Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat dan relevan yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengadakan serangkaian

penelitian langsung pada kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang berlokasi

di jalan Tgk. H. Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh. Sedangkan objek

penelitian ini adalah perilaku pegawai yang bekerja pada Dinas Pendidikan

Provinsi Aceh.

3.2. Populasi dan Penarikan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat

yang ingin peneliti investigasi (Sakaran, 2006). Lebih lanjut Populasi dari

penelitian ini adalah pegawai dari kantor Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yaitu

sebanyak 340 pegawai.

3.2.2 Penarikan Sampel

Untuk mendapatkan data-data yang relevan dan valid maka perlu

diadakan penarikan sampel dari suatu populasi yang hendak diteliti. Sampel

adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga

31
32

penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristik

tersebut pada elemen populasi (Sakaran, 2006).

Sampel diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin peneliti

meneliti seluruh anggota populasi. Dikarenakan semua populasi dari penelitian ini

teridentifikasi maka desain sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probability sampling yaitu besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi

untuk terpilih sebagai subjek sampel diketahui (Sakaran, 2006). Penentuan jumlah

sampel menggunakan rumus Slovin (Suliyanto, 2006: 100) sebagai berikut :

N
n
N (e) 2  1

Keterangan :

N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel

e= Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan

sampel

Dengan menggunakan tingkat kelonggaran pengambilan sampel sebesar


7,5%, maka jumlah nasabah yang menjadikan sampel minimal yang diambil dapat
dicari sebagai berikut :
340
n
340(0.075) 2  1

340
n
340(0,005625)  1
340
n
2,9125
n  116,7382 dibulatkan menjadi 117 responden
33

Dengan demikian jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 117

responden/nasabah.

Karena jumlah sub populasinya dikhawatirkan bahwa informasi hanya

dari beberapa anggota tingkat atas dan tingkat menengah tidak mencermikan

bagaimana semua anggota pada tingkat tersebut merespon, sehingga peneliti

memutuskan untuk menggunakan prosedur pengambilan jumlah sampel

populasinya menggunakan prosedur acak berstrata (Disproportional stratified

random sampling) (Sakaran, 2006:131). Untuk menentukan besarnya sampel pada

masing-masing satuan kerja dapat dilakukan dengan rumus alokasi proporsional

(Sanusi, 2003) sebagai berikut:

Ni = Ni/N x n
Sampel sebanyak 117 orang pegawai selanjutnya dialokasikan sebagai
berikut:
Tabel 3.1

Perincian Jumlah Populasi dan Sampel

No Bagian / Unit Kerja Populasi Perhitungan Jumlah


(orang) (Ni/N X n) Sampel
1 Sekretariat 69 69/340 X 117 24
2 Program dan Pelaporan 36 36/340 X 117 12
3 Dikdas 62 62/340 X 117 21
4 Dikmen 59 59/340 X 117 20
5 PLBLS 50 50/340 X117 17
6 Pengawas 22 22/340 X 117 8
7 Fungsional Perencanaan 10 10/340 X 117 4
8 Fungsional Peneliti 1 1/340 X 117 1
9 Fungsional Arsiparis 16 16/340 X 117 5
10 Tek Komdik 15 15/340 X 117 5
Jumlah 340 117
Sumber : Tabel dibuat oleh penulis, 2012
34

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang sesuai dengan objek

penelitian ini penulis melakukan serangkaian kegiatan metode pengumpulan

adalah:

1. Kuesioner ( Angket)

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Angket/

kuesioner yang digunakan adalah tipe pilihan untuk memudahkan bagi

responden dalam memberikan jawaban, karena alternatif jawaban sudah

disediakan dan hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk

menjawabnya.

2. Dokumentasi

Yaitu bertujuan untuk kegiatan pengumpulan data dengan cara menghimpun

konsep-konsep teoritis, melalui beberapa bacaan-bacaan yang tentunya

penulis anggap relevan dalam membantu terlaksana penelitian ini.

3.4 Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala

likert (Likert scale) dengan interval 1-5. Skala Likert didesain untuk menelaah

seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik

dengan susunan berikut (Sakaran, 2006) :


35

Penentuan nilai skala likert dengan menggunakan lima tingkatan jawaban

yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 3.2

Alternatif Pilihan Jawaban Kuisioner Penelitian

Keterangan (Pilihan) Skor


1. Sangat tidak setuju 1
2. Tidak Setuju 2
3. Kurang Setuju 3
4. Setuju 4
5. Sangat Setuju 5
Sumber: Sugiyono (2007:108) diadaptasi

Respons terhadap sejumlah item yang berkaitan dengan konsep atau

variabel tertentu, kemudian disajikan kepada tiap responden. Ini adalah skala

interval (interval scale) dan perbedaan dalam respons antara dua titik pada skala

tetap sama.

3.5. Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode MRA (Moderate Regression Analysis) atau sering

disebut juga moderated Hierarchical Regression Analysis (Liana 2009). Metode

ini membutuhkan dua buah persamaan regresi, yaitu yang pertama berisi interaksi

variabel-variabel utama dan yang kedua berisi interaksi variabel pertama dan
36

variabel moderasi. Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan dua

persamaan.

VD = α + 𝛽1 VI + 𝛽2 𝑉𝑀𝑂1 + e (Persamaan 1)

VD = α + 𝛽1 VI + 𝛽2 𝑉𝑀𝑂1 + 𝛽3 VI * 𝑉𝑀𝑂1 + e (Persamaan 2)

Notasi :

VD = Komitmen Organisasi (Variabel Dependen)

VI = Politik Organisasi (Variabel Independen)

𝑉𝑀𝑂1 = Dukungan Sosial (Variabel Moderasi (Z))

e = Kesalahan residu

𝛽1 = Koefisien regresi (x)

𝛽2 = Koefisien regresi (𝑍 )

𝛽3 = 𝑍 memoderasi Y

Goodness of fit dapat diidentifikasi pada efek moderasi dari kenaikan 𝑅 2

persamaan regresi yang berisi dengan variabel-variabel utama dan variabel

moderasi (persamaan 2) dari persamaan regresi yang hanya berisi dengan variabel

utama saja (persamaan 1). Selanjutnya indikator efek moderasi dapat

diidentifikasi koefisien 𝛽3 dari interaksi (VI*VMO) di persamaan 2 (Baron &

Kenny, 1986; Hartman & Moers, 1991; Podsakoff et al,. 1995; Aguinis, 1995).
37

3.6 Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini dibedakan

menjadi tiga kategori yaitu variabel bebas (Independent) untuk penelitian ini

adalah Politik Organisasional (X), Komitmen Organisasi(Y), Dukungan Sosial

(𝑍1 ) serta variabel terikat (dependent) yaitu Komitmen Organisasi (Y).

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.3

Operasional Variabel

Item
Definisi
No. Variabel Indikator Skala Likert Pertay
operasional
aan
Dependent
1. Komitmen Komitmen
Organisasi merupakan kondisi Komitmen 1-5 A1
psikologis yang afektif
menggambarkan
hubungan individu
dengan organisasi Komitmen 1-5 A2
dan mempunyai kontinuans
implikasi dalam
keputusan untuk
meneruskan atau
tidak
1-5 A3
keanggotaannya Komitmen
dalam organisasi normatif
(Allen dan Meyer)
dalam Natalia
(2010).
Independent
2. Politik Politik ditempat Perilaku politik
Organisasi kerja dipersepsikan atasan 1-5 B1
onal sebagai perilaku Perilaku politik
mementingkan diri teman kerja 1-5 B2
sendiri untuk
mencapai Kebijakan dan
kepentingan diri praktik-praktik
sendiri, mengambil 1-5 B3
dalam
kesempatan, organisasi
38

keuntungan dengan
mengorbankan
kepentingan pihak
yang lain dan
kadang-kadang
bertentangan
dengan kepentingan
organisasi atau unit
kerja. (Andrews
dan Kacmar,
Cavanagh et al.,
Cropanzano dan
Kacmar, Ferris dan
Kacmar) dalam
Fairuzzabadi et al
(2011) .
Moderating Variabel
4. Dukungan dukungan sosial Dukungan
social dapat didefinisikan emosional 1-5 D1
sebagai
ketersediaan Dukungan
bantuan baik itu penghargaan 1-5 D2
yang berasal dari
supervisor, rekan Dukungan
kerja, anggota instrumental 1-5 D3
keluarga, dan Dukungan
teman. (Rahim) informasional 1-5 D4
dalam Fadhilah
(2010)

Sumber: Tabel operasional variabel dibuat oleh penulis, 2012


39

3.7. Pengujian Hipotesis

Ha1 = Politik organisasional berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Ho1 = Politik organisasional tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Ha2 = dukungan sosial berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Ho2 = dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi.

Ha3 = dukungan sosial memoderasi hubungan antara politik organisasional

dan komitmen organisasi.

Ho3 = dukungan sosial memoderasi hubungan antara politik organisasional

dan komitmen organisasi.

3.7.1. Pengujian Secara Parsial (Uji-t)

Uji-t digunakan untuk menguji signifikasi konstanta dari setiap variabel

independen, apakah variabel Politik Organisasi (VI), Dukungan Sosial (VMO)

benar-benar berpengaruh secara parsial (terpisah) terhadap variabel Komitmen

Organisasional (VD). Bila thitung > ttabel dengan nilai signifikan dibawah 5%, maka

dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Jika thitung < ttabel dengan nilai signifikan

diatas 5% maka dapat disimpulkan variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.


40

3.7.2. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji secara simultan atau uji F dilakukan untuk melihat bagaimana secara

keseluruhan variabel independen itu apakah mempengaruhi variabel dependen

atau tidak. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan antara nilai Fhitung

dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > dari Ftabel, maka seluruh variabel independen

mempengaruhi variabel dependen ,dengan demikian hipotesis yang diajukan

adalah menerima Ha dan menolak Ho. Sebaliknya, jika Ftabel < Fhitung, maka

variabel-variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependennya secara

bersama-sama, dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah menerima Ho dan

menolak Ha, (Ghozali, 2005:98).

3.8. Analisis Faktor dan Uji Reabilitas

3.8.1 Analisis Faktor

Menurut Ghozali (2006) tujuan utama dari analisi faktor adalah

mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling

hubungan (kolerasi) antar sejumlah besar variabel (test score, test items, jawaban

kuesioner) dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi

dan sering disebut dengan faktor. Dengan analisis faktor, peneliti mengidentifikasi

dimensi suatu struktur dan kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap

variabel dapat dijelaskan oleh setiap dimensi.

Sedangkan menurut Ma’ruf (2005:75) analisis faktor adalah suatu teknik

statistik yang mengkolerasikan antara satu variabel dengan variabel lainnya, yang

bertujuan untuk mencari beberapa faktor (dimensi) yang tersirat dari sekelompok
41

variabel independen. Analisis faktor juga merupakan sebuah metode yang dapat

digunakan untuk mengurangi jumlah variabel. Suatu pengukuran analisis faktor

yang dikatakan baik dapat dilihat dari besarnya jumlah keseluruhan varians yang

dijelaskan oleh faktor tersebut. Lebih besar varians yang dapat dijelaskan, maka

lebih baik faktor berkenaan dan oleh karena itu, sebagian besar para peneliti hanya

menggunakan faktor dengan nilai Eigen (nilai jumlah varians dalam faktor) lebih

besar dari 1 (De Vaus, 2002) dalam Ma’ruf (2005:75). Penelitian ini didasarkan

kepada pemilihan faktor dengan derajat nilai Eigen minimum sebesar 1.

3.8.2 Uji Validitas Konstruk

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut,

Ghozali (2006). Misalkan kita ingin mengukur Autonomi seorang karyawan dan

karayawan itu diberi 4 (empat) pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus dapat

secara tepat mengungkapkan tingkat Autonomi. Jadi validitas ingin mengukur

apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat

mengukur apa yang hendak kita ukur.

Validitas konstruk dapat dinilai dari validitas konvergen dan validitas

diskriminan. Validitas konvergen adalah sejauh mana skala berkolerasi positif

dengan ukuran lain yang saling membangun. Semua langkah-langkah ini tidak

perlu diperoleh dengan menggunakan teknik skala konvensional (Malhotra, 1998)

dalam Ma’ruf (2005:95). Validitas diskriminan adalah mengukur sejauh mana


42

konstruk yang tidak berkolerasi dengan perbedaan lain dari yang seharusnya

dilakukan. Menunjukkan kurangnya hubungan antara konstruk yang berbeda

(Malhotra, 1998) dalam Ma’ruf (2005:95). Analisis faktor paling sering

digunakan dalam memastikan validitas konstruk, dan validitas konvergen dapat

dilihat pada muatan faktor yang cukup besar (>,7), dan pemilihan metode

Varimax dapat memastikan bahwa diantara konstruk berbeda secara signifikan

(validitas diskriminan). Menurut analisis faktor yang sudah dijalankan validitas

konstruk dapat dipertanggung jawabkan secara metodologi, logis dan teoritis.

3.8.3 Uji Reliabilitas

Penggunaan item-item pertanyaan sebagai indikator dari data variabel

penelitian mensyaratkan adanya suatu pengujian konsistensi melalui uji

reliabilitas, sehingga data yang digunakan tersebut benar-benar dapat dipercaya

atau memenuhi aspek kehandalan untuk di analisis lebih lanjut. Uji kehandalan

item pertanyaan dari kuesioner tersebut menggunakan uji reliabilitas internal dari

nilai Alpha. Uji ini hanya dilakukan satu kali pada sekelompok responden pada

masing-masing variabel. Ukuran reliabilitas dianggap handal berdasarkan pada

koefesien alpha 0,60 (Malhotra, 2003:305). Jika derajat kehandalan data lebih

besar dari koefesien alpha (α), maka hasil pengukuran dapat dipertimbangkan

sebagai alat ukur dengan tingkat ketelitian dan konsistensi pemikiran yang baik.

Anda mungkin juga menyukai