Anda di halaman 1dari 35

Pelarut Non Air

• Misalnya NH3(l), HF(l), HCN(l), SO2(l)


• Mampu melarutkan bahan-bahan
anorganik
• Mempunyai sifat waterlike
• Dapat mengalami auto ionisasi
Amonia, pelarut bersifat basa

• Mudah di dapat dan mudah penanganannya


• Mempunyai ikatan H yang lebih lemah daripada H2O
sehingga t.d dan t.l lebih rendah daripada H2O
• Titik beku -77oC dan titik didih -33oC, daerah kerjanya
rendah dibawah RT dan sempit
• Mampu membentuk senyawa kompleks yang larut:
AgCl+ NH3 [Ag(NH3) 2]+
• Autoionisasi
2NH3 (l) NH4+(am) + NH2-(am)
ion amonium ion amida
pKam = 33,
• Tetapan dielektrik = 22.7 pada -50oC, mampu menurunkan
kelarutan senyawa ion
• Untuk molekul yang mengandung banyak elektron, seperti
senyawa iod dan senyawa non polar seperti hidrokarbon,
NH3 merupakan pelarut yang lebih baik dibanding H2O

• Perbedaan dengan air, kemampuan NH3 dalam


melarutkan logam-logam alkali tanpa aksi kimia yang jelas.
Larutan yang dihasilkan berwarna biru tua dan logam-
logam terlarut dapat diperoleh kembali dg penguapan
pelarut
• Logam alkali tanah larut dalam NH3 secara kimia, karena
pada penguapan pelarut, logam yang di dapat dalam bentuk
heksaamin, M(NH3)6
• Senyawa nitrit, nitrat, tiosianat dan kebanyakan sianida larut
dalam NH3
• Mayoritas senyawa F oksida, hidroksida sulfat,
fosfat, karbonat, sulfit, sebagian besar sulfida tdk larut dalam
NH3
• Halida, selain F kelarutan menurun dari I ke Cl
• Sebagian besar senyawa I larut, Br kurang larut dan untuk Cl,
hanya NH4Cl, BeCl2, dan NaCl yang dapat larut.
• Sifat alamiah anion lebih mempengaruhi kelarutan berbagai
garam dalam NH3.
• Keuntungan :
- kurangnya kecenderungan NH3 untuk terlibat dalam reaksi
dengan solut (solvolisis)
• Kelemahan :
- peralatan yang digunakan lebih rumit dan butuh teknik
khusus sifat fisik NH3
Ct : t.d NH3 murni : -33,35oC shg harus bekerja pada T
rendah untuk menghindari tekanan yang tinggi
- NH3 sangat higroskopis shg harus ditangani dengan seksama
agar kelembaban udara tidak masuk dalam sistem NH3
Larutan logam-NH3(l)
• Tingkat autoionisasi relatif rendah sehingga NH3(l) murni
tidak dapat terionisasi dengan sendirinya secara
sempurna
NH3 + NH3 NH4+ + NH2-
Oleh karena itu, larutan logam-logam alkali dalam NH3(l)
stabil pada T kamar dalam waktu lama.
2NH3 + 2Na 2NaNH2 + H2
Dengan adanya sedikit katalis FeO, reaksi berlangsung sgt
cepat
• Logam alkali/alkali tanah larut dalam amonia
membentuk larutan berwarna biru, dapat
menghantarkan arus listrik (konduktivitas tergantung
pada kation logam).

• bila ditambahkan logam alkali berlebih berwarna


bronze, bila amonia diuapkan terbentuk logam alkali
kembali
M + NH3 M+ + [e(NH3)x]-
2[e(NH3)x]- H2 + 2NH2-

Reaksi tsb lebih lambat dibanding reaksi logam alkali


Reaksi asam-basa

• Asam lemah dalam air, dengan amonia


menjadi asam kuat
CH3COOH + NH3  CH3COO- + NH4+
• Molekul netral dalam air menjadi asam
lemah dalam amonia
NH2-CO-NH2 + NH3  NH4+ + NH2-CO-NH-
• Garam NH4+ akan bertindak sebagai asam,
sedangkan amida, imida maupun nitrida
akan bertindak sebagai basa dalam NH3(l)
Reaksi netralisasi
• Menurut Bronsted, netralisasi adalah proses dimana asam
bereaksi dengan basa menghasilkan asam dan basa yang
lain atau reaksi antara asam dan basa menghasilkan garam
dan pelarut.
Asam1 + basa2 asam2 + basa1
asam + basa garam + pelarut
• NH4+ + NH2- 2NH3
• NH4I + KNH2 2NH3 + KI
NH4I, NH4NO3, NH4NCS sangat larut dalam amonia, larutan
yang pekat dapat bereaksi dengan logam menghasilkan H2.
nM + 2NH4+  H2 + 2NH3 + Mn+
Reaksi Pengendapan

Apabila 2 ion yang kurang larut bertemu dan


berinteraksi akan membentuk endapan
Dalam air
• KCl(aq) + AgNO3(aq)  AgCl (s) + NO3- + K+
Dalam amonia
• AgCl (am) + KNO3(am)  KCl(s) + NO3- + Ag+
Amonia lebih basa dari air dan tetapan dielektrik lebih
rendah
• Senyawa yang tidak larut dalam NH3(l) berbeda
dangan senyawa yang tidak larut dalam H2O(l)
• Sebagian besar senyawa klorida tidak larut dalam
NH3(l) kecuali NaCl, NH4Cl, dan BeCl2
• Kebanyakan nitrat larut dalam NH3(l) sehingga
dapat digunakan untuk metode pengendapan.
• Beberapa halida yang tidak larut akan
mengendap sebagai amina kompleks
• Garam KNH2 Lebih larut dari pada NaNH2
• Kalium amida dalam air tidak menghasilkan ion amida,
reaksinya sbb:
KNH2(s) + H2O(l)  NH3(aq) + K+(aq) +OH-(aq)
Reaksi pembentukan kompleks
Dalam larutan air, penambahan ion CN- pada ion Ag+
menghasilkan endapan taklarut AgCN, tapi jika endapan
tersebut ditambahkan ion CN- berlebih akan terbentuk
kompleks Ag(CN)2- yang larut Reaksi yang sama
juga terjadi pada NH3(l)
Dalam air
– Zn2+ + 2OH-  Zn(OH )2   Zn(OH ) 42-
hidroksida berlebih
Dalam amonia
– Zn2+ + 2NH2-  Zn(NH2 )2   Zn(NH2 ) 42-
amida berlebih
Reaksi Redoks

• Sama dengan dalam H2O(l)


• Ketika gas O2 memasuki larutan logam Na dalam NH3(l)
terlebih dahulu dihasilkan hidroksida dan amida, baru diikuti
oksidasi amida menjadi nitrit
2Na + 1/2O2 NaOH + NaNH2 + NH3
4NaNH2 + 3O2 2NaOH + 2NaNO2 + 2NH3
Larutan logam-logam alkali dan alkali tanah dalam NH3(l)
bertindak sebagai donor elektron (reduktor)
• Oksidasi oleh KMnO4 dalam NH3(l) lebih lemah daripada
dalam H2O(l).
• KMnO4 tereduksi dengan cepat menjadi K2MnO4 dan
MnO2 oleh kalium. Reduksi diikuti oleh reaksi lambat
K2MnO4 yang tereduksi lanjut menjadi MnO
• KMnO4 juga tereduksi menjadi K2MnO4 oleh KNH2
• Dalam NH3(l) larutan logam merupakan reduktor kuat
karena adanya elektron bebas dalam larutan yang dengan
mudah didonorkan pada akseptor elektron, sedangkan
kekuatan oksidatornya lemah
Reaksi lain dalam Pelarut Amonia

• Spesi kimia basa yang lebih kuat dari ion amida


menjadi basa kuat dalam amonia
H- + NH3  NH2- + H2
O2- + NH3  NH2- + OH-

• Amonia dapat menyebabkan disproporsionasi


belerang
5S8 + 16NH3  4S4N- + 4S62- + 12NH4+
S62-  2S3- ion ini berwarna biru, dalam
aluminosilikat membentuk ultramarine blue (pigmen
biru)
Asam sulfat, Pelarut bersifat asam

• tetapan dielektrik ~110, jadi sangat baik sebagai


pelarut senyawa ion, tetapi viskositasnya ~ 25x
lebih besar dari viskositas air  pelarutan dalam
asam sulfat menjadi sangat lambat.
• auto ionisasi menghasilkan sulfat terprotonasi
H3SO4+ dan bisulfat HSO4-
• Bersifat sebagai oksidator dan dehydrator
Reaksi dengan Asam sulfat

• Asam lemah dalam air menjadi basa dalam asam sulfat


CH3COOH + H2SO4  HSO4- + CH3C(OH) 2+
• asam kuat dalam air dapat bersifat sebagai asam lemah
dalam asam sulfat.
HClO4 + H2SO4  H3SO4+ + ClO4-
• Non-elektrolit dalam air dapat bersifat basa dalam asam
sulfat
NH2-CO-NH2 + H2SO4  HSO4 - + NH2-CO-NH3+
Asam super = kombinasi asam fluorosulfat dengan
antimon pentafluorida,
SbF5+2HSO3F  FSO3 SbF5- + H2SO3F
asam super dapat melarutkan lilin (alkana berantai lurus)

Contoh asam super lainnya:


SbF5+2HF  H2F+ + SbF6-
Tutorial-2

Tuliskan reaksi pelarutan


1. perak bromida dalam amonia
2. Kalium nitrat dalam amonia
3. Logam kalium dalam amonia
4. Logam perak dalam amonia
Tuliskan reaksi
1+2 2+3
1+3 2+4
1+4 3+4
Hidrogen Fluorida
HF sebagai pelarut :
• t.l = -83 oC
• T.d = 19,4 oC
• Tetapan dielektriknya tinggi sifat pelarut
yang baik
• Melarutkan beberapa garam tanpa diubah
seperti pada H2O
• Aktivitas kimia ekstrim sedikit sekali anion
larut tanpa perubahan
Proses pelarutan solut dalam HF

1. Disosiasi ion yang sama


KF + HF K+ + HF2-
2. Penambahan HF pada solut, diikuti dengan
disosiasi menghasilkan ion kompleks dan ion F-
CH3COOH + HF
.
CH COOH HF
3
CH3COOH.HF CH3COOH2+ + F-
3. Reaksi kimia penggantian anion solut
dengan F
KCN + HF HCN + KF

4. Reaksi kimia yang lebih rumit


H2SO4 + 2HF HOSO2F + H3O+ + F-
• Oksida dan hidroksida biasanya bereaksi keras
dengan HF membentuk F- dan H2O.
H2O bereaksi dengan pelarut berlebih
menghasilkan hidronium dan ion bifluorida.
OH- + HF F- + H2O
H2O + 2HF H3O+ + HF2-
• Mayoritas senyawa Cl, Br, dan I tidak larut dan
bereaksi dengan pelarut menghasilkan hidrogen
halida.
KCl + HF HCl + KF
• K dan Na sulfat larut dengan mudah tapi
sebelumnya diubah menjadi asam sulfat dan
kemudian menjadi asam fluosulfonat
H2SO4 + 2HF HOSO2F + H3O+ + F-
• Sebagian besar sulfat yang lain tidak dapat larut
• Asam nitrat dan beberapa garam nitrat larut dalam
HF
NaNO3 + 4HF Na+ + H2NO3+ + 2HF2-
• Hanya fluorida, fluoborat dan perklorat yang larut
dalam HF dan menghasilkan ion-ion yang sama
dengan jika dilarutkan dalam H2O.
Reaksi dalam HF

• Karena hanya ada beberapa anion yang stabil


dalam HF, reaksi yang umum terjadi adalah reaksi
netralisasi dan pengendapan
Na2SO4 + 2AgF Ag2SO4 + 2NaF
KClO4 + TlF TlClO4 + KF
NaClO4 + AgF AgClO4 + NaF
KIO4 + AgF AgIO4 + KF
• Beberapa senyawa organik larut dalam HF dan
menghasilkan larutan dengan konduktivitas tinggi

• Reaksi solvasi dimana molekul organik menerima


proton dan membentuk ion kompleks positif

• Reaksi tipe tersebut terjadi pada alkohol, fenol,


eter, aldehid, asam-asam anhidrida.
ROH + 2 HF ROH2+ + HF2-
R2O + 2 HF R2OH+ + HF2-
(RCO)2O + 2 HF (RCO)2OH+ + HF2-
R2CO + 2 HF R2COH+ + HF2-
Belerang Dioksida (SO2)
SO2 (l) sebagai pelarut :
- Waterlike
- T.d = -10 oC
Range fasa cair luas pelarut
- T.b = -75 oC
- Terionisasi lemah : SO2 + SO2 SO2+ + SO32-
- Meskipun µ = 1,61D, tapi range cair dan BM
menyebabkan SO2 (l) tidak berasosiasi sebanyak NH3 dan
HF karena SO2 (l) tidak mempunyai atom H yang dapat
digunakan untuk ikatan H
- ε = 17,27 meskipun < air tapi tetap dapat
melarutkan sejumlah garam
• Larutan garam dalam SO2 (l) mempunyai
konduktivitas listrik tinggi, membuktikan bahwa
pelarut merupakan media pengion
• Kelarutan senyawa-senyawa anorganik dalam SO2 (l)
sangat bervariasi dan dalam rentang nilai yang tinggi
• Kecuali I, sebagian besar kelarutannya kecil (0,2-2,0
g/100ml)
• Alkali dan alkal tanah-iodida mudah larut tapi
kelarutannya menurun dari Br ke F
• Oleh karena urutan kelarutan alkali halida dalam SO2
>< NH3, dapat digunakan 2 pelarut tersebut untuk
memisahkan Cs dan Pb dari ion-ion logam alkali
• SO2 (l) juga pelarut yang sempurna untuk
senyawa organik dan dapat digunakan sebagai
media reaksi-reaksi organik seperti Fiedel Crafts,
sulfonasi dan brominasi.
• Merupakan pelarut yang lebih baik untuk
senyawa-senyawa kovalen daripada elektrovalen
• Industri menggunakan sifat-sifat pelarut SO2 (l)
untuk pemurnian produk petroleum

Anda mungkin juga menyukai