PROGRAM STUDI
MAGISTER PENDIDIKAN
IPA UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG 1/24/2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah adalah cairan berwarna merah, yang terdapat dalam tubuh orang dewasa
yang volumenya kurang lebih 5 liter. Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui
pembuluh arteri dan vena, fungsinya adalah mengantarkan oksigen dan sari makanan
ke sel-sel yang membutuhkan. Darah terdiri atas beberapa jenis korpuskula yang
membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan
yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh, yang terdiri atas komponen
korpuskula (45%) dan komponen plasma (55%). Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Bagi
tenaga kesehatan, darah merupakan sumber informasi yang tak terhingga nilainya
untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang.
Beberapa pemeriksaan yang paling sering dilakukan pada darah adalah
pemerikasaan darah lengkap dan analisis elektrolit plasma. Analisis elektrolit plasma
dilakukan dengan pengukuran terhadap natrium, klorida, kalium dan bikarbonat, juga
kalsium, magnesium dan fosfat. Pemeriksaan lainnya mengukur jumlah protein
(biasanya albumin), gula (glukosa) dan bahan limbah racun yang secara normal
disaring oleh ginjal (kretinin dan urea-nitrogen darah).
Sebagian besar pemeriksaan darah lainya membantu memantau fungsi organ
lainnya. Karena darah membawa sekian banyak bahan yang penting untuk fungsi
tubuh, pemeriksaan darah bisa digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam
tubuh. Selain itu, pemeriksaan darah relatif mudah dilakukan. Misalnya, dengan
pengukuran enzim-enzim hati dan protein dalam darah lebih mudah dilakukan
dibandingkan dengan mengambil contoh hati. Walaupun demikian, dalam dunia medis
pemeriksaan darah di laboratorium tersebut dikategorikan sebagai pemeriksaan
penunjang, bukan patokan utama. Yang harus diutamakan adalah pemeriksaan kondisi
fisik pasien itu sendiri, hasil laboratorium pemeriksaan darah hanya untuk membantu
diagnosa.
2
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis kadar glukosa, kolesterol,
trigliserida, asam urat, SGPT dan SGOT yang ada pada darah manusia. Manfaat dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui prosedur analisis beberapa komponen darah,
mengetahui hasil analisis darah dari masing-masing sampel, implikasinya terhadap
kondisi kesehatan dan kemungkinan adanya kerusakan organ tubuh jika hasilnya
mengalami penyimpangan dari jumlah normal. Hasil praktikum ini diharapkan dapat
digunakan untuk merekomendasikan kewaspadaan pada pola makan dan perilaku
hidup tertentu yang dapat membahayakan hidup dari orang yang diambil sampel
darahnya.
II. LANDASAN TEORI
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan
kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah
(Wikipedia, 2008.a).
Susatyo (2008) menjelaskan bahwa korpuskula darah terdiri dari:
Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap
sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan
oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang
yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.
Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.
Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang
tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan
orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
Susatyo (2008) menjelaskan bahwa plasma darah adalah cairan jernih dimana
sel- sel darah "terendam", sehingga akan selalu terbawa kemana plasma mengalir.
Plasma merupakan komponen terbesar dari darah (55%). Komponen plasma antara lain
adalah: air (92%), protein, faktor pembekuan darah, dan elektrolit. Beda plasma
dengan serum: plasma masih mengandung faktor pembekuan darah, sedangkan serum
tidak. Termasuk protein yang ada di dalam plasma adalah antibodi terhadap berbagai
penyakit. Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
albumin
bahan pembeku darah
immunoglobin (antibodi)
hormon
berbagai jenis protein
berbagai jenis garam (Wikipedia, 2008.a)
Bagian plasma dan sel-sel darah akan memisah jika sampel darah dalam tabung
diputar dengan kecepatan tinggi. Setelah mengenal komponen darah, sekarang kita
lihat apa yang bisa dilakukan dengan tes darah (NN, 2008).
1. Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan "sederhana" terhadap darah ini bertujuan
untuk mengetahui:
Kadar hemoglobin: mendeteksi kemungkinan adanya anemia atau pendarahan.
Kadar normal: 12-18.
Jumlah sel darah putih (leukosit): mendeteksi kemungkinan adanya infeksi.
Kadar normal: 5.000 - 10.000.
Jumlah sel darah merah (eritrosit): mendeteksi kemungkinan adanya anemia.
Kadar normal: 4,2 - 6,2 juta.
Jumlah trombosit: mendeteksi kemungkinan adanya pendarahan. Kadar normal:
150 - 450 ribu.
Angka hematokrit: mendeteksi kemungkinan adanya kekurangan cairan plasma
yang menyebabkan angkanya tinggi, atau kekurangan produksi sel darah merah
yang menyebabkan angkanya rendah. Kadar normal: 42 - 52.
Laju endap darah: mendeteksi kemungkinan adanya peradangan. Kadar normal 0
- 15.
2. Pemeriksaan virus. Keberadaan virus dan parasit penyebab penyakit infeksi
umumnya tidak dideteksi secara langsung, melainkan dideteksi keberadaan
antibodinya. Antibodi atau immunoglobulin (lg) adalah bentuk khusus dari sel
darah putih, yang berfungsi menyerang virus/parasit spesifik yang berbahaya bagi
tubuh kita. Adanya antibodi lgM menunjukkan infeksi yang sedang terjadi,
sedangkan lgG menunjukkan infeksi antibodi yang bisa dideteksi dari darah:
Hepatitis A: Anti HAV
Hepatitis B: Anti Hbs
Hepatitis C: Anti HCV
Dengue (Demam Berdarah)
CMV (cytomegalovirus)
Rubella (campak
jerman) Toxoplasma
3. Pemeriksaan kolesterol. Kolesterol, yang kita kenal sebagai kolesterol jahat (LDL)
dan kolesterol baik (HDL) diproduksi oleh hati, dan kemudian dieluarkan ke dalam
aliran darah. Seperti halnya sel-sel darah, LDL dan HDL akan terendam di dalam
plasma dan ikut beredar ke seluruh tubuh. Oleh sebab itu, keberadaan LDL dan
HDL dapat diukur dari sampel darah. Kadar LDL yang tinggi beresiko terjadinya
penyempitan pembuluh darah. Kadar normal LDL: <130. Kadar HDL yang tinggi
kita perlukan untuk "mengusir" LDL agar tidak menempel di pembuluh darah.
Kadar normal HDL: >60. Kadar lemak darah (trigliserida) juga biasanya ditentukan
sekaligus, karena komponen penyusunnya sama dengan LDL dan HDL, hanya saja
persentasenya yang berbeda. Kadar normal: <150.
4. Pemeriksaan gula darah. Gula bersifat larut air, sehingga di dalam darah gula akan
larut di dalam plasma. Semakin tinggi kadar gula di dalam darah, maka semakin
kental darah yang ada di dalam tubuh kita dan semakin lambat alirannya.
Lambatnya aliran darah bisa menyebabkan sel-sel tubuh lambat menerima suplai
oksigen dan sari makanan serta lebih mudah terbentuknya gumpalan darah. Kadar
gula puasa normal: 70 - 110. Kadar gula di atas normal berarti kemugkinan besar
menderita diabetes.
5. Pemeriksaan infeski bakteri. Keberadaan bakteri penyebab penyakit yang dapat
dideteksi dari darah adalah tifus dan paratifus, menggunakan tes widal.
6. Pemeriksaan fungsi hati. Kesehatan fungsi hati dapat dideteksi dari jumlah enzim
yang ada di dalam darah. Makin tinggi kadar enzim, makin besar kemungkinan
terjadinya gangguan fungsi hati, misal: hepatitis, batu empedu. Enzim yang biasa
diperiksa:
SGOT dan SGPT: kadar normal masing-masing <38 dan
<41. Gamma GT: kadar normal 11 - 49.
7. Pemeriksaan fungsi ginjal. Kesehatan fungsi ginjal dapat dideteksi dari kadar
creatinine dan ureum di dalam darah. Makin tinggi kadarnya berarti makin besar
kemungkinan terjadinya gangguan atau kegagalan fungsi ginjal, karena
menunjukkan bahwa kemampuan ginjal mengeluarkan kedua zat tersebut sudah
mulai berkurang. Kadar normal:
Creatinine: 0,6 - 1,5
Ureum: 16,8 - 46,2
8. Pemeriksaan lain-lain. Beberapa penyakit berikut juga bisa dideteksi dengan
pemeriksaan darah:
Kadar asam urat: penyebab bengkak di persendian, terutama jari-jari kaki.
Hormon tiroid (T3 dan T4): penyebab denyut jantung terlalu cepat, badan kurus
meskipun banyak makan, dan mata melotot.
Penanda tumor: secara normal tidak ada di dalam darah, dihasilkan oleh tumor
jenis tertentu.
Hormon estrogen: penyebab mens tidak teratur atau sulit
hamil. Kalium dan natrium: penyebab denyut jantung tidak
teratur.
Agregasi trombosit: penyebab darah mengental dan terbentuk gumpalan darah,
yang meningkatkan terjadinya serangan jantung atau stroke.
Menurut Wikipedia (2008.b), dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah
yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau
tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan
melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Glukosa adalah
senyawa polar (larut air) sehingga tak dapat menembus membran plasma yang bersifat
non-polar (larut minyak). Agar dapat menembus membran plasma, glukosa
memerlukan suatu perangkat pengangkutan yang disebut glukosa transporter
(Suryohudoyo, 2000).
B. Prosedur
Hasil pengamatan analisis kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, asam urat, SGOT
dan SGPT darah berupa data mentah hasil absorbansi pada spektrofotometer dan
perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 1. Sementara itu, hasil perhitungannya berupa
data kadar glukosa, kolesterol, trigliserida, asam urat, SGOT dan SGPT darah dari masing-
masing sampel disajikan dalam tabel berikut ini.
Kode Nama Glukosa Kolesterol Trigliserida Asam Urat SGPT SGOT
(mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) (U/L) (U/L)
1 Agoes 140,57 208,2* 150 4,128 21,84 21,84
2 Tuti 155,74 144,65 133,5 4,376 55,59* 33,75*
3 Tati 119,29 135,5 113,35 3,385 17,87 11,91
4 Ade - 71,63 160,65 4,122 - -
5 Endang 65,91* 99,93 326,17* 7,359* 43,68* 17,87
6 Nina 69,52* 195,66 214,08* 3,45 15,88 15,88
♂= 2,3-6,1 ♂ < 31 ♂ < 31
Normal 70-115 < 200 < 200
♀=3,6-8,2 ♀ < 41 ♀ <35
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Analisis Darah
CHO
Cholesterol + O2 Cholesterol-3-one + H2O2
Kolesterol adalah suatu komponen dari membran sel dan merupakan suatu
prekursor dari hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan
diserap bersama makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein, yaitu
kompleks antara lipid dan apolipoprotein. Terdapat empat kelas lipoprotein, yaitu high
density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL), very low density lipoprotein
(VLDL) dan silomikron. LDL berperan dalam pengangkutan kolesterol menuju sel-sel
permukaan, sementara HDL bertanggung jawab dalam pengambilan kolesterol dari sel.
Keempat kelas lipoprotein yang berbeda memperlihatkan hubungan yang berbeda
dengan aterosklerosis. Kolesterol-LDL (LDL-C) berkontribusi pada pembentukan plak
aterosklerosis di dalam tunica intima arteri dan berkorelasi kuat dengan insiden
penyakit jantung koroner (PJK) dan mortalitas yang berhungan dengannya. Bahkan
dengan kadar kolesterol total darah dalam kisaran normal, peningkatan konsentrasi
LDL-C mengindikasikan resiko yang tinggi. HDL-C memiliki efek protektif
menghadapi pembentukan plak dan menunjukkan hubungan yang terbalik dengan
insiden PJK. Kenyataannya, nilai HDL-C yang rendah menghadirkan faktor resiko
yang independen. Determinasi level kolesterol total individu (TC) digunakan untuk
tujuan penyaringan, sementara untuk pengujian resiko yang lebih baik dibutuhkan
pengukuran tambahan untuk HDL-C dan LDL-C.
Dalam beberapa tahun terakhir, percobaan-percobaan klinis yang terkontrol
menggunakan diet, perubahan gaya hidup dan/atau beberapa obat telah menunjukkan
hasil bahwa penurunan total kolesterol dan kadar LDL-C dapat mengurangi resiko PJK
secara darastis (DiaSys, 2007).
Oetoro (2008) menyebutkan bahwa kolesterol yang berlebihan dalam darah
akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL
akan menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan
dinding pembuluh darah yang lebih dalam yaitu intima. LDL disebut lemak jahat
karena memiliki kecenderungan melekat di dinding pembuluh darah sehingga dapat
menyempitkan pembuluh darah. LDL ini bisa melekat karena mengalami oksidasi atau
dirusak oleh radikal bebas.
LDL yang telah menyusup ke dalam intima akan mengalami oksidasi tahap
pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL-teroksidasi akan memacu
terbentuknya zat yang dpat melekatkan dan menarik monosit (salah satu jenis sel darah
putih) menembus lapisan endotel dan masuk ke dalam intima.
Disamping itu LDL-teroksidasi juga menghasilkan zat yang dapat mengubah
monosit yang telah masuk ke dalam intima menjadi makrofag. Sementara itu LDL-
teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap kedua menjadi LDL yang teroksidasi
sempurna yang dapat mengubah makrofag menjadi sel busa. Sel busa yang terbentuk
akan saling berikatan membentuk gumpalan yang makin lama makin besar sehingga
membentuk benjolan yang mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah.
Keadaan ini akan semakin memburuk karena LDL akan teroksidasi sempurna
juga merangsang sel-sel otot pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (media)
untuk masuk ke lapisan intima dan kemudian akan membelah-belah diri sehingga
jumlahnya semakin banyak. Timbunan lemak di dalam lapisan pembuluh darah (plak
kolesterol) membuat saluran pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah
kurang lancar.
Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah,
meninggalkan "luka" pada dinding pembuluh darah yang dapat mengaktifkan
pembentukan bekuan darah. Karena pembuluh darah sudah mengalami penyempitan
dan pengerasan oleh plak kolesterol, maka bekuan darah ini mudah menyumbat
pembuluh darah secara total. Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis.
Sementara itu, untuk analisis kadar trigliserida menunjukkan terdapat 2 sampel
yang hasilnya berada di atas ambang batas normal trigliserida, yaitu sampel 5 (Endang)
dan 6 (Nina). Prinsip determinasi trigliserida adalah pemisahan secara enzimatik
dengan lipase lipoprotein. Indikatornya adalah quinoneimine yang dibentuk dari 4-
aminoanti- pyrine dan 4-chlorofenol oleh hidrogen peroksida melalui aksi katalitik
enzim peroksidase.
LPL
Trigliserida Gliserol + asam lemak
GK
Gliserol + ATP Gliserol-3-fosfat + ADP
GPO
Gliserol-3-fosfat + O2 Dihidroksiaseton fosfat + H2O2
POD
TBHBA + 4-aminoantipyrine + 2 H2O2 Quinoneimine + 3 H2O
Asam urat dan garam-garamnya merupakan produk akhir dari metabolisme purin.
Dalam gout, komplikasi yang paling umum dari hiperurisemia, peningkatan level
serum asam urat mengakibatkan pembentukan kristal monosodium urat di sekitar
persendian. Penyebab lebih jauh dari peningkatan konsentrasi asam urat darah adalah
penyakit ginjal dengan penurunan ekskresi produk limbah metabolisme, kelaparan,
penyalahgunaan obat dan peningkatan konsumsi alkohol. Level asam urat yang tinggi
juga menunjukkan faktor resiko tidak langsung dari penyakit jantung koroner.
Hipouricemia jarang ditemukan dan berhubungan dengan kelainan metabolik bawaan
yang jarang.
Pada pemeriksaan SGPT dan SGOT juga sebagian besar sampel memperoleh
hasil yang normal. Terdapat dua sampel yang mengalami penyimpangan, yaitu sampel
2 (Tuti) dengan level SGPT dan SGOT yang lebih tinggi dari batas normal, dan sampel
5 (Endang) yang memiliki level SGPT saja yang tinggi.
Metode pengukuran SGPT mengikuti reaksi transaminase berikut ini. L-
ALAT
Alanin + 2-Oksoglutarat L-Glutamat + piruvat
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam praktikum ini, dapat disimpulkan hal-
hal sebagai berikut ini.
1. Hasil analisis darah dari 6 sampel yang diambil darahnya, sebagian besar memiliki
level glukosa, kolesterol, trigliserida, asam urat, SGPT dan SGOT yang normal.
Kecuali pada sampel 1 (Agoes) yang memiliki level kolesterol sedikit lebih tinggi,
sampel 2 (Tuti) yang memiliki level SGPT dan SGOT yang tinggi serta sampel 6
(Nina) yang memiliki nilai kadar glukosa rendah tetapi kadar trigliserida yang
tinggi. Khusus untuk sampel 5 (Endang) memiliki level glukosa rendah,
trigliserida, asam urat dan SGPT tinggi. Hal ini dapat terjadi karena Endang sedang
mengalami demam karena infeksi virus.
2. Hasil pemeriksaan darah sebagai data pendukung dalam diagnosa suatu penyakit
seseorang dapat menunjukkan status kondisi kesehatan seseorang.
B. Saran
Dari hasil, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan saran-saran
sebagai berikut ini.
1. Karena praktikum ini merupakan kali pertama praktikan melakukan pemeriksaan
analisis darah, dimungkinkan terjadi kekurangtelitian dalam melakukan analisis.
Oleh sebab itu, diharapkan agar dapat lebih teliti dan berhati-hati dalam melakukan
tugas laboratorium dan analisis darah maupun hal lain di kemudian hari.
2. Bagi praktikan yang diambil sampelnya, harap memperhatikan hasil yang
diperoleh. Untuk yang hasil pemerikasaannya di luar kisaran normal diharapkan
dapat memperhatikan kesehatannya lebih baik lagi, dengan diet sehat seimbang,
bergaya hidup sehat dan berolah raga secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
DiaSys. 2007. Mannuals for Kit Diagnostic Reagent for Quantitative in vitro
Determination of Glucose (GOD), Cholesterol, Triglycerides, Uric Acid, ALAT
(GPT) and ASAT (GOT) in Serum or Plasma on Photometric System.
Holzheim, Germany: DiaSys Diagnostic Systems GmbH.
Kalbe Nutrisional. 2008. Info Tes Kesehatan: Cara Mengetahui Tingginya Glukosa
Dalam Darah. Artikel. Didownload pada tanggal 21 Januari 2009 dari situs
http://www.tanyadokter.com/healthtest.asp?id=1001016
Mariyono, H.H. 2005. Seputar Peningkatan Kadar Asam Urat Darah. Artikel.
Didownload pada tanggal 21 Januari 2009 dari situs http://www.mail-
archive.com/smu2jombang@yahoogroups.co.uk/
Oetoro, S. 2008. Cara Cerdas Menyikapi Kolesterol. Artikel. Didownload pada tanggal
21 Januari 2009 dari situs http://www.medicastore.com/kolesterol/
Siswono. 2001. Bahaya dari Kolesterol Tinggi. Artikel. Didownload pada tanggal 21
Januari 2009 dari situs http://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid997059568,35248
Susatyo, 2008. Memahami Pengukuran Kadar Gula Darah. Artikel. Didownload pada
tanggal 21 Januari 2009 dari situs http://www.forkom-
jerman.org/index.php?option=com_content&view=article&id=100:memahami-
pengukuran-kadar-gula-darah&catid=38:konsultasi-kesehatan&Itemid=86
Wikipedia. 2008.a. Darah. Artikel. Didownload pada tanggal 21 Januari 2009 dari
situs http://id.wikipedia.org/wiki/Darah
Wikipedia. 2008.b. Gula Darah. Artikel. Didownload pada tanggal 21 Januari 2009
dari situs http://id.wikipedia.org/wiki/Gula darah
Yahoo Answer. 2008. Apakah fungsi utama dari trigliserida darah? Berapakah batas
normal kadar trigliserida dalam darah? . Artikel. Didownload pada tanggal 21
Januari 2009 dari situs
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081201155339AAXwdLF
Lampiran 1. Foto-foto Dokumentasi Pelaksanaan Praktikum