(BASARNAS)
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana karena terletak pada
beberapa lempengan bumi dan termasuk salah satu negara yang dilintasi oleh cincin api
bumi (Ring of fire) yang aktif. Dalam dua dasawarsa terakhir, negara kita terus dilanda
bencana alam. Salah satu penyebabnya adalah karena ulah manusia sendiri yang tidak
bisa menjaga keseimbangan alam. Penebangan pohon, sistem ladang berpindah dan
penambangan liar, merupakan contoh konkrit penyebab tanah longsor dan banjir. Belum
lagi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami serta kecelakaan kapal di laut dan
udara. Menjadi tugas dari pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari segala ancaman
dan bencana, oleh karena itu pemerintah membentuk Badan SAR Nasional. Sesuai
Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional, Badan SAR
Nasional memiliki tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue).
Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam
penyelenggaraan kegiatan SAR. Penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia
di bidang SAR bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang profesional
kompeten, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki integritas. Untuk mencapai tujuan
tersebut, Badan SAR Nasional telah melakukan perencanaan sumber daya manusia,
pendidikan dan pelatihan, pemeliharaan kompetensi, serta pengawasan pemantauan, dan
evaluasi.
Dalam hal kepegawaian, SDM yang dimiliki BASARNAS sampai dengan 31
Desember 2015 adalah sejumlah 3266 orang, sudah termasuk 1430 tenaga penolong dan
tenaga teknis pusat dan daerah. Oleh karena itu pendidikan, pelatihan dan pembinaan
perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan kemampuan personil Badan SAR
Nasional. Pada laporan kinerja BASARNAS tahun 2015 kemampuan SDM Badan SAR
Nasional sudah diakui internasional. Namun sertifikasi internasional yang ada belum
merata, sehingga timbul kesenjangan antar wilayah kerja Badan SAR Nasional.
Kesenjangan yang muncul itu dinilai dari adanya para rescuer yang belum mendapatkan
sertifikasi tetapi sudah dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penolong.
Kuantitas SDM Badan SAR Nasional cukup besar tetapi tidak memiliki kapasitas yang
cukup sebagai rescuer, sehingga potensi lain SAR sebagai tenaga pendukung dalam
operasi penyelamatan, terutama dari TNI, masih diperlukan.
Tinjauan Teori
Menurut Jackson (2011), Pelatihan (training) biasanya diberikan berdasarkan
kebutuhan untuk memperbaiki kekurangan keterampilan, memberikan kompetensi
pekerjaan tertentu kepada pegawai, mempersiapkan pegawai untuk peran-peran yang
akan mereka dapatkan di masa mendatang, dan sebagainya.
Pengembangan menurut Jackson (2011), pengembangan (development) adalah
aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi untuk jangka
panjang sebagai antisipasi atas kebutuhan perusahaan di masa datang.
Kepentingan strategis dari pelatihan dan pengembangan memberi andil bagi
efektivitas perusahaan dalam berbagai cara. Peningkatan kompetensi pegawai dan daya
saing perusahaan adalah hasil langsung dari aktivitas pelatihan yang dirancang dengan
baik. Dengan memberikan permintaan pegawai untuk mempertahankan jaminan
pekerjaan mereka dalam jangka panjang. Dalam perusahaan yang belajar, pegawai
belajar setiap hari di perusahaan, dan mereka saling membantu dengan berpartisipasi
dalam komunitas praktik.
Menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan akan memberikan hasil
yang diinginkan jika didasarkan pada pada hasil-hasil penilaian kebutuhan. Penilaian
kebutuhan yang menyeluruh mecakup analisis kebutuhan perusahaan, pekerjaan
perorangan dan demografis.
Pemilihan format program merupakan bagian penting dalam pelatihan dan
pengembangan untuk mendapatkan hasil yang effektif. Menurut Jackson (2011) formatformat yang tersedia bagi perusahaan diantaranya e-learning, OJT (on the job training),
masa magang, tugas pekerjaan pengembangan dan pengajaran, serta beberapa jenis
pelatihan off the job. Beberapa pertimbangan, termasuk biaya dan jumlah waktu yang
ada, mempengaruhi pemilihan format dan jenis-jenis kompetensi yang akan didapatkan.
Sementara itu format pelatihan mempengaruhi pemilihan metode yang dianggap tepat.
Program pelatihan dan pengembangan tim sangat penting bagi perusahaan yang
sangat mengandalkan kerja sama tim untuk keberlangsungan dan keberhasilannya. Tiga
tujuan utama dari program pelatihan tim kerja adalah mengembangkan kepaduan tim,
prosedur efektivitas tim, dan pemimpin tim.
Aplikasi Teori pada SDM Badan SAR Nasional
Menurut Jackson (2011) dalam menentukan kebutuhan pelatihan dan
pengembangan akan memberikan hasil yang diinginkan jika didasarkan pada pada hasilhasil penilaian kebutuhan. Pembinaan potensi SAR dilakukan sebagai bagian dari
strategi jangka pendek Badan SAR Nasional yang dilaksanakan secara bertahap,
bertingkat dan berlanjut. Untuk menuju siapnya tenaga SAR yang handal dan
profesional maka pendidikan dan latihan dalam rangka pembinaan potensi SAR dapat
dilaksanakan menjadi tiga tingkat :
Diklat SAR tingkat dasar
Diklat SAR tingkat lanjutan
Diklat SAR tingkat spesialis
Untuk Diklat SAR tingkat dasar, bertujuan untuk memberikan kompetensi SAR Tingkat
Dasar dalam hal pembentukan sikap, mental dan kesamaptaan guna menjalankan tugas
operasional Basarnas. Materi yang diberikan berupa :
1. Aspek hukum penyelenggaraan SAR di Indonesia
2. Dasar dasar kepemimpinan
3. Jam pimpinan
4. Kebijakan Umum SAR Nasional
5. Kerjasama Nasional dan internasional di bidang SAR
6. Manajemen Keamanan dan Keselamatan Kerja
7. Manajemen operasi SAR
8. Manajemen Sumber Daya Manusia
9. Observasi lapangan
10. Pembentukan sikap dan Mental (etika disiplin)
3
Dan untuk Diklat SAR tingkat spesialis, materi yang diberikan berupa :
1. Arus Leeway & Drift
2. Beacon Search
3. Briefing & Debriefing
4. Dokumentasi SAR
5. Group Exercise
6. Hidro dan Oceanografi
7. Individual Examination
8. Intelijen SAR
9. Intercept
10. Manajemen Bencana
11. Manajemen Operasi SAR
12. Maritime & Land Search Area
13. Meteorologi Dalam SAR
14. Pengenalan Aplikasi SAR Core
15. Pengetahuan Peta
16. Penyusunan Rencana Operasi
17. Perencanaan Rescue & Evakuasi Medis
18. Probability of Detection
19. SAR Asset
20. Search Pattern
21. Sistem Komunikasi SAR
5
Format program dalam pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh BASARNAS
berupa OJT(on the job training). Karena kegiatan utama BASARNAS ialah outdoor
activity, oleh sebab itu format program yang efektif adalah OJT karena kebanyakan
materi yang diberikan oleh pengawas berupa materi non-class. OJT sangat penting
dalam mengembangkan keterampilan para personel SAR. Salah satu keuntungan dari
metode ini adalah tingkat pemindahan pelatihannya yang tinggi. Karena peserta
pelatihan mempelajari keterampilan di lingkungan dimana mereka akan benar-benar
bekerja, mereka siap menerapkan keterampilannya tersebut di pekerjaannya.
tersebut, bagian kerjasama teknik luar negeri (KTLN) mempunyai tugas untuk
melaksanakan penyiapan koordinasi kerjasama teknik dan bantuan luar negeri,
penyusunan kerjasama teknik dan bantuan luar negeri serta penyusunan laporan rencana
dan program kerjasama teknik dan bantuan luar negeri. Kerjasama tersebut diatas
mencakup kegiatan kerjasama teknis operasional dan bantuan luar negeri melalui
kerjasama secara bilateral, regional
meliputi:
a. Pertemuan/ konferensi/ workshop dan pertemuan atau kegiatan internasional lainnya
yang diadakan oleh negara mitra atau Lembaga Internasional
6
SAR
6. ASEAN Transport Ministerial Meeting (ATM) - Senior Transport Official
Meeting (STOM)
7. Table Top Exercise Indonesia-Tiongkok
8. Rapat koordinasi tindak lanjut INSARAG Asia Pacific Regional Exercise 2016
9. ITSAP PRG 16th Meeting
10. AMSA-Basarnas SAR Cooperation Workshop
INTERNAL
Beberapa
pelatihan
Internal
yang
dilaksanakan
oleh
Internal BASARNAS
antara lain :
1. Latihan
SAR
Marine
Pollution
Exercise
(Marpolex).
Dilaksanakan
KESIMPULAN
Suatu operasi SAR dinilai berhasil, efektif dan efisien, apabila dipenuhinya
persyaratan, yaitu cepat menanggapi informasi kecelakaan yang diterima, tepat
menentukan lokasi kecelakaan, segera mengambil langkah pertolongan dan berhasil
melakukan pertolongan serta meminimalkan jumlah korban. Keberhasilan kinerja
operasi SAR ditentukan oleh kecepatan, ketepatan dan kompetensi personil SAR
yang mampu dan terampil. Pelatihan dan pengembangan yang sudah dilakukan oleh
BASARNAS sudah cukup baik, penanganan BASARNAS dari tahun ke tahun
semakin baik hal ini dibuktikan dengan adanya laporan penanganan korban
kecelakaan yang ditangani BASARNAS.
Tabel 1. Data Kecelakaan Yang Ditangani Basarnas
Tahun 2015
NO
JUMLAH
KORBAN
JENIS
JUMLAH
JUMLAH
KECELAKAA
KEJADIAN
KORBAN
KORBA
(KALI)
(ORANG)
(%)
SELAMA
1
633
5097
PERSENT
KORBAN
MENINGGA
(%)
L (ORANG)
A SEHSL.
KORBA
N
(%)
OPS
HILANG
10
11
4521
88.70%
278
5.45%
298
5.85%
94.14%
73.38%
230
26.16%
0.45%
99.54%
93.69%
81
4.78%
26
1.53%
98.47%
K.Pelayaran
18
879
K.
Penerbangan
Bencana
178
1695
64
5
1588
K. Lain-lain
1046
2044
1066
52.15%
853
41.73%
125
6.11%
93.88%
1875
9715
7820
80.49%
1442
14.84%
453
4.66%
95.33%
TOTAL IV
Target
Realisasi
Capaian Kinerja
Tahun 2010
5 jam 30 menit
3 jam 47 menit
131.21%
Tahun 2011
4 jam 30 menit
1 jam 57 menit
156.62%
Tahun 2012
3 jam 30 menit
1 jam 29 menit
157.62%
168%
Tahun 2013
2 jam 30 menit
48 menit
Tahun 2014
1 jam 30 menit
46 menit
148.40%
26 menit
113.33%
Tahun 2015
30 menit
Pelatihan dan pengembangan bagi para personel SAR sudah dapat dikatakan
baik, hal ini dibuktikan dengan laporan kinerja BASARNAS tahun 2015 baik dari segi
kecepatan tanggap maupun dari segi penyelamatan dan pencarian orang hilang. Hal ini
didukung dengan pelatihan rutin yang diadakan BASARNAS baik dengan negara lain
seperti Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Papua Nugini, dan Amerika Serikat.
Maupun dari lingkungan pemerintahan seperti TNI, BMKG, POLRI, dan lain-lain.
Upaya perbaikan ke depan untuk mewujudkan keberhasilan operasi SAR adalah dengan
menambah personil untuk tingkat rescuer. Dan melakukan sosialisasi berupa pelatihan
dan pengembangan yang bersertifikasi kepada para masyarakat umum, agar dapat
mengedukasi masyarakat dalam membantu penanggulan bencana yang terjadi di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Jackson, Susan E., Randall S. Schuler, Steve Werner. Pengelolaan Sumber Daya
Manusia. Buku 2. 2010. Penerbit Salemba Empat
10