Anda di halaman 1dari 2

Dosen Pengampuh : Eka Nur Jannah, S.Pd, M.Pd.

Kemlompok 2 : 1. Kamila Jihan (4122036)

2. Ainan Salsabila (4122023)

3. Fatkhur Rohman (4122030)

4. Mochammad Haris Afifudin (4122020)

TRAGEDI KANJURUHAN DARI SUDUT PANDANG KORBAN


Pada Sabtu (1/10/2022), terjadi kerusuhan pasca pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema
FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Kerusuhan yang terjadi pasca pertandingan sepak bola
antar Arema FC vs Persebaya, terjadi karena penyelenggara liga sepak bola nasional yang tidak
professional, tidak memahami tugas dan peran masing-masing, serta saling melempar tanggung jawab
pada pihak lain. Sikap dan kejadian seperti ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dalam
penyelenggaraan kompetisi sepak bola nasional, sehingga dibutuhkan langkah-langkah perbaikan secara
drastis namun terukur untuk membangun peradaban baru dunia sepak bola nasional.

Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya menyisakan luka dalam bagi
dunia sepak bola Tanah Air. Banyak pecinta sepak bola Indonesia yang patah hati. Sebanyak 135 korban
tewas dalam tragedi tersebut. Yang salah satu pemicu jatuhnya korban adalah tembakan gas air mata
yang diarahkan ke tribun penonton. Penonton lantas berlari dan berebut keluar dari stadion kemudian
menyebabkan mereka berdesak-desakan, saling menginjak hingga bertaruh nyawa agar bisa keluar
dengan selamat.

Dikisarkan korban luka dan meninggal Kanjuruhan mencapai 448 orang. Menko PMK Muhajir
Effendy menyampaikan hasil akhir pendataan korban tragedi Kanjuruhan. Dia menyebutkan 448 orang
yang menjadi korban dalam peristiwa itu baik yang meninggal maupun yang mengalami luka-luka. “Hasil
akhir dari korban yang sudah diverivikasi semua pihak termasuk polri dan penyelenggara ada 448
korban,” ujarnya usai melakukan rapat koordinasi di Pendopo Panji, Kepanjen, Malang, Minggu malam
(2/10/2022). Muhajir merinci dari 448 korban itu sebanyak 302 orang diantaranya mengalami luka
ringan dan 21 orang luka berat. Sementara 125 orang meninggal dunia. “Dengan penjelasan ini saya
harap tidak ada lagi spekuasi,” kata beliau.

Korban berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Korban luka-luka maupun meninggal dunia
merupakan supporter Arema FC dan 2 polisi. Mereka tidak hanya berasal dari Malang Raya, ada juga
korban yang berasal dari daerah lainnya. Seperti Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Magetan, Jombang,
dan Probolinggo. Masih banyak kemungkinan korban lainnya pun berasal dari daerah lain. Salah satu
korban jiwa Tragedi Kanjuruhan adalah remaja asal Jombang, Muhammad Irsyad Aljuned (17). Jenazah
pelajar kelas 12 SMK itu dimakamkan di makam Islam Dusun Mernung Lor pukul 16.15 WIB. Kepala
Dusun Mernung Lor Iswandi mengatakan Irsyad berangkat ke Malang bersama adiknya untuk menonton
pertandingan Arema FC vs Peserbaya tepatnya pada Sabtu (1/10/2022) pagi. Irsyad menonton
pertandingan bersama 2 saudara sepupunya. “Irsyad nonton bersama dua saudara sepupunya, satu
perempuan dan satu laki-laki. Dua sepupunya juga menjadi korban meninggal,” terangnya.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang ini juga berimbas pada rusaknya kendaraan. Rusaknya
13 mobil, belasan mobil tersebut terdiri dari mobil polisi dan mobil pribadi. “13 mobil yang rusak,” ujar
kapolda Jatim Nico Afinta kepada wartawan di Porles Malang, minggu (2/10/2022).

Dilansir detikJatim, Raffi Atha Dziaulhamdi (14) salah satu suporter Arema FC yang menjadi
korban tragedi Kanjuruhan kondisi terkini masih mengalami mata memerah sejak terkena langsung
tembakan gas air mata.. Dokter spesialis mata RS Mata Undaan, dr Dini Dharmawidiarini SpM(K)
menjelaskan kondisi tersebut. Mata memerah di sklera atau putih-putih mata biasanya subkonjungtiva
bleeding, yaitu pendarahan dibawah selaput lender mata.

Penyembuhannya bisa membutuhkan waktu satu sampai dua minggu. Jika sangat luas dan
sangat banyak bisa sampai satu bulan. "Kalau yang konteksnya merah karena pendarahan di bawah
selaput bisa sembuh sendiri, tapi lama dengan diberi obat tetes itu bisa membantu supaya darahnya
terserap. Tapi kalau yang terkena korneanya hitam mata harus pakai obat, kalau dibiarkan saja, tidak
bisa," terang Dini kepada detikJatim, Senin (10/10/2022).

Dini juga menyebutkan, dampak fatal bila mata terkena gas air mata adalah kebutaan hingga
kehilangan bola mata. "Jika membekas kekeruhan kornea, karena membekas lukanya tajam, penglihatan
terganggu. Kalau ada infeksi sekunder yang tidak bisa tertangani itu bisa sampai akses kornea, selain
berdampak pada kebutaan kalau yang berat sekali selain buta bisa kehilangan bola mata atau meleleh
korneanya. Tapi itu sangat jarang, kecuali infeksi berat," ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai