Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)

ONLINE ISSN - 2714-7320


PENGARUH APLIKASI PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA
DALAM VARIETAS BUOL ST-1

IRWAN SULUK PADANG, MUCHTAR, RISNA, ANDI IRMADAMAYANTI, ERWIN DAN


SYAFRUDDIN
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah
Jalan Poros Palu-Kulawi Km. 17 Desa Maku Kecamatan Dolo
Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah
Website : sulteng.litbang.pertanian.go.id, e-mail : bptpsulteng@yahoo.com
e-mail : irwansulukpadang@gmail.com

Kata Kunci: Kelapa Dalam, Pertumbuhan, Bibit,


ABSTRAK Pupuk Cair

Tanaman kelapa merupakan tanaman PENDAHULUAN


serbaguna atau tanaman yang mempunyai Indonesia adalah salah satu negara
nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan agraris yang kehidupan perekonomiannya
manusia, sehingga pohon ini sering disebut tidak bisa lepas dari sektor pertanian.
pohon kehidupan karena hampir seluruh
bagian dari pohon, akar, batang, daun dan Tanaman kelapa (Cocos nucifera L.)
buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan merupakan komoditas strategis yang berperan
kehidupan sehari-hari. Keadaan ini
memberikan dampak yang buruk terhadap dalam kehidupan masyarakat Indonesia
perkembangan dan keberlanjutan komoditi karena semua bagian tanaman dapat
ini, jika tidak ada gerakan peremajaan dan
pengembangan. Hal ini disebabkan sebagian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
besar tanaman kelapa yang ada saat ini sudah ekonomi, sosial dan budaya, sehingga
berumur tua. Oleh karena itu, untuk
peremajaan perlu disediakan benih unggul, tanaman kelapa dikenal sebagai pohon
sehingga diharapkan perkebunan kelapa, baik kehidupan (Tree of Life). Buah kelapa
milik pemerintah/swasta dan rakyat sudah
ditanami jenis kelapa yang unggul semua dan merupakan salah satu bahan baku kebutuhan
produktivitas kelapa secara nasional dapat pokok, yaitu minyak goreng dan industri
meningkat. Salah satu cara untuk
memperbaiki mutu dan mempercepat olahan lainnya, juga untuk penggunaan
pertumbuhan bibit tanaman kelapa adalah kebutuhan khusus yang tidak tergantikan,
dengan pemberian pupuk cair. Pemberian
pupuk cair pada bibit tanaman kelapa varietas seperti kelapa segar untuk sayur dan kelapa
ST 1 Buol memberikan hasil yang lebih baik, muda untuk minuman serta daun kelapa
dibandingkan tanpa pemberian pupuk
cair/kontrol. Hasil pengamatan untuk berbagai upacara. Menurut Barri et al.,
memperlihatkan bahwa tidak terlihat (2015), kelapa adalah salah satu komoditi
pengaruh nyata terdapat pemberian pupuk
dengan dosis yang berbeda pada variabel perkebunan yang mempunyai peranan
jumlah daun dan lebar daun dan tinggi penting dalam perekonomian nasional dengan
tanaman baik pada umur 150 , 178 dan 192
HSS. hasil utama adalah kopra. Selain itu, tanaman
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
kelapa merupakan tanaman sosial karena dan (2) kendala non teknis yang mencakup
±98% diusahakan oleh petani. persepsi dan tingkat pengetahuan petani,
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan tingkat ketergantungan petani, status
salah satu daerah sentra tanaman kelapa di kepemilikan lahan, keterbatasan modal, dan
Indonesia. Penyebaran kelapa meliputi pemasaran hasil. Kendala nonteknis dinilai
Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan, lebih sulit dibandingkan dengan kendala
Buol, Donggala, Morowali, Parigi Moutong, teknis, karena petani dihadapkan kepada
Poso, Sigi, Tojo una-una, Toli-Toli dan Palu. konsekuensi ekonomi apabila tanamannya
Berdasarkan data statistik, luas areal kelapa harus diremajakan. Paling tidak ada dua hal
pada tahun 2016 di Sulawesi Tengah adalah pokok yang menjadi pertimbangan, yaitu: (1)
215.450 ha, dengan produksi 184.486,51 ton, bagaimana mengatasi berkurangnya
sedangkan pada tahun 2017 seluas 218.144 pendapatan dari menjual kelapa atau kopra
ha dengan produksi 187.404,30 ton (BPS yang sudah dinikmati bertahun-tahun; (2)
Sulteng, 2018). Dari data ini menunjukan bagaimana mempersiapkan modal untuk
mulai mengalami kenaikan baik areal mendapatkan benih unggul, menanam
pertanaman maupun produksi. Namun masih kembali, dan memelihara tanaman.
banyak tanaman yang rusak yaitu seluas Hal pertama yang dilakukan untuk
26.057 ha, yang perlu dilakukan peremajaan. meremajakan tanaman kelapa adalah
Data dari dinas perkebunan tahun 2017 persiapan bibit bermutu melalui kegiatan
tanaman belum menghasilkan 27.208 ha, pembibitan secara intensif. Sutopo (2002);
tanaman menghasil 156.983 ha, tanaman (Nakukajuna, 2017) menyatakan bahwa
tidak menghasilkan/tanaman rusak 26.056 ha, ketidakberhasilan produksi tanaman
sehingga masih perlu dilakukan perbaikan seringkali sebagai akibat penggunaan benih
pada tanaman rusak, direncanakan bermutu yang rendah. Dengan demikian
peremajaan tanaman kelapa dalam pada tahun benih merupakan salah satu input dasar yang
2019 sebanyak 4000 ha. menentukan keberhasilan dalam kegiatan
Menurut Effendi (2008); Allorerung produksi tanaman. Barri et al. (2015),
et al., (2000), kendala yang dihadapi dalam menyebutkan benih dan bibit yang baik
peremajaan kelapa adalah: (1) kendala teknis, adalah awal keberhasilan penanaman dan
mencakup penentuan umur tanaman yang pengembangan tanaman kelapa. Sejalan
akan diremajakan, sistem peremajaan, dengan itu, Fauzi dan Puspita (2017),
varietas kelapa pengganti, pemanfaatan kayu menyatakan pembibitan merupakan salah satu
kelapa, teknik budi daya, dan tanaman sela;
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
faktor penting dalam upaya menghasilkan Alat dan Bahan
bibit yang baik dan berkualitas. Alat dan bahan digunakan adalah bibit
Masalah yang sering dihadapi oleh (biji kelapa) varietas buol ST-1, parang,
petani swadaya kelapa adalah ketersediaan cangkul, pupuk cair, sprayer, selang,
bibit yang kurang berkualitas, yang pestisida, fungisida, penggaris dan alat tulis.
ditunjukkan daya tumbuh yang rendah. Hal Waktu dan Tempat
ini disebabkan salah satunya terutama dalam Pelaksanaan kegiatan dimulai Januari
hal ketersediaan unsur hara. Sementara unsur hingga Desember 2019 dengan lokasi
hara merupakan hal yang sangat penting bagi bertempat di IP2TP Sidondo, Desa Sidondo
media tanam, ketersediaannya mempengaruhi III, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
pertumbuhan tanaman yang berada di Propinsi Sulawesi Tengah.
atasnya. Umumnya pemenuhan unsur hara
Data Pengamatan dan Analisis Data
pada media tanam dilakukan dengan
pemupukan. (Sinulingga, et al., 2015). Untuk Pengkajian menggunakan Rancangan
menunjang unsur hara dan meningkatkan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 4
kualitas bibit kelapa salah satu hal yang (empat) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan.
dilakukan adalah pemberian pupuk agar bibit Sehingga terdapat 12 (dua belas) satuan
dapat tumbuh dengan baik. Peningkatan percobaan. Perlakuan yang dikaji adalah

kualitas bibit kelapa dilkukan dengan takaran/dosis pupuk cair/bedengan, yang

pemberian pupuk yang dibutuhkan dalam terdiri atas: Tanpa Pupuk Cair (Kontrol),

pertumbuhan bibit agar dapat tumbuh dengan Pupuk Cair 20 ml/liter air, Pupuk Cair 40

baik. Hal ini untuk menunjang kebutuhan ml/liter air dan Pupuk Cair 60 ml/liter air.

unsur hara yang tersedia di dalam tanah agar Peubah/parameter yang diamati berupa

unsur hara yang dibutuhkan bibit kelapa pertumbuhan vegetatif bibit kelapa :

dapat terpenuhi dengan baik (Fauzi dan Pertambahan tinggi bibit, diukur diatas

Puspita, 2017). permukaan tanah hingga ujung daun yang

Untuk itu perlu dilakukan tertinggi (cm). Jumlah daun, dihitung daun

perbanyakan bibit kelapa baik dari varietas yang sudah terbuka penuh. Lebar daun, diukur

unggul nasional maupun unggul lokal yang daun yang terbuka sempurna dan diukur pada

telah bersertifikat untuk menyuplai kebutuhan bagian tengah daun. Data yang diperoleh dari

bibit kelapa di Sulawesi Tengah. hasil pengamatan dianalisis dengan


menggunakan analisis varian (Anova) pada
taraf 5 %. Apabila dari analisis varian
METODOLOGI diperoleh bahwa F hit > F Tabel artinya
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
terdapat beda nyata pada perlakuan, untuk itu bibit yang berkecambah sebanya 938 bibit
dilanjutkan dengan uji Tukey dengan taraf atau dengan daya kecambah sebesar 78,16 %.
5%. Dari hasil pengamatan dan seleksi bibit yang

Tahapan pelaksanaan proses pembibitan dilakukaan pada umur 3 bulan, maka bibit

- Penyiapan lokasi yang tidak berkecambah dibersihkan dari

Lokasi yang telah dipilih dibersihkan lokasi pembibitan. Manaroinsong E., dkk

dari kotoran, kemudian dibuat bedengan. (2015), menyatakan benih yang tidak

Lokasi dipilih di tempat terbuka untuk berkecambah setelah berumur 3 bulan,

memudahkan pengawasan dan proses ataupun kecambah abnormal dikumpulkan

pesemaian, letak lokasi pembibitan ini juga dan dibakar atau dibenamkan. Hal ini penting

dekat dengan jalan, sehingga mudah bila untuk memelihara kebersihan dan juga untuk

dilakukan monitoring dan evaluasi serta mencegah sumber penularan hama dan

penyaluran. penyakit.

- Penyayatan Kelapa - Pemeliharaan

Melakukan penyayatan (cutting) Pemeliharaan pembibitan meliputi

sebelum benih disemaikan, dengan memilih penyiraman, penyiangan, pengendalian OPT

bagian terlebar, kemudian disayat berlawanan dan pemberian pupuk cair. Pemeliharaan

arah dengan bagian tersebut. Penyayatan pembibitan harus diperhatikan dengan baik,

dilakukan secara hati-hati agar tidak terkena karena bibit merupakan salah satu faktor yang

pada tempurung dan tunas yang telah mulai menentukan keberhasilan penanaman.

tumbuh. Bibit kelapa memerlukan air untuk

- Pendederan keperluan fotosintesis, memelihara

Setelah melakukan penyayatan, menyusun protoplasma serta translokasi hara, salah satu

butiran kelapa secara berderet saling hal yang perlu diperhatikan adalah

bersinggungan, posisi agak miring, dengan penyiraman. Pada pembibitan yang

bagian yang disayat berada diatas. Barisan dilaksanakan penyiraman dilakukan sehari

benih disusun dengan arah sayatan satu arah. sekali. Penyiraman pada pembibitan kelapa

- Seleksi Kecambah dilakukan dengan menggunakan selang dan

Melakukan seleksi kecambah pada jet spray. Nababan et al. (2014), menyatakan

umur dua bulan selanjutnya setiap minggu hal yang perlu diperhatikan dalam

dilakukan seleksi dengan mengelompokkan penyiraman ini adalah kualitas dan jumlah air

benih yang telah berkecambah setiap yang diberikan serta sistem penyiraman yang

minggunya. Sampai dengan umur 3 bulan digunakan. Pada kondisi tanah yang kering,
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
penyerapan air dari tanah sangat terhambat, Hasil pengamatan menunjukkan
sehingga tanaman kekurangan air. bahwa pemberian pupuk cair dengan berbagai
Kekurangan air yang berkelanjutan dosis menunjukkan pengaruh yang lebih baik
mengakibatkan tekanan turgor sel menurun, terhadap jumlah daun, lebar daun dan tinggi
sehingga tekanan kearah luar pada dinding sel tanaman kelapa umur 150, 164, 178 dan 192
minim. Kondisi tersebut menyebabkan proses hari sesudah semai (HSS) dibandingkan
pembesaran sel terganggu dan akhirnya dengan tanpa pemberian pupuk cair (Kontrol).
menurunkan aktivitas pembelahan sel. Rata-rata jumlah daun, lebar daun dan tinggi
Penyiangan dilakukan sebulan sekali tanaman kelapa dengan pemberian pupuk cair
untuk membersihkan gulma dari sekitar ditampilkan pada Tabel 1, 2, 3 dan 4.
tanaman. Pengamatan dilakukan saat terjadi Tabel 1. Pengamatan jumlah daun, lebar daun,
gejala serangan yang disebabkan serangga dan tinggi tanaman kelapa pada umur
150 HSS
dan jamur, untuk menghindari penyebaran
Variabel
pada bibit lainnya maka dilakukan Perlakuan
Jumlah Lebar Tinggi
daun Daun Tanaman
pengendalian menggunakan insektisida dan (helai) (cm) (cm)
Dosis 1 5,06a 20,79a 116,54a
fungisida. Barri et al. (2015), menyatakan Dosis 2 5,72a 20,79a 119,19a
penyiangan gulma dilakukan setiap bulan Dosis 3 5,05a 20,78a 116,60a
Kontrol 5,00a 16,39a 82,30a
sekali sehingga bibit bebas dari gulma. Rerata 5,02 19,77 108,66
CV 10,70 19,68 13,42
Pengendalian gulma dicabut dengan tangan Keterangan: Angka diikuti huruf yang sama, pada
sedangkan diantara bibit dan jalan kontrol kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji Tukey
dibersihkan dengan parang. Pembersihan HSD 5%.
gulma diantara barisan bibit dapat juga Tabel 1 menunjukkan bahwa
dilakukan dengan herbisida terutama jika perlakuan dosis pupuk tidak memberikan
upah buruh mahal. Penyemprotan insektisida pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan
dan fungisida dilakukan apabila perlu. Hal ini baik variabel jumlah daun, lebar daun maupun
sangat tergantung serangan hama dan tinggi tanaman kelapa pada umur 150 HSS.
penyakit di pembibitan. Hasil pengamatan yang ditampilkan
pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian
dosis pupuk yang berbeda tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan
jumlah daun, lebar daun dan tinggi tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN pada umur tanaman 164 HSS. Perbedaan

Hasil
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
nyata hanya terlihat pada perbandingan Jumlah Lebar Tinggi
daun Daun Tanaman
dengan tanaman kontrol. (helai) (cm) (cm)
Dosis 1 5,80a 22,10a 144,07a
Tabel 2. Pengamatan jumlah daun, lebar Dosis 2 5,93a 21,53a 150,40a
daun, dan tinggi tanaman kelapa Dosis 3 5,66 a
20,99 ab 141,47a
a b
pada umur 164 HSS Kontrol 5,60 16,40 106,60b
Rerata 5,74 20,58 135,63
Variabel CV 7,79 13,28 11,59
Jumlah Lebar Tinggi Keterangan: Angka diikuti huruf yang sama, pada
Perlakuan
daun Daun Tanaman
kolom yang sama menunjukkan tidak
(helai) (cm) (cm)
berbeda nyata pada uji Tukey HSD 5%.
Dosis 1 5,67a 22,73a 120,03a
Dosis 2 5,99a 21,89a 122,80a
Dosis 3 5,53ab 20,69ab 120,06a Pembahasan
Kontrol 5,10b 16,00b 85,10b
Rerata 5,57 20,33 111,99 Pertumbuhan dan perkembangan
CV 8,35 15,34 13,96
Keterangan: Angka diikuti huruf yang sama, pada merupakan suatu proses biologis yang selalu
kolom yang sama menunjukkan tidak dialami oleh makhluk hidup. Pertumbuhan
berbeda nyata pada uji Tukey HSD
5%. akan mengalami proses penambahan
substansi yang menyebabkan bertambahnya
Tabel 3. Pengamatan jumlah daun, lebar
daun, dan tinggi tanaman kelapa volume yang diikuti dengan adanya
pada umur 178 HSS perubahan bentuk. Perkembangan merupakan
Variabel
Jumlah Lebar Tinggi suatu proses pendewasaan atau pada
Perlakuan
daun Daun Tanaman
(helai) (cm) (cm) tumbuhan biasanya dilihat dari perbungaan
Dosis 1 5,79a 22,26ab 129,20ab
tumbuhan yang kemudian mengalami
Dosis 2 5,93a 23,20a 136,47a
Dosis 3 6,06a 21,87ab 139,00a penyerbukan dan berbuah (Faridah et al.,
Kontrol 5,10b 15,70b 99,20b
Rerata 5,72 20,75 125,96 2012). Pertumbuhan awal bibit merupakan
CV 7,32 18,00 14,79
periode kritis yang sangat menentukan
Keterangan: Angka diikuti huruf yang sama,
pada kolom yang sama pertumbuhan yang baik pada fase pembibitan.
menunjukkan tidak berbeda nyata Variabel pengamatan yang dilakukan pada
pada uji Tukey HSD 5%.
saat fase ini meliputi jumlah daun, lebar daun
Data yang ditampilkan pada Tabel 3 dan tinggi tanaman. Variabel jumlah daun dan
memberikan informasi bahwa pemberian lebar daun merupakan salah satu variabel
perbedaan dosis pupuk tidak memberikan yang diamati pada saat pengamatan
pengaruh nyata terhadap variabel pengamatan pertumbuhan tanaman kelapa. Hal ini
yang diamati. dilakukan karena variabel jumlah daun dan
lebar daun dapat dijadikan salah satu
Tabel 4. Pengamatan jumlah daun, lebar
daun, dan tinggi tanaman kelapa pada umur indikator untuk melihat pertumbuhan
192 HSS vegetatif suatu tanaman yang pada saat
Perlakuan Variabel
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
pengamatan dapat dilihat secara langsung terhadap jumlah daun dan lebar daun (Reksa
(Rosa dan Zaman, 2017). dalam Astutik, dkk., 2011).
Tinggi tanaman merupakan salah satu KESIMPULAN
indikator pertumbuhan yang paling sering
Pemberian pupuk cair pada bibit
diamati karena merupakan indikator yang
tanaman kelapa varietas ST 1 Buol
paling mudah dilihat, yang ditandai dengan
memberikan hasil yang lebih baik bila
perubahan ukuran tanaman maupun sebagai
dibandingkan tanpa pemberian pupuk
variabel untuk mengukur pengaruh
cair/kontrol. Hasil pengamatan
lingkungan (Sitompul & Guritno, 1995; Rosa,
memperlihatkan bahwa tidak terlihat
2017 ).
pengaruh nyata terhadap pemberian pupuk
Hasil pengamatan memperlihatkan
dengan dosis yang berbeda pada variabel
bahwa tidak terlihat pengaruh nyata terdapat
jumlah daun dan lebar daun dan tinggi
pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda
tanaman baik pada umur 150, 178 dan 192
pada variabel jumlah daun dan lebar daun dan
HSS.
tinggi tanaman baik pada umur 150 HSS
(Tabel 1), 164 HSS (Tabel 2), 178 HSS UCAPAN TERIMA KASIH
(Tabel 3 dan 192 HSS (Tabel 4). Hal ini Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
memberikan informasi bahwa dengan Bapak Fery Fahrudin Munier selaku Kepala
pemberian pupuk dengan takaran yang rendah BPTP Balitbangtan Sulawesi Tengah yang
(Dosis 3) memberikan pengaruh yang sama telah memberi arahan selama pelaksanaan
dengan pemberian dosis pupuk yang lebih kegiatan dan penulisan makalah hingga
tinggi (Dosis 1 dan Dosis 2). Ketersediaan selesai.
unsur hara dalam tanah juga memberikan
DAFTAR PUSTAKA
pengaruh terhadap pembentukan jumlah daun,
lebar daun dan pertambahan tinggi tanam. Allorerung D., Amrizal, Elsje Tenda, R.B.
Maliangkay, M.L.A. Hosang, R.H.
Ada kemungkinan bahwa unsur hara yang ada Akuba, N.L. Bari dan A. Lay. 2000.
dalam polybag sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman
Kelapa (Cocos Nucifera)/. Balai
kebutuhan tanaman secara optimal sehingga Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma
pemberian pupuk tidak memberikan pengaruh Lain Manado
Astuti, Prami., Sampoerna., dan Ardian.
nyata (Djafarudin dalam Astuti, dkk., 2015).
2015. Uji Beberapa Konsentrasi
Selain itu, faktor genetik tanaman Pupuk Cair Azolla pinnata Pada
Bibit Kelapa Sawit (Elais guineesis
memberikan kencenderungan sehingga tidak
Jacq.) di Pembibitan Awal. JOM
terlihat pengaruh perbedaan dosis pupuk Faperta 2 (1).
Jurnal Envisoil Volume 2 Nomor 1 (2020; Desember)
ONLINE ISSN - 2714-7320
Astutik., Fauzia Hulopi dan Ahmad Zubaidi. Balitpalma, Manado.
2011. Penggunaan Beberapa Media http://balitka.litbang.pertanian.go.id/2-
dan Pemupukan Nitrogen Pada teknik-penyediaan-bibit.
Pembibitan Kelapa Sawit. Buana Sains Nababan J, Islan dan Manurung E M G. 2014.
11(2) : 109-118. Uji Pemberian Volume Air Melalui
Barri L.N, Abner L, Hosang A.L, Lolong Sistem Irigasi Tetes Pada Pembibitan
A.A, Kumaunang J, Matana R.Y, Utama (Main Nursery) Kelapa Sawit
Manaroinsong E, 2015. Petunjuk (Elaeis guineensis Jacq). Jom Faperta
Teknis Budidaya Kelapa. Balitpalma. Vol 1 (2).
Manado Nakukajuna H, 2017. Masalah Teknis Dalam
BPS Sulteng, 2018. Sulawesi Tengah dalam Budidaya Tanaman Perkebunan.
Angka. Badan Pusat Statistik http://herdynakukajuna.blogspot.com/
2017/03/masalah-teknis-dalam-
Effendi S. D, 2008, Strategi Kebijakan
budidaya-tanaman.html. Diakses
Peremajaan Kelapa Rakyat.
tanggal 18 Maret 2019.
Pengembangan Inovasi Pertanian 1(4),
2008: 288-297. Rosa R.N dan Zaman S, 2017. Pengelolaan
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/p Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit
ublikasi/pdf. (Elais guineensis Jacq.) Di Kebun
Bangun Bandar, Sumatera Utara.
Faridah, E., H. Supriyo, M. G. Wibisono, K.
Jurnal Bul. Agrohorti 5 (3) : 325-333.
D. Afiani, dan D. Hartanti. 2012.
Akselerasi Pertumbuhan Cendana Sinulingga S R E, Ginting J dan Sabrina T.
(Santalum album) dengan Aplikasi Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati
Unsur Hara Makro Esensial pada Tiga Cair dan Pupuk NPK Terhadap
Jenis Tanah. Jurnal Ilmu Kehutanan Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di
4(1):1-17. Pre Nursery. Jurnal Online
Agroekoteknologi .Vol.3 (3 ): 1219 –
Fauzi A dan Puspita F, 2017. Pemberian
1225.
Kompos TKKS dan Pupuk P Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Sitompul dan Guritno, 1995. Analisis
(Elaeis guineensis jacq.) di pembibitan Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada
utama. Jom Fapert Vol 4 (2) University Press, Yogyakarta
Manaroinsong E., Lumentut N., dan R.B. Sutopo, L, 2002. Teknologi Benih. Raja
Maliangkay, 2015. Teknik Penyediaan Grafindo Persada, Jakarta
Bibit, Monografi Ekofisiologi,

Anda mungkin juga menyukai