Anda di halaman 1dari 9

NAMA : ARYO ASTIN TRIPUTRA

NPM : 204110252

KELAS : 3E AGROTEKNOLOGI

TUGAS MIKROBIOLOGI

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MIKROBA

Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dan dapat dihubungkan dengan


penambahan ukuran, jumlah bobot, masa, dan banyak parameter lainnya dari suatu makhluk
hidup. Penambahan ukuran atau masa suatu sel individual biasanya terjadi pada proses
pendewasaan (maturasi) dan perubahan ini pada umumnya bersifat sementara (temporer)
untuk kemudian dilanjutkan dengan proses multiplikasi dari sel tersebut. Multiplikasi terjadi
dengan cara pembelahan sel. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan
makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk
mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relative
singkat dan sempurna. (Irianto, 2007)

Istilah pertumbuhan bakteri lebih mengacu kepada pertambahan jumlah sel bukan
mengacu kepada perkembangan individu organisme sel. Bakteri memiliki kemampuan untuk
menggandakan diri secara eksponensial dikarenakan sistem reproduksinya adalah
pembelahan biner melintang, dimana tiap sel membelah diri menjadi dua sel. Bakteri
merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai
kondisi di alam ini. Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita
masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa
tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu
lingkungannya:

 Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin,
dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 200C.
 Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada
suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 200 sampai 500C.
 Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada
suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 400C, bakteri jenis
ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas
bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri
yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-940C.

 Pertumbuhan individu dan koloni

Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sel
secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi. Pertumbuhan
mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu: pertumbuhan individu dan
pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan individu diartikan sebagai
bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi diartikan sebagai
bertambahnya kuantitas individu dalam suatu populasi atau bertambahnya ukuran koloni.
Namun demikian pertumbuhan mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur dari
segi pertambahan panjang, luas, volume, maupun berat, karena pertambahannya sangat
sedikit dan berlangsung sangat cepat (lebih cepat dari satuan waktu
mengukurnya),sehingga untuk mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama
dengan satuan perkembangan.

 Fase – Fase Pertumbuhan Mikroba

Fase Pertumbuhan Ciri

Lag (lambat) Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami


perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta
bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk
membelah diri.

Logaritma atau Sel membelah diri dengan laju yang konstan, massa
Eksponensial menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang.

Stationary (Stasioner atau Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme sel


Tetap) dan kandungan nutrient mulai habis, akibatnya terjadi
kompetisi nutrisi sehingga beberapa sel mati dan
lainnya tetap tumbuh. Jumlah sel menjadi konstan.

Death (Kematian) Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan


habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati
lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel
secara eksponensial
Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai dengan
berakhirnya aktivitas merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan sebagai kurva
pertumbuhan. Adapun 4 fase dalam pertumbuhan mikroba yaitu :

1. Fase Lag atau Fase Adaptasi

Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula- mula akan


mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di
sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:

 Medium dan lingkungan pertumbuhan

Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan


lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika
nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan
sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.

 Jumlah inoculum

Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat faseadaptasi. Fase
adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: (1) kultur
dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya
terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan
komposisi sama seperti sebelumnya.

2. Fase Log atau Pertumbuhan Logaritma

Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva
logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium
tempat tumbuhnya seperti: pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan
termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan
energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif
terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi
menurun dikarenakan :
 Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
 Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat
pertumbuhan mikroba.

3. Fase Stasioner

Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama
dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel
tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan
zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel
yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan
ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. Fase Kematian

Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa
sebab yaitu:
 Nutrien di dalam medium sudah habis.
 Energi cadangan di dalam sel habis.

Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis


mikroba. Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganime yang dihasilkan mencapai
jumlah yang konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetapmaksimum pada
masa tertentu. Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang
mati melebihi jumlah sel yang hidup. Fase ini disebut fase kematian dipercepat. Fase
kematian dipercepat mengalami penurunan jumlah sel, karena jumlah sel
mikroorganisme mati. Namun penurunan jumlah sel tidak mencapai nol, sebab
sebagian kecil sel yang mampu beradaptasi dan tetap hidup dalam beberapa saat
waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir dari suatu kurva dimana jumlah
individu secara tajam akan menurun sehingga grafik tampaknya akan kembali ketitik
awal lagi.

(Grafik Pertumbuhan Mikroba)

 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

1. Nutrien

Nutrien atau zat makanan yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri harus
mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, mineral (sulfur, fosfat) dan faktor-
faktor pertumbuhan yang meliputi asam amino, purin, pirimidin dan vitamin.
Persyaratan untuk pertumbuhan bakteri beraneka ragam sesuai dengan jenis
bakterinya. Beberapa bakteri dapat memperbanyak diri pada berbagai jenis nutrisi,
sedangkan yang lainmempunyai kekhususan dan hanya membutuhkan jenis nutrisi
tertentu untuk pertumbuhanya (Jawetz dkk, 2008).

2. Suhu

Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi tergantung


pada jenis bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel bakteri dapat
memperbanyak diri dan tumbuh sangat cepat. Sedangkan pada suhu yang lebih
rendah atau lebih tinggi, masih dapat memperbanyak diri, tetapi dalam jumlah yang
lebih kecil dan tidak secepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada suhu
optimalnya. Berdasarkan rentang suhu dimana dapat terjadi pertumbuhan, bakteri
dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

Tabel 1 : Jenis Bakteri Berdasarkan Suhu

Jenis Bakteri Suhu Suhu


Pertumbuhan Optimum
Psikofilik -5 s/d 30 oC 10 s/d 20 oC

Mesofilik 10 s/d 45 oC 20 s/d 40 oC

Termofilik 25 s/d 80 oC 50 s/d 60 oC

( Sember : Jawetz dkk, 2008)

Suhu optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal bakteri tersebut,


oleh karena itu bakteri yang pathogen bagi manusia biasanya tumbuh optimal pada
suhu 370C (Jawetz dkk, 2008)

3. Kelembaban

Kelembaban sangat penting untuk pertumbuhan bakteri bakteri membutuhkan


kelembaban tinggi, pada umumya untuk pertumbuhan bakteri yang baik dibutuhkan
kelembaban diatas 85%. Udara yang sangat kering dapat membunuh bakteri, tetapi
kadar kelembaban minimum yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan bakteri
bukanlah merupakan nilai pasti. Kandungan air atau kelembaban yang terjadi dan
tersedia, bukan total kelembaban yang ada juga dapat mempengaruhi pertumbuhan
bakteri.
4. Pencahayaan

Cahaya yang berasal dari sinar matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan


bakteri. Bakteri lebih menyukai kondisi gelap, karena terdapatnya sinar matahari
secara langsung dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Jawetz dkk, 2008).

5. Oksigen

Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang


digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan oksigen
tersebut, bakteri dapat dipisahkan menjadi lima kelompok:
 Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen sangat
rendah dan oksigen bersifat toksik.
 Anaerob aerotoleran yang tidak mati denga adanya paparan oksigen.
 Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aero dan anaerob
 Aerob obligat membutuhkan oksigen untuk pertumbuhanya
 Mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah, tekanan tinggi
dapat menghambat pertumbuhannya (Jawetz dkk, 2008)

6. Konsentrasi Ion Hydrogen (pH)

pH pembenihan juga mempengaruhi kuman, kebanyakan kuma pathogen


mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6. Meskipun suatu pembenihan pada mulanya baik
bagi suatu kuman, tetapi pertumbuhan kuman selanjutnya juga akan terbatas Karena
produk metabolism kuman itu sendiri. Hal ini terutama dijumpai pada kuman yang
bersifat fermentatif yang menghasilkan sejumlah besar asam-asam organik yang
bersifat menghambat.

7. Tekanan Osmotik
Suatu tekanan osmotic akan sangat mempengaruhi bakteri jika tekanan
osmotik lingkungan lebih besar (hipertonis) sel aka mengalami plasmolysis.
Sebaliknya jika tekanan osmotic lingkungan yang hipotonis akan menyebabkan sel
membengkak dan juga akan megakibatkankan rusaknya sel. Oleh karena itu dalam
mempertahankan hidupnya, sel bakteri harus berada pada tingkat tekanan osmotic
yang sesuai, walaupun sel bakteri memiliki daya adaptasi, perbedaan tekanan osmotic
dengan lingkungannya tidak boleh terlalu besar (Jawetz dkk, 2008).

 Perkembangbiakan Pada Mikroba

Reproduksi Bakteri ialah perkembangbiakan bakteri. Bakteri mengadakan pembiakan dengan


dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi ,
dan konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya.
Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya
pada eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika ( rekombinasi
genetik ).Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri.

 Produksi Secara Aseksual


 Pembelahan Binner

Perbanyakan sel dengan cara ini, kecepatan pembelahan sel ditentukan dengan waktu
generasi. Waktu generasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk membelah , dimana
dalam pembelahannya bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan.
Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah pembelahan biner melintang yaitu suatu
proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang, maka satu sel
tunggal membelah menjadi dua sel yang disebut dengan sel anak.

Pembelahan Biner dapat dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut

1) Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.

2) Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.

3) Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik.

Ada bakteri yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang
tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni. Pada
keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit sekali. Jika
pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan anakan sel
Penjelasan.Gambar 1 Pembelahan Binner:

1. Replikasi DNA dan elongasi

2. Dinding sel membran plasma membelah

3. Septum terbentuk dan DNA terpisah

4. Sel terpisah menjadi 2 (pemisahan sel menjadi dua) dan setiap sel mengulangi proses

 Produksi Secara Seksual

A. Transformasi

Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain. Pada
proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari sel
bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara transformasi ini hanya
terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya :Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus,
Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri
menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan
Pneumonia dan pada bakteri patogen yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah
menjadi kebal antibiotik karena transformasi.

B. Transduksi

Merupakan pemindahan sebagian materi genetik dari sel bakteri satu ke bakteri lain dengan
perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda AND dipisahkan dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah
terbentuk dan akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya,
Virus dapat menyambungkan materi genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag.
Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang
diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA yang dikenal dengan partikel
transduksi (transducing particle). Proses inilah yang dinamakan Transduksi.
C. Konjugasi

Merupakan pemindahan sebagian materi genetika dari satu bakteri ke bakteri lain melalui
suatu kontak langsung. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri
penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan AND
dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol oleh
faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F ).

Sumber : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/844/4/Chapter%202.pdf

https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-pertumbuhan-mikroba-4-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai