para dokter klinisi. Hal ini dikarenakan peran hati sebagai organ tubuh yang penting, dan penyakit
yang mengenai hati atau berkaitan dengan perubahan fungsi hati cukup sering dijumpai. Fungsi hati
yang merupakan organ pusat metabolisme banyak macamnya. Karena itu uji fungsi hati juga
banyak jenisnya. Untuk menilai fungsi hati, mendeteksi adanya gangguan dan menegakkan
diagnosisnya diperlukan pemahaman tentang fungsi hati, jenis uji fungsi hati, dan patofisiologi jenis-
jenis penyakit hati. Umumnya pemeriksaan dilakukan dengan beberapa jenis uji fungsi hati sebagai
suatu panel.
Pada artikel ini akan dibahas mengenai pemeriksaan laboratorium berbagai jenis uji fungsi hati yang
sering diminta, indikasinya, patofisiologi dan pertimbangan dalam inter-pretasi hasilnya. Pembahasan
disusun dengan sistem tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab adalah:
Apakah yang dimaksudkan dengan Uji fungsi hati (UFH) ?
Mengapa perlu melakukan pemeriksaan UFH ?
Apa indikasi pemeriksaan UFH ?
Apa saja jenis UFH ?
Bagaimana memilih jenis UFH dan strateginya ?
Bagaimana menafsirkan hasil pemeriksaan UFH ?
Bagaimanakah pola perubahan UFH pada kelainan dan penyakit hati yang sering dijumpai ?
Apakah yang dimaksudkan dengan Uji fungsi hati (UFH) ?
Uji fungsi hati (UFH) sering disebutkan di klinik sebagai liver function test sehingga perawat
mengenalnya dengan singkatan LFT. UFH merupakan suatu kumpulan analisis laboratorium yang
berkaitan dengan hati, baik fungsi hati maupun suatu kondisi hati yang sebenarnya bukan fungsi hati.
Analit atau zat yang diperiksa dapat berupa produk metabolisme sel hati (hepatosit), enzim, protein lain,
antigen virus, DNA atau RNA virus maupun antibodi sebagai hasil respons imun humoral tubuh. Karena
fungsi hati banyak maka jenis UFH yang dikenal juga banyak. Selain itu ada juga uji yang sebenarnya
tidak menguji fungsi hati tetapi tetap dimasukan kelompok UFH sebab penting membantu menilai
kelainan hati.
Mengapa perlu melakukan pemeriksaan UFH ?
Hati merupakan organ pusat metabolisme. Hal ini didukung oleh letak anatomisnya. Hati menerima
pendarahan dari sirkukasi sistemik melalui arteri hepatika dan menampung aliran darah dari sistem
porta yang mengandung zat makanan yang diabsorbsi di usus. Karena itu fungsi organ hati penting
diketahui dalam menilai kesehatan seseorang (Winkel P, 1975;Pincus MR, 2007) Adanya gangguan
fungsi hati tidak selalu jelas dapat diketahui apabila tanpa pemeriksaan UFH. Cukup sering adanya
gangguan fungsi hati baru diketahui pada waktu dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala atau sewaktu
masuk asuransi atau penerimaan karyawan.(Pratt DS, 2000) Bila klinis memang sudah dapat diduga
atau jelas adanya kelainan hati maka pemeriksaan UFH juga penting dalam menilai beratnya gangguan,
membedakan jenis dan penyebab kelainan, serta memperkirakan perjalanan penyakit atau hasil
pengobatan. Kelainan hati dapat terjadi lokal sebagai pusat gangguan suatu penyakit atau merupakan
bagian dari penyakit sistemik atau sebagai efek samping dari pengobatan. (Sherlock S, 2002)
Apa indikasi pemeriksaan UFH ?
Jadi pemeriksaan UFH dilakukan untuk penapisan yaitu mendeteksi adanya kelainan atau penyakit hati,
membantu menegakkan diagnosis, memperkirakan beratnya penyakit, membantu mencari etiologi
penyakit, menilai prognosis penyakit dan disfungsi hati, dan menilai hasil pengobatan. Pemeriksaan
UFH juga membantu mengarahkan upaya diagnostik selanjutnya. (Sherlock, 2002; Dufour DR, 2000;
Dufour DR, 2007; Fauci AS, 2008)
Apa saja jenis UHF ?
Fungsi hati banyak jenisnya, mengenai metabolisme hampir semua zat makanan, yaitu karbohidrat,
protein, lipid, vitamin, mineral dan hormon. Karena itu banyak jenis pemeriksaan yang berkaitan dengan
metabolisme hati yang semuanya termasuk UFH. Di samping itu UFH juga mencakup pemeriksaan zat-
zat yang tidak terkait dengan metabolisme hati tetapi menunjukkan adanya kelainan atau kerusakan
hati. Hati juga berperan dalam metabolisme obat-obatan (LeeWM, 2003;Dufour DR,2000).
Fungsi hati dapat dibedakan dalam fungsi sintesis [glikogenesis, albumin, α dan ß-globulin, faktor-faktor
koagulasi, fosfolipid, kolesterol, trigliserida, apolipoprotein, lipoprotein,
enzim lecithinecholesterolacyl transferase (LCAT), asam empedu], ekskresi [kolesterol, asam empedu,
garam empedu, bilirubin, obat-obatan], detoksifikasi (amoniak, bilirubin), penyimpanan (vitamin A , D &
B12, mineral Fe dan Cu), filtrasi fagositosis (zat toksik dan bakteri oleh sel Kupffer), dan katabolisme
(hormon estrogen, obat-obatan). (Dufour DR, 2000;Pincus MR, 2007)
Berdasarkan fungsi hati maka dikenal UFH untuk masing-masing fungsi tersebut. Untuk uji fungsi
sintesis dikenal kadar albumin serum, elektroforesis protein serum, aktivitas enzim kolinesterase
(cholinesterase) dan uji masa protrombin dengan respons terhadap vitamin K. Bila ada gangguan fungsi
sintesis sel hati maka kadar albumin serum akan menurun (hipoalbuminemia), yang lebih jelas bila lesi
luas dan kronis; pada elektroforesis dapat dilihat fraksi albumin menurun sehingga rasio A/G menjadi
terbalik (dari albumin yang lebih banyak menjadi globulin yang lebih banyak, juga dapat dilihat apakah
terdapat pola hiperglobulinemia poliklonal); aktivitas enzim kolinesterase menurun, faktor-faktor
koagulasi menurun terutama yang melalui jalur ekstrinsik sehingga masa protrombin akan memanjang,
yang tidak dapat menjadi normal walaupun diberikan vitamin K dengan suntikan. (Sherlock S, 2002
Dufour DR, 2005)
Untuk uji fungsi ekskresi dikenal kadar bilirubin serum, dibedakan bilirubin total, bilirubin direk
(conjugated) dan bilirubin indirek (unconjugated), bilirubin urin, serta produk turunannya seperti
urobilonogen dan urobilin dalam urin, sterkobilinogen dan sterkobilin dalam tinja, serta kadar asam
empedu serum. Bila ada gangguan fungsi ekskresi maka kadar bilirubin total serum meningkat terutama
bilirubin direk, bilirubin urin mungkin positif, sedangkan urobilinogen dan urobilin serta sterkobilinogen
dan sterkobilin mungkin menurun sampai tidak terdeteksi. Kadar asam empedu meningkat, lebih jelas
pada pasca makan (postprandial). (Sherlock S, 2002 Dufour DR, 2006)
Untuk fungsi detoksifikasi ada kadar amoniak. Bila ada gangguan fungsi maka kadar amoniak meningkat
karena kegagalan mengubahnya menjadi ureum, kadar yang tinggi mungkin menyebabkan gangguan
kesadaran, yaitu ensefalopati atau koma hepatik. (Sherlock S, 2002; Fauci AS, 2008)
Terdapat pula pengukuran aktivitas beberapa enzim. Dalam hal ini enzim-enzim tersebut tidak diperiksa
fungsinya dalam proses metabolisme di hati tetapi aktivitasnya dalam darah (serum) dapat menunjukkan
adanya kelainan hati tertentu. Meskipun bukan uji fungsi hati yang sebenarnya pengukuran aktivitas
enzim-enzim tersebut tetap diakui sebagai UFH. Aktivitas enzim alanin transaminase (ALT) atau nama
lama serum glutamate pyruvate transferase (SGPT) dan enzim aspartate transaminase (AST) atau
nama lama serum glutamate oxaloacetate transferase (SGOT) meningkat bila ada perubahan
permeabilitas atau kerusakan dinding sel hati, sebagai penanda ganguan integritas sel hati
(hepatoselular). Aktivitas enzim fosfatase alkali (alkaline phosphatase = ALP) dan ß-glutamil
transferase (GGT) meningkat pada kolestasis.
Beberapa antibodi dan protein dapat menjadi penanda faktor etiologi penyakit hati tertentu. Contohnya
otoantibodi untuk penyakit hati otoimun, misalnya antinuclear antibody (ANA) terutama pada hepatitis
otoimun kronis, anti-smooth muscle antibodies (SMA) pada penyakit otoimun kronis, sirosis biliaris
primer dan antimitochondrial antibody(AMA) pada sirosis hati, hepatitis otoimun kronis, dan sirosis
biliaris primer. (Fauci AS, 2008)
Alfafetoprotein (AFP), suatu protein pada masa janin (fetus) yang kadarnya dalam darah menurun
segera setelah lahir tetapi mungkin meningkat kembali pada beberapa penyakit hati seperti hepatitis
akut, kronis dan juga pada masa pemulihan, terutama meningkat sekali pada karsinoma primer hati
(hepatoma).
Terkait dengan infeksi virus hepatitis maka bagian dari virus hepatitis sebagai antigen dan antibodi yang
dibentuk dapat menjadi penanda untuk etiologi. Dikenal penanda serologik virus hepatitis A (anti-HAV
(total / IgG / IgM), virus hepatitis B (HBsAg, HBeAg, anti-HBs, anti-HBe, anti-HBc (IgM / gG), HBV-DNA)
virus hepatitis C (anti-HCV (total / IgM), HCV-RNA), virus hepatitis E (anti-VHE (IgM / IgG / total) dan
masih ada yang lain. (Sherlock S, 2002 Fauci AS, 2008)
Jenis UFH dan manfaat diagnostiknya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Uji Fungsi Hati dan manfaat diagnostiknya. (Sherlock S, 2002)(Dufour DR,2006)
Jenis UFH Penggunaan
Bilirubin (total, direk, Diagnosis ikterus, menilai beratnya penyakit, penyakit Gilbert, hemolisis,
indirek) diagnosis kolektasis.
Masa protrombin
Memanjang pada kasus Memanjang pada
Respons terhadap vit K N (Normal)
kronis Ya kasus berat Tidak
parenteral
Gambar 4. A. Peningkatan kadar bilirubin.