Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR ANALISIS KATION

NAMA : SHOFIYA ROHMAH NURDIANA


NIM : 222311065
KELAS : REGULER PAGI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG


2022/2023
ANALISIS KUALITATIF: ANALISIS KATION

1. ANALISIS KATION
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat
2+ + 2+ 2+ 2+
melakukan analisis kualitatif untuk identifikasi kation Pb , Ag , Hg , Cu , Cd ,
3+ 2+ 2+ 2+
Al , Co , Ca dan Ba .

B. Prinsip Dasar
Analisi merupakan suatu bidang ilmu kimia yang mempelajari tentang
identifikasi suatu spesies, penentuan komposisi, dan elusidasi strukturnya
(Khopkar, 1990). Berdasarkan tujuannya, analisis kimia dapat diklasifikasikan
menjadi analisis kualitatif dan analisi kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan
untuk mengetahaui jumlah jumlah dan komposisi suatu spesies. Bila ditinjau
dasar analisisnya maka dapat analisis digolongkan menjadi analisis
konvensional ( analisis kimia ) yang berdasarkan reaksi kimia dan analisis
modern (analisis instrumental) yang berdasarkan pengukuran sifat fisik suatu
spesies. Pada umumnya analisis konvensional relatif lama, langkah rumit,
sensitivitas rendah, berdasar reaksi kimia, jangkauan luas, konsentrasi analit
relative besar , tepat, teliti, praktik, tidak perlu dilakukan standarisasi.
Analisi kualitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat yang
terdapat dalam sauatu sampel. Tujuan utama analisi kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah umur. (Underwood;210)
Analisis kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi
menjadi analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik
kation. Kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia
golongan secara sistematik , dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-
golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk
pemeriksaan secara selektif.
Klasifikasi kation yang paling umum didasrkan pada perbedaan kelarutan
dari klorida, sufida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam
5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa
reagensia. (G.Shelva:351)
Untuk tujuan analisis kualitatif kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap reagensia. Dengan
menggunakan reagensia golongan secara sistematik, kita dapat menentukan
ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan
-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang
digunakan untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida (HCl),
hidrogen sulfida (H2S), ammonium sulfida ((NH4)2S), dan ammonium karbonat
(((NH4)2CO3). Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis,
umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi
(pemastian).
1. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation
dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan
dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain.
Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan
kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation
yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut
dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian
seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu
kation
2. Identifikasi (pemastian) kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui
dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik,
meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap
kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan
kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi
kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu.
Pada bagian ini hanya akan dibahas pemisahan kation berdasarkan
skema H2S menurut bragmen yang diperkuat oleh Fresenius, Treadwell dan
Noyes. Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah
sebagai berikut.
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Fe, Al,
Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan dengan
pereaksi golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia- regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation
yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg2+, K+, NH4+.
Kelima golongan diatas dapat dibedakan dengan pereaksi-pereaksi
yang khas dari setiap logam. Secara sederhana bagan penggolongan
berdasarkan reaksi pengendapan adalah sebagai berikut:
Tabel Pemisahan kation berdasarkan metode H2S
Ke dalam ± 5 mL larutan contoh diteteskan HCl 2N bila terbentuk endapan
penambahan HCl diteruskan sampai tidak keluarendapan lalu disaring
Endapan Filtrat
Golonga  Tidak boleh menimbulkan endapan kembali jika ditetesi dengan
nHCl HCl 2N
(Gol I)  Tambah HCl 4N ± 5 mL
 Dipanaskan hampir sampai mendidih ( ±80 oC ) lalu dialiri gas
H2S
selama 2 atau 3 menit
 Baik ada endapan ataupun tidak, larutan diencerkan sampai ±
100 mL dengan aquades sampai keasaman menjadi 0,2 N
(diperiksa dengan metil lembayung)
 Filtrat kemudian dipanaskan kembali hampirsampai mendidih
(±80oC)lalu dialiri H2S selama 10 menit dan terus disaring
Endapa Filtrat
n  Tidak boleh ada endapan lagi dengan H2S
golonga  Larutan dimasak/dipanaskan untuk mengeluarkan
nH2S H2Sdicek dengan kertas Pb asetat
(Gol II)  Ditambah ± 2 mL HNO3 dan dimasak/dipanaskan 2
menit
 Ditambahkan ± 2 mL NH4Cl
 Ditambah NH4OH sampai alkalis lemah
 Terbentuk endapan (NH4)2S tidak berwarna
 Larutan dimasak lalu disaring
 Endapan dikertas saring merupakan endapan
Golongan(NH4)2S
Endapan Filtrat
Golonga  Tidak boleh mengeluarkan endapan lagi
n(NH4)2S dengan (NH4)2S
(Gol III)  Larutan dipekatkan dengan
pemanasan/dikisatkan sampai ± 10 mL
 Ditambah NH4OH dan (NH4)2S berlebihan
o
 Dipanaskan sebentar ± 60 C
 Biarkan 5 menit kemudian disaring
Endapan Filtrat
(Gol IV)  Larutan dibagi 2 yang tidak
sama
 Bagian yang kecil dikisatkan
sampai kering, residu (sisa)
putih menunjukkan adanya
golongan sisa (Gol V)
Pada praktikum kali ini, akan dilakukan kegiatan identifikasi pemastian
kation-kation.
C. Alat dan Bahan

No. Nama Alat/Bahan Jumlah No Nama Alat/ Bahan Jumlah


1 Tabung reaksi 8 buah 22 Pb(NO3)2 0,1 M Secukupny
a
2 Rak tabung reaksi 1 buah 23 HCl 1 M Secukupny
a
3 Pipet tetes 7 buah 24 HgCl2 0,1 M Secukupny
a
4 Gelas kimia 250 mL 3 buah 25 KI 0,1 M Secukupny
a
5 Kaki tiga 1 buah 26 KOH 0,1 M Secukupny
a
6 Kassa asbes 1 buah 27 CuSO4.5H2O 0,1 M Secukupny
a
7 Pembakar spirtus 1 buah 28 CdSO4 0,1 M Secukupny
a
8 Penjepit tabung 1 buah 29 AlCl3 0,1 M Secukupny
a
9 Spatula 3 buah 30 Na2CO3 0,1 M Secukupny
a
10 Batang pengaduk 1 buah 31 CaCl2.2H2O 0,1 M Secukupny
a
11 Kertas Lakmus secukupny 32 H2SO4 0,1 M Secukupny
a a
12 Kawat Nikrom 8 buah 33 CoCl2.6H20 0,1 M Secukupny
a
13 (NH4)2CO3 0,1 M secukupny 34 HNO3 0,1 M Secukupny
a a
14 Ba(NO3)2 0,1 M secukupny 35 KSCN 0,1 M Secukupny
a a
15 AgNO3 0,01 M secukupny 36 NaOH 0,1M Secukupny
a a
16 CH3COOH 0,1 M secukupny 37 KNO2 Secukupny
a a
17 K4[Fe(CN)6] 0,1 M secukupny 38 α-nitro β-nathol secukupny
a a
18 Amilalkohol secukupny 39 K2CrO4 0,5M secukupny
a a
19 CHCl3 secukupny 40 NH4Cl 2M secukupny
a a
20 NH4OH secukupny 41 Na2HPO4 0,1M secukupny
a a
21 Na3[Co(NO2)6] 0,1M secukupny
a
D. Prosedur Praktikum
a) Identifikasi Kation Golongan I
2+
a. Uji untuk kation Pb
1. Tabung 1, Tambahkan HCl 1M (panas/dingin), maka akan
munculendapan putih.
2. Tabung 2, Tambahkan larutan KI 0,1M, setelah terbentuk
endapanpanasi, maka akan terbentuk endapan kuning setelah
dingin.
b. Uji untuk kation Ag+
1. Tabung 1, tambahkan dengan HNO3 encer, hingga terbentuk
endapanputih, catat perubahan yang terjadi.
2. Tabung 2, tambahkan dengan beberapa tetes KI 0,1 M, hingga
terbentukendapan kuning muda, catat perubahan yang terjadi.
b) Identifikasi Kation Golongan II
a. Identifikasi Kupri (Cu2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan biru.
Bila dipanasi menjadi endapan hitam.
2. Tabung 2, tambahkan karutan KI, muncul endapan putih dengan
warnalarutan coklat.
3. Tabung 3, tambahkan beberapa tetes CH3COOH 0,1 M kedalam
sampel, kemudian tambahkan beberapa tetes larutan K4[Fe(CN)6]
0,1 M, jika terdapat endapan coklat kemerahan (Cu ada).
4. Tabung 4, tambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1 M, hingga
terbentuk endapan hitam tembaga (II) tiosianat (Cu ada)
b. Identifikasi Kadmium (Cd2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan KI, tidak ada endapan
2. Tabung 2, tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan putih
bila didihkan tidak larut. Larut dengan HCl encer
c. Uji untuk kation Hg2+
1. Tabung 1, tambahkan larutan KI 0,1 M tetes pertetes hingga
terbentuk endapan merah, catat perubahan. Kemudian teteskan
kembali hingga KIberlebih, amati yang terjadi.
c) Identifikasi Kation Golongan III
a. Identifikasi Aluminium (Al3+)
1. Tambahkan larutan KOH/NaOH, muncul endapan putih seperti dadih.
2. Tambahkan larutan Na2CO3 sedikit demi sedikit muncul endapan
yang akan larut dalam reagen berlebih.
b. Identifikasi Kobal (Co2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan NaOH, muncul endapan biru bila
dipanaskan muncul endapan merah
2. Tabung 2, tambahkan larutan KNO2 pekat, akan terbentuk
endapankuning dari kompleks Kalium heksa nitritokokobaltat (III)
3. Tabung 3, tambahkan KSCN padat dan amilalkohol, maka akan
terbentuk warna biru.
4. Tabung 4, tambahkan HCl 2M, 2 tetes α-nitro β-nathol dan 3tetes
CHCl3maka akan terbentuk warna merah.
c. Identifikasi Besi (Fe3+)
1. Tabung 1, sampel ditambahkan setetes larutan K4Fe(CN)6 maka
akan terbentuk warna biru tua.
2. Tabung 2, sampel ditambah KSCN 2M, jika terbentuk larutan
merahsampel positif mengandung Fe3+
d. Identifikasi Besi (Fe2+)
1. Tabung 1, sampel ditambahkan setetes larutan K4Fe(CN)6
maka akanterbentuk warna biru muda.
2. sampel ditambah KSCN 2M, jika terbentuk larutan coklat
kekuninganmaka sampel positif mengandung Fe2+.
d) Identifikasi Kation Golongan IV
a. Identifikasi Kalsium (Ca2+)
1. Tabung 1, sampel ditambahkan ammonium karbonat 0,1 M
beberapa tetes, jika terbentuk endapan amorf putih.
2. Tabung 2, tambahkan larutan H2SO4 encer, muncul endapan putih.
3. Tabung 3, pertegas dengan uji nyala Ca2+ dengan kawat nikrom,
warna nyala merah-kekuningan yang khas pada Bunsen, sampel
positif mengandung Ca2+.
b. Identifikasi Barium (Ba2+)
1. Tabung 1, tambahkan larutan (NH4)2CO3, muncul endapan
putih, kemudian tambahkan HCl / CH3COOH encer akan larut
kembali.
2. Tabung 2, tambahkan larutan H2SO4 encer, muncul endapan putih.
3. Tabung 3, tambahkan beberapa tetes K2CrO4 0,5M, jika
terbentukendapan kuning, sampel positif mengandung Ba2+.
e) Identifikasi Kation Golongan V
a. Identifikasi Magnesium (Mg2+)
1. Sampel ditambahkan NH4Cl 2M, NH4OH berlebih dan Na2HPO4
0,1M. Jikaterbentuk endapan putih, sampel positif mengandung
Mg2+.
b. Identifikasi Kalium (K+)
1. Sampel ditambahkan beberapa tetes larutan Na3[Co(NO2)6] 0,1M.
+
Jika terbentuk endapan kuning, sampel positif mengandung K .
+
2. Pertegas dengan uji nyala K dengan kawat nikrom, warna nyala
lembayung kemerahan yang khas pada Bunsen, sampel positif
+
mengandung K .
+
c. Identifikasi Ammonium (NH 4 )
1. Sampel ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1M, kemudian
panaskan tabung dalam penangas air, cium uap yang dihasilkan
dengan hati-hati. Simpan kertas lakmus merah dan biru di mulut
tabung. Reaksi
4 positif tehadap NH + jika tercium bau pesing dan
lakmus merah berubah nenjadibiru.
E. Data Hasil Pengamatan

Perubahan Kandunga
Perlakuan
Sebelum Setelah nKation
a . Golongan I Berwarna bening Tidak ada
perubahan (bening)

Ada kandungan
Pb + Hcl kation Pb2+

Bewarna bening Tidak ada


perubahan

Ag + HNO Ada kandungan


Ag+

Ag + HCl Berwarna Bening Ada kandungan


kation Ag+
Terdapat endapan
Berwarna bening kuning

Ag + KI
Ada kandungan
kation Ag+

b. Golongan II Sebelum ditambah


pereaksi

CuSo4

Sebelum dipanaskan Sesudah


Cairan berwarna biru dipanaskan
bening Muncul endapan
CuSo4 + NaoH hitam Ada kandungan
kation Cu2+

Sebelum ditambahkan
pereaksi
Ada kandungan
kation Hg+
Hg+Kl
CuSo4+kscn Ada kandungan
kation Cu2+

Ada kandungan
CuSo4+Kl kation Cu2+

Tabung 3
CuSo4+CH3COOH Ada kandungan
+K4[Fe(CN)6] kation Cu2+

c. Golongan III
Sebelum dipanaskan

Ada kandungan
CuSo4+NaOH kation Cu2+
Cairan bening Ada kandungan
CuSo4 + kscn kation Cu2+

Ada kandungan
Fecl3 + K4Fe(CN)6 Cairan bening kation Fe3+

FeCl3 + KSCN Cairan bening

Ada kandungan
Fe3+ K4Fe(CN)6 Cairan bening kation Fe3+
d. Golongan IV

Ada kandungan
kation Ca2+
Ca2+ +
(NH4)2CO3

Terdapat endapan
putih

Ada kandungan
Ca2 + H2SO4 kation Ca2+

api masih berwana biru Terdapat warna


nyala merah
kekuningan

Ada kandungan
Uji nyala Ca2+ kation Ca2+

e. Golongan V

Mg2++NH4Cl +
NH4OH Mg
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari tentang analisis
kualitatif. Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Daklam metode
analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion/kation suatu larutan. Reagensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogem sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Dari praktikum ini kita dapat mengetahui ciri khas dari sampel-
sampel jika ditambahkan pereaksi. Ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan dengan
pereaksi golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia- regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg2+, K+, NH4+.

G. Reaksi Kimia

 PbNO3+HCl → Pb(Cl)2 + 2HNO3


Perubahan : Larutan dengan endapan berwarna putih
 PbNO3+Kl→ KNO3 + Pbl2
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning
 AgNO3 + Kl → Agl + KNO3
Perubahan : Larutan dengan endapan berwarna kuning
muda
 CuSO4 + KOH → Cu(OH)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna biru
 CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna coklat
 CuSO4 + Kl → Cu2l2 + l2 + K2SO4
Perubahan : larutan coklat endapan putih
 CuSO4+ KSCN → Cu(SCN)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan hitam tembaga
 HgCl2 + Kl → Hgl2 + KCl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
 FeCl3 + K4Fe(CN)6 → Fe4(Fe(CN)6)3 + KCl
Perubahan : Larutan berwarna biru tua
 FeCl3 + KSCN → Fe(SCN)3 + KCl
Perubahan: larutan berwara merah
 FeSO4 + K4Fe(CN)6 → K2SO4 + Fe2Fe(CN)6
Perubahan : Larutan berwarna biru
 FeSO4 + KSCN → K4(Fe(SCN)6) + K2SO4
Perubahan : larutan coklat kekuningan
 CaCl2 + (NH4)2CO3 → CaCO3 + 2NH4Cl
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
 CaCl2 + H2SO4 →CaSO4 + 2HCl
Perubahan : Larutan dengan endapan putih
H. Kesimpulan
 PbNO3+HCl
Perubahan : Larutan dengan endapan berwarna putih
 PbNO3+Kl
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna kuning
 AgNO3 + Kl
Perubahan : Larutan dengan endapan berwarna kuning
muda
 CuSO4 + KOH
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna biru
 CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna coklat
 CuSO4 + Kl
Perubahan : larutan coklat endapan putih
 CuSO4+ KSCN
Perubahan : larutan dengan endapan hitam tembaga
 HgCl2 + Kl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
 FeCl3 + K4Fe(CN)6
Perubahan : Larutan berwarna biru tua
 FeCl3 + KSCN
Perubahan: larutan berwara merah
 FeSO4 + K4Fe(CN)6
Perubahan : Larutan berwarna biru
 FeSO4 + KSCN
Perubahan : larutan coklat kekuningan
 CaCl2 + (NH4)2CO3
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
 CaCl2 + H2SO4
Perubahan : Larutan dengan endapan putih

 Mg2
I. Pertanyaan
1. Tuliskanlah rumus kimia dan nama zat kimia yang
digunakan pada praktikumini sesuai IUPAC!
Jawaban :
 CaCl2.2H2O (Kalsium klorida)

 KI (Kalium klorida)

 KOH ( Kalium hidroksida)

 CUSO4 (Tembaga sulfat)

 H2SO4 (Asam sulfat)

 (NH4)2CO3 (Ammonium carbonate)


 Ba(NO3)2 (Barium nitrat)
 AgNO3 (Perak nitrat)
 CH3COOH (Asam asetat)

 K4CrO4 (Kalium kromat)


 K4 [Fe(CN)6] (Kalium heksasinidoferat II)
 KSCN (Kalium tiosinat)
 Pb(NO3)2 ( Timbal II nitrat lead II nitrate)
 HCL (Asam klorida)
 HgCI2 (Raksa II Klorida raksa diklorida)
 FeSO4 ( Fero sulfat II sulfar)
 FeCI3 (Iron III Chlorida iron trichloride)

2. Tuliskanlah reaksi kimia yang terlibat pada


praktikum identifikasi kation inibeserta dengan
perubahan warna yang dihasilkan!
Jawaban :
 PbNO3+HCl → Pb(Cl)2 + 2HNO3
Perubahan : Larutan dengan endapan berwarna
putih
 PbNO3+Kl→ KNO3 + Pbl2
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna
kuning
 AgNO3 + Kl → Agl + KNO3
Perubahan : Larutan dengan endapan berwarna
kuning muda
 CuSO4 + KOH → Cu(OH)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna
biru
 CuSO4 + CH3COOH + K4[Fe(CN)6]
Perubahan : larutan dengan endapan berwarna
coklat
 CuSO4 + Kl → Cu2l2 + l2 + K2SO4
Perubahan : larutan coklat endapan putih
 CuSO4+ KSCN → Cu(SCN)2 + K2SO4
Perubahan : larutan dengan endapan hitam
tembaga
 HgCl2 + Kl → Hgl2 + KCl
Perubahan : larutan dengan endapan merah
 FeCl3 + K4Fe(CN)6 → Fe4(Fe(CN)6)3 + KCl
Perubahan : Larutan berwarna biru tua
 FeCl3 + KSCN → Fe(SCN)3 + KCl
Perubahan: larutan berwara merah
 FeSO4 + K4Fe(CN)6 → K2SO4 + Fe2Fe(CN)6
Perubahan : Larutan berwarna biru
 FeSO4 + KSCN → K4(Fe(SCN)6) + K2SO4
Perubahan : larutan coklat kekuningan
 CaCl2 + (NH4)2CO3 → CaCO3 + 2NH4Cl
Perubahan : larutan dengan endapan amorf putih
 CaCl2 + H2SO4 →CaSO4 + 2HCl
Perubahan : Larutan dengan endapan putih

3. Jelaskanlah bagaimana bentuk dari endapan amorf putih?


Jawaban : Partikel-partikel dari zat amorf tersebut tidak
mempunyai bentuk tertentu dan tidak permanen. Bentuk zat ini
akan lebih cepat pada proses ketika absorpsi terjadi. Zat amorf
memiliki kelarutan yang tinggi di banding dengan bentuk kristal.
4. Jelaskanlah bagaimana teknik penegasan kation dengan cara uji nyala?
Jawaban : Kawat nikrom dibersihkan dengan menggosoknya
menggunakan kertas pasir, lalu dibakar. Dilakukan berulang-
ulang sampai nyala Bunsen pada pembakaran kawat tersebut
tidak memberikan warna khusus. Celupkan ujung kawat pada
sample/larutan sampel, bakar dan amati warna nyala. Percobaan
diulangi untuk sampel lain setelah kawat dibersihkan.
5. Jelaskanlah bagaimana teknik yang baik dan tepat
dalam mencium aroma/uap dari suatu larutan
Jawaban : Cara menciumnya yaitu dengan mengarahkan aroma
sampel tersebut kearah hidung kita dengan menggunakan
tangan yang menyalurkan bau lewat oksigen atau dengan cara di
kipas menggunakan tangan.
J. DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32522742/KATION_ANION

Anda mungkin juga menyukai