihal


dan nilai informasi.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapinfo


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) membuat fakta-fakta atau kronologis kejadian yang saling


berkaitan;

b) membuat pendapat pelapor yang berisi analisa singkat tentang


informasi yang dibuat; dan

c) melakukan pengecekan akhir lapinfo sebelum ditandatangani


oleh pelapor.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapinfo yang merupakan evaluasi yaitu:

a) melaksanakan evaluasi pembuatan lapinfo sesuai dengan


masalah yang dibuat; dan

b) melaksanakan pengarsipan produk lapinfo sesuai bidang/


masalah, agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan
pimpinan.

m. Laporan Kegiatan (Lapgiat). Lapgiat merupakan bagian dari laporan


penugasan yang dibuat oleh aparat Intelijen di lapangan yang menjelaskan tentang
rincian kegiatan yang telah dilaksanakan. Laporan kegiatan berfungsi sebagai
pertanggung jawaban aparat intelijen kepada pimpinan, serta dibuat sebagai
lampiran dalam lapgas oleh komandan lapangan. Adapun tahap pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapgiat


antara lain:

a) merencanakan konsep lapgiat yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapgiat, meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapgiat dan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut pelaksanaan kegiatan


dan pendapat pelapor.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapgiat


kegiatan yang dilakukan meliputi:
37

a) membuat pelaksanaan kegiatan mulai dari tahap perencanaan,


persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran serta pendapat pelapor
yang berisi analisa singkat tentang kegiatan yang dilakukan;

b) laporan kegiatan dilampiri lapinfo sebagai hasil dari


kegiatannya; dan
c) dibuat oleh setiap aparat Intelijen di lapangan yang
sedang/telah melaksanakan kegiatan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam pembuatan lapgiat


yang merupakan evaluasi yaitu:

a) melaksanakan evaluasi pembuatan lapgiat sesuai dengan


tahapan kegiatan yang dilaksanakan; dan

b) melakukan pengarsipan produk lapgiat yang dibuat, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

n. Laporan Masalah Menonjol (Lapmasjol). Lapmasjol merupakan laporan


tentang masalah-masalah yang sangat menonjol berkaitan dengan TNI AD yang
perlu segera di ketahui pimpinan. Lapmasjol bersifat sebagai laporan pendahuluan
sehingga perlu untuk segera di tindak lanjuti dan hanya memuat uraian kejadian
secara singkat dan jelas tentang masalah yang dianggap sangat menonjol. Adapun
tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan laporan


masalah menonjol (lapmasjol) antara lain:

a) merencanakan konsep Lapmasjol yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan laporan masalah


menonjol meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapmasjol dan data yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan data menurut bidang, uraian masalah,


tindakan dan keterangan tambahan lainnya.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapmasjol


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan lapmasjol dengan mengisi tentang


masalah menonjol di wilayah, bidang Ipoleksosbudhankam, uraian
masalah, tindakan yang dilakukan serta keterangan tambahan
pelapor; dan

b) membuat analisa singkat tentang masalah yang menonjol.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapmasjol yang merupakan evaluasi yaitu:
38

a) melakukan pengecekan akhir lapmasjol sebelum


ditandatangani oleh pelapor;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapmasjol sesuai dengan


laporan yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapmasjol sesuai


bidang/uraian masalah, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan pimpinan.

o. Laporan Perkembangan Situasi (Lapbangsit). Lapbangsit merupa-


kan laporan tentang perkembangan suatu masalah yang sedang terjadi dan
berdampak pada situasi keamanan di wilayah, dengan penyajian yang luas dan
mendalam. Adapun tahapan pembuatan sebagai berikut:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lapbangsit


antara lain:

a) sesuai dengan laporan harian yang sudah dibuat, laporan


selanjutnya dibuat konsep lapbangsit;

b) menyiapkan format lapbangsit dengan catatan perkembangan


tindakan yang sudah dilakukan;

c) merencanakan konsep lapbangsit yang akan dibuat; dan

d) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lapbangsit meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lapbangsit serta data tambahan yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan fakta dan data yang akan dianalisa.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lapbangsit


kegiatan yang dilakukan membuat pendahuluan, menuangkan fakta-fakta
sesuai kejadian di lapangan, menganalisa setiap fakta, membuat kesimpulan
dan saran tindakan kepada pimpinan/komando atas.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lapbangsit yang merupakan evaluasi yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk lapbangsit yang dibuat


sebelum ditandatangani pimpinan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan lapbangsit sesuai dengan


saran tindakan kepada pimpinan/komando atas; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lapbangsit sesuai periode


waktu pembuatan, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan pimpinan.
39

p. Executive Summary. Executive summary atau ringkasan executive


merupakan ringkasan penting yang dilaporkan dengan singkat, padat berisi
perkembangan situasi pada periode waktu tertentu berisi fakta dan analisa singkat
tentang kejadian yang berkaitan dengan Ipoleksosbudhankam. Adapun tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan executive


summary antara lain:

a) menyiapkan format executive summary yang akan dibuat;

b) merencanakan konsep executive summary; dan

c) mengumpulkan informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan executive summary


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


executive summary dan data lain yang akan dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan pemilahan menurut bidang Ipoleksosbudhankam.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan executive


summary yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan konsep executive summary,


dengan mengisi tentang bidang Ipoleksosbudhankam di wilayah dan
analisa singkat dari masing-masing bidang yang dilaporkan; dan

b) memperbaiki tata tulis dari masing-masing bidang Ipolek-


sosbudhankam beserta analisa singkat tentang laporan yang dibuat.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan executive summary merupakan evaluasi, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir executive summary sebelum


diparaf oleh pelapor;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan executive summary sesuai


dengan laporan perkembangan situasi yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk executive summary sesuai


periode waktu dibuat, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan pimpinan.

19. Produk Telaahan. Telaahan merupakan salah satu produk administrasi intelijen
yang memuat hasil analisis suatu masalah/keadaan untuk merumuskan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi, faktor-faktor yang berpengaruh baik positif maupun
negatif dan kesimpulan serta saran tindakan kepada pimpinan/komando atas. Adapun
tulisan dinas yang bersifat telaahan dapat berupa: Analisa Daerah Operasi (Bentuk E-1),
Kir Intel (Bentuk E-2), Analisa Tugas Staf Intel (E-3), Kirka Intel (Bentuk E-4), Kir Pam
Terurai (Bentuk E-5), Kirka Pam Kolom (Bentuk E-6), Studi Intelijen (Bentuk E-7), Intisari
Intelijen (Bentuk E-8), Insit (Bentuk E-9), Memo Intel (Bentuk E-10), dan Troop Info (E-11).
40

a. Analisa Daerah Oparasi (ADO). ADO merupakan suatu pengkajian


secara terperinci dan teratur tentang medan dan cuaca yang bertujuan untuk
menentukan akibat/yang dapat ditimbulkan oleh daerah tersebut baik bagi operasi
Intelijen pihak sendiri maupun operasi musuh/lawan. ADO menjadi dasar
pemikiran untuk memperkirakan tindakan yang mungkin dilakukan musuh/lawan
dan menentukan kemungkinan cara bertindak sendiri dalam perkiraan operasi,
perkiraan Intelijen dan perkiraan lainnya. Analisa ini didasarkan atas tugas pokok
komando atas dengan mempertimbangkan pembatasan, seperti keadaan
lingkungan, waktu dan batas daerah operasi. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan ADO,


antara lain:

a) merencanakan konsep ADO yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data-data dan informasi tambahan yang


diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan ADO meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


ADO serta data tambahan yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data tambahan keterangan umum daerah operasi,


aspek militer dari medan dan pengaruh daerah operasi serta
keterangan tambahan lainnya.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan ADO


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan konsep analisa daerah operasi,


dengan mengisi tujuan dan pertimbangan yang membatasi,
keterangan umum daerah, aspek militer dari medan serta pengaruh
daerah operasi;

b) ADO dibuat oleh satuan kewilayahan (tingkat Kodim ke atas)


sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mendukung operasi yang
akan dilaksanakan. Pada satuan setingkat Divif keatas, ADO
digunakan dalam rangka merencanakan operasi yang menjadi
tugasnya, sedangkan pada satuan setingkat Brigif kebawah,
penggunaan ADO disesuaikan dengan kebutuhan satuan;

c) ADO disiapkan sebelum tugas pokok diterima berdasarkan


tugas pokok ramalan dan situasi yang diketahui. Analisa yang
demikian dapat dinilai kembali apabila tugas pokok yang pasti telah
diterima. Biasanya penilaian kembali atau pembaruan perlu dilakukan
berdasarkan keputusan dari Komandan dengan adanya daerah baru
akan adanya bahan keterangan tambahan atau keterangan yang
lebih lengkap dan lebih terperinci;

d) Perwira staf Intelijen mempunyai tanggung jawab dalam


pembuatan ADO, mengoordinasikan, mendiseminasikan dan
41

menyelesaikan analisa tersebut. Sedangkan bagi perwira staf yang


lain dapat membantu sesuai dengan bidangnya, demikian pula
dengan perwira staf khusus. Untuk perwira-perwira staf khusus
partisipasinya dalam melengkapi pembuatan ADO adalah dengan
menyediakan beberapa hal antara lain:

1) penelaahan medan termasuk analisa keadaan tanah,


karakteristik dan pengaruhnya oleh perwira zeni; dan

2) dampak dan pengaruh psikologi masyarakat pada


daerah tersebut oleh perwira psikologi dan lain sebagainya.

e) ADO dibuat dan ditanda tangani oleh komandan/panglima


yang bersangkutan, bila diperlukan untuk distribusi dan disahkan oleh
pejabat intel yang bersangkutan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan ADO yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir atau koreksi tulisan sesuai


format sebelum ditandatangani;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan ADO sesuai dengan


telaahan yang dibuat beserta distribusi produk yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk ADO, agar memudahkan


dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

b. Perkiraan Intelijen (Kir Intel). Kir intel merupakan penelaahan terhadap


keadaan daerah operasi dan keadaan musuh/lawan yang dilakukan secara teratur
untuk menentukan pengaruh keadaan daerah operasi dan musuh/lawan terhadap
cara bertindak sendiri, serta pengaruhnya medan terhadap kemungkinan cara
bertindak musuh/lawan. Disamping itu ditelaah pula kemampuan dan kerawanan
musuh/lawan yang memengaruhi penentuan cara bertindak sendiri yang akan
diambil, penyampaian kir intel secara lisan harus disertai dengan bantuan
maket/medan yang menggambarkan secara jelas tentang bentuk medan, serta
disediakan pula bantuan lain berupa oleat, chart atau gambar-gambar. Adapun
tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan kir intel


antara lain:

a) merencanakan konsep kir intel yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan kir intel meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat kir


intel serta data tambahan/informasi yang akan dituangkan/dibuat; dan
42

b) menyiapkan data tugas pokok, keadaan daerah operasi,


keadaan musuh/lawan, kemampuan musuh/lawan dan kesimpulan
serta keterangan tambahan lainnya.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan perkiraan


intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan perkiraan intelijen yang membahas


tugas pokok, keadaan daerah operasi, keadaan musuh/lawan, dan
kemampuan musuh/lawan serta kesimpulan yang berisi pengaruh
daerah operasi terhadap cara bertindak musuh/lawan, kemungkinan
cara bertindak musuh/lawan dan kerawanan musuh/lawan;

b) membuat analisa tentang kemampuan musuh/lawan dan


analisa serta diskusi tentang olah yudha kemampuan musuh/lawan;
dan

c) guna memenuhi kebutuhan dalam berbagai bentuk


tugas/operasi dapat dibedakan beberapa kemungkinan penggunaan
kir intel yang meliputi:

(1) dalam rangka menghadapi operasi subversi dan


insurjensi;

(2) dalam rangka menghadapi operasi konvensional;

(3) dalam rangka operasi psikologi (perang urat syaraf);


dan

(4) dalam rangka melaksanakan tugas pokok kesatuan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan kir intel yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk kir intel sesuai format


sebelum ditandatangni oleh pejabat staf intel satuan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan kir intel sesuai dengan


telaahan beserta lampiran yang dibuat;

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan kir intel, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan; dan

d) penggunaan dari kir intel antara lain:

(1) digunakan oleh setiap komandan sesuai dengan


tingkatannya sebagai dasar dalam pengambilan cara
bertindak; dan

(2) digunakan oleh setiap unsur staf di satuan untuk


memberikan saran kepada komandan.
43

c. Analisa Tugas Staf Intelijen (ATSI). Atsi Merupakan kegiatan yang


dilaksanakan oleh perwira staf Intel dalam menganalisa tugas/petunjuk
perencanaan dari Komandan. Tugas Staf -1/Intel setelah membuat perkiraan intel
yang berisi telaahan keadaan daerah operasi dan keadaan musuh/lawan,
selanjutnya dirangkum dalam analisa tugas staf intel yang menjadi intisari dari kir
intel. Atsi juga merupakan telahaan dengan memahami tugas yang akan
dilaksanakan oleh staf intel. Analisa tugas dilakukan terhadap tugas yang diterima
dari komandan atasan (tugas limpahan), atau tugas pokok yang ditemukan sendiri
oleh komandan lewat suatu deduksi (tugas simpulan). Proses analisa terhadap
tugas tidak hanya dilaksanakan oleh komandan tetapi juga dilaksanakan oleh
seluruh staf terkait bidang tugasnya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan
operasi. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan Atsi antara


lain:

a) merencanakan konsep Atsi yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tentang situasi dan kondisi


daerah operasi yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan Atsi meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat Atsi


serta data tambahan/informasi kekuatan lawan/ancaman yang akan
dianalisa; dan

b) menyiapkan data perkembangan situasi, perkiraan ancaman


dan kontijensi, serta tindakan yang disarankan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan Atsi


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan Atsi yang membahas


perkembangan situasi yang berisi data tentang tugas limpahan, dan
praanggapan di wilayah yang menjadi tugas pokok satuan tersebut;
dan

b) membuat analisa situasi dan kondisi daerah operasi dan


analisa kekuatan lawan/ancaman di wilayah yang menjadi tugas
satuan tersebut.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan Atsi yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk Atsi sesuai format


sebelum ditandatangani oleh pejabat staf intel satuan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan Atsi sesuai dengan


telaahan beserta lampiran yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk Atsi, agar memudahkan


dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.
44

d. Perkiraan Keadaan Intelijen (Kirka Intel). Kirka intel merupakan


penelaahan terhadap keadaan daerah operasi dan keadaan musuh/lawan yang
dilakukan secara teratur untuk menentukan pengaruh keadaan daerah operasi dan
musuh/lawan terhadap cara bertindak sendiri, serta pengaruhnya medan terhadap
kemungkinan cara bertindak musuh/lawan. Pada dasarnya hampir sama dengan
kir intel, hal yang membedakan dalam Kirka intel membahas hal-hal yang lebih
luas, meliputi perkembangan situasi tentang Panca Gatra dihadapkan pada
hakekat ancaman bidang pertahanan, keamanan dan pengamanan tubuh TNI AD.
Kirka intel dibuat secara periodik tiap 6 (enam) bulan sekali oleh Dandeninteldam
dan Kasiintel korem, serta 1 tahun sekali oleh Asintel Kodam. Adapun tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan kirka intel


antara lain:

a) merencanakan konsep kirka intel yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan kirka intel meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


kirka intel serta data tambahan/informasi yang akan
dituangkan/dibuat; dan

b) menyiapkan data tugas pokok, keadaan daerah operasi,


keadaan musuh/lawan, kemampuan musuh/lawan dan kesimpulan
serta keterangan tambahan lainnya.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan perkiraan


keadaan intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan perkiraan keadaan intelijen yang


membahas tugas pokok, keadaan daerah operasi, keadaan
musuh/lawan, dan kemampuan musuh/lawan serta kesimpulan yang
berisi pengaruh daerah operasi terhadap cara bertindak
musuh/lawan, kemungkinan cara bertindak musuh/lawan dan
kerawanan musuh/lawan;

b) membuat analisa tentang kemampuan musuh/lawan dan


analisa serta diskusi tentang olah yudha kemampuan musuh/lawan;
dan

c) untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai bentuk


tugas/operasi dan dalam rangka melaksanakan tugas pokok
kesatuan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan kirka intel yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk kirka intel sesuai format


sebelum ditandatangani oleh pejabat staf intel satuan;
45

b) melaksanakan evaluasi pembuatan kirka intel sesuai dengan


telaahan beserta lampiran yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan kirka intel, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

e. Perkiraan Pengamanan (Kirpam). Kirpam merupakan suatu


penelaahan tentang kemampuan intelijen, sabotase dan subversi musuh/lawan
untuk menentukan kemungkinan relatif dari kemampuan musuh/lawan yang akan
diambil. Tujuan kirpam adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
kemampuan intelijen musuh/lawan terhadap cara bertindak sendiri dan sejauh
mana efektifitas tindakan pengamanan sendiri untuk dapat menangkal kemampuan
intelijen musuh/lawan, serta untuk penyempurnaan sistem pengamanan
disesuaikan dengan perubahan keadaan. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan kirpam


antara lain:

a) merencanakan konsep kirpam yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan kirpam meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


kirpam serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data keadaan musuh/lawan dan kemampuan


musuh/lawan serta data tambahan lainnya.
3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan kirpam
kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan kirpam yang memuat tugas pokok,


keadaan daerah operasi yang berisi cuaca, medan, dan faktor
lainnya;

b) membuat telaahan tentang keadaan musuh/lawan,


kemampuan musuh/lawan dan kesimpulan yang berisi kemungkinan
tindakan dan pengaruh Intelijen, sabotase dan subversi musuh/lawan,
pengaruh dari kemampuan musuh/lawan terhadap tindakan sendiri,
efektivitas dari tindakan pengamanan sendiri dan tindakan
pengamanan lain yang diperlukan; dan

c) penggunaan dari kirpam antara lain:

(1) digunakan oleh setiap komandan sesuai dengan


tingkatannya sebagai dasar dalam perencanaan pengamanan;
dan

(2) digunakan oleh setiap unsur satuan untuk mengambil


tindakan pengamanan.
4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan
pembuatan kirpam, yaitu:
46

a) melakukan pengecekan akhir produk kirpam sesuai format


sebelum ditandatangani oleh pejabat intel satuan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan kirpam sesuai dengan


telaahan beserta lampiran yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan kirpam, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.
f. Perkiraan Keadaan Pengamanan (Kirka pam). Kirka pam merupakan
telaahan tentang perkiraan keadaan pengamanan tubuh Angkatan Darat selama
periode waktu satu tahun dengan tujuan sebagai dasar pembuatan perencanaan
maupun program kerja di kesatuan Angkatan Darat. Dalam pembuatannya,
kirkapam didukung data selengkap mungkin dengan analisa secara luas dan
mendalam dalam rangka aspek pengamanan yang lebih luas pada pengamanan
tubuh Angkatan Darat. Hal ini menyangkut kecenderungan perkembangan
lingkungan baik dalam negeri maupun luar negeri serta kemungkinan pengaruhnya
terhadap pihak sendiri selama satu tahun. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan kirka pam,


antara lain:

a) merencanakan konsep kirka pam yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan kirka pam, meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


kirka pam serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data pra anggapan, kecenderungan


perkembangan lingkungan dan perkembangan keadaan pengamanan
tubuh Angkatan Darat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan kirka pam


kegiatan yang dilakukan, meliputi:

a) melaksanakan pembuatan kirka pam yang memuat


pendahuluan, tugas pokok pengamanan Angkatan Darat, pra
anggapan, kecenderungan perkembangan lingkungan baik luar
negeri maupun dalam negeri, perkembangan keadaan pengamanan
tubuh Angkatan Darat;

b) membuat telaahan tentang kesimpulan yaitu pengaruh


lingkungan yang dihadapi dan kecenderungan yang terdapat dalam
tubuh Angkatan Darat; dan

c) untuk tingkat Kotama ke bawah tidak perlu membuat pasal III


pra anggapan dan pasal IV kecenderungan perkembangan
lingkungan, penyebutan satuan disesuaikan dengan tingkat organisasi
pembuatnya.
47

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan kirka pam, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk kirka pam sesuai format


sebelum ditandatangani oleh aspam/pejabat intel;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan kirka pam sesuai dengan


telaahan beserta lampiran yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan kirkapam, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

g. Studi Intelijen. Studi intelijen merupakan telaahan suatu studi tentang


suatu masalah yang memerlukan pembahasan yang mendalam agar dapat
digunakan sebagai dasar penentuan kebijaksanaan pimpinan. Hasil akhir (output)
yang dikehendaki mengarah kepada organisasi Intelijen, mekanisme kerja intelijen
dan perumusan doktrin yang dibutuhkan. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan studi


intelijen antara lain:

a) merencanakan konsep studi intelijen yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan studi intelijen


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


studi intelijen serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data tentang masalah yang akan dibahas dan


faktor-faktor yang memengaruhi.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan studi


intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan studi intelijen yang memuat


pendahuluan, permasalahan, pra anggapan dan faktor yang
memengaruhi; dan

b) membuat telaahan tentang analisa dari faktor yang


memengaruhi, kesimpulan dan saran tindakan kepada pimpinan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan studi intelijen, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk studi intelijen sesuai


format sebelum ditandatangani oleh pejabat/pembuat studi intelijen;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan produk studi intelijen


sesuai dengan telaahan beserta tembusan yang dibuat; dan
48

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan studi intelijen,


agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

h. Intisari Intelijen. Intisari intelijen merupakan suatu telaahan tentang


masalah tertentu yang sedang berlaku dan mempunyai pengaruh luas di
lingkungan Angkatan Darat. Intisari intelijen berfungsi sebagai penjelasan resmi
pimpinan dan merupakan pengarahan bagi pimpinan satuan bawah serta sebagai
penyampaian informasi. Sifat intisari intelijen terbatas pada masalahnya dengan
data-data yang lengkap disusun secara kronologis menurut urutan waktu, tempat
kejadian dll., kecepatan penyampaian lebih diutamakan. Pembahasannya dapat
ditinjau dari berbagai segi dan wewenang pembuatan dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat/badan intelijen tingkat kotama/balakpus. Adapun tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan intisari


intelijen antara lain:

a) merencanakan konsep intisari intelijen yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan intisari intelijen


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


intisari intelijen serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data tentang masalah yang akan dibahas, pra


anggapan, faktor-faktor yang memengaruhi.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan intisari


intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan intisari intelijen yang memuat


pendahuluan, fakta-fakta, analisa, kesimpulan, dan saran; dan

b) membuat telaahan tentang intisari intelijen terutama membuat


analisa singkat dari fakta-fakta yang dilaporkan, membuat kesimpulan
dan saran tindakan kepada pimpinan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan intisari intelijen yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk intisari intelijen sesuai


format sebelum ditandatangani oleh komandan/pimpinan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan produk intisari intelijen


sesuai dengan distribusi yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan intisari intelijen,


agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

i. Informasi Situasi (Insit). Insit merupakan suatu telaahan singkat tentang


situasi atau suatu masalah yang sedang berlaku dan mempunyai pengaruh luas
49

di lingkungan Angkatan Darat. Insit berfungsi sebagai laporan/penyampaian


informasi dari pejabat staf intelijen kepada pimpinan dengan tembusan pejabat
intelijen satuan atas, serta pimpinan/komandan satuan di jajaran instansi tersebut
dalam upaya pencegahan dan pengamanan serta peningkatan kewaspadaan. Insit
juga berisi beberapa informasi yang mencakup bidang Ipoleksosbudhankam,
pembahasannya singkat, tetapi dapat ditinjau dari berbagai segi, wewenang
pembuatan setiap badan/staf Intelijen di semua tingkat. Adapun tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan insit antara


lain:

a) merencanakan konsep insit yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan insit meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat insit


serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data tentang bidang dan masalah yang akan


dibuat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan insit


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan insit yang memuat bidang


Ipoelksosbudhankam, masalah yang diinformasikan, data-data
kejadian yang dilaporkan; dan

b) membuat telaahan pada catatan berisi analisa singkat sesuai


dengan data yang dilaporkan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan insit, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk insit sesuai format


sebelum ditandatangani oleh staf intel kesatuan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan produk insit sesuai dengan


distribusi yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan insit, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

j. Memo Intelijen. Memo intelijen merupakan suatu bentuk telaahan yang


berisi antara lain saran, arahan, penjelasan dari suatu masalah penting/aktual
dibidang intelijen, proses penulisan menganut pola pikir lapat atau lapsus dengan
urutan pendahuluan, fakta-fakta, analisa, kesimpulan, dan saran, tetapi tidak ditulis
rinci kronologisnya, melainkan langsung menguraikan subtansinya serta dampak
dari masalah sesuai fakta dan hasil analisa. Memo intelijen lebih lengkap dari
lapharsus tetapi tidak selengkap lapat atau lapsus. Adapun tahapan
pembuatannya:
50

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan memo


intelijen, antara lain:

a) merencanakan konsep memo intelijen yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan memo intelijen


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


memo intelijen serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data tentang pendahuluan, fakta-fakta dan perihal


yang akan dibuat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan memo


intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan konsep memo intelijen yang


memuat dari, kepada, tembusan, dan perihal kejadian yang
dilaporkan; dan

b) membuat telaahan pada pendahuluan, fakta-fakta, analisa


singkat dan kesimpulan serta saran kepada pimpinan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan memo intelijen, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk memo intelijen sesuai


format sebelum ditandatangani oleh pejabat staf intel kesatuan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan produk memo intelijen


sesuai dengan tembusan yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan memo intelijen,


agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

k. Troop Info. Troop info merupakan suatu tulisan yang berisikan tentang
informasi dan penekanan kepada anggota disatuan jajaran, terkait tentang masalah
menonjol (hankam) yang terjadi di wilayah dalam kurun waktu tertentu. Adapun
tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan troop info,


antara lain:

a) merencanakan konsep troop info yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan troop info meliputi:


51

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


troop info serta data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan informasi/data yang akurat tentang masalah


menonjol, dan akan dianalisa dengan data tambahan lainnya yang
diperlukan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan troop info


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan konsep troop info yang memuat


alinea pembuka, isi, penekanan dan penutup; dan

b) membuat telaahan tentang analisa permasalahan yang


menonjol dalam kurun waktu tertentu.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pem-


buatan troop info, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk troop info sesuai format


sebelum ditandatangani oleh pejabat intelijen;

b) melakukan evaluasi pembuatan produk troop info sesuai


dengan tema yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk telaahan troop info, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

20. Produk Perintah/Rencana. Perintah/rencana merupakan produk administrasi


intelijen yang memuat perencanaan, petunjuk serta perintah baik sebagai pertanggung
jawaban kegiatan dilapangan maupun sebagai bentuk pertanggung jawaban anggaran
bidang intelijen/pengamanan. Perintah atau rencana dapat digolongkan dalam bentuk:
Target Operasi (Bentuk F-1), Protap pengamanan (Bentuk F-2), Lampiran intelijen
(Bentuk F-3), Rencana penyelidikan (Bentuk F-4), Rencana pengamanan (Bentuk F-5 dan
F-6), Rencana penggalangan (Bentuk F-7), dan Rencana pelaksanaan kegiatan bidang
Intel/Pam (Bentuk F-8).

a. Target Operasi (TO). TO merupakan salah satu bentuk penyampaian


perintah yang berkaitan dengan kegiatan/operasi intelijen yang disampaikan
kepada satuan/tim intelijen ataupun perorangan. Didalam penyampaian perintah
tersebut didahului/dilengkapi dengan baket awal (Intel dasar) sebagai indikasi serta
informasi yang harus dicari dan didalami. TO kepada satuan bawah merupakan
perintah, sedangkan kepada satuan atas dan samping karena bersifat permintaan,
maka TO disampaikan dalam bentuk surat telegram (ST). Adapun tahapan
pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan TO antara


lain:

a) merencanakan konsep TO yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi tambahan yang diperlukan.


52

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan TO meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat TO


dan data tambahan/informasi yang akan dibuat; dan

b) menyiapkan data tentang sasaran, bahan keterangan dan


kepada siapa TO akan dibuat.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan TO


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan TO yang memuat tentang masalah


yang akan menjadi target, sasaran, bahan keterangan yang
ada/Intelijen dasar dan instruksi atau permintaan yang harus
dicari/didapatkan; dan

b) membuat sasaran yang akan dijadikan target, bahan


keterangan yang sudah dimiliki, dan memberikan instruksi atau
permintaan informasi/data yang harus didapatkan dengan batas
waktu yang sudah ditentukan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan TO, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir TO yang dibuat sesuai format


sebelum ditandatangani oleh komandan/pimpinan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan TO sesuai dengan tujuan


TO dibuat kepada siapa; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk TO, agar memudahkan


dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

b. Prosedur Tetap Pengamanan (Protap pam). Protap pam merupa-


kan salah satu bentuk perintah yang memuat prosedur yang harus dilaksanakan
oleh setiap personel, baik militer maupun sipil didalam kesatuan dalam rangka
pengamanan tubuh Angkatan Darat. Protap pam dibuat secara jelas tentang siapa
berbuat apa dalam menghadapi/memperlakukan obyek pengamanan dalam satuan
masing-masing, yang meliputi : pam personel, materiil, dokumen/berita, kegiatan
dan instansi. Protap pam dibuat oleh setiap pejabat pengamanan dalam
kesatuan/instansi terkait. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan protap pam antara lain:

a) merencanakan pembuatan protap pam yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi intelijen yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan protap pam meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam pembuatan


protap pengamanan serta data tambahan untuk melengkapi data; dan
53

b) menyiapkan pembuatan data protap pengamanan,


pendahuluan, ketentuan umum, pengorganisasian, prosedur tindakan
pengamanan, komando dan perhubungan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan protap pam


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan protap pam yang memuat tentang


prosedur tetap yang berisi, pendahuluan, umum, maksud dan tujuan,
ruang lingkup dan tata urut serta dasar; dan

b) membuat protap pam yang harus ada di satuan seperti bahaya


kebakaran, masuk kedudukan, dll, ketentuan umum berisi kondisi
umum, bentuk dan obyek pengamanan, bentuk-bentuk ancaman
terhadap obyek pengamanan, pengorganisasian berisi organisasi,
tugas dan tanggung jawab, prosedur tindakan pengamanan serta
komando dan perhubungan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pembuatan


protap pam yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir pembuatan protap pam sesuai


format sebelum ditandatangani oleh komandan/pimpinan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan protap pam sesuai dengan


produk yang sudah dibuat untuk segera diujicobakan; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk protap pam setelah diberi


nomor urut, agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan
komando atas/pimpinan.

c. Lampiran Intelijen. Dalam operasi intelijen, sesuai dengan


ketentuan perintah operasi pada umumnya, perintah operasi tidak dibahas dalam
buku ini. Berikut ini akan dibahas lampiran intelijen yang merupakan suatu lampiran
di dalam suatu perintah operasi yang menyangkut masalah-masalah intelijen untuk
diketahui atau dilaksanakan oleh semua satuan yang menerima perintah operasi
dalam rangka mendukung terlaksananya tugas pokok. Adapun tahapan pembuatan
lampiran intelijen meliputi:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan lampiran


intelijen antara lain:

a) merencanakan konsep lampiran intelijen yang akan dibuat;


dan

b) mengumpulkan data/informasi intelijen yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan lampiran intelijen


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


lampiran intelijen serta data tambahan/informasi intelijen untuk
melengkapi data yang sudah ada; dan
54

b) menyiapkan data tentang UUK dan PIL, perintah dan


permintaan serta instruksi tentang tawanan perang, perlakuan
dokumen, perlakuan terhadap perlengkapan musuh/lawan, dll.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan lampiran


intelijen kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan konsep lampiran intelijen yang


memuat penunjukan peta, kedar, tahun dan lembaran serta daerah
waktu; dan

b) membuat perintah tentang lampiran intelijen terutama


membuat ringkasan keadaan musuh/lawan, unsur utama keterangan
dan perkiraan intelijen lainnya, perintah dan permintaan, lain-lain yang
meliputi: instruksi tentang tawanan perang, perlakuan dokumen,
perlakuan terhadap alat perlengkapan musuh/lawan, peta, dan foto,
instruksi tentang pengamanan, instruksi masalah intelijen dan
penggunaan badan intelijen.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan lampiran intelijen, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir produk lampiran intelijen sesuai


format (nyatakan mengerti sah) sebelum ditandatangani oleh
komandan/pejabat staf intelijen;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan produk lampiran intelijen


sesuai dengan lampiran perintah operasi nomor yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk lampiran intelijen, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

d. Rencana Penyelidikan (Renlid). Rencana penyelidikan merupakan


suatu langkah yang ditempuh sebelum pelaksanaan penyelidikan dilaksanakan
dalam rangka menentukan sasaran, sifat, bentuk, taktik, teknik, kedok/cover,
waktu, tempat, organisasi, sarana yang akan digunakan serta kebutuhan
administrasi dan logistik, sehingga dalam pelaksanaan, sasaran, dan tujuan
penyelidikan dapat tercapai. Setelah rencana penyelidikan dibuat, maka
diserahkan kepada komandan/pimpinan, selanjutnya berdasarkan rencana
penyelidikan tersebut satuan/personel yang telah ditunjuk melaksanakan latihan
pendahuluan dalam rangka mengetahui kemampuan satuan/personel dalam
melaksanakan kegiatan penyelidikan sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
sehingga diharapkan setelah melaksanakan latihan pendahuluan dapat melakukan
kegiatan penyelidikan dengan benar dan berhasil dalam pelaksanaan tugas,
tujuan dan sasaran penyelidikan yang diemban sesuai perintah pimpinan. Adapun
tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan rencana


penyelidikan antara lain:

a) merencanakan konsep rencana penyelidikan yang akan


dibuat; dan
55

b) mengumpulkan data/informasi intelijen yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan rencana penyelidikan


meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


rencana penyelidikan serta data tambahan/informasi intelijen untuk
melengkapi data yang sudah ada; dan

b) menyiapkan konsep sasaran, sifat, bentuk, taktik, teknik,


kedok/cover, waktu, tempat, organisasi, dan sarana yang akan
digunakan.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan rencana


penyelidikan kegiatan yang dilakukan, meliputi:

a) melaksanakan pembuatan rencana penyelidikan yang memuat


dasar surat perintah personel yang melaksanakan penyelidikan,
tujuan penyelidikan, sasaran penyelidikan, taktik dan teknik
penyelidikan, waktu dan tempat, organisasi, sarana, pelaksanaan
penyelidikan dan adminsitrasi logistik keperluan penyelidikan;

b) membuat perintah tentang penyelidikan terutama membuat


sasaran penyelidikan, waktu dan tempat penyelidikan, pelaksanaan
penyelidikan, kebutuhan administrasi dan logistik, komando dan
perhubungan; dan

c) melakukan pengecekan akhir pembuatan rencana


penyelidikan sesuai format (nyatakan mengerti sah) sebelum
ditandatangani oleh komandan/katim penyelidikan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan rencana penyelidikan, yaitu:

a) melaksanakan evaluasi pembuatan produk rencana


penyelidikan sesuai dengan produk yang dibuat; dan

b) melaksanakan pengarsipan produk rencana penyelidikan, agar


memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

e. Rencana pengamanan (Renpam). Renpam merupakan suatu langkah


yang ditempuh sebelum pelaksanaan pengamanan dilaksanakan, terutama dalam
rangka menentukan sasaran dan tindakan yang harus diambil, sehingga dalam
pelaksanaan, sasaran dan tujuan pengamanan dapat tercapai dengan optimal dan
aman. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan renpam


antara lain:

a) merencanakan konsep renpam yang akan dibuat; dan

b) mengumpulkan data/informasi intelijen yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan renpam meliputi:


56

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dalam membuat


renpam serta data tambahan/informasi intelijen untuk melengkapi
data yang sudah ada;

b) menyiapkan konsep surat perintah yang menjadi dasar


pengamanan waktu pengamanan, sasaran pengamanan,
ancaman/hambatan kerawanan dan tindakan pengamanan dll.; dan

c) renpam dapat berbentuk terurai dan berbentuk kolom.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan renpam


kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan renpam yang memuat dasar surat


perintah personel yang melaksanakan pengamanan, sasaran
pengamanan, ancaman/hambatan/kerawanan pengamanan, tindakan
pengamanan, taktik dan teknik, pelaksanaan pengamanan, alat
perlengkapan dalam pengamanan dan keterangan tambahan; dan

b) setelah renpam dibuat maka diserahkan kepada


komandan/pimpinan untuk ditandatangani, selanjutnya berdasarkan
renpam tersebut satuan-satuan yang telah ditunjuk melaksanakan
pengamanan. Tugas pengamanan tersebut dijabarkan lebih terperinci
dalam bentuk instruksi, target operasi maupun perintah operasi.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan renpam yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir pembuatan renpam sesuai


format lampiran dan distribusi sebelum ditandatangani oleh
panglima/pimpinan;

b) melakukan evaluasi pembuatan renpam sesuai dengan produk


yang dibuat; dan

c) melakukan pengarsipan produk renpam, agar memudahkan


dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

f. Rencana Penggalangan. Rencana penggalangan merupakan suatu


langkah yang ditempuh sebelum melaksanakan kegiatan penggalangan.
Dilaksanakan terutama dalam rangka menentukan sasaran dan cara yang akan
digunakan kepada sasaran orang/kelompok musuh/lawan agar emosi, sikap,
tingkah laku, opini dan motivasi (estom) berpihak pada kita. Rencana
penggalangan harus ditentukan dengan tepat, serta dapat mencapai hasil seperti
yang diharapkan. Adapun tahapan pembuatannya:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan pembuatan rencana


penggalangan antara lain:

a) merencanakan konsep rencana penggalangan yang akan


dibuat; dan
57

b) mengumpulkan data/informasi intelijen yang diperlukan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan rencana


penggalangan meliputi:

a) menyiapkan kebutuhan administrasi/ATK dan kebutuhan


pendukung lainnya, dalam membuat rencana penggalangan
diperlukan informasi intelijen untuk melengkapi data yang sudah ada;
dan

b) menyiapkan konsep surat perintah yang menjadi dasar


penggalangan, kebutuhan informasi/koordinasi, situasi sasaran
aktual, kondisi aktual, dll.

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan pembuatan rencana


penggalangan kegiatan yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan rencana penggalangan yang


memuat waktu penggalangan, tugas, situasi, kondisi sasaran,
kebutuhan informasi atau koordinasi, situasi sasaran aktual, kondisi
situasi aktual, dan kondisi yang dibutuhkan;

b) membuat rencana penggalangan terutama rencana waktu


yang diperlukan dalam kegiatan penggalangan, tugas, situasi, kondisi
sasaran, kebutuhan informasi atau koordinasi, situasi sasaran aktual,
kondisi situasi aktual, kondisi yang dibutuhkan, taktik dan teknik, dan
penggalangan; dan

c) Setelah rencana penggalangan dibuat, maka pelaksanaan


penggalangan dilaksanakan oleh unsur-unsur/satuan-satuan yang
ditentukan.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan


pembuatan rencana penggalangan yaitu:

a) melakukan koreksi dan pengecekan akhir pembuatan rencana


penggalangan;

b) melaksanakan evaluasi pembuatan rencana penggalangan


sesuai dengan produk yang dibuat; dan

c) melaksanakan pengarsipan produk rencana penggalangan,


agar memudahkan dalam pencarian bila diperlukan pimpinan.

g. Rencana pelaksanaan kegiatan bidang Intel/Pam. Rencana pelaksanaan


kegiatan Intel/Pam merupakan produk intelijen yang disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban anggaran bidang Intel/Pam, yang meliputi; kegiatan
penyelidikan, pengamanan, penggalangan, Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), pembinaan jaring,
Dukungan Kegiatan Bintara Intelijen, TO Pimpinan, Pengawasan orang Asing
(POA), Penelitian Personel (Litpers), Pembinaan Penerangan, Tromol Pos 7000,
dan Rencana pelaksanaan kegiatan bidang Intel/Pam dibuat oleh setiap pejabat
58

Intel/Pam kesatuan/instansi yang mendapat dukungan anggaran. Adapun tahapan


pembuatannya sebagai berikut:

1) Perencanaan. Pada tahap perencanaan kegiatan bidang


intel/pam, antara lain:

a) merencanakan pembuatan kegiatan intel/pam (bentuk F-8)


oleh pejabat Intel/Pam kesatuan/instansi; dan

b) mengumpulkan data/informasi intelijen terkait situasi dan


kondisi satuan/wilayah yang menonjol guna mendukung dan
melatarbelakangi kegiatan yang akan dilaksanakan.

2) Persiapan. Pada tahap persiapan pembuatan rencana


pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam, meliputi:

a) menyiapkan atau menentukan sasaran dalam pelaksanaan


kegiatan bidang intel/pam;

b) menyiapkan atau menyediakan kebutuhan personel sebagai


pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam;

c) Menyiapkan waktu/tanggal pelaksanaan kegiatan bidang


intel/pam; dan

d) menyiapkan kebutuhan anggaran yang digunakan


berdasarkan jenis sasaran, jumlah personel dan waktu/tanggal yang
dibutukan termasuk administrasi/ATK yang digunakan dalam
mendukung pembuatan produk rencana pelaksanaan kegiatan bidang
intel/pam;

3) Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam,


yang dilakukan meliputi:

a) melaksanakan pembuatan rencana kegiatan bidang intel/pam


oleh ketua pelaksana/dantim sebagai bentuk penjabaran terhadap
pelaksanaan kegiatan;

b) ketua pelaksana/dantim sebagai koordinator dalam


pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam; dan

c) ketua pelaksana/dantim bertanggungjawab untuk menghimpun


dan membuat rencana pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam.

4) Pengakhiran. Pada tahap pengakhiran dalam kegiatan pembuatan


rencana pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam, yaitu:

a) melakukan pengecekan akhir terhadap rencana pelaksanaan


kegiatan bidang intel/pam sesuai format sebelum ditandatangani oleh
komandan/pimpinan;

b) pejabat intel/pam menghimpun rencana kegiatan yang dibuat


oleh ketua pelaksana/dantim;
59

c) pejabat intel/pam menyimpan dengan tertib rencana


pelaksanaan kegiatan bidang intel/pam; dan

d) melaksanakan pengarsipan produk rencana pelaksanaan


kegiatan bidang intel/pam, agar memudahkan dalam pencarian bila
diperlukan komando atas/pimpinan.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

21. Umum. Tindakan pengamanan dan tindakan administrasi harus senantiasa


diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat dalam pembuatan produk minintel untuk
mencapai tujuan dan sasaran administrasi Intelijen. Tindakan pengamanan untuk
menjamin keamanan dan kelancaran selama proses pembuatan produk minintel
sedangkan tindakan administrasi untuk mewujudkan ketertiban, keteraturan dan
kelengkapan setiap tahapan pembuatan produk minintel. Tindakan pengamanan dan
tindakan administrasi tersebut harus dilakukan agar kegiatan pembuatan produk minintel
dapat berjalan dengan baik dan dijamin kelancaran serta keberhasilannya.

22. Tindakan Pengamanan. Tindakan pengamanan dilaksanakan untuk mendukung


keamanan dan kelancaran proses pembuatan produk minintel pada semua tahapan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

a. Pengamanan Personel.

1) Perencanaan:

a) merencanakan tindakan pengamanan dan pendataan personel


yang akan dilibatkan dalam pembuatan produk minintel;

b) merencanakan tindakan pengamanan terhadap personel yang


akan menyusun dokumen, buku, naskah, dan berkas-berkas yang
digunakan; dan

c) merencanakan tindakan pengamanan personel dalam


penyusunan pembuatan produk minintel.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan dan pemeriksaan kesiapan


personel dalam pembuatan produk minintel;

b) menyiapkan personel yang akan menyiapkan alat


perlengkapan/ATK dan sarana pendukung yang akan digunakan;

c) menyiapkan tindakan pengamanan personel selama


pembuatan produk minintel; dan

d) koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan


rencana pengamanan pembuatan produk minintel.

3) Pelaksanaan:
60

a) melaksanakan pengamanan terhadap personel yang


menyusun pembuatan produk minintel;

b) pelaksanaan pengawasan personel dan memeriksa alat


peralatan pendukung (seperti listrik, internet, printer dll) agar tidak
menghambat dan menimbulkan kerugian dalam pembuatan produk
minintel;

c) melaksanakan pengamanan personel selama pembuatan


produk minintel berlangsung; dan

d) melakukan pengusutan bila terjadi penyimpangan dan/atau


permasalahan pada tahap pelaksanaan.

4) Pengakhiran:

a) mengamankan hasil pembuatan produk dan kondisi personel


yang telah melaksanakan pembuatan produk minintel;

b) melakukan pengecekan jumlah personel dan kondisi alat


perlengkapan dan sarana pendukung yang selesai digunakan;

c) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang berkaitan


dengan pengamanan personel; dan

d) mengamankan semua berkas pembuatan produk minintel.

b. Pengamanan Materiil.

1) Perencanaan:

a) merencanakan tindakan pengamanan dan pendataan jumlah


materiil yang akan digunakan dalam pembuatan produk minintel;

b) merencanakan tindakan pengamanan dan pendataan terhadap


jumlah serta kondisi materiil/ATK dan sarana pendukung lainnya;

c) merencanakan tindakan pengamanan materiil selama


penyusunan pembuatan produk minintel;

d) merencanakan tindakan pengamanan terhadap dokumen,


buku, naskah, dan berkas-berkas yang akan digunakan; dan

e) pendataan terhadap dokumen, buku, naskah, dan berkas-


berkas yang digunakan selama pembuatan produk minintel.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan dan pemeriksaan kesiapan


materiil yang digunakan dalam pembuatan produk minintel;

b) menyiapkan pemeriksaan alat perlengkapan/ATK dan sarana


pendukung yang akan digunakan;
61

c) menyiapkan tindakan pengamanan materiil yang akan


digunakan;

d) menyiapkan pemeriksaan kelengkapan dokumen, buku,


naskah, dan berkas-berkas yang digunakan; dan

e) koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan


rencana pengamanan materiil pembuatan produk minintel.

3) Pelaksanaan:

a) melaksanakan pengamanan terhadap materiil yang digunakan


untuk menyusun pembuatan produk minintel;

b) memeriksa alat peralatan pendukung (seperti listrik, internet,


printer, dll) agar tidak menghambat dan menimbulkan kerugian dalam
pembuatan produk minintel;

c) melaksanakan pengamanan materiil selama pembuatan


produk minintel berlangsung;

d) mengamankan materiil dan mengarsipkan dokumen produk


minintel; dan

e) melakukan pengusutan bila terjadi penyimpangan dan/atau


permasalahan pada tahap pelaksanaan.

4) Pengakhiran:

a) mengamankan hasil pengecekan jumlah materiil yang


digunakan dalam pembuatan produk minintel;

b) melakukan pengecekan jumlah materiil dan kondisi alat


perlengkapan dan sarana pendukung yang selesai digunakan;

c) melakukan pengecekan peranti lunak (dokumen, buku,


naskah, dan berkas-berkas) yang digunakan selama kegiatan
maupun hasil dari pembuatan produk minintel;

d) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang berkaitan


dengan pengamanan materiil; dan

e) mengamankan semua berkas/berita dalam pembuatan produk


minintel.

c. Pengamanan Kegiatan.

1) Perencanaan:

a) merencanakan tindakan pengamanan kegiatan dalam


pembuatan produk minintel;
62

b) merencanakan tindakan pengamanan kegiatan dan pendataan


terhadap jumlah produk yang akan dibuat;

c) merencanakan tindakan pengamanan kegiatan selama


penyusunan pembuatan produk minintel; dan

d) pendataan terhadap dokumen, buku, naskah, dan berkas-


berkas yang digunakan selama pembuatan produk minintel.

2) Persiapan:

a) menyiapkan tindakan pengamanan kegiatan dan kesiapan


pembuatan produk minintel;

b) menyiapkan pemeriksaan alat perlengkapan/ATK dan sarana


pendukung yang akan digunakan;

c) menyiapkan tindakan pengamanan kegiatan selama membuat


produk minintel; dan

d) koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan


rencana pengamanan kegiatan.

3) Pelaksanaan:

a) melaksanakan pengamanan kegiatan selama pembuatan


produk minintel berlangsung;

b) mengamankan dan mengarsipkan produk minintel; dan

c) melakukan pengusutan bila terjadi penyimpangan dan terjadi


permasalahan pada kegiatan pembuatan produk minintel.

4) Pengakhiran:

a) mengamankan kegiatan pembuatan produk minintel agar


dapat berjalan dengan baik;

b) melakukan pengecekan produk minintel dan sarana


pendukung yang selesai digunakan;

c) melakukan pengecekan produk yang selesai dibuat maupun


setelah didistribusikan sesuai kepentingannya;

d) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang berkaitan


dengan pengamanan kegiatan; dan

e) mengamankan semua berkas pembuatan produk minintel.

d. Pengamanan Berita/Informasi.

1) Perencanaan:
63

a) merencanakan tindakan pengamanan berita/informasi dan


terhadap sarana pendukung (komputer, printer, scanner, dll) yang
digunakan; dan

b) merencanakan tindakan pengamanan berita/informasi


terhadap dokumen, buku, naskah, dan berkas-berkas yang akan
digunakan.

2) Persiapan:

a) menyiapkan pemeriksaan isi dan masalah yang akan dibuat


dalam produk minintel;

b) menyiapkan tindakan pengamanan berita pembuatan produk


minintel;

c) menyiapkan pemeriksaan kelengkapan dokumen, buku,


naskah, dan berkas-berkas yang akan digunakan; dan

d) koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan


rencana pengamanan berita/informasi pembuatan produk minintel.

3) Pelaksanaan:

a) melaksanakan pengamanan berita/informasi terhadap produk


yang dibuat;

b) melaksanakan pengamanan alat peralatan pendukung (seperti


listrik, internet, printer, dll) agar tidak menghambat dan menimbulkan
kerugian dalam pembuatan produk minintel;

c) melaksanakan pengamanan berita/informasi selama


pembuatan produk minintel berlangsung;

d) mengamankan dan mengarsipkan berita/informasi serta


dokumen produk minintel; dan

e) melakukan pengusutan bila terjadi penyimpangan dan/atau


permasalahan pada tahap pelaksanaan pengamanan
berita/informasi.

4) Pengakhiran:

a) mengamankan hasil produk yang dibuat dan digunakan dalam


pembuatan produk minintel;

b) melakukan pengecekan peranti lunak (dokumen, buku,


naskah, dan berkas-berkas) yang digunakan dalam pembuatan
produk minintel;
64

c) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang berkaitan


dengan pengamanan berita/informasi; dan

d) mengamankan semua berita/informasi dalam pembuatan


produk minintel.

23. Tindakan Administrasi. Tindakan administrasi dilaksanakan untuk mewujudkan


ketertiban, keteraturan dan kelengkapan setiap pelaksanaan pembuatan produk minintel
pada tahap: perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran.

a. Perencanaan:

1) membuat rencana administrasi dan logistik untuk mendukung


kegiatan pembuatan produk minintel;

2) menyusun rencana kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan


pembuatan produk minintel; dan

3) menyusun informasi/data awal yang diperlukan untuk mendukung


pembuatan produk minintel.

b. Persiapan:

1) menyiapkan administrasi dan logistik yang dibutuhkan untuk


mendukung pembuatan produk minintel; dan

2) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan


dengan penyiapan administrasi dan logistik untuk pembuatan produk
minintel.

c. Pelaksanaan:

1) membuat produk minintel yang sudah dikonsep dan lampiran


pendukung lainnya yang dibutuhkan;

2) mengajukan konsep produk minintel untuk mendapatkan koreksi:

a) meminta konter paraf persetujuan untuk diajukan kepada


pimpinan;

b) memperbanyak dan mendistribusikan surat sesuai


kepentingannya; dan

c) menyiapkan produk minintel yang akan diarsipkan.

d. Pengakhiran:

1) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan khususnya


yang berkaitan dengan masalah administrasi dan logistik;

2) mengarsipkan semua dokumen, naskah, surat-surat, dan berkas-


berkas yang berkaitan dengan masalah administrasi dan logistik; dan
65

3) mengecek dan menyimpan kembali sarana pendukung yang telah


digunakan untuk pembuatan produk minintel berikutnya.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

24. Umum. Pengawasan dan pengendalian pada pembuatan produk minintel


mutlak diperlukan untuk menjamin keamanan, kelancaran dan efektivitas kegiatan yang
dilaksanakan serta meminimalisasi efek resiko. Pengawasan dan pengendalian
dilaksanakan secara terus-menerus dan simultan pada setiap tahapan kegiatan mulai dari
tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran.

25. Pengawasan. Kegiatan pengawasan dititikberatkan pada usaha-usaha yang


bersifat pencegahan dari segala bentuk penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan kegiatan pembuatan produk minintel. Pengawasan dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad menentukan kebijakan umum tentang pengawasan


penyelenggaraan kegiatan administrasi intelijen di lingkungan
Angkatan Darat.

b) Aspam Kasad menjabarkan kebijakan tentang pengawasan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan Angkatan Darat.

c) Danpusintelad membuat rencana pengawasan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis kepada satuan-satuan di jajaran Angkatan
Darat.

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus menjabarkan


kebijakan Kasad tentang pengawasan penyelenggaraan kegiatan
administrasi intelijen di lingkungan Kostrad/Kodam/Kopassus.

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus menjabarkan kebijakan


tentang pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di lingkungan Kostrad/Kodam/Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus membuat rencana pengawasan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.


66

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD menjabarkan kebijakan


Kasad sesuai kewenangan dan hirarki tentang pengawasan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen bagian
pengamanan di satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris menjabarkan kebija-


kan tentang pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam membuat rencana pengawas-


an penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat menjabarkan kebijakan Kasad tentang pengawasan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan satuannya.

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel menjabarkan kebijakan


tentang pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilaksanakan sintel dan satintel di
satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel membuat rencana


pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad melaksanakan pengawasan pada tahap persiapan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan Spamad dan
Pusintelad.

b) Aspam Kasad membantu melaksanakan pengawasan pada


tahap persiapan pembuatan produk administrasi intelijen yang
dilakukan Pusintelad.

c) Danpusintelad melaksanakan penyiapan personel dan


dukungan logistik serta briefing sebelum melaksanakan pengawasan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis satuan-satuan di jajaran Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus melaksanakan


pengawasan pada tahap persiapan pembuatan produk administrasi
intelijen yang dilakukan Sintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus dan
Yon Satria Sandi Yudha Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.
67

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus membantu


melaksanakan pengawasan pada tahap persiapan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus melaksanakan penyiapan personel dan
dukungan logistik serta briefing sebelum melaksanakan pengawasan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.
3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD melaksanakan pengawasan


pada tahap persiapan pembuatan produk administrasi intelijen yang
dilakukan Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretariat dan bagian
pengamanan satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris membantu melak-


sanakan pengawasan pada tahap persiapan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam melaksanakan penyiapan


personel dan dukungan logistik serta briefing sebelum melaksanakan
pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat melaksanakan pengawasan pada tahap persiapan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan sintel dan
satintel satuannya.

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel membantu melaksanakan


pengawasan pada tahap persiapan pembuatan produk administrasi
intelijen yang dilakukan sintel dan satintel satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel melaksanakan


penyiapan personel dan dukungan logistik serta briefing sebelum
melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad melaksanakan pengawasan umum pada tahap


pelaksanaan pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan
Spamad dan Pusintelad.

b) Aspam Kasad membantu melaksanakan pengawasan pada


tahap pelaksanaan pembuatan produk administrasi intelijen yang
dilakukan Pusintelad.
68

c) Danpusintelad melaksanakan pengawasan penyelenggaraan


pembuatan produk administrasi intelijen secara fungsional dan teknis
kepada satuan-satuan di jajaran Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus melaksanakan


pengawasan pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.
b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus membantu melaksana-
kan pengawasan pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus melaksanakan pengawasan penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen secara fungsional dan teknis
di satuannya.

3) Tingkat Kodikatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD melaksanakan pengawasan


pada tahap pelaksanaan pembuatan produk administrasi intelijen
yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris membantu melaksa-


nakan pengawasan pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam melaksanakan pengawasan


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat melaksanakan pengawasan pada tahap pelaksanaan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan sintel dan
satintel satuannya.

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel membantu melaksanakan


pengawasan pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan sintel dan satintel satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel melaksanakan


pengawasan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat.
69

a) Kasad menerima laporan dan mengevaluasi sebagai bagian


dari bentuk pengawasan pembuatan produk administrasi intelijen
terhadap Spamad dan Pusintelad.

b) Aspam Kasad menerima laporan dan mengevaluasi sebagai


bagian dari bentuk pengawasan pembuatan produk administrasi
intelijen terhadap Pusintelad.

c) Danpusintelad membuat laporan dan mengevaluasi semua


pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen satuan-satuan di jajaran
Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus menerima laporan


dan mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengawasan
pembuatan produk administrasi intelijen terhadap Yon Satria Sandi
Yudha Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus menerima laporan dan


mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengawasan pembuatan
produk administrasi intelijen terhadap Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus membuat laporan dan mengevaluasi semua
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen di satuannnya.

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD menerima laporan dan


mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengawasan terhadap
pembuatan produk administrasi intelijen satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris menerima laporan


dan mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengawasan terhadap
pembuatan produk administrasi intelijen satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam membuat laporan dan


mengevaluasi semua pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen
di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat menerima laporan dan mengevaluasi sebagai bagian


dari bentuk pengawasan terhadap pembuatan produk administrasi
intelijen sintel dan satintel satuannya.
70

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel menerima laporan dan


mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengawasan terhadap
pembuatan produk administrasi intelijen sintel dan satintel satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel membuat laporan


dan mengevaluasi semua pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen
di satuannya.

26. Pengendalian. Kegiatan pengendalian dilakukan untuk mengatasi kendala


dan hambatan yang terjadi sehingga pembuatan produk minintel dapat berjalan dengan
optimal sesuai perencanaan yang telah ditetapkan. Pengendalian dilaksanakan dengan
tahap sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad menentukan kebijakan umum tentang pengendalian


penyelenggaraan kegiatan administrasi intelijen di lingkungan
Angkatan Darat.

b) Aspam Kasad menjabarkan kebijakan tentang pengendalian


penyelenggaraan kegiatan administrasi intelijen di lingkungan
Angkatan Darat.

c) Danpusintelad membuat rencana pengendalian


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis kepada satuan-satuan di jajaran Angkatan
Darat.

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus menjabarkan kebija-


kan Kasad tentang pengendalian penyelenggaraan pembuatan
produk administrasi intelijen di lingkungan Sintel Kostrad/Kodam/
Kopassus.

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus menjabarkan kebijakan


tentang pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen di lingkungan Sintel Kostrad/Kodam/Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus membuat rencana pengendalian
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD menjabarkan kebijakan


Kasad sesuai kewenangan dan hirarki tentang pengendalian
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
umum di lingkungan satuannya.
71

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris menjabarkan kebijak-


an tentang pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen bagian pengamanan di satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam membuat rencana pengenda-


lian penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat menjabarkan kebijakan Kasad tentang pengendalian


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen di
lingkungan satuannya.

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel menjabarkan kebijakan


tentang pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilaksanakan sintel dan satintel di
satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel membuat rencana


pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad melaksanakan pengendalian pada tahap persiapan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan Spamad dan
Pusintelad.

b) Aspam Kasad membantu melaksanakan pengendalian pada


tahap persiapan pembuatan produk administrasi intelijen yang
dilakukan Pusintelad.

c) Danpusintelad melaksanakan penyiapan personel dan


dukungan logistik serta briefing sebelum melaksanakan pengendalian
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis satuan-satuan di jajaran Angkatan Darat.

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus melaksanakan pe-


ngendalian pada tahap persiapan pembuatan produk administrasi
intelijen yang dilakukan Sintel Kostrad/Kodam/Kopassus dan Yon
Satria Sandi Yudha Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus membantu


melaksanakan pengendalian pada tahap persiapan pembuatan
produk administrasi intelijen yang dilakukan Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.
72

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus melaksanakan penyiapan personel dan
dukungan logistik serta briefing sebelum melaksanakan pengendalian
penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD melaksanakan pengendalian


pada tahap persiapan pembuatan produk administrasi intelijen yang
dilakukan Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretariat dan bagian
pengamanan satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris membantu melak-


sanakan pengendalian pada tahap persiapan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam melaksanakan penyiapan


personel dan dukungan logistik serta briefing sebelum melaksanakan
pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat melaksanakan pengendalian pada tahap persiapan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan sintel dan
satintel satuannya.

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel membantu melaksanakan


pengendalian pada tahap persiapan pembuatan produk administrasi
intelijen yang dilaksanakan sintel dan satintel satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel melaksanakan


penyiapan personel dan dukungan logistik serta briefing sebelum
melaksanakan pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk
administrasi intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad melaksanakan pengendalian pada tahap pelaksanaan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan Spamad dan
Pusintelad.

b) Aspam Kasad membantu melaksanakan pengendalian pada


tahap pelaksanaan pembuatan produk administrasi intelijen yang
dilakukan Pusintelad.

c) Danpusintelad melaksanakan pengendalian penyelenggaraan


pembuatan produk administrasi intelijen secara fungsional dan teknis
kepada satuan-satuan di jajaran Angkatan Darat.
73

2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus melaksanakan


pengendalian pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus membantu


melaksanakan pengendalian pada tahap pelaksanaan pembuatan
produk administrasi intelijen yang dilakukan Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus melaksanakan pengendalian penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen secara fungsional dan teknis
di satuannya.

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD melaksanakan pengendalian


pada tahap pelaksanaan pembuatan produk administrasi intelijen
yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris membantu melaksa-


nakan pengendalian pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan bagian pengamanan satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam melaksanakan pengendalian


penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen secara
fungsional dan teknis di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat melaksanakan pengendalian pada tahap pelaksanaan


pembuatan produk administrasi intelijen yang dilakukan sintel dan
satintel satuannya.

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel membantu melaksanakan


pengendalian pada tahap pelaksanaan pembuatan produk
administrasi intelijen yang dilakukan sintel dan satintel satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel melaksanakan


pengendalian penyelenggaraan pembuatan produk administrasi
intelijen secara fungsional dan teknis di satuannya.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat.
74

a) Kasad menerima laporan dan mengevaluasi sebagai bagian


dari bentuk pengendalian pembuatan produk administrasi intelijen
terhadap Spamad dan Pusintelad.

b) Aspam Kasad menerima laporan dan mengevaluasi sebagai


bagian dari bentuk pengendalian pembuatan produk administrasi
intelijen yang dilakukan Pusintelad.

c) Danpusintelad membuat laporan dan mengevaluasi semua


pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen satuan-satuan di jajaran
Angkatan Darat.
2) Tingkat Kotama.

a) Pangkostrad/Pangdam/Danjen Kopassus menerima laporan


dan mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengendalian
pembuatan produk administrasi intelijen terhadap Yon Satria Sandi
Yudha Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

b) Asintel Kaskostrad/Kasdam/Kopassus menerima laporan dan


mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengendalian pembuatan
produk administrasi intelijen terhadap Yon Satria Sandi Yudha
Kostrad/Deninteldam/Satintel Kopassus.

c) Danyon Satria Sandi Yudha Kostrad/Dandeninteldam/


Dansatintel Kopassus membuat laporan dan mengevaluasi semua
pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pembuatan produk administrasi intelijen di satuannya.

3) Tingkat Kodiklatad/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD.

a) Dan/Gub/Dir/Ka Puscabfung AD menerima laporan dan


mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengendalian pembuatan
produk administrasi intelijen terhadap bagian pengamanan
satuannya.

b) Dirbinum/Dirbinlem/Dirbinfung/Sekretaris menerima laporan


dan mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengendalian
pembuatan produk administrasi intelijen terhadap bagian
pengamanan satuannya.

c) Pabanpam/Kabagpam/Kasipam membuat laporan dan


mengevaluasi semua pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen
di satuannya.

4) Tingkat Satuan.

a) Dansat menerima laporan dan mengevaluasi sebagai bagian


dari bentuk pengendalian pembuatan produk administrasi intelijen
terhadap sintel dan satintel satuannya.
75

b) Asintel/Kasiintel/Kabagpam/Pasiintel menerima laporan dan


mengevaluasi sebagai bagian dari bentuk pengendalian pembuatan
produk administrasi intelijen terhadap sintel dan satintel satuannya.

c) Danki/Kaurpam/Dantim/Danunit/Dansi Intel membuat laporan


dan mengevaluasi semua pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pembuatan produk administrasi intelijen
di satuannya.

RAHASIA
75

BAB VI
PENUTUP

27. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk
Teknis tentang Produk Administrasi Intelijen ini oleh para pembina dan pengguna sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan di dalam penyelenggaraan administrasi intelijen.

28. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Teknis tentang Produk Administrasi
Intelijen ini agar disarankan kepada Kasad melalui Dankodiklatad dengan mekanisme
umpan balik.

a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Komandan Pusat Intelijen,

Djaka Budhi Utama


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA
RAHASIA
76

TELAH DITELITI OLEH


PEJABAT PARAF TANGGAL
WADAN
SESPUSINTELAD
KABAAG TUUD
DIRBINFUNGINTEL
KETUA POKJA
SEKRETARIS POKJA

Anda mungkin juga menyukai