Anda di halaman 1dari 12

OPTIMALISASI KEMAMPUAN TENAGA PENDIDIK DI

PUSDIKARHANUD GUNA MENCETAK PRAJURIT ARHANUD YANG


PROFESIONAL UNTUK MENGAWAKI DAN MENGOPERASIONALKAN
SISTEM DAN ALUTSISTA ARHANUD TNI AD MODERN KEDEPAN
Sejak tahun 2009 lalu, Pemerintah Republik Indonesia telah mencanangkan
kebijakan terkait dengan pemenuhan dan pemodernisasian sistem dan
alutsista TNI termasuk TNI AD dimana Kesenjataan Arhanud merupakan salah
satu bagian di dalamnya.Pemenuhan dan pemodernisasian sistem dan
alutsista ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan seluruh
kesenjataan jajaran TNI AD termasuk Kesenjataan Arhanud dalam rangka
menjalankan tugas pokoknyayaitu melaksanakan kebijakan pertahanan negara
untuk menegakkan kedaulatan Negara di darat, mempertahankan keutuhan
wilayah dan melindungi keselamatan bangsa serta ikut secara aktif dalam
tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. Sesuai dengan
program Minimum Essential Force (MEF), maka pemerintah menjalankan
modernisasi militernya agar bisa mencapai kekuatan militer minimum untuk
dapat menjaga setiap wilayah Indonesiayang pelaksanaannya dilakukan dalam
3 tahap yaitu MEF Renstra 1 (2009-2014),MEF Renstra 2 (2015-2019) dan
MEF Renstra 3 (2020-2024). Pada rencana pentahapan pembangunan postur
pertahanan negara yang terdiri dari 4 tahap dijelaskan bahwa sasaran pada
tahap I (2010-2014) yaitu terwujudnya kondisi aman dan damai di berbagai
daerah yang terus membaik dengan meningkatnya kemampuan dasar
pertahanan negara yang ditandai dengan peningkatan kemampuan postur dan
struktur pertahanan negara, pada tahap II (2015-2019) sasarannya adalah
terbangunnya profesionalisme lembaga pertahanan negara dan meningkatnya
kesejahteraan prajurit serta ketersediaan alutsista TNI melalui pemberdayaan
industri pertahanan dalam negeri, kemudian sasaran pada tahap III (20202024) yaitu terwujudnya TNI yang profesional dengan komponen cadangan
dan komponen pendukung yang kuat, terwujudnya sinergi kinerja dalam
bidang keamanan, intelijen dan kontra intelijen yang efektif disertai
kemampuan industri pertahanan yang handal, tahap IV (2024-2029) adalah
terwujudnya TNI yang profesional, kesejahteraan prajurit yang tinggi,
kemampuan industri pertahanan yang modern, komponen cadangan secara
lengkap dan tertata, serta komponen pendukung yang telah terorganisasi
dengan baik. Hal ini secara langsung menuntut terhadap peningkatan
kemampuan yang mesti dimiliki setiap prajurit dengan harapan kedepan dapat
secara profesional mengawaki dan mengoperasionalkan sistem dan alutsista
yang akan terus dimodernisasikan. Panglima Besar Soedirman pernah
mengamanatkan kepada Kolonel TB.Simatupang, menjelang wafat di
Magelang Bangunlah angkatan perang yang dapat menjadi kebanggaan dari

rakyat Indonesia, yang mampu melindungi kemerdekaan Negara Indonesia,


dan dapat menjamin keamanan rakyat Indonesia.Tuntutan profesionalisme

prajurit ini berdampak langsung pula terhadapoptimalisasi kemampuan dari


paratenaga pendidik (gadik) di lembaga-lembaga pendidikan TNI AD termasuk
di Pusdikarhanuddalam rangka mencetak prajurit Arhanud yang profesional

dalam menyongsong modernisasi sistem dan alutsista Arhanud TNI AD


kedepan.
Profesional memiliki arti terkait dengan keahlian bekerja pada
bidangnya, dimana seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni
bidang keahlian yang dimilikinya. Selain itu, seorang profesional juga harus
selalu melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki
supaya mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di
bidangnya.Sumber Daya Manusia atau biasa disingkat menjadi SDM memiliki
arti yaitu potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam
menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang
dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti
sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi.Adaptif
adalah sifat utama yang harus dimiliki manusia, yang artinya mampu untuk
melakukan penyesuaian di tengah perubahan yang akan terus selalu ada.
Adapun ciri-ciri manusia yang adaptif adalah rendah hati (Humble) yang
berarti sifat tidak sombong, inovatif kreatif yaitu berpikir yang dinamis dan
inovasi untuk bisa mendapatkan jalan menghadapi perubahan, prioritas
adalah dapat menentukan mana yang penting dan tidak penting di dalam
banyak problem yang ada, kualitas (merupakan kunci utama manusia adaptif)
dalam setiap langkah, aktivitas dan juga cara/gaya bicara, positif dalam
berpikir,bertindak dan berbicara. Informasi Teknologi (IT)adalah istilah umum
untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.
Informasi Teknologi (IT) ini dapat mengolah dan mendistribusikan informasi
melalui jaringan telekomunikasi secara cepat serta membuka banyak peluang
untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia termasuk pada
bidang pendidikan. Sistem IT ini dapat menggunakan teknologi elektronika
digital seperti e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library. Buku
elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan
komputer untuk menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang
ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat diintegrasikan tayangan
suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang
disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Elearning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik
sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. E-learning meliputi
pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang
menggunakan
jaringan
komputer (intranet maupun ekstranet)
untuk
pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran
yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet
sering disebut sebagai online learning. Internet-based learning atau webbased learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang
dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini
memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh
narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula
disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang

berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan


oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola
pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir
berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun
selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi
pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran,
pengelolaan
proses
pembelajaran
termasuk
pengelolaan
evaluasi
pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan
fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola
tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat
(administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihakpihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video
conference. Saat ini prajurit TNI AD termasuk para prajurit Arhanud secara
terus menerus dituntut untuk dapat profesional dalam melaksanakan
tugasnya.Pusdikarhanud yang memilki kedudukan sebagai Badan Pelaksana di
bidang pendidikan yang berkedudukan di bawah Danpussenarhanud, serta
memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kecabangan Arhanud
dalam rangka mendukung tugas pokok Pussenarhanud.Ini berarti bahwa
Pusdikarhanudmemiliki peranan penting dalam mencetak prajurit-prajurit
Arhanud yang profesional untuk dapat mengawaki dan mengopersionalkan
semua sistem dan alutsista Arhanud modern kedepan.Kondisi ini menuntut
pula para tenaga pendidik di Pusdikarhanud untuk terus mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya agar mampu memerankan tugasnya sebagai
pendidik dengan optimal dan profesional sehingga hasil didik dapat sesuai
dengan kebutuhan organisasi.Saat ini, Pusdikarhanud berupaya melakukan
pembenahan terhadap kwalitas tenaga pendidik yang ada di lembaga
pendidikan ini, namun hal ini masih perlu ditingkatkan. Beberapa
permasalahan terkait dengan kwalitas tenaga pendidik yang ada
diPusdikarhanud adalah Pertama, terkait dengankwalitas Sumber Daya
Manusia (SDM) bagi sebagian tenaga pendidik di Pusdikarhanudmasih
belum
sesuai
dengan
kebutuhan
yang
diinginkan
oleh
organisasi. Kedua, Integritas pribadi terkait dengan keteladanan,

moral dan etika, motivasi, penampilan (performance) serta wawasan


pengetahuan yang dimiliki sebagian tenaga pendidik di
Pusdikarhanud belum sesuai dengan harapan organisasi yang berpengaruh
terhadap pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik. Ketiga, rasa tanggung
jawab (responsibility)yang dimiliki oleh sebagian para tenaga pendidik

yang bertugas di Pusdikarhanuddalam menjalankan tugas pokoknya


memberikan materi pelajaran sesuai tanggungjawabnya masih belum optimal
dijalankan untuk memerankan kriteria pendidik yang profesional. Keempat,
penguasaan Informasi dan Teknologi (IT) dari tenaga pendidik yang ada
di Pusdikarhanud belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugasnya. Kelima, penyediaan buku-buku
pegangan Gumil yang menjadibahan tambahan referensi dalam memberikan
materi pelajaran selain bahan ajaran yang telah tersedia masih belum optimal
dilaksanakan oleh sebagian tenaga pendidik yang ada di Pusdikarhanud.

Dari uraian latar belakang diatas dapat diambil suatu rumusan permasalahan
yaitu Bagaimana mengoptimalkan kemampuan tenaga pendidik di
Pusdikarhanud guna mencetak prajurit Arhanud yang profesional
untuk dapat mengawaki dan mengoperasionalkan sistem dan
alutsista modern Arhanud TNI AD kedepan?
Adapun nilai guna dari penulisan essay ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang optimalisasikemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud
guna mencetak prajurit Arhanud yang profesional untuk dapat mengawaki dan
mengoperasionalkan sistem dan alutsista modern Arhanud TNI AD kedepan
dengan tujuan sebagai bahan masukan sekaligus sebagai sumbangan
pemikiran bagi Komando Atas dalam rangka menentukan kebijakan yang tepat
dalam rangka mengoptimalkan tenaga pendidik di lembaga-lembaga
pendidikan TNI AD di masa yang akan datang.
Landasan yang menjadi pedoman dari penulisan ini adalah Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara khususnya pada ayat 1 dan
2 pasal 25 Bab VII yang menjelaskan bahwa pertahanan negara dibiayai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan pembiayaan pertahanan
negara ditujukan untuk membangun, memelihara mengembangkan, dan
menggunakan Tentara Nasional Indonesia serta komponen pertahanan
lainnya. Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia (TNI), khususnya terkait dengan peran TNI yaitu sebagai alat
negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan
kebijakan dan keputusan politik negara. Tentara Nasional Indonesia bertugas
melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk mempertahankan
kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan
keselamatan bangsa, melaksanakan Operasi Militer Selain Perang dan ikut
serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan
internasional. Kemudian TNI AD melaksanakan tugas TNI matra darat di
bidang pertahanan, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan
wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan tugas TNI dalam
pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat dan melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. Doktrin TNI Tridarma Eka Karma
(Tridek) sesuai dengan Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/45/VI/2010
tanggal 15 Juni 2010 menjelaskan bahwa jati diri TNI terdiri dari Tentara
Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional yaitu
tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik
praktis, tidak berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya serta mengikuti
kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil,
hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang
telah diratifikasi. Selain itu dijelaskan pula bahwa penyelenggaraan pokokpokok pembinaan TNI dilakukan dalam satu siklus pembinaan secara
berkelanjutan yang meliputi semua aspek yang berpengaruh terhadap
pencapaian tugas pokok. Di setiap eselon, pembinaan tersebut dilakukan
secara terpadu, terencana dalam penentuan tujuan, penahapan sasaran,
penerapan sistem, dan metode yang baku untuk setiap jenjang. Pembinaan
TNI ditujukan untuk mewujudkan postur TNI guna mengatasi setiap ancaman
militer dan ancaman bersenjata serta mampu melaksanakan tugas OMP dan

OMSP.Kemudian pada pembinaan personel manusia, sebagai pelaku sistem


pertahanan negara, dikembangkan dan dimantapkan untuk memiliki kejiwaan
dan kemampuan intelektual serta keterampilan fisik yang handal. Pada
hakikatnya, pembinaan personel dalam arti luas mencakup aspek pembinaan
tenaga manusia, pembinaan fungsi personel, pembinaan mental, pembinaan
profesionalisme, pembinaan jasmani dan pembinaan hukum.Metode
pembinaan pesonel dilaksanakan melalui pendidikan dan latihan, penugasan
dan mutasi jabatan sesuai dengan diskripsi jabatan dan fungsi yang diemban
dalam organisasi yang didasarkan pada pola pembinaan karier yang terarah
secara adil, objektif, transparan dan akuntabel.Setiap personel ditempatkan
pada jabatan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kapabilitasnya
sehingga mampu memberikan kontribusi optimal terhadap tugas pokok TNI.
Pada buku Organisasi dan Tugas Pusdikarhanud sesuai Keputusan Kasad
Nomor Kep/6/II/2006 tanggal 22 Februari 2006 secara jelas menjelaskan
tentang kedudukan dan tugas pokok serta tugas yang berkaitan dengan fungsi
utama, fungsi organik militer maupun fungsi organik pembinaan.
Kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi sebagian tenaga pendidik di
Pusdikarhanud saat ini masih belum sesuai dengan kebutuhan organisasi
dimana proses perekrutan, penempatan jabatan maupun pembinaan karier
yang telah berjalantidak sesuai dengan pola perekrutan dan penempatan
jabatan yang mestinya dilaksanakan. Padahal Sumber Daya Manusia
(SDM)yang mesti dimiliki dalam diri setiap tenaga pendidik diharapkan dapat
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif
yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung
di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
seimbang dan berkelanjutan.Beberapa tenaga pendidik yang ada saat ini
belum memiliki sifat adaptif (rendah hati/Humble,inovatif kreatif yang dinamis
dan inovasi, memprioritaskan setiap tugas, berkualitas dalam setiap langkah,
aktivitas dan juga cara/gaya bicara, positif dalam berpikir, bertindak dan
berbicara)yang mampu untuk melakukan penyesuaian di tengah perubahan
yang akan terus selalu ada. Sebagian besar tenaga pendidik yang ada di
Pusdikarhanudbelum memiliki kwalifikasi pendidik (Gumil) yang secara nyata
mempengaruhi
pelaksanaan
tugas
pokoknya
sebagai
tenaga
pendidik.Pengalaman tugas serta riwayat pendidikan yang dimiliki sebagian
tenaga pendidik selama berdinas masih belum sesuai dengan harapan
organisasi serta masih perlu ditingkatkan.Diharapkan dengan tingkat
pengalaman tugas maupun riwayat pendidikan yang optimal yang dimiliki para
tenaga pendidik maka akandapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
dari tenaga pendidik tersebut. Kondisi kesehatan dan kondisi fisik dari tenaga
pendidik yang tersedia saat ini tidak semuanya dalam kondisi prima. Kondisi
kesehatan dan kondisi fisik dari seseorang akan berdampak pada kwalitas
hasil kerja dari orang tersebut. Dengan kondisi kesehatan dan kondisi fisik
yang prima dari setiap tenaga pendidik yang ada maka diharapkan setiap
tenaga pendidik tersebut mampu secara optimal menjalankan tugasnya
dengan profesional. Kompetensi terhadap tenaga pendidik untuk
mendapatkan tenaga pendidik yang memiliki kondisi kesehatan dan kondisi
fisik yang prima dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemeriksaan

kesehatan dan test kesegaran jasmani yang dilakukan oleh personel


kesehatan dan jasmani TNI AD. Kinerja seorang tenaga pendidik yang ada di
lembaga-lembaga pendidikan TNI AD termasuk di Pusdikarhanudsemestinya
dapat langsung dioperasionalkan sehingga tidak lagi dilakukan pembinaan
untuk dapat digunakan sebagai tenaga pendidik. Apabila setiap tenaga
pendidik yang ada di Pusdikarhanud telah profesional dalam pelaksanaan
tugas pokoknya sesuai dengan tingkat SDM yang dibutuhkan organisasi maka
Pusdikarhanud tidak akan mengalami kendala dalam mencetak prajuritprajurit Arhanud yang profesional untuk dapat mengawaki dan
mengoperasionalkan setiap sistem dan alutsista modern yang ada di satuansatuan Arhanud jajaran TNI AD. Hal ini berarti memerlukan dukungan dari
Komando Atas dalam hal proses perekrutan, penempatan jabatan, maupun
pembinaan karier bagi setiap tenaga pendidik yang akan dioperasionalkan di
pusdik-pusdik jajaran TNI AD termasuk Pusdikarhanud mesti secara terus
menerus dioptimalkan dengan maksud bahwa penempatan tenaga pendidik
yang akan dioperasionalkan di pusdik-pusdik semestinya dipilih dari personel
yang tingkat SDMnya sesuai kebutuhan. Selain itu pembinaan karier bagi yang
bersangkutan juga perlu perhatian yang maksimal pula dari Komando Atas
agar tetap dapat maksimal dalam pelaksanaan tugasnya.
Kondisi integritas pribadi yang terkait dengan keteladanan, moral dan etika,
motivasi, penampilan (performance) serta wawasan pengetahuan yang dimiliki
sebagian tenaga pendidik di Pusdikarhanudsaat ini masih perlu dioptimalkan
dimana tenaga pendidik merupakan tauladan bagi setiap peserta didik.
Keteladanan ini dapat dilihat dari moral, etika, motivasi, penampilan maupun
wawasan pengetahuan yang ditampilkan atau dimiliki oleh setiap tenaga
pendidik yang ada. Adanya beberapa anggapan bahwa pusdik-pusdik jajaran
TNI AD masih belum optimal dalam mencetak prajurit-prajurit profesional
akan dapat diminimalisir melalui metoda perekrutan tenaga pendidik yang
memilki moral, etika, motivasi, penampilan (performance) dan wawasan
pengetahuan yang matang dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik
(serdik). Akan sangat sulit untuk dapat menghasilkan prajurit-prajurit Arhanud
yang profesional apabila tenaga pendidik yang ada tidak memiliki moral, etika,
motivasi, penampilan (performance) yang sesuai kebutuhan lembaga
pendidikan. Bila tenaga pendidik tidak mampu menunjukkan keteladanan yang
positif bagi serdiknya, maka dapat mengakibatkan terbentuknya para prajurit
Arhanud yang memiliki moral, etika dan motivasi yang negatif dan akan
berdampak negatif pula terhadap pelaksanaan tugas pokok satuan-satuan
Arhanud TNI AD. Penempatan personel tenaga pendidik mesti terpilih dengan
baik dengan pola perekrutan yang selektif dan tepat. Pemilihan dapat
dilaksanakan melalui pemeriksaan psikologi serta pengujian akademik bagi
setiap personel calon tenaga pendidik yang akan bertugas di lembaga
pendidikan jajaran TNI AD. Umpan balik dari setiap peserta didik yang ada
terhadap tenaga pendidik dapat pula dijadikan acuan dalam menilai tingkat
integritas setiap tenaga pendidik.Dukungan Komando Atas dalam proses
perekrutan, penempatan dan pembinaan karier setiap tenaga pendidik secara
rutin dijalankan untuk dapat secara terus menerus dapat menyiapkan tenagatenaga pendidik yang profesional dan memiliki integritas pribadi yang sesuai

kebutuhan organisasi. Apabila hal ini dapat berjalan secara optimal maka hasil
didik yang akan dioperasionalkan di satuan-satuan akan profesional dan
memilki integritas pribadi yang sesuai harapan.Keteladanan sangat dibutuhkan
dalam proses pembentukan watak, karena merupakan proses pembudayaan
yang dilakukan terus-menerus. Dalam komunitas militer istilah keteladanan
sering pula diartikan sebagai Keperwiraan ( officership). Kualitas keteladanan
dari setiap tenaga pendidik akan diperlihatkan melalui sikap dan prilaku yang
dapat dipanuti oleh setiap peserta didik ke arah yang lebih baik.
Rasa tanggungjawab (responsibility) yang dimiliki oleh sebagian para tenaga
pendidik dalam menjalankan tugas pokoknya memberikan materi pelajaran
sesuai tanggungjawabnya saat ini masih belum optimal dilaksanakan untuk
memerankan kriteria pendidik yang profesional. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya anggapan dari beberapa tenaga pendidik yang menganggap
bahwa tugas mendidik dilakukan semata-mata untuk mengejar nominal dari
setiap materi pelajaran yang diberikannya. Padahal seharusnya, setiap tenaga
pendidik yang diberikan tanggungjawab untuk memberikan materi pelajaran
harus bertanggungjawab penuh dan semestinya memiliki pemikiran bahwa
tugas pendidik merupakan tugas mulia dalam rangka menghasilkan prajuritprajurit profesional yang akan digunakan di satuan-satuan. Apabila setiap
tenaga pendidik memiliki rasa tanggungjawab yang penuh dalam menyiapkan
materi pelajaran dengan maksimal maka hasil didik akan maksimal pula
dihasilkan. Dengan hasil didik yang maksimal maka akan berpengaruh dengan
pelaksanaan tugas pokok yang maksimal pula bagi satuan. Bila setiap satuan
dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal maka, akan maksimal pula
organisasi TNI AD dalam menjalankan tugas pokonya. Rasa tanggungjawab
dari para tenaga pendidik di satuan pendidikan mesti selalu
ditingkatkan.Peningkatan rasa tanggungjawab ini dapat dilaksanakan melalui
pengawasan dan pembinaan yang ketat dari setiap unsur terkait yang ada
baik pada tingkat satuan pengguna, maupun pada tingkat satuan komando
pengawasan baik Pusat Kesenjataan maupun Kodiklat TNI AD. Hal ini diikuti
pula dengan keseragaman dalam hal pemberian sanksi yang tegas
(punishment) bagi tenaga pendidik yang tidak memiliki rasa tanggungjawab
yang tinggi dalam melaksanakan tugas pokoknya dalam memberikan materi
pelajaran. Sebaliknya pemberian
penghargaan (reward) oleh
satuan
pendidikan bagi tenaga pendidik yang dinilai memiliki rasa tanggungjawab
yang tinggi dapat pula dilaksanakan setiap saat. Tanggapan dari peserta didik
terhadap tenaga pendidik yang memberikan materi pelajaran kepadanya
dapat pula menjadi dasar dalam pemberian reward dan punishment tersebut.
Dengan rasa tanggungjawab yang tinggi maka diharapkan kinerja (prestasi
kerja) dari seorang tenaga pendidik akan optimal dalam menjalankan
tugasnya. Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam salah satu pidatonya di
Yogyakarta, pada tanggal 12 November 1945menyampaikan Tentara hanya

mempunyai kewajibansatu, ialah mempertahankan kedaulatan Negara dan


menjaga keselamatannya. Sudahlah cukup kalau tentara memegang teguh
kewajiban ini. Lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh, tunduk
kepada pimpinan atasannya, dengan ikhlas mengerjakan kewajibannya. Harus
diingat pula, bahwa Negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara

saja, maka perlu sekali mengadakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan


golongan serta badan-badan di luar tentara. Tentara tidak boleh menjadi alat
suatu golongan atau orang siapapun juga.Ini memiliki makna bahwa setiap
prajurit mesti secara ikhlas bekerja sesuai tanggungjawab yang diembannya
dengan tujuan apabila setiap tugas diemban dengan ikhlas maka prestasi
kerja akandapat dicapai secara optimal. Kinerja (prestasi kerja) tenaga
pendidik ini dapat dilihat dengan hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kepedulian dan rasa tanggungjawab
yang tinggi ini akan mengakibatkan kemauan untuk terus mengembangkan
kemampuan yang dimiliki serta terus berinovasi agar dapat profesional dan
selalu berkeinginan untuk menampilkan yang terbaik dalam bidang tugasnya.

Penguasaan Informasi dan Teknologi (IT) dari sebagian tenaga pendidik yang
ada di Pusdikarhanud saat ini belum maksimal dan masih perlu ditingkatkan
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugasnya.Para tenaga pendidik saat ini
dituntut untuk dapat menguasai dan mampu mengoperasionalkan sarana
teknologi yang dimiliki Pusdikarhanud dalam menjalankan tugas pokoknya
mendidik para peserta didik. Tuntutan ini antara lain berupa proses belajar
mengajar dengan menggunakan sistem e-learning yang telah diberlakukan
oleh Kodiklat TNI AD dalam mengolah dan mendistribusikan informasi melalui
jaringan
telekomunikasi
secara
cepat,
ringkas
dan
dinamis. Elearning dimanfaatkan untuk mengirimkan bahan ajaran serta dapat pula
digunakan sebagai sarana interaksi antara tenaga pendidik dan peserta
didik.Selain itu ketersediaan dari simulator-simulator untuk menunjang
pendidikan seperti simulator Air Defence Tactical Trainning Theatre
(ADT3), simulator Target
Drone
(sasaran
udara/sasud), simulator
Rudal Robort Bofors System dan meriam 57 mm, serta simulator Computer
Base Training (CBT) yang tersedia di Pusdikarhanud hanya dapat dioperasikan
oleh tenaga pendidik yang menguasai Informasi dan Teknologi (IT). Kondisi
saat ini menunjukkan bahwa tidak semua tenaga pendidik yang ada di
Pusdikarhanud mampu mengoperasikan simulator tersebut. Kondisi ini akan
terus berjalan sama apabila kemampuan penguasaan Informasi dan Teknologi
(IT) para tenaga pendidik tidak ditingkatkan. Dengan demikian, tenaga
pendidik yang dioperasionalkan di Pusdikarhanud dituntut untuk memiliki
pengetahuan informasi dan teknologi sehingga mampu mengoperasikan
semuasarana yang ada tersebut secara maksimal.
Penyediaan buku-buku pegangan Gumilyang menjadi bahan tambahan
referensi dalam memberikan materi pelajaran selain bahan ajaran yang telah
tersedia, saat ini masih belum optimal dilaksanakan oleh sebagian tenaga
pendidik yang ada di Pusdikarhanud.Hal ini sebenarnya telah menjadi tuntutan
dari Komando Atas dalam hal ini Kodiklat TNI AD maupun Pussenarhanud
sebagai Pembina Tekhnis Kecabangan Arhanud.Kondisi ini terjadi akibat
kurangnya kesadaran, motivasi maupun pengalaman dan pengetahuan dari
sebagian tenaga pendidik dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Seharusnya setiap tenaga pendidik telah menyiapkan bahan-bahan tambahan
referensi selain bahan ajaran yang ada yang dapat berupa buku-buku,
majalah-majalah maupun referensi lain untuk menambah wawasan
pengetahuannya sebelum memberikan materi pelajaran. Selain itu para

tenaga pendidik dapat pula mencari referensi-referensi yang lebih up to


datemelalui fasilitas internet yang tersedia serta dapat pula mendapatkan
tambahan referensi yang diperlukan melalui pengalaman pendidikan maupun
tugas selama tenaga pendidik tersebut berdinas. Kurangnya referensi yang
ada akan dapat mengurangi kualitas materi pelajaran yang diberikan serta
dapat pula mengakibatkan kurangnya pemahaman dari peserta didik terhadap
materi yang diajarkan. Kepedulian dan ketegasan setiap unsur terkait dari
unsur yang terkait dalam pengawasan proses pembelajaran mesti secara aktif
dilakukan.
Pengawasan
juga
diikuti
dengan
pemberian
penghargaan (reward) dan
sanksi(punishment) yang
konsekwen
dari
Komando Atas secara rutin dan terus menerus.Konsep ini dapat berjalan baik
apabila adanya keseragaman pola tindakan yang tepat untuk dapat
mengoptimalkan para tenaga pendidik untuk selalu mencari dan menambah
referensi yang dimilikinya sehingga setiap materi pelajaran yang diajarkan
dapat dimengerti dan dipahami serta up to date.
Dari hasi pembahasan masalah diatas diperlukan upaya-upaya yang mesti
dilakukan untuk dapat mengoptimalisasikan kemampuan tenaga pendidik di
Pusdikarhanud guna mencetak prajurit arhanud yang profesional untuk
mengawaki dan mengoperasionalkan sistem dan alutsista Arhanud TNI AD
modern kedepan melalui peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM)
bagi setiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan di Pusdikarhanudagar
memiliki sifat adaptif. Peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi
setiap tenaga pendidik dapat dilakukan melalui proses perekrutan yang sesuai
dengan metoda yang tepat baik melalui pemeriksaan terkait dengan
administrasi yang menyangkut riwayat pendidikan, riwayat penugasan untuk
mengetahui wawasan pengetahuan dan pengalaman dari tenaga pendidik
yang akan dipilih maupun melalui pemeriksaan kesehatan, fisik dan psikologi
yang sesuai denganpola pemeriksaan yang berlaku dengan harapan akan
dapat mendapatkan tenaga-tenaga pendidik yang berkwalitas SDM sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Proses perekrutan ini memerlukan dukungan
yang optimal dari Komando Atas yang pelaksanaannya dilaksanakan secara
terpadu dan berkelanjutan oleh fungsi terkait baik Dinas Psikologi, Dinas
Kesehatan, Dinas Jasmani dan fungsi terkait lainnya. Setelah proses
perekrutan telah dilaksanakan, maka penempatan jabatan juga dilakukan
sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan. Pembinaan karier dari tenaga
pendidik yang terpilih juga diikuti dengan peningkatan kemampuan
intelektualnya melalui pemberian pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
seperti kursus Guru Militer (Susgumil), kursus komputer, atau kursus-kursus
maupun penataran-penataran lain yang diperlukan dan terkait dengan materi
yang diberikan/diajarkan/dilatihkan oleh setiap tenaga pendidik. Dalam proses
perekrutan tenaga-tenaga pendidik juga dipilih personel yang memiliki
integritas pribadi baik keteladanan, moral dan etika, motivasi,
penampilan (performance) serta wawasan pengetahuan yang optimal dan
dapat menjadi cerminan serta tauladan bagi setiap peserta didik. Agar dapat
menilai tingkat integritas pribadi setiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan
apakah layak atau tidak, dapat dilakukan melalui pemberian umpan balik dari
setiap peserta didik yang ada secara terus menerus dengan harapan penilaian

dapat
lebih
objektif
dan
benar.
Kesadaran
akan
rasa
tanggungjawab (responsibility) yang dimiliki oleh setiap tenaga pendidik yang
ada dalam menjalankan tugas pokoknya untuk memberikan materi pelajaran
sesuai tanggungjawabnya perlu dioptimalkan. Setiap tenaga pendidik setiap
saat mesti diawasi dan diarahkan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari
serta dilakukan pembinaan yang tepat baik melalui kegiatan pembinaan
mental berupa pemberian jam komandan, santi aji, maupun santi karma
ataupun melalui pemberian penekanan-penekanan yang berguna untuk dapat
selalu peduli dan bertanggungjawab dalam setiap tugas yang diembannya.
Pembinaan mental ini dilakukan secara rutin dengan melibatkan satuan
pelaksana yang membidangi fungsi tersebut baik dari Komando Atas maupun
yang ada di wilayah.Fungsi pengawasan yang ada baik pada strata satuan
pengguna (Pusdik) maupun pada level satuan tertinggi yang memiliki peranan
dalam pengawasan pelaksanaan proses pengajaran seperti Kodiklat TNI AD.
Pelaksanaan evaluasi terhadap kegiatan pendidikan termasuk evaluasi
terhadap kwalitas tenaga pendidik yang tersedia mesti secara rutin
dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang
mungkin perlu dilakukan perubahan sesuai perkembangan situasi dan
kebutuhan organisasi serta dihadapkan dengan tuntutan Komando Atas.
Momentum perubahan yang dapat terjadi secara cepat setiap saat mesti
didukung penuh oleh Komando Atas baik pada tingkat Pussen maupun pada
level Kodiklat TNI AD dengan menindak lanjuti setiap kebutuhan dan
keinginan yang diajukan dari Pusdik. Pemberian penghargaan (reward) serta
sanksi (punishment) secara konsekwen kepada setiap tenaga pendidik perlu
diatur dan diseragamkan dengan maksud untuk memotivasi para tenaga
pendidik untuk terus menerus berinovasi mengembangkan dan meningkatkan
kemampuannya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Dengan motivasi
yang tinggi berdampak pada kwalitas hasil kerja yang optimal dari kinerja
setiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan. Penguasaan Informasi dan
Teknologi (IT) dari setiap tenaga pendidik yang ada di Pusdikarhanud harus
terus ditingkatkan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugasnya. Para
tenaga pendidik dituntut untuk dapat menguasai dan mampu
mengoperasionalkan sarana teknologi yang dimiliki Pusdikarhanud dalam
menjalankan tugas pokoknya mendidik para peserta didik. Peningkatan
penguasaan Informasi dan Teknologi (IT) ini dapat dilakukan melalui
pendidikan-pendidikan dan penataran-penataran yang terkait dengan
Informasi dan Teknologi (IT). Selain itu sewaktu-waktu juga para tenaga
pendidik yang ada diadakan pengujian tentang pemahamannya terkait dengan
Informasi dan Teknologi (IT) serta dapat pula dilihat dari hasil umpan balik
dari peserta didik yang ada terhadap tenaga pendidik yang dioperasionalkan
tersebut. Penyediaan buku-buku pegangan Gumil yang menjadi bahan
tambahan referensi dalam memberikan materi pelajaran selain bahan ajaran
yang telah tersedia mesti dioptimalkan melalui pemberian penekananpenekanan dan pemberian sanksi-sanksi yang tegas dan seragam di seluruh
pusdik jajaran TNI AD untuk selalu menyediakan dan mengupdate referensi
yang dimiliki sebelum memberikan materi pelajaran. Pengupdatan ini dapat
dilakukan dengan cara mencari referensi yang diperlukan dari fasilitas internet
yang tersedia maupun berdasarkan pengalaman baik pendidikan maupun

tugas yang pernah dilaksanakan oleh tenaga pendidik. Dengan tambahan


referensi yang optimal diharapkan para tenaga pendidik dapat optimal
memberikan materi pelajaran juga para peserta didik dapat secara jelas
memahami setiap materi yang diajarkan.
Dari uraian singkat diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa optimalisasi
kemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud guna mencetak prajurit
Arhanud yang profesional untuk mengawaki dan mengoperasionalkan sistem
dan alutsista Arhanud TNI AD modern kedepan dapat dilakukan melalui
peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki sifat adaptif
(rendah
hati/Humble,inovatif kreatif yang
dinamis
dan
inovasi,
memprioritaskan setiap tugas, berkualitas dalam setiap langkah, aktivitas dan
juga cara/gaya bicara, positif dalam berpikir, bertindak dan berbicara) bagi
setiap tenaga pendidik yang dioperasionalkan di Pusdikarhanud melalui proses
perekrutan yang sesuai dengan metoda yang tepat baik melalui pemeriksaan
administrasi (menyangkut riwayat pendidikan, riwayat penugasan untuk
mengetahui wawasan pengetahuan dan pengalaman), pemeriksaan
kesehatan, fisik dan psikologi yang didukung dari Komando Atas baik Dinas
Psikologi, Dinas Kesehatan, Dinas Jasmani dan fungsi terkait lainnya. Hasil uji
kompetensi tersebut dilanjutkan dengan penempatan jabatan sesuai dengan
kebutuhan lembaga pendidikan serta pembinaan karier melalui pemberian
pendidikan (kursus-kursus, penataran-penataran ataupun seminar-seminar)
yang diperlukan dan terkait dengan materi yang diberikan/diajarkan/dilatihkan
oleh setiap tenaga pendidik.Proses perekrutan tenaga-tenaga pendidik juga
diharapakan untuk dipilih personel yang memiliki integritas pribadi baik
keteladanan, moral dan etika, motivasi, penampilan (performance) serta
wawasan pengetahuan yang optimal dan dapat menjadi cermin serta tauladan
bagi setiap peserta didik. Setiap saat tenaga pendidik yang ada diawasi dan
diarahkan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari serta dilakukan pembinaan
yang tepat baik melalui kegiatan pembinaan mental berupa pemberian jam
komandan, santi aji, maupun santi karma ataupun melalui pemberian
penekanan-penekanan yang berguna untuk dapat selalu peduli dan
bertanggungjawab dalam setiap tugas yang diembannya. Evaluasi terhadap
kwalitas tenaga pendidik yang tersedia mesti secara rutin dilaksanakan
dengan tujuan untuk menilai kelayakan dari setiap tenaga pendidik serta
untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang mungkin perlu dilakukan
perubahan sesuai perkembangan situasi dan kebutuhan organisasi serta
dihadapkan dengan tuntutan dari Komando Atas.Secara konsekwen dan
seragam
dilakukan
pemberian
penghargaan (reward) serta
sanksi (punishment) dengan
maksud
untuk
meningkatkan
rasa
tanggungjawab dan memotivasi para tenaga pendidik agar terus menerus
berinovasi mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari. Dengan motivasi yang tinggi berdampak
pada kwalitas hasil kerja yang optimal dari kinerja setiap tenaga pendidik yang
dioperasionalkan. Para tenaga pendidik yang dioperasionalkan telah memiliki
pengetahuan terkait Informasi dan Teknologi (IT) sehingga mampu
mengoperasikan setiap fasilitas teknologi yang tersedia di lembaga-lembaga
pendidikan TNI AD secara optimal. Para tenaga pendidik agar selalu

ditekankan untuk selalu menyediakan buku-buku pegangan tambahan yang


menjadi bahan tambahan referensi dalam memberikan materi pelajaran selain
bahan ajaran yang telah tersedia serta selalu mengupdate referensi yang
dimiliki sebelum memberikan materi pelajaran.
Saran yang dapat disampaikan dalam rangka mengoptimalisasikan
kemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud guna mencetak prajurit
Arhanud yang profesional untuk mengawaki dan mengoperasionalkan sistem
dan alutsista Arhanud TNI AD modern kedepan adalah agar perekrutan tenaga
pendidik oleh Komando Atas yang akan ditugaskan di pusdik-pusdik jajaran
Kodiklat TNI AD dilakukan dengan selektif baik Sumber Daya Manusia (SDM)
serta integritas pribadi berupa keteladanan, moral dan etika, motivasi,
penampilan (performance) serta wawasan pengetahuan yang dilaksanakan
dengan cara pemeriksaan administrasi, pemeriksaan kesehatan, fisik dan
psikologi. Penempatan jabatan tenaga pendidik terpilih disesuaikan dengan
kebutuhan lembaga pendidikan. Pembinaan karier melalui pemberian
pendidikan
(kursus-kursus,
penataran-penataran
ataupun
seminarseminar)secara optimal dilaksanakan untuk dapat meningkatkan kwalitas dari
tenaga pendidik terpilih tersebut. Peningkatan kemampuan tenaga pendidik
agar tetap selalu dijalankan secara seragam di seluruh pusdik jajaran TNI AD
khusunya dalam hal penguasaan Informasi dan Teknologi (IT).Penyeragaman
pemberian penghargaan (reward) serta sanksi (punishment) dengan maksud
untuk meningkatkan rasa tanggungjawab dan memotivasi para tenaga
pendidik agar terus menerus berinovasi mengembangkan dan meningkatkan
kemampuannya dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Pengawasan secara
melekat terus dilakukan untuk dapat mengetahui adanya kendala dan
kelemahan yang dihadapi oleh setiap tenaga pendidik dalam pelaksanaan
tugasnya serta untuk dapat mengawasi para tenaga pendidik untuk selalu
menyediakan buku-buku pegangan yang menjadi referensi tambahan tenaga
pendidik agar tetap up to date dan benar. Pembinaan mental yang rutin dan
terjadwal dapat meningkatkan kesadaran para tenaga pendidik untuk selalu
aktif mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam bekerja.
Demikian tulisan ini dibuat semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan dalam rangka
mengoptimalisasikan kemampuan tenaga pendidik di Pusdikarhanud guna
mencetak prajurit Arhanud yang profesional untuk mengawaki dan
mengoperasionalkan sistem dan alutsista Arhanud TNI AD modern kedepan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
pembuatan tulisan ini sehingga perlu mendapatkan saran masukkan dalam
rangka perbaikan tulisan ini kedepan.
DAFTAR REFERENSI
1.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

2.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI.

3.

Doktrin TNI Tridarma Eka Karma (TRIDEK).

4.
KeputusanKasad Nomor Kep/6/II/2006 tanggal 22 Pebruari 2006
tentang Organisasi dan Tugas Pusdikarhanud.

Anda mungkin juga menyukai