1. ANALISIS KATION
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat
2+ + 2+ 2+ 2+
melakukan analisis kualitatif untuk identifikasi kation Pb , Ag , Hg , Cu , Cd ,
3+ 2+ 2+ 2+
Al , Co , Ca dan Ba .
B. Prinsip Dasar
Analisi merupakan suatu bidang ilmu kimia yang mempelajari tentang
identifikasi suatu spesies, penentuan komposisi, dan elusidasi strukturnya
(Khopkar, 1990). Berdasarkan tujuannya, analisis kimia dapat diklasifikasikan
menjadi analisis kualitatif dan analisi kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan
untuk mengetahaui jumlah jumlah dan komposisi suatu spesies. Bila ditinjau
dasar analisisnya maka dapat analisis digolongkan menjadi analisis
konvensional ( analisis kimia ) yang berdasarkan reaksi kimia dan analisis
modern (analisis instrumental) yang berdasarkan pengukuran sifat fisik suatu
spesies. Pada umumnya analisis konvensional relatif lama, langkah rumit,
sensitivitas rendah, berdasar reaksi kimia, jangkauan luas, konsentrasi analit
relative besar , tepat, teliti, praktik, tidak perlu dilakukan standarisasi.
Analisi kualitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat yang
terdapat dalam sauatu sampel. Tujuan utama analisi kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah umur. (Underwood;210)
Analisis kation, merupakan suatu bagian dari analisis ion yang dibagi
menjadi analisis kation dan anion, untuk tujuan analisis kualitatif sistematik
kation. Kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia
golongan secara sistematik , dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-
golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk
pemeriksaan secara selektif.
Klasifikasi kation yang paling umum didasrkan pada perbedaan kelarutan
dari klorida, sufida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam
5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa
reagensia. (G.Shelva:351)
Untuk tujuan analisis kualitatif kation-kation diklasifikasikan dalam lima
golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap reagensia. Dengan
menggunakan reagensia golongan secara sistematik, kita dapat menentukan
ada tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan
-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang
digunakan untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida (HCl),
hidrogen sulfida (H2S), ammonium sulfida ((NH4)2S), dan ammonium karbonat
(((NH4)2CO3). Analisis kation memerlukan pendekatan yang sistematis,
umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan identifikasi
(pemastian).
1. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation
dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan
dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain.
Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan
kembali membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation
yang terendapkan masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut
dipisahkan lagi menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian
seterusnya sehingga pada akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu
kation
2. Identifikasi (pemastian) kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui
dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik,
meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap
kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan
kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi
kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkan dahulu.
Pada bagian ini hanya akan dibahas pemisahan kation berdasarkan
skema H2S menurut bragmen yang diperkuat oleh Fresenius, Treadwell dan
Noyes. Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah
sebagai berikut.
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Fe, Al,
Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan dengan
pereaksi golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia- regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation
yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg2+, K+, NH4+.
Kelima golongan diatas dapat dibedakan dengan pereaksi-pereaksi
yang khas dari setiap logam. Secara sederhana bagan penggolongan
berdasarkan reaksi pengendapan adalah sebagai berikut:
Tabel Pemisahan kation berdasarkan metode H2S
Ke dalam ± 5 mL larutan contoh diteteskan HCl 2N bila terbentuk endapan
penambahan HCl diteruskan sampai tidak keluarendapan lalu disaring
Endapan Filtrat
Golonga Tidak boleh menimbulkan endapan kembali jika ditetesi dengan
nHCl HCl 2N
(Gol I) Tambah HCl 4N ± 5 mL
Dipanaskan hampir sampai mendidih ( ±80 oC ) lalu dialiri gas
H2S
selama 2 atau 3 menit
Baik ada endapan ataupun tidak, larutan diencerkan sampai ±
100 mL dengan aquades sampai keasaman menjadi 0,2 N
(diperiksa dengan metil lembayung)
Filtrat kemudian dipanaskan kembali hampirsampai mendidih
(±80oC)lalu dialiri H2S selama 10 menit dan terus disaring
Endapa Filtrat
n Tidak boleh ada endapan lagi dengan H2S
golonga Larutan dimasak/dipanaskan untuk mengeluarkan
nH2S H2Sdicek dengan kertas Pb asetat
(Gol II) Ditambah ± 2 mL HNO3 dan dimasak/dipanaskan 2
menit
Ditambahkan ± 2 mL NH4Cl
Ditambah NH4OH sampai alkalis lemah
Terbentuk endapan (NH4)2S tidak berwarna
Larutan dimasak lalu disaring
Endapan dikertas saring merupakan endapan
Golongan(NH4)2S
Endapan Filtrat
Golonga Tidak boleh mengeluarkan endapan lagi
n(NH4)2S dengan (NH4)2S
(Gol III) Larutan dipekatkan dengan
pemanasan/dikisatkan sampai ± 10 mL
Ditambah NH4OH dan (NH4)2S berlebihan
o
Dipanaskan sebentar ± 60 C
Biarkan 5 menit kemudian disaring
Endapan Filtrat
(Gol IV) Larutan dibagi 2 yang tidak
sama
Bagian yang kecil dikisatkan
sampai kering, residu (sisa)
putih menunjukkan adanya
golongan sisa (Gol V)
Pada praktikum kali ini, akan dilakukan kegiatan identifikasi pemastian
kation-kation.
C. Alat dan Bahan
Perubahan Kandunga
Perlakuan
Sebelum Setelah nKation
a . Golongan I Berwarna bening Tidak ada
perubahan (bening)
Ada kandungan
Pb + Hcl kation Pb2+
Ag + KI
Ada kandungan
kation Ag+
CuSo4
Sebelum ditambahkan
pereaksi
Ada kandungan
kation Hg+
Hg+Kl
CuSo4+kscn Ada kandungan
kation Cu2+
Ada kandungan
CuSo4+Kl kation Cu2+
Tabung 3
CuSo4+CH3COOH Ada kandungan
+K4[Fe(CN)6] kation Cu2+
c. Golongan III
Sebelum dipanaskan
Ada kandungan
CuSo4+NaOH kation Cu2+
Cairan bening Ada kandungan
CuSo4 + kscn kation Cu2+
Ada kandungan
Fecl3 + K4Fe(CN)6 Cairan bening kation Fe3+
Ada kandungan
Fe3+ K4Fe(CN)6 Cairan bening kation Fe3+
d. Golongan IV
Ada kandungan
kation Ca2+
Ca2+ +
(NH4)2CO3
Terdapat endapan
putih
Ada kandungan
Ca2 + H2SO4 kation Ca2+
Ada kandungan
Uji nyala Ca2+ kation Ca2+
e. Golongan V
Mg2++NH4Cl +
NH4OH Mg
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari tentang analisis
kualitatif. Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Daklam metode
analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion/kation suatu larutan. Reagensia golongan yang
dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogem sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat.
Dari praktikum ini kita dapat mengetahui ciri khas dari sampel-
sampel jika ditambahkan pereaksi. Ciri khas tertentu diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini tidak membentuk dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini tidak membentuk endapan dengan
pereaksi golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia- regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg2+, K+, NH4+.
G. Reaksi Kimia
Mg2
I. Pertanyaan
1. Tuliskanlah rumus kimia dan nama zat kimia yang
digunakan pada praktikumini sesuai IUPAC!
Jawaban :
CaCl2.2H2O (Kalsium klorida)
KI (Kalium klorida)
https://www.academia.edu/32522742/KATION_ANION