Anda di halaman 1dari 4

Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi telah berkembang pesat karena senyawa ini memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia terutama karena aplikasinya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang kesehatan, farmasi, industri dan lingkungan. Senyawa kompleks dalam industri sangat dibutuhkan terutama dalam katalis. Dalam industri petrokimia kebutuhan katalis semakin meningkat karena setiap produk petrokimia diubah menjadi senyawa kimia lainnya selalu dibutuhkan katalis, misalnya pada reaksi hidrogenasi, karbonilasi,

hidroformilasi Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi. Jadi semua senyawa kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi dengan satu atau lebih ligan. Senyawa ion logam yang berkoordinasi dengan ligan disebut dengan senyawa kompleks. Sebagian besar ligan adalah zat netral atau anionik tetapi kation, seperti kation tropilium juga dikenal. Ligan netral, seperti amonia, NH3, atau karbon monoksida, CO, dalam keadaan bebas pun merupakan molekul yang stabil, semenatara ligan anionik, seperti Cl- atau C5H5-, distabilkan hanya jika dikoordinasikan ke atom logam pusat (Saito, 2004).

A. Senyawa Donor Akseptor-Donor Logam Transisi Hubungan Senyawa Kompleks dan Logam Transisi

Sintesis senyawa kompleks terbentuk dari logam-logam transisi yang merupakan asam dengan ligan yang bersifat basa. Senyawa kompleks sangat berhubungan dengan asam dan basa lewis dimana asam lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan bebas sedangkan basa lewis adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang (donor) pasangan elektron. Menurut Pauling, dalam kaitanya dengan pembentukan senyawa kompleks : Teori ikatan valensi mengaitkan antara proses hibidisasi dan bentuk struktur senyawa

kompleks. Teori ini mengungkapkan ikatan dalam senyawa kompleks merupakan ikatan kovalen koordinasi hasil overlap antara orbital ligan dan ion logam pusat yang orbitalnya kosong, ion pusat menyediakan orbital kosong melalui proses hibridisasi. Dalam teori ini pembentukan semyawa kompleks dapat dipandang sebagai reaksi asam-basa lewis (Donor-akseptor Proton).

Pembentukan Akseptor-Donor Logam Transisi Ion heksaaminkrom(III), [Cr(NH3)6]3+, menggambarkan penerapan dari teori ikatan valensi untuk kompleks berbentuk octahedral. Enam orbital Cr3+ yang belum terisi (2 orbital 3d, 1 orbital 4s, 3 orbital 4p) akan bergabung membentuk orbital d2sp3 dengan tingat energy yang sama, kemudian 6 molekul NH3 memberikan masing-masing satu elektronnya untuk mengisi orbital yang masih kosong. Electron dari orbital 3d yang tidak ber-pasangan akan membuat ion kompleks menjadi paramagnetic (Himawan, 2013).

Disini terjadi reaksi logam transisi krom(III) Cr3+. Asam lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan bebas. Yaitu logam transisi Cr3+ sedangkan basa lewis adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang (donor) pasangan elektron, yaitu NH3. Maka, terjadilah Akseptor-Donor Logam Transisi, berupa kompleks oktahedral [Cr(NH3)6]3+.

Ion logam transisi dengan orbital d8 biasanya akan membentuk ion kompleks berbentuk segi empat datar. Contohnya dalam ion [Ni(CN)4]2-. 1 orbital 3d, 1 orbital 4s, dan 2 orbital 4p dalam Ni2+ akan bergabung membentuk empat orbital dsp2. Di dalam orbital d8 dari Ni2+, terdapat dua orbital yang setengah penuh, untuk membentuk hibridisasi dsp2, maka electron dari salah satu orbital akan mengisi orbital lainnya dan membiarkan satu orbital kosong. Orbital kosong ini akan bergabung dengan orbital 4s dan 4p membentuk dsp2.

Disini terjadi reaksi logam transisi Nikel Ni. Asam lewis adalah senyawa yang dapat bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan bebas. Yaitu logam transisi Ni sedangkan basa lewis adalah senyawa yang bertindak sebagai penyumbang (donor) pasangan elektron, yaitu sianida CN. Maka, terjadilah Akseptor-Donor Logam Transisi, berupa kompleks segi empat datar [Ni(CN)4]2-.

DAFTAR PUSTAKA

Saito, Taro. (1996). Kimia Anorganik. Tokyo: Iwanami Shoten Publishers. Himawan, Ahmad. (2012). Ringkasan Materi Senyawa Kompleks. Tersedia: http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi/files/2012/10/AhmadAndikaHimawan_21030 112120021_Rabu1030.pdf. (7 April 2013).

Anda mungkin juga menyukai