Anda di halaman 1dari 20

MUSDALIFAH

MIRDAYANTI
MAGHFIRAH ZULHIJJAH
LATAR BELAKANG

Troponin adalah sekelompok protein yang


ditemukan pada otot rangka dan jantung manusia.
Protein ini mengendalikan kontraksi otot yang
diperantarai oleh kalsium

Troponin adalah penanda dari semua kerusakan


otot jantung, bukan hanya infark miokard, yang
merupakan bentuk gangguan jantung yang paling
berat. Namun kriteria diagnostik untuk troponin
yang meningkat menunjukkan infark miokard.
Interaksi molekul ini diperantarai oleh
tropomiosin dan kompleks troponin, yang
terdiri dari tiga polipeptida :
1. Troponin T : berikatan secara komplek
dengan tropomiosi
2. Troponin I : protein yang bersifat
mencegah interaksi filamen aktin dalam
episode relaksi
3. Troponin C : berperan dalam mengikat
kalsium yang di lepas akibat proses
depolarisasi sel – sel jaringan otot.
Penyakit kardiovaskuler menjadi
penyebab kematian terbanyak di dunia.
Pada tahun 2030, WHO memperkirakan
hampir 23,6 juta penduduk meninggal
akibat penyakit kardiovaskuler. Di
Amerika, hampir 1,36 juta orang dirawat
dengan sindrom koroner akut.

Penyakit kardiovaskuler di Indonesia terbanyak


yaitu hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal
jantung, dan stroke. Prevelensi penyakit jantung
koroner berdasarkan riset dan data kesehatan
dasar pada tahun 2013 menutut diagnosis dan
gejala sebesar 1,5 % yang jika dibandingkan
dengan riset yang sama pada tahun 2007,
mengalami penurunan dari angka 7,2%.
INDIKASI
1. Hipertensi pulmonal
2. Emboli paru
3. Miokarditis
4. Denyut jantung yang sangat cepat dan tidak normal
5. Kardiomiopati
Troponin T

Tes Troponin Troponin I

Troponin C
Ada dua cara pengukuran kadar troponin T yaitu secara
1. Elisa (prinsip Biotin – Streptavidin)
2. Elisa Rapid Assay (yaitu trop T RA).
Untuk mengetahui kadar troponin T pada sampel dan sebagai
penanda adanya kerusakan sel otot jantung atau otot rangka
PRINSIP TES
 Elisa (prinsip Biotin – Streptavidin)
Pada tabung bagian dalamnya di lapisi streptavidin dimasukan serum penderita
dan larutan inkubasi yang antara lain mengandung anti berlabel biotin dan anti
biotin TnT berlabel enzim. Biotin akan berikatan dengan streptavidin.
Selanjutnya TnT yang terdapat pada serum penderita akan berikatan dengan
anti TnT berlabel dengan anti TnT berlabel Biotin yang terikat streptavidin pada
satu sel dan pada sisi lainnya berikatan dengan anti TnT berlabel enzim. Setelah
itu tabung di cuci dengan larutan pencuci dan kemudian ditambahkan subtrat
ABTS dan H2O2. bila dalam serum penderita terdapat TnT yang dapat di baca
dengan fotometer pada panjang gelombang 405 nm.
 Elisa Rapid Assay (yaitu trop T RA)
Pada Trop- T RA terdapat dua monoclonal anti bodi spesifik yang berbeda label.
Satu di antaranya berlabel emas dan yang lainnya berlabel biotin. Bila terdapat
TnT dalam plasma akan berkaitan dengan kedua jenis monoklonal antibody
tersebut membentuk kompleks sandwich. Kompleks sandwich itu akan melalui
zona deteksi di mana biotin pada kompleks sandwich berikatan dengan
sreptavidin yang terdapat pada garis signal dan tabel emas pada kompleks
sandwich akan membentuk garis yang berwarna merah. Antibody berlabel
emas yang berlebih akan berkaitan dengan TnT sintetik yang terdapat pada
garis kontrol dan memberikan warna merah. Ini membuktikan bahwa
pemeriksaan berjalan baik.
Alat : Bahan :
Plasma atau serum dari
darah vena

Elisa Analyzer Elisa Rapid Assay


 Elisa (prinsip Biotin – Streptavidin)
1. Setelah alat dinyalakan masukkan selang – selang yang tersedia kedalam
tabung – tabung yang berisi reagensi menurut urutan yang ditunjukan pada
layar monitor.
2. Pipet masing – masing 200 uL 6 standar, 2 kontrol Tnt dan sampel yang akan di
periksa masing – masing ke dalam tabung streptavidin.
3. Selanjutnya alat akan bekerja secara otomatis sampai didapatkan hasil pada
kertas printer berupa kadar TnT dalam satuan ng/mL. Lamanya waktu yang
diperlukan untuk pemeriksaan TnT secara Elisa ini minimal 2 jam.
 Elisa Rapid Assay (yaitu trop T RA)
1. Ke dalam sumur sampel kit yang di letakan mendatar
2. Lalu diteteskan darah Na2EDTA sebanyak 150 uL dengan pipet yang telah
disediakan pada kit
3. Kemudian di tutup dengan stiker yang telah tersedia pula. Setelah 20 menit hasil
pemeriksaan di baca
Interpretasi Hasil :
Adanya garis merah pada zona deteksi baik jelas maupun samar dinyatakan
positif. Keabsahan dari pemeriksaan di tandai dengan adanya garis kontrol yang
berwarna merah. Batas nilai ambang minimal untuk deteksi TnT menggunakan
Troponin T RA adalah kadar TnT 0,3 ng.
Plasma atau Serum
Troponin T
<0,1 ng/mL
1. Sampel yang digunakan tidak sesuai
2. Terlalu lama menunda pemeriksaan
3. Strip yang digunakan sudah rusak atau kadaluarsa
4. Alat tidak terkontrol
5. Salah pembacaan hasil
Troponin T merupakan protein jantung yang di ketahui sebagai tanda
paling spesifik dan sensitif pada saat ini. Beberapa metode telah
dikembangkan untuk mengukur kadar troponin. Yaitu secara
kualitatif (Elisa (prinsip Biotin – Streptavidin)) dan kuantitatif (Elisa
Rapid Assay (yaitu trop T RA)).
 Bagi pasien yang mengalami gejala gangguan kardiovaskuler diharapkan segera
melakukan pemeriksaan Troponin
 Sebelum melakukan pemeriksaan diharapkan bagi petugas laboratorium
memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi tes
Kumar, Cotran, Robbins . Buku Ajar Patologi Edisi 7.
Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson . Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium.
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol. 26. Januari – Juni 2002

Anda mungkin juga menyukai