BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Senyawa kompleks segi empat planar berikatan dengan ligan yang masuk
(E). embentuk segi empat piramida akibat adanya gaya saling tarik-menarik antara
4
atom pusat yang bersifat kation dengan ligan yang bersifat anion. Ligan yang
masuk selalu berada pada posisi ekuator dari kompleks aktif dan ligan pengarah
trans (T) dan ligan pergi (L) didorong ke bawah untuk membuat bidang ekuator
dari kompleks yang diaktifkan. Kemudian senyawa kompleks berkomformasi
menjadi bentuk perantaranya, trigonal bypiramidal. Hal ini terjadi disebabkan
oleh serangan Ligan yang masuk di situs ekuator, sehingga ligan yang pergi juga
harus dari bidang ekuator. Terakhir, ikatan antara atom pusat (M) melepas ligan
pergi (L) yang disebabkan oleh efek trans. Ilustrasi mekanisme reaksi disajikan
pada Gambar 1 (Dalal, 2017).
CN- > C2H4 > CO > NO > SCN- > I- > Br- > Cl- > Py > NH3 > OH- > H2O
elektronegatiftas
Labilitas ligan akan memberikan efek polarisasi terhadap atom pusat yang
memiliki kecenderungan untuk menginduksi momen dipol terhadap ligan di
sekitarnya. Gambar 2 menunjukkan perbandingan polaritas antara kompleks MA4
dan MA3B. Dalam kasus kompleks MA4, Ion logam atom pusat menginduksi
momen dipol yang sama pada keempat ligan di sekitarnya. Sedangkan, dalam
kasus MA3B, masing-masing ligan memberikan efek polariasi yang berbeda.
Polarisasi ligan B lebih besar dari pada ligan A menyebabkan muatan elektron ion
logam atom pusat akan ditarik ke arah ligan A. Momen dipol yang terjadi
menyebabkan gaya tolak menolak antar ligan sehingga membentuk trans. Hal
5
(MA4) (MA3B)
Gambar 2. Efek polarisasi ligan terhadap atom pusat.
Dan mekanisme reaksi substitusi ligan melalu jalur Disosiatif dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 4. Diagram stabilitas dari zat perantara reaksi subsitusi ligan melalu
jalur disosiatif.
2. Mekanisme Asosiatif (SN2)
Dalam mekanisme ini, tahap pertama adalah terbentuknya ikatan antara
atom pusat (M) dengan ligan yang masuk (E) sehingga bilangan koordinasi dari
kompleks atom pusat meningkat dari enam menjadi tujuh membentuk zat
perantara untuk memeroleh atom pusat dalam wujud ionnya. Setelah itu, ligan
yang pergi memisahkan diri dari zat perantara dengan memutuskan ikatan. Oleh
karena itu, bilangan koordinasi senyawa kompleks kembali menjadi enam
sehingga menghasilkan geometri oktahedral. Reaksi substitusi ligan disajikan
pada persamaan (5).
M A 5 L + E M A5 ≤−L M A 5 E (5)
→ →
Dan mekanisme reaksi substitusi ligan melalu jalur asosiatif dapat dilihat pada
Gambar 5.
Mekanisme asosiatif termasuk ke dalam tingkat orde reaksi kedua yang dapat
diartikan bahwa reaksi yang terjadi tidak hanya dipengaruhi oleh konsentrasi
senyawa kompleks reaktan tetapi juga konsentrasi ligan yang masuk. Jenis reaksi
ini juga disebut sebagai substitusi nukleofilik bimolekul atau reaksi SN 2. Diagram
stabilitas zat perantara dalam fungsi koordinat reaksi terhadap besar energi yang
dibutuhkan disajikan pada Gambar.
L—MA5—E
Energy
MA5L + E MA5E + L
Reaction
Gambar 6. Diagram stabilitas dari zat perantara reaksi subsitusi ligan melalu
jalur asosiatif.
Namun, jika laju reaksinya sangat tergantung pada konsentrasi ligan yang masuk,
hal tersebut menunjukkan bahwa pembuatan ikatan lebih penting dalam
menentukan laju reaksi daripada perpindahan yang terjadi melalui mekanisme
Interchange assosiatve (Ia). Di sisi lain, jika laju reaksi tidak bergantung pada
konsentrasi ligan yang masuk, hal tersebut menunjukkan bahwa putusnya ikatan
9
lebih penting dalam menentukan laju reaksi daripada yang perpindahannya yang
terjadi melalui mekanisme Interchange dissosiatve (Id).
Energy
Reaction
Coordinate
Gambar 7. Diagram stabilitas dari zat perantara reaksi subsitusi ligan melalu
jalur asosiatif.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Meknisme reaksi substitusi ligan umumnya terbagi menjadi tiga jalur yaitu
mekanisme disosiatif, asosiatif dan interchange.
2. Mekanisme reaksi substitusi yang terjadi pada senyawa kompleks segi
empat planar hanya dapat melalui jalur asosiatif, sedangkan senyawa
kompleks oktahedral dapat melalui tiga jalur yaitu disosiatif, asosiatif dan
interchange.
3. Berdasarkan dari efek sterik, ligan lebih mudah tersibstutisi dalam reaksi
senyawa segi empat planar dari pada senyawa oktahedral.
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini, para pembaca mengetahui reaksi
subtitusi ligan serta dapat memahami lebih dalam proses mekanismenya.
Pembaca juga diharapkan melanjutkan studi terkait dalam penelitian
eksperimentalnya.