Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

OLEH :
NAMA : ETIK ELIZA
NIM : B1A020107
KELOMPOK : 2
ASISTEN : MURSYIDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
Daftar Isi

DAFTAR ISI …………….…………………………………………………..…i


JUDUL PRAKTIKUM …………………………………………………..……1
I. TUJUAN ……………………………………………………………………...1
II. TINJAUAN PUSTAKA…….……………………………………………….1
III. PROSEDUR PERCOBAAN………….……………………………………3
3.1. Alat…….………………………………………………………………3
3.2. Bahan .………………………………………..……………….………3
3.3. Cara Kerja…………………………….……………………………… 3
3.4. Skema Kerja ……………………………………………………….….4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .……………………………………….…..6
4.1. Data Pengamatan …..…………………………...…………………….6
4.2. Pembahasan ....…………...……………………………………….…..7
V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….…….13
5.1. Kesimpulan …………………………….…………………………….13
5.2. Saran….………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………….…..14

i
SENYAWA ORGANIK
I. TUJUAN
1. Menguji sifat asam basa senyawa organik dengan kertas lakmus.
2. Membuat etilasetat dari alkohol dan asam asetat dengan katalisator asam
sulfat.
3. Menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak.
4. Identifikasi protein dengan reaksi warna biuret.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa organik merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Penyusun utama makhluk hidup merupakan senyawa organik, yaitu
protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, hormone, dan enzim. Prinsip
senyawa organik diterapkan diberbagai bidang, diantaranya farmasi,
kedokteran, biokimia, mikrobiologi, pertanian, dan berbagai bidang lainnya.
Kimia organik mempelajari struktur atom, rumus kimia, ikatan kimia, isomer,
gugus fungsi, dan tata nama senyawa organik. Semua hal tersebut dapat
dilakukan dengan memperhatihan prinsip reaksi senyawa organik
(Wardiyah, 2016).
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari atom karbon (C)
dan atom hidrogen (H). Apabila rantai karbon yang terbentuk terbuka disebut
karbon alifatik seperti hidrokarbon golongan alkana, alkena, dan alkuna.
Apabila rantai karbon yang terbentuk tertutup disebut senyawa karbon
alisiklik seperti senyawa siklopentana dan aromatik. Hidrokarbon terbagi
menjadi dua golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik Hidrokarbon alifatik
berantai lurus, berantai cabang, dan rantai melingkar. Hidrokarbon aromatik
biasanya memiliki cincin atom karbon yang sangat stabil (Anonim, 2013).
Berdasarkan ikatannya senyawa alifatik dan dibedakan menjadi dua
golongan. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon jenuh
adalah senyawa yang seluruh ikatan antar atom karbon merupakan ikatan
kovalen tunggal. Alkena dan alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tak
jenuh. Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa yang terdapat satu
atau lebih ikatan rangkap dua atau ikatan rangkap tiga (Day dan Undewood,
2002).
Senyawa organik diukur pH untuk menentukan sifatnya. Senyawa organik
akan bersifat asam apabila memiliki pH < 7 sedangkan bersifat basa apabila
memiliki pH > 7 dan bersifat netral jika memiliki pH kuat. Konsentrasi ion
OH- semakin banyak maka pH semakin besar dan basa semakin kuat.
Penggunaan pH meter untuk mengukur ketelitian pH terkecil sedangkan pH
paper universal penggunaanya hanya untuk menyamakan warna kertas
lakmus dengan warna pada pH paper universal sehingga diketahui pH bahan
sesuai standar (Sykes Peter, 1989).

1
2

Senyawa alkohol memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom jenuh.
Rumus umum yang dimiliki alkohol adalah ROH. Alkohol diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier. Alkohol
dapat dibedakan dari senyawa lain dengan uji hidrogen aktif pada senyawa
lain. Alkohol disini tidak memiliki gugus fenol dan enol karena sifatnya
berbeda (Riswayanto, 2009).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
III.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum, antara lain tabung reaksi,
cawan petri, kertas lakmus, pH paper universal, pipet, gabus, dan
pembakar bunsen.
III.2. Bahan
Bahan yang diperlukan dalam praktikum, antara lain alkohol,
glukosa, fenol, fruktosa, asam asetat, anilin, asam benzoat, piridin, asam
cuka pekat, asam sulfat pekat, air, koloroform, pereaksi Hubl, minyak
zaitu, minyak kacang, minyak jarak, minyak kelapa, putih telur, KOH,
dan CuSO4.
III.3. Cara Kerja
III.3.1.Uji sifat asam dan basa beberapa senyawa organik
1. Sejumlah tabung reaksi dan cawan petri diambil.
2. Masing-masing diisikan dengan larutan yang akan diujikan, yaitu
alkohol, glukosa, fenol, fruktosa, asam asetat, anilin, asam benzoat,
dan piridin.
3. Masing -masing bahan diuji dengan kertas lakmus dan asam basa
diukur dengan pH paper universal atau pH meter.
III.3.2.Reaksi esterifikasi
1. Sebanyak 5 tetes asam cuka pekat ditambahkan pada campuran
alcohol 1 ml dan 5 tetes asam sulfat pekat.
2. Campuran dipanaskan dengan hati-hati hingga bau dari asam asetat
keluar.
3. Tabung reaksi ditutup dengan gabus dan didinginkan, kemudian
diencerkan agar bau harum lebih nyata.
III.3.3.Sifat senyawa jenuh
1. Sebanyak 10 ml koloroform dan 10 tetes pereaksi Hubl dicampur.
2. Isinya dituangkan ke dalam 4 tabung reaksi.
- Setetes minyak zaitun ditambahkan pada tabung no 1.
- Setetes minyak kacang ditambahkan pada tabung no 2.
- Setetes minyak jarak ditambahkan pada tabung no 3.
- Setetes minyak kelapa ditambahkan pada tabung no 4.
3. Dikocok dan diamati perubahan warnanya.
4. dicatat berapa tetes minyak yang dipergunakan untuk menghilangkan
warna tadi.
III.3.4.Reaksi warna untuk menunjukkan protein
1. Sebanyak 2 ml larutan protein (putih telur) dalam tabung reaksi
dituangi dengan 2 ml 10% KOH (atau 40% NaOH).
2. Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan 0,1 CuSO4.

3
4

3. Dicampur dan dikocok sampai betul dan diamati warnanya.

III.4. Skema Kerja


III.4.1.Uji sifat asam basa beberapa senyawa organik

Sejumlah tabung reaksi


dan cawan petri diambil

- diisikan dengan larutan yang akan diujikan, yaitu


alkohol, glukosa, fenol, fruktosa, asam asetat, anilin,
asam benzoat, dan piridin.
- diuji dengan kertas lakmus dan asam basa diukur
dengan pH paper universal atau pH meter

Hasil

III.4.2.Reaksi esterifikasi

Sebanyak 5 tetes asam cuka pekat


ditambahkan pada campuran alcohol
1 ml dan 5 tetes asam sulfat pekat

-dipanaskan dengan hati-hati hingga bau dari asam


asetat keluar
-ditutup dengan gabus dan didinginkan, kemudian
diencerkan agar bau harum lebih nyata

Hasil
4
5

III.4.3.Sifat senyawa tak jenuh

Sebanyak 10 ml koloroform dan


10 tetes pereaksi Hubl dicampur
- dituangkan ke dalam 4 tabung reaksi
- ditambahkan setetes minyak zaitun pada tabung no 1.
- ditambahkan setetes minyak kacang pada tabung no
2.
- Ditambahkan setetes minyak jarak ditambahkan pada
tabung no 3.
- ditambahkan setetes minyak kelapa pada tabung no 4.
- dikocok dan diamati perubahan warnanya
- dicatat berapa tetes minyak yang dipergunakan untuk
menghilangkan warna tadi
Hasil

III.4.4.Reaksi warna untuk menunjukkan protein

Sebanyak 2 ml larutan protein (putih telur)


dalam tabung reaksi dituangi dengan 2 ml
10% KOH (atau 40% NaOH)
-ditambahkan beberapa tetes larutan 0,1
CuSO4
-dicampur dan dikocok sampai betul
dan diamati warnanya

Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Data Pengamatan
Tabel 4.1.1. Uji Sifat Asam dan Basa Beberapa Senyawa Organik

No. Perlakuan Pengamatan


Larutan alkohol/etanol, anilin, asam benzoat,
piridin, glukosa, fenol, fruktosa, asam asetat
1. Larutan tidak berwarna
dipipet masing-masing sebanyak 1 ml dan
dipindahkan ke beberapa tabung reaksi.
pH yang di dapat:
- Etanol = warna lakmus
biru, pH 8
- Anilin = warna lakmus
biru, pH 6
- Asam benzoat = warna
lakmus merah, pH 7
Masing-masing larutan diuji pH - Piridin = warna lakmus
2. menggunakan biru, pH 8
kertas lakmus dan pH-paper universal. - Glukosa = warna lakmus
biru, pH 6
- Fenol = warna lakmus
biru, pH 8
- Fruktosa = warna lakmus
merah, pH 6
- Asam asetat = warna
lakmus merah, pH 6
Tabel 4.1.2. Reaksi Esterifikasi
No. Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 1 ml alkohol dicampurkan dengan 5
1. Larutan tidak berwarna
tetes asam sulfat pekat.
Sebanyak 5 tetes asam cuka ditambahkan pada
2. Larutan tidak berwarna
campuran alkohol dan H2SO4 pekat.
Tabung reaksi ditutup, lalu di panaskan hingga Timbul bau harum setelah
3.
timbul bau harum. dipanaskan selama 2 menit.

Tabel 4.1.3. Sifat Senyawa Tak Jenuh


No. Perlakuan Pengamatan
Campuran 10 ml kloroform dan 10 tetes pereaksi
1. Larutan berwarna merah
Hubl dibuat di dalam gelas kimia.

6
7

Campuran tersebut dituangkan ke dalam 4 tabung


2. Larutan berwarna merah
reaksi berbeda.
Pada tabung reaksi tersebut ditambahkan tetes
demi tetes:
- Minyak zaitun ke tabung 1
3. Larutan berwarna merah
- Minyak kacang ke tabung 2
- Minyak jarak ke tabung 3
- Minyak kelapa ke tabung 4
Campuran dikocok dan diamati perubahan
4. Larutan tidak berwarna
warnanya.
Banyaknya tetesan minyak:
- Tabung 1 = 4 tetes
Banyaknya tetes minyak yang digunakan untuk
5. - Tabung 2 = 6 tetes
menghilangkan warna tadi dicatat.
- Tabung 3 = 2 tetes
- Tabung 4 = 3 tetes
Table 4.1.4. Reaksi Warna untuk Menunjukkan Protein
No. Perlakuan Pengamatan
Sebanyak 2 ml larutan protein (putih telur)
1. Larutan tidak berwarna
ditambahkan dengan 2 ml 10 % KOH.
Beberapa tetes larutan 0,1 % CuSO4 ditambahkan
2. Larutan berwarna ungu
ke dalam campuran tadi.
Campuran tersebut dikocok, lalu diamati
3. Larutan berwarna ungu
warnanya.

IV.2. Pembahasan
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon. Penggolongan senyawa organik didasarkan pada
jenis gugus fungsi yang dimiliki oleh suatu senyawa. Gugus molekul yang
dimiliki menentukan kereaktifan senyawa kimia tersebut. Contoh dari
senyawa organik, yaitu asam nukleat, lemak, protein, gula, enzim,
metana, dan beberapa bahan bakar. Penggunaan senyawa dapat berguna
untuk berbagai bidang kehidupan.
Senyawa hidrokarbon terdiri dari atom karbon dan hidrogen.
Rantai karbon yang terbentuk dibagi menjadi rantai terbuka (alifatik) dam
rantai tertutup (alisiklik). Rantai karbon terbuka terbagi menjadi dua
golongan yaitu senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Senyawa
hidrokarbon jenuh adalah senyawa organik yang memiliki ikatan tunggal
pada seluruh rantai karbonnya, yang termasuk senyawa hidrokarbon jenuh
adalah alkana. Senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah senyawa
hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua atau ikatan
8

rangkap tiga. Contoh senyawa hidrokarbon tak jenuh adalah alkena dan
alkuna (Day dan Undewood, 2002).
Dalam praktikum senyawa organik dilakukan beberapa percobaan.
Percobaan tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa organik
dari berbagai aspek.
1) Uji sifat asam dan basa beberapa senyawa organik
Percobaan ini dilakukan dengan mengambil beberapa
tabung reaksi dan cawan petri yang masing-masing diisi dengan 1
ml larutan alkohol/etanol, anilin, asam benzoat, piridin, glukosa,
fenol, fruktosa, dan asam asetat. Semua larutan tersebut tidak
berwarna kemudian masing-masing larutan diuji pH menggunakan
pH-paper universal dan menghasilkan warna sebagai berikut:
- Etanol warna lakmus menjadi biru, pH 8.
- Anilin warna lakmus menjadi biru, pH 6.
- Asam benzoat warna lakmus menjadi merah, pH 7.
- Piridin warna lakmus menjadi biru, pH 8.
- Glukosa warna lakmus menjadi biru, pH 6.
- Fenol warna lakmus menjadi biru, pH8.
- Fruktosa warna lakmus menjadi merah, pH 6.
- Asam asetat warna lakmus menjadi merah, pH 6.

Gambar 4.2.1. hasil uji menggunakan kertas lakmus

Gambar tersebut menunjukkan hasil uji menggunakan


kertas lakmus. Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk
mengukur kadar asam atau basa yang terkandung di dalam
larutan. Apabila kertas lakmus yang terkena larutan berubah
warna menjadi merah maka larutan bersifat asam sedangkan
apabila berubah menjadi biru maka larutan bersifat basa. Larutan
yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7 sedangkan larutan
yang bersifat basa memiliki pH lebih dari 7 dan apabila pH
larutan adalah 7 maka larutan bersifat netral (Sykes, 1989).
9

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan sebagai


berikut:
- Etanol memiliki sifat basa karena mengubah kertas lakmus
menjadi biru dengan pH basa yang sesuai yaitu 8.
- Anilin memiliki sifat basa dan merupakan basa lemah karena
mengubah warna lakmus menjadi biru, perbedaan pH yang
terjadi karena basa lemah memiliki pH yang sedikit mendekati
sifat asam sehingga kemungkinan kesalahan saat
membandingkan dengan pH universal dapat terjadi.
- Asam benzoat bersifat asam karena mengubah warna lakmus
menjadi merah adapun perbedaan pH 7 yang netral dapat
terjadi karena asam benzoat yang merupakan asam lemah
seharusnya memiliki pH yang mendekati netral kondisi saat
melakukan percobaan yang kemungkinan ada senyawa yang
tercampur atau kesalahan saat melihat pH universal dapat
menjadi sebab perbedaanya.
- Piridan memiliki sifat basa karena mengubah warna kertas
lakmus menjadi biru dengan pH yang sesuai yaitu 8.
- Glukosa adalah salah satu senyawa yang bersifat netral
sehingga tidak mengubah warna lakmus yang digunakan
apabila menggukan lakmus biru maka akan tetap menjadi biru,
pengukuran pH seharusnya menghasilkan 7 atau apabila terjadi
kesalahan saat pengukuran maka pH tetap mendekati 7 seperti
pH 6.
- Fenol bersifat asam karena ia dapat melepaskan ion H+ dari
gugus hidroksilnya yang menghasilkan ion fenoksida yang
dapat dilarutkan dengan air. Perbedaam hasil percobaan
dengan referensi dapat diakibatkan perbedaan kondisi
lingkungan saat melakukan percobaan sehingga fenol bereaksi
dengan senyawa lain sebelum diuji menggunakan kertas
lakmus (Heliawati, 2018).
- Asam asetat merupakan asam lemah sehingga dapat mengubah
lakmus menjadi berwarna merah dan memiliki pH yang besar
mendekati 7 yaitu 6.

2) Reaksi esterifikasi
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan 1 ml alkohol
yang dicampurkan dengan 5 tetes asam sulfat pekat menghasilkan
larutan yang tidak berwarna. Setelah itu, sebanyak 5 tetes asam
cuka ditambahkan pada campuran alkohol dan H2SO4 pekat
10

hasilnya larutan tidak berwarna. Langkah terakhir tabung reaksi


ditutup lalu dipanaskan hingga timbul bau harum dan hasilnya bau
harum tersebut muncul setelah selama 2 menit dipanaskan.

Gambar 4.2.2. keadaan saat tabung ditutup dan didinginkan

Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan


bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Dalam percobaan ini
digunakan alkohol yang direaksikan dengan asam cuka dan
menggunakan katalisator berupa asam sulfat. Ester akan berhasil
dibentuk saat larutan tersebut dipanaskan. Hal tersebut ditandai
dengan munculnya bau harum saat tabung reaksi ditutup. Tabung
ditutup agar uap tidak keluar pada saat tabung reaksi dipanaskan
sehingga volume larutan tidak berkurang dan bau lebih mudah
tercium karena tidak bercampur dengan udara (Fessenden, 1982).
3) Sifat senyawa tak jenuh
Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan 10 ml
kloroform dan 10 tetes pereaksi Hubl dalam gelas kimia, larutan
yang terbentuk berwarna merah kemudian dituangkan ke dalam 4
tabung pereaksi berbeda:
- Minyak zaitun ke tabung 1
- Minyak kacang ke tabung 2
- Minyak jarak ke tabung 3
- Minyak kelapa ke tabung 4
Keempat larutan berwarna merah kemudian dikocok sehingga
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Banyak tetes minyak
yang digunakan untuk menghilangkan warna merah tadi pada
masing-masing tabung adalah sebagai berikut:
- Tabung 1 = 4 tetes
- Tabung 2 = 6 tetes
- Tabung 3 = 2 tetes
- Tabung 4 = 3 tetes
11

Gambar 4.2.3. Reaksi sifat senyawa tak jenuh

Penambahan kloroform dalam percobaan berfungsi sebagai


pelarut nonpolar agar minyak dapat larut dengan sempurna.
Pada uji ketidakjenuhan tersebut pereaksi Hubl akan
mengoksidasi lemak yang mempunyai ikatan rangkap menjadi
berikatan tunggal, reaksi tersebut adalah reaksi adisi. Jadi dapat
diketahui bahwa semakin banyak tetesan yang digunakan untuk
membuat larutan tidak berwarna maka menunjukkan larutan
yang semakin jenuh. Pada percobaan yang telah dilakukan
semua larutan dapat melakukan reaksi adisi dibuktikan dari
warna larutan yang berubah menjadi tidak berwarna
menunjukan suatu senyawa yang jenuh karena ikatannya tunggal
sesuai dengan referensi. Kejenuhan minyak dapat diurutkan
berdasarkan banyak tetes minyak yang digunakan semakin
jenuh, yaitu minyak jarak, minyak kelapa, minyak zaitun, dan
minyak kacang (Poedjiadi dan Titin, 2009).
4) Reaksi warna untuk menunjukkan protein
Percobaan ini dilakukan dengan menambahkan 2 ml larutan
protein (putih telur) dengan 2 ml 10% KOH menjadi larutan tidak
berwarna, kemudian tambahkan beberapa tetes larutan 0,1 %
CuSO4 ke dalam campuran tadi sehingga larutan menjadi
berwarna ungu saat dikocok lalu diamati larutan tetap berwarna
ungu.
12

Gambar 4.2.4. Hasil pencampuran CuSO4 pada larutan

Uji biuret digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida


yang didasarkan pada reaksi antara Cu2+ dan ikatan peptida dalam
suasana basa. Pada percobaan reaksi warna untuk menunjukkan
protein menggunakan CuSO4 untuk menghasilkan senyawa
kompleks berwarna ungu dan KOH untuk menciptakan suasana
basa pada larutan. Pada percobaan tidak dilakukan pemanasan
karena CuSO4 apabila dipanaskan akan membentuk kristal dan
ikatan peptida pada sampel akan rusak. Hasil percobaan larutan
berwarna ungu yang menunjukkan adanya protein pada ikatan
peptida larutan sampel berupa putih telur (Bintang, 2010).
V. KESIMPULAN
V.1. Kesimpulan
Dalam praktikum tentang senyawa organik dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1) Pengujian sifat asam basa dapat dilakukan menggunakan kertas lakmus.
Kertas lakmus adalah kertas yang digunakan untuk mengukur kadar asam
atau basa yang terkandung di dalam larutan. Apabila kertas lakmus yang
terkena larutan berubah warna menjadi merah maka larutan bersifat asam
sedangkan apabila berubah menjadi biru maka larutan bersifat basa.
Larutan yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7 sedangkan larutan
yang bersifat basa memiliki pH lebih dari 7 dan apabila pH larutan adalah
7 maka larutan bersifat nertral.
2) Etilasetat dari alkohol dan asam asetat dengan katalisator asam sulfat
dibuat dengan reaksi esterifikasi. Ester dihasilkan apabila asam karboksilat
dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Dalam
percobaan digunakan alkohol yang direaksikan dengan asam cuka dan
menggunakan katalisator berupa asam sulfat. Ester berhasil dibentuk
ketika larutan tersebut dipanaskan dan mengeluarkan bau harum.
3) Ikatan rangkap dalam asam lemak dapat ditunjukkan pada uji
ketidakjenuhan menggunakan pereaksi Hubl yang akan mengoksidasi
lemak yang mempunyai ikatan rangkap menjadi berikatan tunggal, reaksi
tersebut adalah reaksi adisi yang dapat dilihat apabila larutan yang
berwarna merah berubah menjadi tidak berwarna setelah melalui
percobaan maka larutan tersebut menjadi memiliki ikatan tunggal dimana
sebelumnya merupakan ikatan rangkap.
4) Adanya protein dalam suatu senyawa dapat diidentifikasi dengan uji
biuret. Pada percobaan reaksi warna untuk menunjukkan protein
menggunakan CuSO4 untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna
ungu. Jadi, apabila larutan berubah warna menjadi ungu maka terdapat
protein dalam larutan atau senyawa tersebut.
V.2. Saran
Pada percobaan senyawa organik sebaiknya lebih memperhatikan
ukuran setiap bahan yang digunakan. Alat yang digunakan juga harus
selalu dipastikan kebersihannya agar tidak ada sisa senyawa yang
menempel dan mempengaruhi hasil percobaan. Semua hal tersebut
dilakukan supaya hasil percobaan yang dilakukan semakin akurat.

13
Daftar Pustaka

Anonim. 2013. Kimia Organik SMK Kelas X. Jakarta: Direktorat SMK.


Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Day, dan Underwood. 2020. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralp J.dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Heliawati, Leni. 2018. Kandungan Kimia dan Bioktivitas Tanaman Kecapi.
Bogor: PPS UNPAK Press.
Poedjiadi, Anna dan Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Riswayanto, 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Sykes, Peter. 1989. Penuntun Mekanisme Kimia Organik. Jakarta: Gramedia.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

14

Anda mungkin juga menyukai