Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daerah tropis dan subtropis, penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)
endemik yang muncul sepanjang tahun, terutama saat musim hujan ketika
kondisi optimal untuk nyamuk berkembang biak. Biasanya sejumlah besar
orang akan terinfeksi dalam waktu yang singkat (wabah) (InfoDATIN, 2016).
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh
kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan
dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2016).
Menurut data WHO (Word Health Organization) (2016) tahun 2015,
menyebutkan bahwa wabah demam berdarah tersebar di seluruh dunia.
Filipina melaporkan lebih dari 169.000 kasus dan Malaysia melebihi 111.000
kasus dugaan demam berdarah, meningkat 59,5% dan 16% dalam jumlah
kasus tahun sebelumnya. Diperkirakan 500.000 orang dengan dengue parah
memerlukan rawat inap setiap tahunnya, sebagian besar diantaranya adalah
anak-anak. Sekitar 2,5% dari mereka tidak dapat diselamatkan (meninggal
dunia).
Menurut Soedarto (2012) Indonesia adalah daerah endemis DBD dan
mengalami epidemik sekali dalam 4-5 tahun. Faktor lingkungan dengan
banyaknya genangan air bersih yang menjadi sarang nyamuk, mobilitas
penduduk yang tinggi dan cepatnya transportasi antar daerah, menyebabkan 2
sering terjadinya demam berdarah dengue. Indonesia termasuk dalam salah
satu Negara yang endemik demam berdarah dengue karena jumlah
penderitanya yang terus menurus bertambah dan penyebarannya semakin luas
(Sungkar dkk, 2010).
Kemenkes RI (2016) mencatat di tahun 2015 pada bulan Oktober ada
3.219 kasus DBD dengan kematian mencapai 32 jiwa, sementara November
ada 2.921 dengan 37 angka kematian, dan Desember 1.104 kasus dengan 31
kematian. Dibandingkan dengan tahun 2014 pada Oktober tercatat 8.149 kasus

1
dengan 81 kematian, November 7.877 kasus dengan 66 kematian, dan
Desember 7.856 kasus dengan 50 kematian. Kemenkes RI (2017) mencatat
sejak Januari hingga Mei tercatat sebanyak 17.877 kasus dengan 115
kematian. Angka kesakitan atau Incidence Rate (IR) di 34 provinsi di 2015
mencapai 50,75 per 100.000 penduduk, dan IR di 2016 mencapai 78,85 per
100.000 penduduk. Angka ini masih lebih tinggi dari target IR nasional yaitu
49 per 100.000 penduduk.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada anak dengan
gangguan DHF
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada anak dengan gangguan DHF
b. Mampu menegakkan diagnosa Keperawatan pada anak dengan
gangguan DHF
c. Mampu membuat Intervensi Keperawatan pada anak dengan gangguan
DHF
d. Mampu menerapkan Implementasi Keperawatan pada anak dengan
gangguan DHF
e. Mampu melakukan evaluasi serta dokumentasi yang baik dan benar
pada anak dengan gangguan DHF.

C. Manfaat Penulisan
1. Penulis
Semoga dengan adanya Asuhan Keperawatan DHF pada anak menjadi
suatu acuan serta memotivasi bagi penulis agar mampu meningkatkan
ilmu pengetahuan dan skill dalam bidang Keperawatan Anak.
2. Institusi AKPER Kesdam IM
Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan tentang Asuhan
Keperawatan Dasar pada seluruh Mahasiswa tentang DHF pada anak.

2
3

Anda mungkin juga menyukai