Anda di halaman 1dari 2

MU’JIZAT

Oleh: Fahmi Rahmatulloh Adzani

Pengertian Mu’jizat
Kata “mukjizat” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “kejadian
ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia”. Pengertian ini, mesti memiliki
beberapa persamaan, tapi ia tidak sama persis dengan pengertian kata tersebut dalam istilah
agama Islam. Kata “mukjizat” adalah bentuk isim fa’il (nama pelaku) dari kata ‫اَ ْع َج َز‬  (a'jaza)
yang berarti melemahkan atau menghilangkan kemampuan seseorang untuk mendatangkan
sesuatu, baik berupa pekerjaan, pendangan atau pemahaman.
Mukjizat secara istilah didefinisikan oleh para agama Islam antara lain, sebagai hal
atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal
serupa, namun mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu.

Pembagian I’jaz
1. I’jaz Balaghi
Sebagian Ulama’ mengatakan bahwa mukjizat Al-Qur’an adalah berita ghaib,
contohnya adalah Fir’aun yang mengejar Nabi Musa as, hal ini diceritakan dalam
Q.S.Yunus : 92.
Artinya : “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami” (Q.S.Yunus : 92).
Berita-berita ghaib yang terdapat pada wahyu Allah swt yakni Taurat, Injil,
dan Al-Qur’an merupakan mukjizat. Berita ghaib dalam wahyu Allah swt itu
membuat manusia takjub, karena akal manusia tidak mampu mencapai hal-hal
tersebut.

2. Al-I’jaz al-‘Ilmi
Yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan,yang mucul pada masa
kebangkitan ilmu dan sains di kalangan umat islam,contohnya dalam
surat al-anbiya’ ayat 30 yang membahas tentang tata surya;
‫ ْى ٍء‬A ‫ َّل َش‬A‫ٓا ِء ُك‬AA‫ا ِمنَ ْٱل َم‬AAَ‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰنَهُ َما ۖ َو َج َع ْلن‬ ِ ‫أَ َولَ ْم يَ َر ٱلَّ ِذينَ َكفَر ُٓو ۟ا أَ َّن ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
َ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
َ‫َح ٍّى ۖ أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬

3. I’jaz Lughowi
Menurut Shihab (dalam Rosihon Anwar, 2000 : 34) memandang segi-segi
kemukjizatan Al-Qur’an dalam 2 aspek, di antaranya adalah aspek keindahan dan
ketelitian redaksinya. Dalam Al-Qur’an dijumpai sekian banyak contoh
keseimbangan yang serasi antara kata-kata yang digunakan, yaitu :
a. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dan antonimnya.
b. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya atau makna yang
dikandungnya.
c. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah yang
menunjukkan akibatnya.

4. I’jaz Tasri’i
Al-Qur’an menetapkan perkara yang sangat dibutuhkan oleh manusia, yakni
agama, jiwa, akal, nasab (ketururan) dan harta benda. Di antara lima perkara ini
disusun sanksi-sanksi hukum yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Ini
dapat dilihat dalam fiqh Islam, yaitu yang bersangkutan dengan jinayat dan
huduud. “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
masing-masingnya itu seratus kali dera.” (Q.S.An-Nur : 2).
*QS. Al Baqarah (2) : 198*

198. Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Ma
*syari* lharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk
orang-orang yang sesat.
DAFTAR PUSTAKA

https://anwarzein205.blogspot.com/2016/04/ijaz-al-quran.html

Anda mungkin juga menyukai