Dosen Pengampu:
SANDI SETIADI, S.E.,M.M
Disusun Oleh:
Abdullathif Assidiq (0222117)
Mela Kamelia (0222103)
Mia Adila Herdianti (0222104)
Muhammad Reza Juliansyah (0222111)
Salma Ramadani (0222114)
PRODI MANAJEMEN
STIE PGRI SUKABUMI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Swt, Karena berkat
rahmat dan karunia serta Ridha-Nya sehingga makalah dengan berjudul
‘Mengapa Pancasila Merupakan Sistem Filsafat?’ dapat selesai. Makalah ini
dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Pendidikan Pancasila.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
1.3 TUJUAN...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 MENELUSURI KONSEP DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT............................................................................................3
2.2 MENANYA ALASAN DIPERLUKANNYA KAJIAN PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT..........................................................................4
2.3 MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIS
TENTANG PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT..............................9
2.4 MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN
TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT......................14
2.5 MENDESKRIPSIKAN ESENSI DAN URGENSI PANCASILA
SEBAGAI SISTEM FILSAFAT........................................................................15
2.6 RANGKUMAN TENTANG PENGERTIAN DAN PENTINGNYA
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
KESIMPULAN..................................................................................................18
SARAN..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHUALAN
iv
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
manusia telah mengembangkan teknik untuk memperoleh
ketentraman dan kenikmatan. Akan tetapi, pada waktu yang sama,
manusia merasa gelisah dan cemas karena mereka tidak mengerti
secara pasti apa arti hidup dan arah mana yang harus mereka ambil.
Kedua, melalui kerja sama dengan displin ilmu lain, filsafat
memainkan peran yang sangat penting dalam membimbing
manusia mencapai keinginan dan aspirasinya. Dengan demikian,
manusia dapat memahami pentingnya peran filsafat dalam
kehidupan bermasyarakat.
vii
terdapat dalam karya Notonagoro yang berjudul Pancasila Ilmiah
Populer, beliau menganalisis nilai-nilai Pancasila berdasarkan
pendekatan substansialistik filsafat Aristoteles.
viii
kemandirian masing-masing, tetapi dengan menekankan kesatuan
yang mendasar dan ketertarikan dalam relasi-relasi. Sedangkan
menurut Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss dalam Theories
of Human Communication, berpendapat bahwa ontologi adalah
filsafat tentang sifat makhluk hidup.
ix
priori. Sedangkan kaum empirisme menyatakan bahwa
pengalaman inderawi adalah sarana dan sumber pengetahuan,
dengan demikian pengetahuan bersifat a posteriori. Sebagaimana
yang sering dikatakan Soekarno, Pancasila merupakan
pengetahuan yang sudah tertanam dalam pengalaman kehidupan
rakyat Indonesia sehingga Soekarno hanya menggali dari bumi
pertiwi Indonesia. Namun, pengetahuan dapat muncul sebelum
pengalaman, yakni ketika menetapkan Pancasila sebagai dasar
negara untuk mengatasi keberagaman. Sehingga, hal ini
mencerminkan tingkatan pengetahuan yang disebut a priori.
x
b. Sila kedua berasal dari pengalaman sadar mereka yang telah
ditindas selama berabad-abad oleh kolonialisme.
c. Sila kedua bermula dari pengalaman atas kesadaran bahwa
pembagian yang dilakukan oleh penjajah Belanda melalui
kebijakan Devide at Impera menimbulkan konflik diantara
masyarakat Indonesia.
d. Sila keempat berasal dari budaya masyarakat Indonesia yang
telah mengenal secara turun-temurun dalam mengambil
keputusan berdasarkan semangat musyawarah.
e. Sila kelima bersumber dari prinsip-prinsip yang berkembang
dalam masyarakat Indonesia dan tercermin dalam sikap gotong
royong.
xi
tanggung jawab. Sila ketiga mengandung nilai solidaritas dan
kesetiakawanan. Sila keempat mengandung nilai demokrasi,
musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar. Sila kelima mengandung
nilai kepedulian dan gotong royong.
xii
komitmen terhadap penertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial serta pemuliaan
hak-hak asasi manusia dalam suasana kekeluargaan kebangsaan
Indonesia.
xiii
2.3.2 Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Sistem Filsafat
xiv
negara pada 22 Mei 1958 menegaskan tentang kedudukan
Pancasila sebagai Weltanschauung dapat mempersatukan bangsa
Indonesia dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari disintegrasi
bangsa. Selanjutnya, pada kuliah umum Soekarno membahas sila-
sila Pancasila sebagai berikut:
xv
penjajahan, dan para pejuang yang telah gugur dalam
memperjuangkan kemerdekaan.
xvi
halnya dengan Burung Garuda, diterima sebagai simbol oleh
bangsa Indonesia melalui proses panjang.
xvii
a. Pertama, kapitalisme, yaitu aliran yang meyakini bahwa
kebebasan pemilik modal untuk mengembangkan usahanya
dengan tujuan meraih keuntungan sebesar-besarnya
merupakan upaya untuk menyejahterakan masyarakat.
Salah satu bentuk tantangannya, yaitu meletakkan
kebebasan individual secara berlebihan sehingga dapat
menimbulkan dampak positif, seperti monopoli, gaya hidup
konsumerisme, dan lain-lain.
b. Kedua, komunisme adalah sebuah paham yang munncul
sebagai reaksi atas perkembangan kapitalisme sebagai
produk masyarakat liberal. Komunisme merupakan aliran
yang meyakini bahwa kepemilikan modal dikuasai negara
untuk kemakmuran rakyat secara merata. Salah satu bentuk
tantangannya ialah dominasi negara yang berlebihan
sehingga dapat menghilangkan peran rakyat dalam
kehidupan bernegara.
xviii
b. Hakikat sila kemanusiaa adalah manusia monopluralis,
yang terdiri dari 3 monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa
dan raga), sifat kodrat (makhluk individu dan sosial),
kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan
makhluk Tuhan Yang Maha Esa).
c. Hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan.
d. Hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah.
Dalam artian keputusan yang diambil dalam semangat
musyawarah dan mufakat.
e. Hakikat sila keadilan meletakkan Pancasila sebagai aliran
atau objek yang distributif, legal, dan komutatif. Keadilan
distributife adalah keadilan bersifat dikaji oleh aliran-aliran
filsafat lainnya. Keadilan legal adalah kewajiban Pancasila
sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran filsafat lainnya.
Keadilan komutatif adalah keadilan antara ector warga
negara.
xix
melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan sektor
perekonomian.
d. Keempat, Pancasila sebagai filsafat dapat menjadi way of
life sekaligus way of thinking bangsa Indonesia untuk
menjaga keseimbangan dan konsistensi antara Tindakan
dan pikiran.
xx
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
xxi
DAFTAR PUSTAKA
xxii