Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN

DIKLAT
GURU PENDAMPINGMUDA
(DIKLAT BERJENJANG
TINGKAT DASAR)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DIREKTORAT PEMBINAAN GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (GTK, Paud, dan Dikmas) sebagai mediator bagi peserta didik mestilah
seorang yang berkarakter, memiliki kompetensi yang di persyaratkan, berdaya
saing, dan adiktif dalam menghadapi berbagai perubahan di era global. Profil GTK,
PAUD dan Dikmas yang berkarakter, kompeten, dan kompetitif menjadi sebuah
kebutuhan dalam proses pencapaian insan Indonesia yang cerdas, berkarakter, dan
kompetitif.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan kolaborasi efektif dari
berbagai pemangku kepentingan (stakeholder), antara lain: Pemerintah, pemerintah
daerah, asosiasi/organisasi profesi pada PAUD dan Dikmas, akademisi, dan guru
atau tenaga kependidikan itu sendiri. Kolaborasi ini dapat dimanifestasikan
kedalam program-program peningkatan kompetensi yang dinilai strategis dalam
meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan GTK, PAUD dan Dikmas.
Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dit. PGTK PAUD dan Dikmas)
menyelenggarakan berbagai program peningkatan kompetensi bagi GTK PAUD
dan Dikmas. Pada tahun 2018, Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas
memprogramkan Peningkatan Kompetensi GTK PAUD dalam bentuk PCP dan
Diklat PAUD Guru Pendamping Muda (Diklat Tingkat Dasar).
Sehubungan dengan penyelenggaraan program peningkatan kompetensi
tersebut, Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas menerbitkan Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) untuk mendukung pelaksanaan program
peningkatan kompetensi dimaksud, yaitu: 1) Pedoman Diklat Guru Pendamping
Muda; 2) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat Guru Pendamping Muda; 3) bahan
ajar, dan 4) bahan tayang. Produk NSPK ini sebagai acuan/panduan dalam
menyelenggarakan program peningkatan kompetensi GTK, PAUD, dan Dikmas,
baik menggunakan anggaran swakelola, bantuan pemerintah (BAPEM), maupun
mandiri.
Akhirnya saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak
atas kontribusi dan perannya dalam penyusunan NSPK ini.

Jakarta, Mei 2018


Direktur PGTK PAUD dan Dikmas

Dr. Abdoellah, M.Pd


NIP 196008201986031005

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………. 5
B. Dasar Hukum ……………………………………. 7
C. Tujuan ……………………………………. 8
D. Pengguna Pedoman ……………………………………. 9
E. Hasil yang Diharapkan ……………………………………. 9

BAB II. PROGRAM DIKLAT


A. Tujuan ……………………………………. 10
1. Tujuan Umum ……………………………………. 10
2. Tujuan Khusus ……………………………………. 10
B. Struktur Diklat ……………………………………. 10
C. Materi ……………………………………. 11
D. Metode ……………………………………. 13
E. Sarana Prasarana ……………………………………. 15
F. Mekanisme ……………………………………. 15
G. Penyelenggaraan ……………………………………. 15
H. Peserta ……………………………………. 17
I. Pelatih dan Pendamping ……………………………………. 17
J. Penjaminan Mutu ……………………………………. 19

BAB III MEKANISME DAN


PROSEDUR KERJA
A. Mekanisme ……………………………………. 21

BAB IV PELAPORAN DAN


TINDAK LANJUT
A. Pelaporan ……………………………………. 25
B. Tindak Lanjut ……………………………………. 25

BAB V PENUTUP

3
DAFTAR LAMPIRAN

1. ALUR KEGIATAN DIKLAT


2. ALUR KEGIATAN TATAP MUKA
3. DATA KEPERLUAN KEGIATAN DIKSAR TATAP MUKA
4. DAFTAR BAHAN MATERI DAN FORM2 YANG DIPERBANYAK
5. CONTOH SUSUNAN ACARA
6. CONTOH JADWAL
7. TATA TERTIB
8. CONTOH SK KEPANITIAAN
9. CONTOH SK NARASUMBER
10. CONTOH DAFTAR HADIR TAMU UNDANGAN PEMBUKAAN
11. CONTOH DAFTAR HADIR NARASUMBER
12. CNTOH DAFTAR HADIE PANITIA
13. CONTOH DAFTAR HADIR PESERTA
14. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELATIH
15. BIODATA PESERTA DIKLAT
16. DAFTAR RIWAYAT HIDUP PANITIA
17. CONTOH SPANDUK PELATIHAN
18. CONTOH SURAT UNDANGAN PEMBUKAAN
19. CONTOH SURAT PERMOHONAN PESERTA DIKLAT
20. CONTOH SURAT PERMOHONAN NARASUMBER
21. CONTOH SURAT PERNYATAAN
22. CONTOH SURAT KETERANGAN SUDAH TATAP MUKA
23. CONTOH SURAT PENGANTAR TUGAS MANDIRI
24. CONTOH SURAT PEMBERITAHUAN KE LEMBAGA
25. CONTOH SURAT PERMOHONAN PENILIK
26. CONTOH SURAT PERMOHONAN TANDA TANGAN SERTIFIKAT
27. FORM REGISTRASI PESERTA KEGIATAN DIKLAT
28. DAFTAR PENERIMAAN GOODYBAG PESERTA
29. DAFTAR TANDA TERIMA HONOR DAN TRANSPORT PANITIA
30. FORM ISIAN INPUT DATA PESERTA
31. SILABUS GPM
32. CONTOH SERTIFIKAT
33. CONTOH SISTEMATIKA PELAPORAN

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 ayat 4 tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan
demikian, PAUD merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sehingga memiliki peran
strategis dalam upaya membangun sumber daya manusia (SDM) sejak usia dini.
Anak yang mendapatkan pendidikan secara layak sejak usia dini diharapkan
memiliki kecerdasan rasa, karsa, pikir, dan raga, sehingga mampu tampil handal
dan unggul, baik di tingkat regional, nasional maupun internasional.
Pendidik PAUD adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan,
pengasuhan, perawatan, dan perlindungan anak didik pada satuan pendidikan anak
usia dini. Pendidik PAUD harus memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Permendikbud No. 137 tahun 2014 Bab VII pasal 24 menyebutkan bahwa pendidik
anak usia dini terdiri dari Guru PAUD, Guru Pendamping dan Guru Pendamping
Muda, yang masing-masing memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang
berbeda dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya.
Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pendidik PAUD, terutama pada
jalur pendidikan nonformal memiliki variasi yang beragam, baik ditinjau dari segi
kualifikasi maupun kompetensi. Masih banyak ditemukannya pendidik yang
berpendidikan dasar (SMP) maupun yang memiliki tingkat pendidikan menengah
(SMA atau SMK) dan sedikit sekali yang berpendidikan diploma dan sarjana,

5
meskipun tidak relevan/sesuai dengan bidang pendidikan anak usia dini
Berdasarkan pada kondisi tersebut, diperlukan suatu upaya agar semua pendidik
PAUD memiliki kompetensi sesuai dengan kewenangan yang diembannya
sebagaimana diamanahkan dalam peraturan perundangan.
Berdasarkan pada uraian di atas, Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga
Kependidikan PAUD dan Dikmas (Dit. Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas)
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI, yang mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan penyusunan
bahan perumusan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur,
kriteria, bimbingan teknis dan supervisi rencana kebutuhan, peningkatan kualifikasi
dan kompetensi dan pemindahan guru, pendidik lainnya dan tenaga kependidikan
dan penyusunan bahan pengendalian formasi guru dan pendidik lainnya pada
pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi kesenjangan kompetensi dan kualifikasi pendidik PAUD secara
sistematis dan terprogram.
Salah satu bentuk upaya tersebut adalah melalui pendidikan dan pelatihan
(diklat). Diklat yang dikembangkan antara lain Diklat Guru Pendamping Muda
(Diklat Berjenjang Tingkat Dasar), yang ditujukan untuk mempersiapkan pendidik
PAUD agar memiliki kompetensi sebagai Guru Pendamping Muda.
Diklat tersebut dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan, yaitu tatap muka
dan tugas mandiri. Tugas mandiri terdiri dari kegiatan (1) melaksanakan kegiatan
pembelajaran pada satuan PAUD masing-masing, (2) kunjungan belajar lokal
(KBL) dan (3) melaksanakan kegiatan di Gugus PAUD. Kegiatan diklat dilakukan
mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, sampai kecamatan yang
diselenggarakan oleh lembaga yang memenuhi syarat atau ditetapkan sebagai
penyelenggara.
Diklat hendaknya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, sehingga
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, disusun Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar). Pedoman ini memberikan acuan secara rinci seluruh proses
penyelenggaraan diklat, mulai dari perencanaan hingga evaluasi program, sehingga

6
dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pedoman ini disusun dengan menyesuaikan
keragaman yang ada di wilayah Indonesia, dan memungkinkan proses adaptasi
sesuai dengan karakteristik yang ada, misalnya keragamanan sumber daya manusia,
ketersediaan sarana dan prasarana, variasi sasaran diklat (usia, jenis kelamin, sosial
budaya, bahasa, dan sebagainya), kondisi geografis, serta berbagai kondisi yang
lainnya.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen
4. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 yang telah diubah dengan
Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2017 tentang Guru
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
8. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2013
tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan

7
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan dalam Rangka Penataan dan
Pemerataan Guru
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 84 Tahun 2014
tentang Pendirian Satuan Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 137 tahun 2014
tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 146 tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakukan Kurikulum 2006 dan 2013
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 11 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017
tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2017
tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan yang Diangkat sampai dengan
Akhir Tahun 2017
19. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 55
Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjadi acuan penyelenggaraan diklat bagi Guru Pendamping Muda
(Diklat Berjenjang Tingkat Dasar).

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan rambu-rambu penyelenggaran Diklat Guru Pendamping
Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar).
b. Memberikan acuan silabus dan materi Diklat Guru Pendamping Muda
(Diklat Berjenjang Tingkat Dasar).

8
c. Memberikan rambu-rambu pelaksanaan tugas mandiri Diklat Guru
Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar).

D. Pengguna pedoman
1. Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas.
2. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
3. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
4. Lembaga Pelaksana Pelatihan Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar).
5. Peserta Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar).
6. Pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya.

E. Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan adalah tercapainya persamaan persepsi semua pihak
dalam penyelenggaraan Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar), sehingga pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan berkualitas, dapat
dipertanggungjawabkan serta secara efektif mencapai tujuan yang diharapkan.

9
BAB II
PROGRAM DIKLAT

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mempersiapkan pendidik agar menjadi lebih profesional dalam
menjalankan tugasnya, yaitu merencanakan, melaksanakan
pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pelatihan, pengasuhan dan perlindungan anak usia dini
b. Mempersiapkan pendidik agar memilik kompetensi kepribadian,
profesional, pedagogik dan sosial

2. Tujuan Khusus
Mempersiapkan pendidik PAUD yang mampu :
1) Menjelaskan konsep dasar pendidikan anak usia dini.
2) Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
3) Mengenal karakteristik anak yang berkebutuhan khusus.
4) Menerapkan materi cara belajar anak usia dini.
5) Menyusun perencanaan pembelajaran.
6) Melakukan penilaian perkembangan anak usia dini.
7) Menerapkan pemeliharaan kesehatan dan gizi anak usia dini.
8) Memiliki etika dan karakter sebagai guru dan tenaga kependidikan
pendidikan anak usia dini.
9) Melakukan komunikasi dalam pengasuhan.
10) Melaksanakan praktek pembelajaran dengan teman sejawat.

B. Struktur Diklat
Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar),
diperuntukkan bagi pendidik yang memiliki kualifikasi akademik SMA atau yang
sederajat. Namun demikian, apabila ada pendidik PAUD yang memiliki kualifikasi
S1 selain PAUD/Psikologi, dapat juga mengikuti kegiatan diklat tersebut. Diklat

10
Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) memiliki beban belajar
sebanyak 48 pelajaran @ 45 menit dan 210 jam pelajaran tugas mandiri, yang
ditujukan untuk mempersiapkan pendidik yang memiliki kompetensi guru
pendamping muda.
Tugas mandiri sebagai bagian dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,
memiliki beban belajar 210 jam pelajaran, terbagi menjadi:
a. Tugas mandiri wajib (kegiatan pembelajaran di satuan PAUD masing-masing
dengan materi yang sudah ditentukan)
b. Tugas mandiri pilihan (kegiatan pembelajaran di satuan PAUD masing-masing
dengan memilih satu materi pilihan)
c. Kunjungan belajar lokal (KBL)
d. Kegiatan di Gugus PAUD
e. Penyusunan laporan pelaksanaan tugas mandiri
Peserta yang telah dinyatakan lulus pendidikan dan pelatihan, hendaknya
segera mengikuti uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah
ditunjuk oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Pendidik PAUD, agar
terukur capaian kompetensinya dan mendapatkan Sertifikat Kompetensi.

C. Materi
Materi Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar)
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel I.1
Materi Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar)
Jam Pelajaran
No. Materi
Teori Praktek Jumlah
Materi Tatap Muka
Kebijakan Pembinaan GTK PAUD
1. dan Dikmas (Disampaikan oleh 2 - 2
Pejabat Daerah)
2 Konsep Dasar PAUD 2 2 4
3. Perkembangan Anak Usia Dini 2 2 4
Pengenalan Anak Dengan Kebutuhan
4. 1 3 4
Khusus
5. Cara Belajar Anak Usia Dini 4 4 8

11
Jam Pelajaran
No. Materi
Teori Praktek Jumlah
6. Perencanaan Pembelajaran 1 2 3
7. Penilaian Perkembangan Anak 1 2 3
8. Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini 3 5 8
9. Komunikasi dalam Pengasuhan 2 2 4
10. Etika dan Karakter GTK PAUD 2 2 4
Praktek Pembelajaran dengan teman
11. - 4 4
sejawat
Jumlah 20 28 48
Tugas Mandiri
A. Wajib:
1. Penyusunan Rencana Kegiatan 30 30
Bermain/Pengasuhan untuk 5 hari
KBM (Modul Perencanaan
Pembelajaran)
2. Pelaksanaan Kegiatan 50 50
Stimulasi/Pengasuhan Anak
(Modul Cara Belajar Anak Usia
Dini)
3. Kegiatan Pembiasaan Hidup 40 40
Bersih dan Sehat (Modul
Kesehatan dan Gizi)
B. Pilihan: 20 20
1. Identifikasi Perkembangan Anak
(Modul Perkembangan Anak dan
Modul Anak dengan Kebutuhan
Khusus)
2. Interaksi Positif Guru dengan
Anak dan orang Tua (Modul
Komunikasi dalam Pengasuhan
serta Modul Etika dan Karakter
GTK PAUD)
3. Melakukan Penilaian
Perkembangan Anak (Modul
Penilaian Perkembangan Anak)
C. Kunjungan Belajar Lokal 20 20
D. Mengikuti Kegiatan Gugus PAUD 20 20
E. Penyusunan Laporan Tugas 30 30
Mandiri

12
Jam Pelajaran
No. Materi
Teori Praktek Jumlah
Jumlah 210 210
Jumlah Tatap Muka dan Tugas Mandiri 20 238 258

Catatan :
Pengaturan jadwal hendaknya sesuai dengan urutan materi, namun apabila
terdapat kesulitan karena situasi dan kondisi yang sangat tidak memungkinkan,
maka :
1. Mata diklat Perencanaan Pembelajaran, harus disampaikan setelah materi
Konsep Dasar PAUD, Perkembangan Anak dan Cara Belajar Anak Usia
Dini.
2. Mata diklat Penilaian Perkembangan Anak, harus disampaikan setelah
materi Perencanaan Pembelajaran.

D. Metode
Metode yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat Guru
Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) antara lain:
1. Ceramah
Ceramah adalah penjelasan secara lisan atas bahan ajar kepada peserta untuk
mencapai tujuan tertentu dari diklat. Dengan menggunakan ceramah, pelatih
hendaknya dapat mendorong inspirasi peserta, dan sesuai digunakan untuk
bahan belajar yang lebih banyak bersifat informatif. Ceramah dilakukan
dengan memperhatikan keragaman peserta (usia, jenis kelamin, motivasi,
pengetahuan, latar belakang sosial budaya dan bahasa, tingkat pendidikan,
waktu penyampaian materi, dan lainnya), serta menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta. Metode ceramah tepat untuk meningkatkan
pengetahuan secara kuantitas pada peserta diklat. Ceramah hendaknya tidak
menjadi metode yang utama dalam penyampaian materi diklat.
2. Diskusi
Diskusi merupakan proses pelibatan dua orang atau lebih untuk saling
berinteraksi, dan bertujuan untuk bertukar gagasan, pengalaman dan sudut

13
pandang dalam berbagai hal sesuai dengan materi yang dibahas. Metode
diskusi dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep dan keterampilan
untuk memecahkan masalah. Hanya saja, dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lebih lambat apabila dibandingkan
dengan metode ceramah. Di dalam metode diskusi, terjadi tanya jawab, yang
sangat penting untuk untuk menggali gagasan dan membangun partisipasi aktif
peserta.
3. Studi kasus
Studi kasus bertujuan untuk memberikan pengalaman dan kepekaan kepada
peserta dalam melakukan identifikasi permasalahan dan melakukan proses
pemecahan masalah. Melalui proses identifikasi dan pemecahan masalah,
peserta diklat dilatih untuk berpikir kritis, karena di dalamnya biasanya
mengkombinasikan berbagai metode yang lainnya.
4. Simulasi/praktek kelas
Simulasi bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman dan
kemampuan melalui peniruan situasi yang sebenarnya. Dengan menggunakan
metode simulasi, peserta diklat mempraktekkan secara langsung materi diklat
tertentu, misalnya menyusun rencana kegiatan stimulasi atau pengasuhan pada
anak.
5. Praktek lapangan
Praktek lapangan dilakukan agar peserta latih dapat mengaktualisasikan materi
pelatihan ke dalam bentuk kegiatan yang nyata dalam kondisi nyata. Metode
ini dilakukan ketika peserta diklat melaksanakan tugas mandiri, baik berupa
tugas mandiri wajib, pilihan, kunjungan belajar lokal, maupun melaksanakan
kegiatan gugus. Metode yang digunakan agar variatif, sehingga dapat
menimbulkan gairah/ stimulus/ rangsangan sehingga peserta diklat dapat
berperan aktif dalam setiap pembelajaran diklat.

14
E. Sarana Prasarana
Sarana prasarana yang digunakan adalah:
1. Media dan bahan belajar, yang terdiri dari modul/diktat/handout, lembar
bacaan, lembar peraga, lembar tugas, format instrumen aktivitas peserta dan
lembar evaluasi (pre-test, proses dan post-test).
2. Sarana pembelajaran, yang terdiri dari tempat duduk (meja dan kursi, karpet,
tikar dll), papan tulis dan spidol, kertas dinding, sound
system/proyektor/LCD/Laptop, alat tulis kantor (ATK) peserta, ATK panitia
dan ATK pelatih. Di samping itu, juga tersedia sarana penunjang pelatihan,
misalnya ketersediaan obat-obatan dasar dan peralatan pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K).
3. Prasarana penyelenggaraan pelatihan terdiri atas ruang belajar/ruang diskusi,
ruang praktek (peer teaching), asrama, ruang makan, toilet, tempat ibadah,
ruang sekretariat panitia baik yang dimiliki penyelenggara atau memanfaatkan
prasarana yang dimiliki lembaga mitra.
4. Sarana-sarana lain yang diperlukan untuk kegiatan praktek sesuai materi.

F. Mekanisme
Mekanisme pelaksanaan diklat dengan seluruh komponen yang terlibat
disajikan pada BAB III.

G. Penyelenggara
Penyelenggara kegiatan Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat
Berjenjang Tingkat Dasar) adalah lembaga/institusi yang memiliki tugas dan fungsi
meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD, yang didukung oleh
dana APBN, APBD maupun sumber dana lainnya.
Lembaga yang dapat menyelenggarakan Diklat Guru Pendamping Muda
(Diklat Berjenjang Tingkat Dasar) antara lain:
1. Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan DIKMAS
2. Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(PP-PAUD dan DIKMAS)

15
3. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(P4TK) Taman Kanak – Kanak dan Pendidikan Luar Biasa (TK dan PLB)
4. Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(BP- PAUD dan DIKMAS)
5. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
6. Perguruan Tinggi
7. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
8. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) / Satuan Pendidikan NonFormal
9. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang PAUD
10. Organisasi Mitra
11. Organisasi Sosial Kemasyarakatan (ORSOSMAS) bidang PAUD
12. Lembaga lain yang mempunyai tugas pokok dan fungsi peningkatan mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD
Bagi lembaga non pemerintah, harus memenuhi kriteria sebagai
penyelenggara diklat, yaitu:
1. Memiliki akte notaris/badan hukum atau memiliki fungsi peningkatan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD
2. Mempunyai kepanitiaan yang mampu menyelenggarakan Diklat Guru
Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar)
3. Diprioritaskan yang memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan diklat
4. Mampu menyediakan pelatih yang kompeten di bidangnya, sesuai dengan mata
latih yang diampu
5. Menyediakan sarana dan prasarana diklat yang memadai
6. Mampu membuat dan mengembangkan program pelatihan yang mengacu pada
Pedoman Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar)
7. Melakukan pengendalian mutu pelaksanaan diklat dari awal hingga akhir
melalui kerjasama dengan unit pelaksana teknis (UPT) pusat/dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota
8. Mendapatkan rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota setempat

16
H. Peserta
Peserta pada kegiatan Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang
Tingkat Dasar) antara lain:
1. Jumlah peserta Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar) dalam satu rombongan belajar paling banyak 45 (empat puluh lima)
orang, agar proses pembelajaran lebih efektif, demikian pula proses
pendampingan dan penilaian dalam pelaksanaan tugas mandiri, yang meliputi
pelaksanaan pembelajaran di satuan PAUD masing-masing, Kunjungan Belajar
Lokal dan melaksanakan Kegiatan Gugus PAUD.
2. Persyaratan peserta
a) Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter
b) Diutamakan memiliki pendidikan SLTA, atau memiliki pendidikan S1
selain PAUD/Psikologi, dan yang sederajat
c) Memiliki pengalaman bekerja pada satuan PAUD atau pengalaman di
bidang pendidikan anak usia dini, minimal satu tahun
d) Bersedia mengikuti seluruh rangkaian pelatihan secara aktif, mulai dari
tatap muka sampai tugas mandiri, dibuktikan dengan Surat Pernyataan.
Contoh surat pernyataan terdapat pada lampiran 21.

I. Pelatih dan Pendamping


Pelatih
1. Pelatih merupakan personil yang bertugas menjadi pengampu pada setiap
bidang mata diklat mulai dari merancang materi yang disampaikan sampai
melatih di kelas dan menilai peserta saat tatap muka, serta mendampingi dan
menilai peserta pada kegiatan tugas mandiri, baik tugas mandiri pada satuan
PAUD masing-masing, maupun kunjungan belajar lokal (KBL) dan
kegiatan di Gugus PAUD.
2. Pelatih yang telah ditentukan oleh Lembaga Pelaksana Pelatihan ditetapkan
dengan Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Penanggung jawab
Lembaga Pelaksana Pelatihan. Contoh SK terlampir.

17
3. Pelatih bersedia melaksanakan tugas sebagai pelatih selama pelaksanaan
kegiatan diklat (Tahap Tatap Muka dan Tugas Mandiri) serta menilai
peserta yang dibuktikan dengan Surat Pernyataan. (Contoh surat pernyataan
terlampir).
4. Pelatih berasal dari unsur birokrat, akademisi, profesional, praktisi dan
anggota masyarakat, yang memenuhi salah satu atau beberapa kriteria
sebagai berikut.

Persyaratan umum
a) Kualifikasi pendidikan minimal S1 atau yang sederajat
b) Diutamakan memiliki sertifikat Pelatihan Calon Pelatih (PCP) bidang
PAUD atau telah mengikuti pembekalan tingkat internasional/nasional/
propinsi/kabupaten/kota,
c) Akademisi atau tenaga profesional (Misalnya : dosen di perguruan tinggi,
konsultan, praktisi PAUD, psikolog, psikiater, dokter spesialis anak, ahli
kesehatan masyarakat, ahli gizi) yang memiki kompetensi atau keahlian di
bidang PAUD atau keahlian lain yang relevan dengan mata diklat yang
diampu
d) Pelatih dikecualikan untuk memenuhi persyaratan di atas dan dapat
berasal dari institusi atau instansi yang relevan dengan bidangnya
untuk materi yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian tertentu.
Contoh materi yang bersifat khusus antara lain kebijakan, sains dan
keterampilan spesifik.

Persyaratan khusus
a) Mampu membuat rancangan pelatihan dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran dalam pelatihan (RP3) dan evaluasi pembelajaran dan
pelatihan
b) Menguasai metode dan strategi pembelajaran orang dewasa
c) Dapat berkomunikasi dan memotivasi peserta dengan baik
d) Mampu mengoperasikan media pembelajaran (misalnya laptop, infocus,
dan sebagainya)

18
e) Mampu mengelola waktu pembelajaran dengan baik secara efektif pada saat
menyajikan materi pendidikan dan pelatihan
Pendamping
a. Pendamping adalah personil yang membantu pelatih selama proses pelatihan
(Tatap Muka, Tugas Mandiri, Kunjungan Belajar Lokal, dan Kegiatan Gugus
PAUD), yang merupakan guru senior atau guru berprestasi yang telah lebih
berpengalaman dari pada peserta diklat, baik dalam hal pengalaman mengajar,
pengalaman pelatihan, maupun prestasi kerja. Pendamping tidak memiliki
hak untuk menilai peserta.
b. Pendamping yang telah ditentukan oleh Lembaga Pelaksana Pelatihan
ditetapkan dengan Surat Keputusan yang ditandatangani oleh
Penanggungjawab Lembaga Pelaksana Pelatihan. Contoh SK terlampir.
c. Pendamping bersedia melaksanakan tugas selama pelaksanaan kegiatan diklat
(Tahap Tatap Muka dan Tugas Mandiri) yang dibuktikan dengan Surat
Pernyataan. (Contoh surat pernyataan terlampir).

J. Penjamin Mutu
Penjamin mutu adalah Penilik PAUD dan Pengawas TK, yang bertugas di
wilayah tempat kegiatan diklat dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar Penilik
PAUD dan Pengawas TK yang bertanggung jawab atas kinerja pendidik di
wilayahnya dapat terlibat dengan memantau pelaksanaan diklat yang menyertakan
pendidik di wilayah kerjanya.
Penilik PAUD dan Pengawas TK yang dilibatkan dalam pelaksanaan
diklat diajukan oleh Lembaga Penyelenggara Pelatihan melalui pengajuan surat
permohonan penunjukan petugas penjamin mutu, yang ditujukan kepada kepala
dinas pendidikan kabupaten/kota agar dapat diberikan surat penugasan. (Contoh
Surat Permohonan Terlampir). Pada saat bertugas, penjamin mutu membawa surat
tugas dari pimpinan institusi tempat bertugas.
Tugas penjamin mutu pada setiap tahapan kegiatan diklat antara lain:

19
1. Tahap persiapan diklat
a. Memastikan bahwa penyelenggara diklat memenuhi persyaratan
sebagaimana tertuang dalam pedoman
b. Memastikan bahwa calon peserta diklat telah memenuhi persyaratan
sebagai peserta diklat.
2. Tahap pelaksanaan diklat
a. Memastikan bahwa diklat berjalan sesuai pedoman
b. Melakukan pemantauan dengan mengisi format monitoring dan evaluasi
yang terdapat dalam SOP Penilaian Diklat Guru Pendamping Muda
(Diklat Berjenjang Tingkat Dasar).
3. Tahap pelaksanaan tugas mandiri di masing-masing lembaga, melaksanakan
kunjungan belajar lokal (KBL) dan mengikuti kegiatan di Gugus PAUD
a. Memastikan seluruh peserta diklat mengikuti tugas mandiri secara utuh
(melaksanakan kegiatan di masing-masing lembaga, kunjungan belajar
lokal dan mengikuti kegiatan di Gugus PAUD)
b. Memberikan pendampingan teknis agar peserta dapat melaksanakan tugas
mandiri dengan baik dan benar, termasuk bimbingan teknis terhadap
permasalahan yang mungkin ditemui saat pelaksanaan tugas mandiri
4. Tahap penyusunan laporan
a. Memberikan bimbingan teknis kepada peserta pada saat menyusun
laporan, termasuk bantuan penyelesaian masalah yang mungkin terjadi
b. Memastikan bahwa semua peserta diklat menyusun laporan sesuai dengan
pedoman
c. Memastikan bahwa seluruh tugas mandiri dilaksanakan tepat waktu dan
sesuai dengan pedoman
d. Memastikan bahwa laporan tugas mandiri yang disusun oleh peserta telah
diterima oleh Lembaga Pelaksana Pelatihan (LPP).

20
BAB III
MEKANISME DAN PROSEDUR KERJA

A. Mekanisme
Pelaksanaan diklat diatur dalam sebuah mekanisme tersistem, sehingga dapat
dipahami tahap demi tahap. Mekanisme penyelenggaraan diklat disajikan pada
gambar III.1 berikut ini.

PERSIAPAN PELATIHAN

Lembaga Penyelenggara
Pelatihan (LPP)
PROSES PELATIHAN PENENTUAN KELULUSAN

Koordinasi dengan
UPT/Dinas Pendidikan

Tatap Muka Tugas Mandiri (Satuan Lulus Tidak Lulus


Rekruitmen Calon Peserta
Persiapan Pelaksanaan PAUD, KBL, Gugus PAUD)
Diklat

Pelaporan Pengisian
Pelaksanaan Penilaian Tugas Mandiri SIMDIKLAT Mengulang
Pembelajaran Pembelajaran Melalui Daring
(Online)

Penilaian
Laporan Tugas Pemberian
Mandiri Sertifikat

Pengendalian Mutu

Gambar III.1
Mekanisme Pelaksanaan Diklat Guru Pendamping Muda
(Diklat Berjenjang Tingkat Dasar)

21
Mekanisme Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar) sebagaimana digambarkan pada bagan di atas dijelaskan sebagai berikut.
1. Kegiatan memiliki 4 tahapan utama, yaitu persiapan, proses pelatihan,
penentuan kelulusan, dan pemberian sertifikat. Penjelasan secara rinci tentang
setiap tahapan tersebut dijelaskan pada Juknis masing-masing tahapan.
2. Persiapan
a. Apabila Lembaga Penyelenggara Pelatihan (LPP) adalah institusi non
pemerintah, maka melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) /dinas pendidikan kabupaten/kota setempat
b. LPP melakukan perekrutan calon peserta
c. LPP menyusun jadwal kegiatan
d. LPP menentukan pelatih sesuai dengan kriteria dalam pedoman dan
menghubungi untuk memastikan kesediaan
e. LPP menyediakan seluruh kebutuhan diklat (sarana dan prasarana diklat)
3. Pelaksanaan diklat
a. LPP melaksanakan kegiatan pembelajaran
b. LPP melakukan evaluasi penyelenggaraan diklat
4. Evaluasi proses diklat
a. LPP melibatkan tim kendali mutu untuk melaksanakan evaluasi proses
diklat
b. LPP melibatkan tim kendali mutu dalam melaksanakan penjaminan mutu
dan pendampingan teknis selama pelaksanaan tugas mandiri hingga
penyelesaian laporan. Tim kendali mutu adalah tim yang ditunjuk oleh
penyelenggara pelatihan yang bisa terdiri dari unsur pelatih, panitia,
pelatih, penilik/pengawas, serta organisasi mitra yang terkait sesuai
dengan kebutuhan, untuk mengawal pelaksanaan kegiatan pelatihan
sampai peserta membuat laporan tugas mandiri.
5. Pasca kegiatan tatap muka, peserta melakukan tugas mandiri selama 210 jam
pelajaran.
6. Kelulusan peserta ditentukan oleh keberhasilan peserta dalam memenuhi dua
tahapan kegiatan utama, yaitu tatap muka dan pelaksanaan tugas mandiri. Pada

22
tahapan tatap muka, peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan
dilakukan evaluasi, baik pre-test, post-test, aktivitas saat proses, serta
kehadiran minimal 90% dan 80 jam pelajaran melaksanakan tugas mandiri
pasca tatap muka.
7. Kelulusan peserta ditentukan sesuai kriteria yang tertuang dalam Prosedur
Operasional Standar (POS) Penilaian.
8. Sertifikat kelulusan sebagai pelatih diberikan oleh Direktorat Pembinaan Guru
dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas, ditandatangani oleh Direktur
Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas dan ketua panitia/penyelenggara.
Pendelegasian penandatanganan sertifikat ke UPT Pusat (PPPAUD dan
Dikmas/BPPAUD dan Dikmas/P4TK TK dan PLB/LPMP) dan Dinas
Pendidikan kabupaten/kota akan dilakukan setelah SIMDIKLAT sepenuhnya
siap dipergunakan.

Catatan :
1. Kegiatan Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat Dasar)
harus mengikuti Pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan GTK
PAUD dan DIKMAS. Apabila kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan
pedoman diklat, maka Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
PAUD dan DIKMAS berhak menolak menandatangani sertifikat diklat.
2. Apabila kegiatan diklat dilakukan oleh penyelenggara pelatihan selain
Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan DIKMAS, maka penyelenggara
pelatihan harus menyampaikan desain/rencana pelaksanaan kegiatan secara
tertulis kepada Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan DIKMAS. Hal-hal yang
disampaikan adalah desain/rencana diklat, yang minimal berisi tentang:
a. Penyelenggara Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat
Dasar), yang terdiri dari nama organisasi/asosiasi profesi, alamat, nama
penanggung jawab, ketua/pihak yang dapat dihubungi, nomor kontak/nomor
telepon/HP/alamat email.
b. Daftar peserta (nama, kualifikasi, kompetensi, unit kerja, alamat
kontak/HP/nomor telepon/alamat email)

23
c. Daftar tim pelatih (nama, kualifikasi, kompetensi, alamat kontak/HP/nomor
telepon/alamat email)
d. Panitia
e. Lokasi/tempat pelaksanaan kegiatan
f. Jadwal kegiatan
g. Tim kendali mutu untuk tugas mandiri
h. Rencana pelaksanaaan tugas mandiri
i. Sumber dana
Rencana pelaksanaan diklat tersebut dapat dikirimkan langsung ke Direktorat
Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD dan Dikmas, Gedung D Lantai
13, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta. Telp./Faks. 021-57974116, atau melalui email
ke alamat : pkpkk.2015@gmail.com serta melakukan pengisian data
penyelenggaraan diklat secara lengkap pada SIMDIKLAT dengan laman
http://infodiklat.pgtkpauddikmas.kemdikbud.go.id/login.php

3. Setiap peserta diklat yang ingin memperoleh sertifikat telah selesasi


melaksanakan tatap muka dan tugas mandiri, dimana sertifikat tersebut ditanda
tangani langsung oleh Direktur Pembinaan GTK PAUD dan Dikmas, maka
penyelenggara diklat harus menginput peserta yang telah lulus diklat guru
pendamping muda (diklat dasar) kedalam aplikasi SIM DIKLAT melalui laman:
http://infodiklat.pgtkpauddikmas.kemdikbud.go.id/login.php

24
BAB IV
PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT

A. Pelaporan
Pelaporan kegiatan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Lembaga
Pelaksana Pelatihan atas pelaksanaan kegiatan diklat. Pelaporan disusun oleh
panitia selambat-lambatnya 30 hari setelah kegiatan pelatihan dilaksanakan. Isi
pelaporan meliputi semua hal yang berkaitan dengan kegiatan, mulai dari
persiapan sampai dengan tindak lanjut diklat.
Laporan penyelenggaraan kegiatan pelatihan disusun dengan sistematika
minimal sebagaimana disajikan pada sistematika pelaporan kegiatan diklat.
Laporan tersebut dikirim kepada penyelenggara diklat (jika dana pelaksanaan diklat
bersumber dari APBN maka laporan dikirimkan ke Direktorat PGTK PAUD dan
DIKMAS, jika dana pelaksanaan diklat bersumber dari APBD maka laporan
dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kab/kota, jika dana pelaksanaan diklat bersumber
dari CSR maka laporan dikirimkan ke pemberi dana bantuan, dan jika dana
pelaksanaan diklat bersumber dari dana mandiri (swadaya) maka laporan
dikirimkan ke Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

B. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan bagian dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, antara
lain:
1. Lembaga Pelaksana Pelatihan (LPP) menyampaikan hasil penyelenggaraan
diklat kepada Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan PAUD
dan DIKMAS untuk dijadikan bahan rekomendasi kepada pihak yang terkait,
misalnya dinas pendidikan, unit pelaksana teknis (UPT), organisasi profesi
guru, dan lainnya.
2. Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota hendaknya memiliki data guru
yang telah dilatih. Data dasar tersebut digunakan sebagai:
a. Acuan untuk menentukan pelatihan di tingkat selanjutnya pada kegiatan
pendidikan dan pelatihan PAUD.

25
b. Upaya pembinaan peningkatan kompetensi pendidik. Upaya pembinaan
dapat dilakukan dalam bentuk magang, pendampingan, keterlibatan dalam
gugus PAUD, pelatihan, seminar, workshop dan sebagainya. Dalam upaya
pembinaan, dinas pendidikan kabupaten/kota dapat juga melaksanakan
supervisi dan monitoring melalui pengawas/penilik, pamong belajar,
sekaligus bekerjasama dengan organisasi dan/atau asosiasi profesi (Ikatan
Guru Taman Kanak-kanak Indonesia/IGTKI, Himpunan Pendidik Anak
Usia Dini/HIMPAUDI, dan lain-lain.
c. Data Guru yang telah dilatih dapat dijadikan acuan dalam penilaian kinerja
dan pemberian penghargaan serta perlindungan.

26
BAB V
PENUTUP

Pedoman Diklat Guru Pendamping Muda (Diklat Berjenjang Tingkat


Dasar) diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan Diklat pendidik
PAUD, dan menjadi standar dalam penyelenggaraan diklat sejenis, sehingga tujuan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal, efisien dan efektif sesuai
dengan yang diharapkan.
Hal yang belum diatur dalam pedoman ini dapat disesuaikan dalam
penyelenggaraan diklat di daerah masing-masing dan terlebih dahulu
dikonsultasikan dengan Direktorat Pembinaan GTK PAUD dan DIKMAS
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

27

Anda mungkin juga menyukai