Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga
dapat ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya kehamilan bisa
mengakibatkan komplikasi kehamilan.
Berdasarkan penelitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat
memiliki potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15%
dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan
dengan kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi
pelayanan kebidanan akan menemukan wanita hamil dengan komplikasi-
komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwa.
Oleh karena itu, bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap
tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita
hamil tersebut beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga
memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-
tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan
kematian ibu.
Kematian ibu yang terjadi pada waktu kehamilan 90% disebabkan oleh
komplikasi obstetri, yang sering tidak diramalkan pada saat kehamilan.
Komplikasi obstetri secara langsung adalah Perdarahan, infeksi dan eklamsia.
Secara tidak langsung kematian ibu juga dipengaruhi oleh keterlambatan
ditingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan membuat
keputusan untuk segera mencari pertolongan. Keterlambatan dalam mencapai
fasilitas kesehatan dan pertolongan di fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin,
2007). Tanda bahaya kehamilan harus dikenali dan terdeteksi sejak dini sehingga
dapat ditangani dengan benar karena setiap tanda bahaya kehamilan bisa
mengakibatkan komplikasi kehamilan. Tanda bahaya kehamilan antara lain:
perdarahan pervaginam, bengkak pada muka atau tangan yang disertai sakit
Kepala yang hebat, penglihatan kabur dan kejang, nyeri abdomen Bagian
bawah, mual muntah berlebihan, demam tinggi, janin kurang bergerak seperti
biasanya dan ketuban pecah dini.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tanda-tanda bahaya pada kehamilan?
2. Bagaimana macam-macam tanda-tanda bahaya pada kehamilan?
3. Bagaimana pencegahan pada tanda-tanda bahaya pada kehamilan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
2. Untuk mengetahui macam-macam tanda-tanda bahaya pada kehamilan.
3. Untuk mengetahui pencegahan pada tanda-tanda bahaya pada
kehamilan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Deteksi Dini dan Tanda Bahaya Kehamilan


Deteksi dini resiko kehamilan adalah usaha menemukan seawal mungkin
adanya kelainan, komplikasi dan penyulit kehamilan serta menyiapkan ibu untuk
persalinan normal.
Deteksi dini dalam pelayanan antenatal adalah mengarah pada penemuan ibu
hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan atau
kematian dapat dicegah. Untuk pengenalan tanda-tanda kehamilan yang memiliki
tanda bahaya dan komplikasi kehamilan banyak poster-poster dan leaflet
disebarkan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu hamil yang berkunjung dalam
pelayanan antenatal maupun pada kegiatan kunjungan rumah dalam pemantauan
kesehatan masyarakat. Selain itu digunakan juga suatu alat bantu yang lebih
memungkinkan dilibatkannya ibu hamil untuk secara aktif mengamati sendiri
kehamilannya. Alat bantu tersebut juga bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam
mengidentifikasi faktor resiko dan komplikasi kehamilan sehingga dapat
memberikan informasi dan saran yang tepat. Alat bantu tersebut dikenal dengan
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila
tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,
2003).

B. Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan


Macam tanda bahaya kehamilan yaitu terdiri dari :
1. Mual muntah berlebih
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual
dan kadang-kadang muntah. Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya
pada kehamilan lebih dari 3 bulan.
Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus sampai ibu
lemah dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadaan janin dan
kesehatan ibu.
a. Penanganan Umum
Mual muntah dapat diatasi dengan :
1) Makan sedikit tapi sering
2) Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3) Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan
padat.
4) Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu
berikutnya.
5) Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran
serta makanan lain.
6) Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual
7) Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi
8) Istirahat cukup
9) Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat
memicu rasa mual (Curtis, 2000:28)
b. Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya
adalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah
ketika penderita muntah. (Rochjati, 2003:2)

2. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi
otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan
serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda
yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal
ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di
korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
(Uswhaaja, 2009: 5)
a. Penanganan Umum
1) Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang
ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
2) Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda–tanda
vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien
atau keluarganya.(Saifuddin, 2002: 33)
b. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antara lain kejang dan eklamsia

3. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah cukup normal. Pada masa
awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar
waktu terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan normal,
perdarahan kecil dalam kehamilan adalah pertanda dari “Friabel cervik”.
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya
infeksi. Jika terjadi perdarahan yang lebih (tidak normal) yang menimbulkan rasa
sakit pada ibu. Perdarahan ini bisa berarti aborsi, kehamilan molar atau kehamilan
ektopik. Pada akhir kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak
dan kadang-kadang tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.

Perdarahan ini dapat dibagi menjadi beberapa macam,yakni:


1) Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3 bulan dapat
disebabkan oleh keguguran atau keguguran yang mengancam. Ibu harus
segera meminta pertolongan bidan atau dokter. Janin mungkin masih dapat
diselamatkan. Bila janin tak dapat diselamatkan, ibu perlu mendapat
pertolongan agar kesehatannya terjaga.
2) Perdarahan melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat, pada ibu
yang terlambat haid 1-2 bulan, meupakan keadaan sangat berbahaya.
Kehidupan ibu terancam, ia harus langsung di bawa ke rumah sakit untuk
diselamatkan jiwanya.
3) Perdarahan kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya sedikit, merupakan
ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapat pertolongan di rumah
sakit.
4) Perdarahan yang banyak, segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan, sangat
berbahaya dan merupakan penyebab kematian ibu paling sering. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 2 jam. Ibu perlu
segera ditolong untuk penyelamatan jiwanya.
5) Perdarahan pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) yang
berlangsung terus-menerus, disertai bau tak sedap dan demam, juga
merupakan tanda bahaya. Ibu harus segera di bawa ke rumah sakit.

a. Penanganan Umum
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat
keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan
temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–
tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi
ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera
memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena.
Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengankeperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19).

4. Bengkak pada muka dan tangan


Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada
kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau meletakkan lebih tinggi. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius
jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti
dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal
jantung atau pre eklamsia.
Sistem kerja ginjal yang tidak optimal pada wanita hamil mempengaruhi
system kerja tubuh sehingga menghasilkan kelebihan cairan. Ini dapat terlihat
setelah kelahiran, ketika pergelangan kaki yang bengkak secara temporer semakin
parah. Ini dikarenakan jaringan tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin selama dalam kandungan tidak lagi dibutuhkan dan akan
dibuang setelah sebelumnya diproses oleh ginjal menjadi urin. Oleh karena ginjal
belum mampu bekerja secara optimal, kelebihan cairan yang menempuk dihasilkan
disekitar pembuluh darah hingga ginjal mampu memprosesnya lebih lanjut.
Terkadang bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.
Kram kaki sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram dihubungankan
dengan kadar garam dalam tubuh dan perubahan sirkulasi. Pengobatan cina
menganggap kram ada hubungannya dengan kekurangan energi pada darah dan
ginjal.
Perawatan diri untuk ibu hamil yang mengalami kram kaki:
1) Selama akhir masa kehamilan, berbaringlah dengan kaki lebih tinggi dari
badan sesering mungkin, ini tidak hanya membuat libu hamil beristirahat
lebih nyaman, tetapi juga meningkatkan aliran energi pada saluran ginjal.
2) Hindari pemakaian jenis sepatu tertentu pada akhir kehamilan, terutama yang
terbuat dari kulit akan melar dan longgar saat libu hamil ingin memakainya
saat melahirkan.
3) Jika bengkak terjadi pada tangan dan jari, pastikan untuk melepaskan cincin
sebelum terlalu sempit. Jika ibu hamil lupa dan tetap memakainya cincin itu
perlu dipotong agar tidak terjadi penyumbatan.
4) Jika ibu hamil menderita kram jangan menambahkan garam pada makanan
karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penumpukan cairan. Ketika
kram terjadi ulurkan sejauh mungkin untuk mencegah kontraksi otot.
5) Kompreskan daun kubis (lebih baik yang berwarna hijau tua) di sekeliling
kaki ibu hamil kemudian dibasuh, tetapi jangan cuci daun tersebut, lalu
dinginkanj di lemari es kemudian dibalutkan di kaki. Biarkan sampai lembab
dan layu kemudian ganti dengan yang baru sampai bengkak membaik.

a. Penanganan Umum
1) Istirahat cukup
2) Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung
protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
3) Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan
mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan
bayi.(Hendrayani, 2009:3)
b. Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan
kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada
tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur
pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)

5. Gerak Janin Berkurang atau Tidak Ada


Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur,
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode
3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan
jika ibu makan dan minum dengan baik. Apabila ibu tidak merasakan gerakan bayi
seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda bahaya. Bayi kurang bergerak
seperti biasa dapat dikarenakan oleh aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan
psikologis ibu maupun kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak
seperti biasanya.
a. Penanganan Umum
1) Memberikan dukungan emosional pada ibu
2) Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu
hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak
terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop
Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)
b. Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress

6. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)


Biasanya ketuban pecah menjelang persalinan, setelah ada tanda awal
persalinan seperti mulas dan keluarnya lendir, bercampur sedikit darah. Cairan
ketuban biasanya berwarna jernih kekuningan.
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu mengalami
tanda-tanda persalinan, janin dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini berbahaya bagi
ibu maupun janin.Ibu perlu segera mendapat pertolongan bidan terdekat untuk di
bawa ke rumah sakit.
a. Penanganan Umum
1) Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
2) Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai
cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
3) Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan
lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
4) Mengobservasi tidak ada infeksi
5) Mengobservasi tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)
b. Komplikasi
1) Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta
2) Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
3) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm
(Saifuddin, 2002: 114)
7. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi
uterus, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
a. Penanganan Umum
1) Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi,
respirasi, suhu)
2) Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas,
waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan
cepat.
3) Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)
b. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain:
kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus;
ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)

8. Sakit Kepala Hebat


Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan
suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang
dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu
mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes,
2003).
a. Penanganan Umum
1) Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada
dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
2) Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu dari pasien dan keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)
b. Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu
penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)

9. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila
semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang.
Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002).
a. Penanganan
1) Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah
2) Bebaskan jalan nafas
3) Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
4) Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)
b. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi,
proteinuria (Saifuddin, 2002:34)

10. Selaput Kelopak Mata Pucat


Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita
hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari sel–sel ini
tidak memadai untuk memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira
50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya
meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan
ini dapat mengakibatkan anemia.

a. Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
(Curtis, 2000: 47)
b. Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung
terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat
menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran.
(Ayurai, 2009: 4).
11. Demam tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi
dalam kehamilan.
a. Penanganan Umum
Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak,
kompres untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84)
b. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain:
sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas).
(Saifuddin, 2002:86)

C. Pencegahan Tanda Bahaya Kehamilan


Cara mencegah tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang
mengalami tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga dapat
dilakukan rujukan ke tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
2. Meningkatkan mutu perinatal care.
3. Menganjurkan setiap ibu hamil kontrol ke BKIA.
4. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit yang
dapat diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
5. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan
ujung tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
6. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.
7. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda - tanda yang mengindikasikan adanya
bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
Macam-macam tanda – tanda bahaya kehamilan yaitu :
1. Perdarahan pervaginam
2. Mual muntah berlebihan
3. Sakit kepala yang hebat
4. Penglihatan kabur
5. Nyeri perut yang hebat
6. Gerakan janin berkurang
7. Bengkak pada wajah, kaki dan tangan
8. Selaput kelopak mata pucat
9. Demam tinggi
10. Kejang
11. Keluar air ketuban sebelum waktunya

A. Saran
1. Selalu makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar kebutuhan
nutrisi ibu hamil dan janin dapat terpenuhi
2. Lakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar kesehatan ibu hamil dan
janin dapat terpantau
3. Segera periksakan kesehatan kandungan jika terjadi salah satu atau lebih dari
gejala tanda bahaya kehamilan yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Ananta. 2009. Permasalah Pada Kehamilan Muda. Jakarta : Rineka Cipta


Kurniawan. 2008. Bahaya Yang Sering Terjadi Pada Kehamilan Muda.
http://www.info-cyber-neth.com.id
Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta
Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.
Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai