Prolog
"Anak kecil menangis, perempuan pingsan, jeritan di mana-mana, semua
berbondong-bondong keluar, tapi pintu 13 ditutup, pintu 14 dibuka, cuma satu pintu. Di
kamar mandi pintu 13 yang ditutup, saya lihat dua orang laki-laki tergeletak tidak bernyawa,
mungkin kekurangan oksigen, berdesak-desakan dan juga gas air mata” demikian ungkapan
dari salah satu penonton pertandingan sepak bola antara tim Arema dan Persebaya.
Tragedi kelam sepak bola Indonesia yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang,
pada Sabtu, 1 Oktober 2022, menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Pasalnya, insiden pasca pertandingan sepak bola tersebut menyebabkan lebih dari
100 nyawa meninggal dunia, sementara ratusan korban lain mengalami luka-luka. Tak heran
jika kejadian ini disebut sebagai tragedi kemanusiaan paling hitam di era modern. Di samping
ucapan belasungkawa dan rasa simpati yang mengalir tak putus-putus, masyarakat turut
menuntut agar kasus ini bisa diusut hingga ke akar. Terlebih, terdapat banyak dugaan
kelalaian pada pihak-pihak bertanggung jawab yang terlibat dalam kasus ini, seperti
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indoneisa (PSSI), PT. Liga Indoneisa Baru, Panitia pelaksana
Pertandingan, hingga Aparat kepolisian.
Kamis, 6 Oktober 2022, Update korban terbaru: total 574 orang (131 meninggal
dunia, 377 korban luka, 66 orang masih dalam perawatan). Total 4 Aremania dijemput polisi
setelah tragedi, tetapi semua telah dipulangkan. Perwakilan Supporter Sepak Bola Seluruh
Indonesia menemui Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk meminta
keadilan bagi korban yang meninggal. Komnas HAM sebut terdapat dugaan kuat pelanggaran
HAM pada Tragedi Kanjuruhan. Polri umumkan 6 tersangka di tragedi Kanjuruhan. Jumat, 7
Oktober 2022, Saksi-saksi Kasus Kanjuruhan meminta perlindungan dari lembaga
perlindungan saksi dan korban (LPSK). 20 Polisi disebut langgar kode etik di Kanjuruhan.
Media internasional lagi-lagi soroti gas air mata yang berlebihan. Sabtu, 8 Oktober 2022,
FIFA, AFC dan Pemerintah Indonesia akan membangun standar keamanan di seluruh stadion
di Tanah Air. Presiden Jokowi klaim FIFA tak jatuhkan sanksi ke sepak bola nasional.
Minggu, 9 Oktober 2022, Total ada 714 korban yang terluka dan meninggal dunia dalam
kasus Kanjuruhan. Dalam mengawal tuntasnya perkara ini, maka FIFA akan bangun kantor di
Indonesia untuk mengawal transformasi sepak bola nasional. Senin, 10 Oktober 2022, Polri
menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa yang disebabkan gas air mata. Seluruh jajaran
Polresta Malang bersujud seraya meminta maaf atas peristiwa Kanjuruhan yang
menewasakan ratusan orang. Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo memindah tugaskan
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta ke Staf Ahli Bidang Sosial Budaya Kapolri.
Kadiv Humas Polri mengatakan, bahwa gas air mata di Kanjuruhan ada yang kadaluarsa
sejak 2021. Persis Solo menjadi tim pertama yang ajukan tuntutan kepada pihak
berwenang imbas tragedi Kanjuruhan. Selasa, 11 Oktober 2022, Beberapa korban gas air
mata kanjuruhan, mengalami kerusakan pada bagian mata yang cukup serius. Mabes Polri
bantah penggunaan gas air mata sebagai penyebab ratusan orang meninggal. 19 orang Saksi
dan Korban kasus Kanjuruhan, ajukan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban.
Rabu, 12 Oktober 2022, Korban meninggal Kanjuruhan bertambah menjadi 132
orang. Ketua Panpel Arema tuntut Ketum PSSI Mochamad Iriawan ikut bertanggung jawab.
PSSI, PT LIB, Broadcaster, dan Pihak Kepolisian, saling tuduh soal jam main malam
Arema vs Persebaya. Kamis, 13 Oktober 2022, Komnas HAM sebut miras yang dituding
milik Aremania di Kanjuruhan adalah produk UMKM berupa Obat Sapi dan bukan minuman
oplosan seperti klaim Kadiv Huma Polri Irjen Dedi Prasetyo. Oknum yang mengaku penjual
dawet dalam rekaman suara viral memberi klarifikasi bahwa statementnya tidak benar. Iwan
Bule dan PSSI akhirnya meminta maaf secara resmi soal Tragedi Kanjuruhan. PSSI bentuk
Iurisdiksi Teologi Moral - 2022 |4
Satgas Transformasi Sepak Bola. Bupati Malang, M Sanusi ajukan Rp580 Miliar untuk
pemugaran Stadion Kanjuruhan.
Jumat, 14 Oktober 2022, TGIPF umumkan hasil temuan lapangan dalam laporan
berisi 124 halaman. TGIPF menyampaikan bahwa penyebab kematian massal utama
disebabkan oleh gas air mata. Mahfud MD menjelaskan kalau fakta Tragedi Kanjuruhan lebih
mengerikan daripada yang beredar di media. Ada 9 poin rekomendasi TGIPF. Salah satunya
menyarankan Ketum PSSI dan seluruh Eksko PSSI mundur. Sabtu, 15 Oktober 2022,
TGIPF desak Polri selidiki aparat dan suporter yang bertindak berlebihan di Kanjuruhan.
Liga 1 mungkin digulirkan kembali pada akhir bulan November mendatang. Selasa, 18
Oktober 2022, Andi Setiawan, salah satu korban tragedi Kanjuruhan dinyatakan wafat pukul
13.00 WIB, setelah dirawat selama 17 hari ICU RS Saiful Anwar, Kota Malang. Total korban
meninggal akibat Tragedi Kanjuruhan menjadi 133 orang. Presiden FIFA temui Jokowi di
Istana Negara untuk membahas masalah ini. Jokowi mengatakan bahwa Stadion Kanjuruhan
akan diruntuhkan dan akan dibangun kembali sesuai standar FIFA. FIFA akan berkantor di
Indonesia sampai waktu yang belum ditentukan.
Rabu, 19 Oktober 2022, Kapolda Jawa Timur mengatakan bahwa autopsi korban
Kanjuruhan batal karena keluarga tidak berkenan. Rekonstruksi kejadian kanjuruhan
berlangsung, tapi tiada peragaan penembakan gas air mata ke tribun. Rekomendasi TGIPF
meminta supaya Anggota PSSI harus mundur, ditolak. Alasannya, KLB hanya bisa diajukan
anggota PSSI. Kamis, 20 Oktober 2022, Survei LSI menyampaikan bahwa mayoritas
masyarakat menilai polisi dan penyelenggara liga sebagai pihak paling bertanggung jawab.
Komnas HAM temukan PSSI tidak larang penggunaan gas air mata di stadion. Jumat, 21
Oktober 2022, Setelah 20 hari dirawat, Reyvano Dwi Afriansyah menjadi korban meninggal
ke 134 Tragedi Kanjuruhan. Rekaman CCTV di Stadion Kanjuruhan Malang dikabarkan
menghilang ketika diperiksa Komnas HAM. Senin, 24 Oktober 2022, Total korban
meninggal di Kanjuruhan bertambah menjadi 135 orang.
Analisa
1. Tanggung Jawab PSSI
PSSI sebagai penanggung jawab utama dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya
memiliki porsi tanggung jawab yang lebih besar dari seluruh pihak yang terlibat. Kedudukan
PSSI mendapatkan otoritas kewenangan yang signifikan pada keseluruhan turnamen mulai
dari perencanaan hingga berlangsungnya kegiatan. Mulai dari pelibatan perusahaan hingga
pengkondisian pihak keamanan saat laga berlangsung. Pokok ini perlu mendapatkan
Iurisdiksi Teologi Moral - 2022 |5
penjelasan yang terbuka terkait Standar Operasional dan Prosedur dari kedua tim yang
bertanding. Bagaimana fungsi pengawasan PSSI dalam mengawal kesuksesan laga tersebut?
Malahan Arema FC dan Persebaya sudah dikenal sebagai ‘musuh bebuyutan’, laga keduanya
selalu diwarnai ketegangan dan intrik, baik sesama pemain maupun kedua supporter. Selain
itu, bagaimana SOP PSSI dalam penunjukan pelaksana teknis kegiatan (PT. LIB)? Sejauh
mana PSSI terlibat dalam kontrol terhadap PT. LIB? Mencermati permasalahan ini, maka
sebenarnya bukan hanya faktor keamanan saja yang menjadi pemicunya tetapi juga faktor
keuntungan finansial yang bisa menjadi pemicu terjadinya tragedi tersebut. Seberapa besar
pertimbangan keamanan laga dibandingkan pertimbangan keuntungan? Menurut Adam Smith
(1723-1790) yang dikutip oleh Heilbroner (1919-2005) pandangannya soal ekonomi: “bukan
berkat kemurahan tukang daging, pembuat bir atau tukang pembuat roti kita dapat makan
siang, akan tetapi karena mereka memperhatikan kepentingan pribadi mereka. Kita berbicara
bukan kepada rasa kemanusiaan mereka, melainkan kepada cinta mereka kepada diri mereka
sendiri dan janganlah sekali-kali berbicara tentang keperluan-keperluan kita, melainkan
tentang keuntungan-keuntungan mereka.”
laga sesuai jadwal semula. Dalam hal ini, pihak kepolisian tentu saja memiliki pertimbangan
mengapa jadwal pertandingan minta dipercepat, termasuk informasi dari intelijen di
lapangan. Pemberitahuan percepatan jadwal dan pertimbangan keamanan tertuang dalam
surat yang ditandatangani langsung Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat tertanggal 18
September 2022. Selain itu, keterangan Menkopolhukam, Mahfud MD sebenarnya sejak
sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul
teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah
penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang. Tapi usul-usul itu
tidak dilakukan oleh Panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap
dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000. Artinya, sudah ada
antisipasi dini yang dilakukan oleh pihak kepolisian sebelum laga dimulai.
Kendati demikian, penanganan massa sesaat pertandingan usai juga perlu diusut tunta
oleh Kapolri. Apakah penanganannya sudah sesuai SOP dalam kepolisian? Misalnya, SOP
soal larangan penggunaan gas air mata dalam stadion oleh FIFA mengingat hal serupa pernah
terjadi dalam sejarah kelam persepakbolaan di dunia. Tapi mengapa dilanggar oleh
kepolisian? Kejadian yang sama pernah dilakukan, dan berujung pada tragedi yang sama dan
kepolisian Indonesia tidak mengantisipasi bahkan melanggar SOP tersebut. Menurut
berbagai sumber, bahwa Sebagian besar korban meninggal dikarenakan sesak nafas akibat
gas air mata dan patah tulang karena terinjak oleh suporter lain karena panik. Untuk itu,
Kapolri perlu menginvestigasi kejadian tersebut sambil tetap berempati atas meninggalnya
dua prajurit kepolisian. Hal yang sama juga perlu dilakukan oleh Panglima TNI, mengingat
keterlibatan anggotanya dalam pengamanan laga. Dibanyak video yang beredar, tampak
sejumlah anggota TNI menyerang suporter tanpa mengindahkan SOP pengamanan, yaitu
tindakan hanya bisa dilakukan jika mengancam keselamatan TNI atau Polisi.
keterangan dari berbagai pihak. Seperti keterangan dari pihak kepolisian yang sudah
memberikan peringatan potensi ganguan keamanan, tapi tidak diindahkan. Kemudian,
kapasitas stadion yakni 38.000 orang, tapi tiket yang dicetak jumlahnya mencapai 42.000,
sehingga melebihi kapasitas stadion 4.000 orang. Selanjutnya, kepolisian meminta agar
laganya dipercepat pukul 15:30 untuk mengantisipasi kepadatan penonton. Tetapi yang
terjadi sebaliknya LIB tetap dengan keputusan awal yakni pukul 20:00 untuk
memaksimalkan jumlah penonton. Faktor ini sungguh krusial karena pada waktu demikian
orang-orang sudah pulang kerja dan ditambah lagi itu adalah malam minggu. Fenomena
tersebut semakin menguatkan hipotesis bahwa LIB lebih memperhitungkan variabel
keuntangan dari pada mempertimbangkan variabel keamanan. Pandangan yang bisa
dikemukakan ialah ada persoalan mendasar pada etika bisnis dalam LIB yang kapitalistik
yang akhirnya mengorbankan ratusan korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan. Menjadi jelas
bahwa tendensi keuntungan adalah hal utama yang dikejar penyelenggara. Dibandingkan
kemaslahatan banyak orang, keuntungan finansial menjadi prioritas yang dikejar.
Meaning
1. Tragedi Yang Lemah Penegakan Hukumnya
Di Indonesia kasus yang melibatkan suporter sering kali terjadi. Apalagi jika
pertandingan dilakukan antar-tim dengan labelisasi “musuh bebuyutan”. Hal yang
mencengangkan dalam peristiwa Kanjuruhan adalah korban terbanyak justru terjadi saat
pertandingan tidak dihadiri oleh suporter lawan main. Kerusuhan yang berawal dari
ketidakpuasan atas hasil pertandingan, seketika menjadi tak terkendali. Kesiapan dan
kemampuan penyelenggara pertandingan dan penanganan oleh aparat keamanan tentu yang
pertama menjadi sorotan. Jumlah penonton dan kapasitas stadion, antisipasi manajemen
risiko kerusuhan, aliran masa saat darurat, dan sistem keamanan adalah faktor yang harus
menjadi perhatian. Tidak boleh abai sedikit pun. Berkaca dari stadion kelas dunia yang ada di
London, sebagai kiblat sepak bola dunia, petugas menerapkan kontrol demikian ketat bagi
pengunjung.
Misal, aturan penggunaan tas yang dibawa mesti sesuai standar tak boleh terlalu besar. Selain
itu, jadwal dan jam pertandingan juga menjadi faktor yang harus diwaspadai. Terlepas dari
korelasi dengan rating prime time media. Pertandingan malam hari di saat penonton terlalu
lama menunggu dan banyak yang datang dari jauh dengan fasilitas dan bekal seadanya, bisa
menjadi pencetus tersendiri. Penegakan hukum adalah sebuah keharusan, apalagi telah jatuh
begitu banyak korban. Tetapi mencari akar penyebab secara ilmiah dan praktis kenapa
Iurisdiksi Teologi Moral - 2022 |8
peristiwa itu terjadi adalah hal sangat penting agar peristiwa ini tidak terulang. Pendekatan
humaniora, analisis sosiologis, budaya dan karakter penonton harus dipelajari saksama.
Pendekatan humanis aparat, pembinaan secara berkesinambungan komunitas suporter oleh
PSSI dan pemerintah daerah setempat adalah variable lain yang harus dilakukan. Pembinaan
dan pengembangan sepak bola tanah air tidak cukup hanya menyentuh klub dan pemain.
Tetapi juga ekosistem pendukungnya, yaitu para suporter. Sehebat apa pun sepak bola kita,
jika kerusuhan dan korban jiwa selalu terulang, maka disrupsi akan terus terjadi.
Memberi spirit kepada setiap orang, dan generasi masa depan kita bahwa harus menjadi
pemenang adalah penting. Tetapi mengajari mereka untuk siap kalah secara sportif juga sama
pentingnya. Sikap para suporter sebagai pendukung dan sahabat tim di kala menang atau pun
kalah, dan menyikapi lawan main dengan sportifitas, menjadi kunci pertandingan berkualitas.
Kondisi ini juga akan semakin meningkatkan moral dan spirit para pemain karena merasa
didukung penuh.
wacana. Keluarga sebagai unit terkecil yang paling memengaruhi sikap individual juga harus
mengambil peran. Karena bagaimanapun, keluarga adalah sekolah kehidupan pertama bagi
setiap individu.
Epilog
Tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi kemanusiaan paling menakutkan yang terjadi di
dunia sepak bola dunia. Pihak-pihak yang terlibat dan lalai dalam tragedi Kanjuruhan,
Malang harus dievaluasi. Malahan masing-masing harus diberi sanksi sesuai proporsi dan
Undang-Undang yang berlaku. Peristiwa ini perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan,
terutama pihak-pihak yang berkepentingan dan berwenang dalamnya. Perlu dicatat, bahwa
mata dunia terfokus pada tragedi Kanjuruhan, Malang. Reputasi Indonesia dalam kanca
persepakbolaan dunia telah tercoreng, khususnya dalam pengelolaan turnamen. Pihak
keamanan adalah salah satu unsur yang paling bertanggung jawab. Yang harus dipegang
teguh bahwa yang terpenting dalam pengamanan adalah keselamatan nyawa manusia.
Terkhusus PT. LIB, sanksi tegas untuk korporasi ini adalah pemutusan kontrak karena telah
lalai mengutamakan aspek kemanusiaan di atas perhitungan keuntungan. Bukan hanya LIB,
tapi seluruh korporasi di Indonesia seyogahnya belajar dari tragedi ini, bahwa keuntungan
bukan satu-satunya yang terpenting dalam ekonomi. Menurut Karl Polanyi (1957) bahwa
ekonomi tidak cukup hanya dilihat dari kalkulatif keuntungan saja, tapi harus
mempertimbangkan aspek-aspek sosial, budaya dan lingkungan manusia yang disebutnya
sebagai ekonomi subtantif. Artinya, etika dan moral dalam perilaku ekonomi menjadi
variabel penting untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan. Menempatkan kemanusiaan di
atas keuntungan adalah refleksi yang sangat berharga dari tragedi Kanjuruhan, Malang.
Alasan dan faktor penyebab terjadinya tragedi ini bisa diurai satu persatu, tapi tak dapat
mengembalikan nyawa orang-orang yang telah meninggal. Mereka pernah bernama dan
sepenuhnya bernyawa.
Referensi:
Danartikhanya, Anindya. “Mendengar Cerita dari Saksi Hidup Tragedi Kanjuruhan” (dikutip
dalam https://www.bola.net/indonesia/mendengar-cerita-dari-saksi-hidup-tragedi-
kanjuruhan-943458.html).
Lumbanrau, Raja Eben. “Tragedi Stadion Kanjuruhan: Menit-menit mematikan, jeritan,
tergeletak pingsa, tak bernyawa, di tengah lautan asap gas air mata, cerita para saksi
dari sejumlah tribun,” (dikutip dari https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
63118080).
I u r i s d i k s i T e o l o g i M o r a l - 2 0 2 2 | 11
Prabowo, Muhamad Aras. “Refleksi Tragedi Kanjuruhan: Antara Kemanusiaan dan Etika
Bisnis”. (dikutip dari https://publika.rmol.id/read/2022/10/06/549856/refleksi-tragedi-
kanjuruhan-antara-kemanusiaan-dan-etika-bisnis).
Redaksi CXO Media. “A Sampai Z hingga fakta terkini Kasus Kanjuruhan”. (dikutip dari
https://www.cxomedia.id/general-knowledge/20221005164141-55-176445/a-sampai-
z-hingga-fakta-terkini-kasus-kanjuruhan).
Ramli, Ahmad, Prof. “Tragedi Kanjuruhan, Penegakan Hukum, dan Pendidikan
Humaniora”. (terkutip
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/04/09205961/tragedi-kanjuruhan-
penegakan-hukum-dan-pendidikan-humaniora).