DosenPembimbing:
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp, ST., M.Kes
Oleh:
Ahmad Hijran Harish H1E114057
M.Nor Rahman
H1E114238
H1E114032
REKTOR UNLAM
WAKIL REKTOR 1
WAKIL REKTOR 2
WAKIL REKTOR 3
WAKIL REKTOR 4
NIP. 196001101986032001
NIP. 196401051990031023
NIP. 196707161992031002
MAHASISWA
MAHASISWA
MAHASISWA
M.NOR RAHMAN
H1E114238
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur atas
kehadiran Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum ini.
Syalawat beriring salam, penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW,
selaku inspirasi dari seluruh umat islam di dunia.
Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan
dan halangan , baik dalam struktur penulisan, penyampaian isi, penyusunan
kalimat dan pemakaian tanda baca, tapi berkat bantuan berbagai pihak sehingga
makalahobservasi epidemiologi ini dapat tersusun dengan baik, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp, ST ., M.Kes selaku
dosen mata kuliah Epidemiologi
2. Bapak selaku kepala puskesmas Guntung Payung Banjarbaru
3. Rekan rekan kelompok yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini
Penulis
DAFTAR ISI
Lembaran Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi .. ii
Bab I. Pendahulan .. 1
a.
b.
c.
d.
Latar Belakang .. 1
Rumusan Masalah . 2
Tujuan ... 2
Manfaat . 2
Definisi Epidemiologi .. 3
Macam Macam Epidemiologi ... 6
Ruang Lingkup ..... 8
Tujuan Epidemiologi .... 9
Manfaat Epidemiologi .. 10
Demam Berdarah Dengue .... 12
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab,
pengendalian, dan factor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dandistribusi
penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga
meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan, penyakit, atau masalah
kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan, usia, jenis kelamin, ras, geografi,
agama, pendidikan, pekerjaan,prilaku, waktu, tempat, orang. (Timmreck, 2005).
Penyakit merupakan salah satu gangguan kehidupan manusia yang telah
dikenal orang sejak dahulu. Pada tahap Hippocrates telah mengembangkan teori
bahwa timbulnya penyakit disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang meliputi
air, udara, tanah, cuaca, dan lain sebagainya. Namun demikian dalam teori tidak
dijelaskan bagaimana kedudukan manusia dalam interaksi tersebut, serta tidak
dijelaskan tentang faktor lingkungan bagaimana yang dapat menimbulkan
penyakit.
Pada kehidupan masyarakat Cina dikenal pula teori terjadinya penyakit yang
timbul karena adanya gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh manusia
(teorihumoral). Dalam teori ini dikatakan bahwa dalam tubuh manusia ada empat
macam cairan, yakni cairan putih, kuning, merah, dan hitam. Bila terjadi
gangguan.
keseimbangan tersebut, akan menimbulkan penyakit tertentu, (tergantung
pada jenis cairan mania yang bersifat dominan. Hingga hunt ml, Icon tersebut
masih merupakan dasar dalam sistem pengobatan Cina tradisional.
Kemudian berkembang teori terjadinya penyakit karena sisa makhluk hidup
yang mengalami pembusukan, sehingga meninggalkan pengotoran udara dun
lingkungan sekitarnya. Teori ini terutama pada abad pertengahan dan pada waktu
itu lebih mengarah pada kebersihan lingkungan terhadap sisa-sisa peninggalan
makhluk hidup. Contoh pengaruh teori tersebut adalah timbulnya penyakit malaria
yang di kira karena sisa-sisa pembusukan binatang dan tumbuhan yang ada di
rawa-rawa (malaria artinya daerah yang jelek) dan masih ada masyarakat yang
tetap menganut teori tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah itu Epidemiologi ?
2. Apakah itu Epidemiologi analitik ?
3. Bagaimana perbedaan Epidemiologi deskriptif dan Epidemiologi analitik?
4. Bagaimana hubungan Epidemiologi deskriptif dan Epidemiologi analitik ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi tentang Epidemiologi.
2. Mengetahui definisi tentang Epidemiologi analitik.
3. Mampu membedakan Epidemiologi deskriptif dengan Epidemiologi
analitik.
4. Dapat mengetahui hubungan Epidemiologi deskriptif dengan
Epidemiologi analitik.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui apa itu Epidemiologi.
2. Dapat mengetahui sumber penyakit dan penyebabnya.
3. Mampu menganalisis sebuah penyakit.
4. mampu mencegah/ menanggulangi sebuah penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran
penyakit dan determinannya pada manusia (MacMahon & Pugh, 1970). Distribusi
penyakit dapat digambarkan menurut orang (usia, jenis kelamin, dan ras), tempat,
dan waktu, sedangkan pengkajian diterminan penyakit mencakup penjelasan pola
penyebaran penyakit tersebut menurut faktor-faktor penyebarannya.
Istilah epidemologi berasal dari kata epi yang artinya atas, demos yang
artinya rakyat, dan logos yang artinya ilmu, sehingga epidemiologi dapat
dimaknakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi kepada
rakyat. Epidemiologi tidak terbatas membahas tentang wabah.
Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli :
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami
perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam
batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar
epidemiologi, beberapa diantaranya adalah :
1. Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian yang mengenai kelompok penduduk. Kelebihannya adalah
adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi
suatu penyakit.
banyaknya penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di
sini sudah mulai menentukan pembagian penyakit dan mencari penyebab
terjadinya pembagian dari suatu penyakit.
7. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ;
demos = people ; logos = science ). Istilah dari bahasa yunani.
8. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health
related states or events in specified population and the application of this study to
control of problems. Dapat diartikan bahwa epidemiologi adalah ilmu tentang
disribusi dan determinan peristiwa dalam populasi tertentu dan untuk
mengendalikan masalah tersebut.
9. Elizabeth Barrett
12.
14.
Lilienfeld ( 1977 )
1) Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi
deskriptif
adalah
epidemiologi
yang
1. Orang/Person
umur,
pekerjaan,
penghasilan,
jenis
golongan
kelamin,
etnik,status
kelassosial,
perkawinan,
perubahan
siklis,
perubahan sekuler.
3) Epidemiologi Analitik
Adalah epidemiologi yang menekankan pada pencarian
jawaban terhadap penyebab terjadinya frekuensi penyebaran
serta munculnya suatu masalah kesehatan. Dibagi dalam dua
kelompok :
1. Studi Observasional
2. Studi Eksperimental
2.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian epidemiologi mencakup :
-
epidemiologi,
sehingga
konsep,
teori,
dan
metodologi
yang
dapat
digunakan
sebagai
bahan
dapat
digunakan
untuk
menyusun
rencana
memotong
rantai
terjadinya
penyakit
tersebut.Selain
itu,
Komunitas
Kejadian-kejadian
yang
dapat
dapat
disusun
langkahlangkah
pencegahan
dan
danmelihat
perkembangan
masalah
tersebut
melalui
epidemiologi
memungkinkan
untuk
digunakan
dalam
albopictus. Di Indonesia penyakit ini dijumpai pertama kali pada tahun 1968 di
Kota Surabaya dan Jakarta. Kemudian penyakit ini menyebar bahkan beberapa
tahun terakhir sering terjadi kejadian luar biasa (KLB) Demam Berdarah
ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu penyakit ini
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang awalnya banyak menyerang anak
tetapi akhir-akhir ini menunjukkan pergeseran menyerang dewasa.
Salah satu dari 6 propinsi yang tercatat sebagai propinsi yang mengalami
peningkatan kasus atau KLB DBD, dimana IR tahun 2008 sebesar 15,69 per
100.000 penduduk dengan CFR sebesar 1,91% dan meningkat sebesar 29,30 per
100.000 penduduk dengan CFR sebesar 1,80% (Laporan P2B2, 2011). Data riset
kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 menyatakan prevalensi nasional DBD di
Indonesia adalah 0,62% dan di Kalimantan Selatan kasus DBD Klinis terdeteksi
dengan prevalensi 0,26 % (1, 3).. Kejadian DBD di Kotamadya Banjarbaru selalu
terjadi setiap tahun Di Kota Banjarbaru menurut data yang dihimpun dari Dinas
Kesehatan Kota Banjarbaru didapatkan trend kenaikan angka kejadian DBD.
Dengan melihat besarnya kasus DBD yang mempunyai kecendrungan
semakin berkembang dan semakain kompleks dimasa-masa mendatang seiring
terjadinya pergeseran wilayah dari daerah pedesaan yang dijadikan perkotaan
dikarenakan pembangunan, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan terhadap
Ae. aegypti sebagai vektor DBD
Angka kesakitan DBD di Indonesia cenderung meningkat, mulai 0,05
insiden per 100.000 penduduk di tahun 1968 menjadi 35,19 insiden per 100.000
penduduk di tahun 1998, dan pada saat ini DBD di banyak negara kawasan Asia
Tenggara merupakan penyebab utama perawatan di rumah sakit.
Perjalanan penyakit infeksi dengue sulit diramalkan. Pasien yang pada
waktu masuk keadaan umumnya tampak baik, dalam waktu singkat dapat
memburuk dan tidak tertolong. Sampai saat ini masih sering dijumpai penderita
DBD yang semula tidak tampak berat secara klinis dan laboratoris, namun
mendadak syok sampai meninggal dunia.
Penyakit demam berdarah merupakan salah satu masalah kesehatan utama
di kota Banjarbaru karena masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit ini.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang bersifat akut dan berpotensi
sebenarnya
terdiri
dari
dua
subspesies
yaitu
Aedes
aegypti
bahan
kimia
sintetis
beracun
dalam
konsentrasi
10-15%
pada kulit selama 8 jam (tidak larut dalam air) serta terserap secara sistemik ke
tubuh melalui kulit menuju sirkulasi darah. Hanya 10-15% yang dapat terbuang
melalui urin (MEDLINE dan DRUG REFERENCE, 2002). Dalam aturannya,
pemakaian hanya dibolehkan sekali dalam sehari dan tidak digunakan pada kulit
luka/di bawah baju karena dapat penetrasi ke dalam jaringan kulit. Suatu
penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Pediatric pada tahun 2003
menyatakan bahwa lotion yang mengandung 10% DEET hanya efektif dalam
waktu 2 jam, sedangkan yang mengandung 24% DEET hanya dapat bertahan
selama 5 jam. Di Indonesia lotion anti nyamuk yang mengandung DEET 10-15%
dan diklaim para produsennya (pada kemasan) dapat bertahan selama 6-8 jam.
Peraturan
Pemerintah
melalui
KOMISI
PESTISIDA
DEPARTEMEN
dan hanya 1,4% pada tahun 2000. Tahun 2001 dilaporkan 19.868 kasus dengan
angka kematian hanya 0,9%. Namun angka kematian penderita akibat demam
berdarah dengan renjatan (dengue shock syndrome) yang disertai dengan
perdarahan gastrointestinal hebat yang disertai dengan ensefalopati masih tetap
tinggi yaitu berkisar 22,5% sampai 61,5% (S Taufik.2007).
BAB III
PEMBAHASAN
Hasil dan Pembahasan
5. Data penderita penyakit DBD di Puskesmas Guntung Payung waktu
Januari 2016 - September 2016
No Kelurahan/Desa
J a n F e b Mar A p r Mei J u n J u l A g t S e p
201 201 201 201 201 201 201 201 2016
6
6
6
6
6
6
6
6
Kelurahan Guntung Payung 5
1 0 3
1
2 1 2 6 1 4 4
1 2 1 8 1 5 2
J u m l a h 5 2 7 0 4 4 1 2 4
Dari data yang diperolah diketahui bahwa selama bulan Januari 2016
September 2016, Kelurahan Guntung Manggis mempunyai penderita DBD
terbanyak.
a) Karakteristik Individu dengan Faktor
Karakteristik individu dengan faktor warga di Jalan Kasturi RT. 35
Kelurahan Syamsudin Noor dari 20 rumah yang diambil sampel dan di observasi
10 rumah (50%) individu tidak mengetahui gejala gejala demam berdarah dan 10
rumah (50%) mengetahui gejala gejala demam berdarah, hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan warga tentang DBD serta kurangnya sosialisasi dari
instansi terkait terhadap penanganan dan pencegahan terhadap penyakit demam
berdarah.
Perilaku warga juga mempengaruhi penyakit demam berdarah di Kelurahan
Syamsudin Noor Jalan Kasturi RT. 35 Martapura. Perilaku tersebut meliputi tata
cara pembuangan sampah yang salah sehingga menjadi sarang nyamuk demam
berdarah serta jarang menguras bak mandi.
b) Karakteristik Tempat
Karakteristik tempat untuk warga di Jalan Kasturi RT. 35 Kelurahan
Syamsudin Noor kurang baik, dikarenakan perumahan di Jalan Kasturi RT. 35
Kelurahan Syamsudin Noo rterdapat beberapa rumah yang memiliki gudang
terbuka yang menjadi sarang nyamuk demam berdarah. Kurangnya penyedian bak
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data observasi disimpulkan bahwa faktor lingkungan
berupa keberadaan wadah air , baik yang berada di dalam maupun di luar rumah
menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes sebagai vektor penyakit Demam
Berdarah Dengue, genangan air,sampah- sampah merupakan faktor yang sangat
berperan terhadap penularan ataupun terjadinya Kejadian Luar Biasa penyakit
Demam Berdarah Dengue
B. Saran
Disarankan agar ada penyuluhan gerakan menguras, menutup, dan
mengubur (3M) tempat air, penyuluhan rumah sehat, meningkatkan keterpaduan
monitoring tingkat kepadatan larva nyamuk Aedes dan pemberantasannya melalui
partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
repellent DEET.
http://www.epa.gov/pesticides/ factsheets/chemicals/deet.htm.
Fathi., dkk. 2005. Peran Faktor Lingkungan Dan Perilaku Terhadap Penularan
Demam Berdarah Dengue Di Kota Mataram.
Gbolade, A.A., A.O. Oyedele and O.L. Soyelu. 2.000.
Mosquito repellent
aromatic plants of
Ridha,. M. R,. Khairatun Nisa. Xxxx. Larva Aedes Aegypti Sudah Toleran
Terhadap Temepos Di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.Jurnal
Vektora Vol. III(2)
Roche, J.P. 2004. Dengue fever and dengue hemorrhagic fever. Insect Service,
Boston
College.
http://www.bc.edu/schools/cas/biology/research/
insect/dengue. 4 pp.
Rui, X., B. Donald and A. Arshad. 2003. Laboratory evaluation of eighteen
repellent compounds as oviposition deterrents of Aedes albopictus and
as larvacides of Aedes aegypti, Anopheles quadrimaculatus and Culex
quiquefasciatus. Agriculture
LAMPIRAN
Dokumentasi Observasi